840 likes | 2.38k Views
Soil Transmitted Helminth. Kartika Ishartadiati. Soil Transmitted Helminth. Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui siklus perkembangan di tanah Yang termasuk STH adalah : Ascaris lumbricoides Cacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
E N D
Soil Transmitted Helminth Kartika Ishartadiati
Soil Transmitted Helminth • Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui siklus perkembangan di tanah • Yang termasuk STH adalah : • Ascaris lumbricoides • Cacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma duodenale • Trichuris trichiura • Strongyloides stercoralis
Ascaris lumbricoides • Nematoda usus terbesar yang hidup dalam tubuh manusia • Penyakit : Ascariasis • Tersebar secara kosmopolitan • Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis dengan kelembaban tinggi, sanitasi hygiene yang kurang baik • Di negara berkembang, 1 dari 4 orang terinfeksi.South east Asia 73 %, Afrika 12 %, Amerika Tengah / Selatan 8 % • Prevalensi di Indonesa; 60-90% Terutama di daerah tertinggal dan daerah kumuh • Kematian jarang terjadi kecuali terdapat penyumbatan usus
Ascaris lumbricoides = round worm • Nama dalam bahasa Indonesia : cacing gelang / cacing gilig • Hospes definitif : manusia • Penyakitnya disebut : Askariasis • Habitat / predileksi : lumen usus halus • Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized) • Penularan: peroral (tertelan telur infektif)
Morfologi • Telur : mempunyai 4 tipe yaitu : • Dibuahi ( fertil/fertilized egg ) • Matang / berembryo (berisi larva) • Tidak dibuahi (infertil/unfertilized egg) • Decorticated (dapat fertil maupun infertil)
Telur Ascaris lumbricoides • Telur yang dibuahi Fertilized egg - bulat lonjong - ukuran 45-70 x 35-50 mikron • dinding telur tebal dan transparan tdd 3 lapis ; . Lipoidal vitelline membrane . Lapisan glikogen . Lapisan albuminoid • kuning kecoklatan • telur matang berisi larva KTantular
Telur Ascaris lumbricoides • Telur berembrio/ matang/infektif • Telur decorticated
Telur Ascaris lumbricoides Telur yang tidak dibuahi (unfertilized egg) • bentuk lebih lonjong • lapisan albuminoid lebih tipis • ukuran 88-94 x 40-50 mikron Cacing betina dapat memproduksi telur sampai 200.000 telur/hari. KTantular
Morfologi • Dewasa : • Silindris • Jantan panjangnya 10-31 cm • Betina panjangnya 22-35 cm • Putih kecoklatan atau kuning pucat • Tubuh tertutup kutikula yang halus bergaris-garis tipis • Mulut mempunyai 3 buah bibir ( 1 dorsal dan 2 subventral) • Jantan : ujung posterior runcing dengan ekormelengkung ke arah ventral, dilengkapi 2 buahspicula (spiculum) berukuran 2 mm dan banyak papil-papil kecil. • Betina: ujung posterior membulat dan lurus
Cacing dewasaAscaris lumbricoides Sumber: CDC
Telur tertelan bersama makanan/minuman /kontaminasi tangan di dalam usus halus, dinding telur pecah larva keluar penetrasi dinding usus pembuluh darah jantung paru oesophagus tertelan lagi sampai usus halus dewasa jantan dan betinaperlu waktu 60 - 75 hari
Bila keadaan lingkungan sekitar telur baik , seperti :- tanah liat, kelembaban > 80%, cukup O2- tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung- temperatur 22-23º Cdalam waktu 3 minggu telur menjadi infektif bagi manusia.Telur dapat bertahan sampai beberapa tahun.
Epidemiologi • Infeksi pada anak umur 5-9 tahun > dewasa. • Akibat bermain tanah yang mengandung telur, mengkontaminir tangan, makanan, mainan mereka. • Memakan sayur mentah yang kurang bersih dicuci.
Patologi dan Gejala Klinik Bila jumlah cacing sedikit ( 10-20 ekor ) tidak menimbulkan gejalaKelainan yang ditimbulkan akibat : 1. migrasi larva (4-16 hari setelah menelan telur) 2. cacing dewasa (6-8 minggu setelah menelan telur)
Akibat Migrasi Larva • Trauma/ perdarahan dalam jaringan paru . Reaksi radang disekitar larva . Peningkatan mukus di bronchus, spasme • Sensitisasi pada host, allergi, serangan asthma • Demam • Batuk dengan sputum bercampur darah, sesak, urticaria Sindrom Loeffler Pada pemeriksaan darah : sel Eosinophil meningkatPada pemeriksaan auskultasi : wheezing dan ronchi
Akibat Cacing Dewasa • Habitat cacing dewasa di dalam lumen usus halus menghisap makanan dari host • Gejala klinik tergantung dari : . jumlah cacing / berat ringannya infeksi . keadaan umum penderita • Faktor yang menimbulkan gejala : . Faktor mekanis, karena gerak cacing dewasa . Faktor khemis, karena produksi metabolik dari cacing Gejala: rasa tidak enak pada perut, diare, kolik, anoreksia, gejala keracunan, oedema, appendicitis • Cacing dewasa dapat keluar spontan melalui anus, mulut bersama muntahan
Akibat Migrasi Cacing Dewasa Migrasi cacing dewasa mencapai organ lain, menimbulkan gejala akut seperti : . Ileus, obstruksi usus . Perforasi usus, cacing menembus dinding usus . PeritonitisKomplikasi sering dijumpai pada anak-anak
Diagnosa • telur dalamtinja : dari hapusan langsung / cara konsentrasi • larva dalam sputum : gastric washing • anamnesa yaitu keluarnya cacing dewasa melalui mulut, hidung, anus
TerapiAlbendazole (Albenza) : 400 mg single doseMebendazole (Vermox) : 200 mg per oral, 3 hariPyrantel pamoateIvermectin LevamisolPencegahanPerbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan.Pengobatan penderita / sumber infeksi.
CACING TAMBANG = Hookworm • 2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale dan Necator americanus • Penyakitnya disebut : ancylostomiasis/necatoriasis • Hospes definitif : manusia • Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum • Bentuk infektif : larva filariform
Distribusi geografis & epidemiologi • Kosmopolitan terutama di daerah tropis dan subtropis. • Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang. • Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif (filariform) yang menembus kulit.
Morfologi Telur Hookworm • bulat lonjong • kulit terdiri dari 1 lapis hyaline yang transparan • ukuran 57-76 µm x 35-47 µm
Morfologi Larva • Rhabditiform Gemuk, tidak infektif, panjang 250µ • Filariform Langsing, infektif, 600µ
Morfologi cacing dewasa • Berbentuk silindrik & bengkok, putih kelabu, kecil . betina :9-13 x 0,4-0,6 mm . jantan : 5-11 x 0,3-0,45 mm • Cuticula cukup tebal • Ujung ekor : . betina runcing . jantan terdapat bursa copulatrix, organ seperti payung yang ditegakkan oleh ruji-ruji dari chitine yang susunannya khas untuk tiap spesies.Di dalam bursa terdapat 2 buah spiculae yang langsing panjang.
Perbedaan Morfologi Cacing Dewasa Ancylostoma duodenale • Arah kepala : mengikuti lengkung tubuh (huruf c) • Letak vulva :di posterior pertengahan tubuh • Rongga mulut : di bagian ventral, mempunyai 2 buah gigi yang hampir sama besar di tiap sisi • Bursa copulatrix : melebar, ruji dorsal bercabang tiga Necator americanus • Berlawanan lengkung tubuh ,spt menengadah ke atas spt bentuk kail (huruf s) • Di anterior pertengahan tubuh • 2 buah lempeng pemotong semilunar di ventral, 2 buah yang agak kecil di dorsal • Memanjang dan bulat, ruji dorsal pendek bercabang dua
Siklus Hidup Hookworm Telur dikeluarkan bersama tinja waktu 1-2 hari pada kondisi optimal menetas larva rhabditiform (bersifat aktif, pendek gemuk, mencari makan dari debris) 5 hari larva filariform (langsing, non feeding, infektif bagi manusia) menembus kulit pada dorsum pedis /kulit tangan ( pekerja tambang/petani ) pembuluh darah jantung paru-paru menembus alveoli disebut “ lungmigration ” oesophagus usus halus cacing dewasa. Waktu yang diperlukan mulai dari infeksi sampai menjadi dewasa sekitar 5-6 minggu. Kondisi optimal :- tanah bersifat lepas (pasir), pertukaran hawa/oksigen- kelembaban cukup, suhu 23–30ºC- tidak terkena matahari langsung
Cacing menempelkan diri dan menggigit sebagian mukosa usus halus sambil menghisap darah hospes dibantu dengan adanya antikoagulan yang disekresi cacing. • Jumlah darah yang dihisap dapat dideteksi dengan radioisotop Cr 51, . pada Ancylostoma duodenale perhari : 0,2 ml . pada Necator americanus perhari : 0,034 ml
Jumlah telur yang dihasilkan oleh . Ancylostoma duodenale 20.000 /hari . Necator americanus 10.000/hari • Jangka waktu ketahanan hidup . Ancylostoma duodenale 6 -8 tahun . Necator americanus 4 -5 tahun
Gejala Klinis 1. Karena migrasi larva 2. Karena cacing dewasa
Gejala karena migrasi larva • Gejala pada kulit akibat penembusan larva, mengakibatkan dermatitis lokal, inflamasi, berupa erythematous, papula, vesikel dengan oedema lokal. “ground itch”. Bisa berlangsung sampai 2 minggu. Sering terjadi infeksi sekunder. • Gejala akibat larva di jaringan paru, nyeri tenggorokan, batuk, mirip gejala pharyngitis. • Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi
Gejala karena cacing dewasa • Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi • Gejala anemia , terjadi secara perlahan sesuai infeksi yang menahun Anemia gizi besi, hipochromic micrositikFaktor yang berperan sebelum timbul anemia:- jumlah cacing tambang / intensitas infeksi- cadangan zat besi penderita- nutrisiPatokan untuk menentukan terjadinya anemia :Pada wanita dan anak-anak, beratnya infeksi dengan hitung telur per gram tinja = 2000, sedang pada laki dewasa = 5000Anemia yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik maupun mental.
Diagnosa • Secara klinis : berdasar anmnesa dan gejala • Secara Laboratoris : • Spesimen :Feces menemukan adanya telur • Spesimen :Darah adanya gambaran anemia hipokromik mikrositer
Terapi • Mebendazol (Vermox), 2x100mg selama 3 hari berturut-turut • Pyrantel pamoate (Combantrin), dosis tunggal 10-20mg/kgBB
Pencegahan • Pengobatan penderita. • Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin. • Anjuran memakai alas kaki pada daerah endemis.
Strongyloides stercoralis • Nama dalam bahasa Indonesia : cacing benang • Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis • Hospes definitif : manusia dan hewan • Habitat / predileksi : cacing betina pada mucosa duodenum dan jejunum; cacing jantan JARANG ditemukan di dalam hospes (?) • Bentuk infektif : larva filariform
Distribusi geografis • Di daerah tropis dan subtropis, daerah panas dengan kelembaban tinggi.
Telur • Jarang ditemukan di tinja • Morfologi menyerupai telur Hookworm • Menetas di dalam tubuh host dan keluar bersama tinja sebagai larva rhabditiform
Larva Strongyloides stercoralis Larva rhabditiform: - pada faeces Larva filariform: - langsing panjang - ekor bercabang
Cacing dewasa • Cacing dewasa bentuk parasitik :C. Betina : - kecil langsing, tak berwarna (2,2 x 0,04 mm) - cuticula striated - buccal cavity pendek - oesophagus silindris panjang • Cacing dewasa bentuk free living :C. betina : panjang 1mm, uterus berisi telurC. jantan : panjang 0,7 mm, ekor lancip membengkok ke ventral, dan terdapat spiculae
Siklus Langsung(Paracitic cycle) Larva filariform di tanah kontak melalui kulit / mulut menembus kulit sirkulasi darah jantung paru kapiler pembuluh darah alveoli oesophagus usus halus dewasa jantan & betinaDari larva untuk mencapai paru 3 – 13 hariAuto infeksi : Larva filariform dapat penetrasi kulit perianal pada , - penderita dengan higiene jelek - konstipasi - defekasi dibersihkan dengan tissue
Siklus Tidak Langsung(Free Living Cycle) Larva rhabditiform keluar bersama dengan tinja :a. pergantian kulit 2x larva filariformb. pergantian kulit 4x di tanah tumbuh menjadi dewasa jantan & betina fertilisasi telur larva rhabditiform
Gejala Klinis • Disebabkan oleh larvaa. kelainan pada kulit : creeping eruption seperti pada Ancylostoma (berupa garis lurus, sifat lebih progresif ). Gejala : dermatitis, urticariab.larva dalam paru : pneumonitis gejala : demam,batuk + sputum mukopurulen, dyspnea / sesak, urticaria c. pada intestine : ulcus pepticum, malabsorbsi, perdarahan gastrointestinal
Gejala Klinis … 2. Disebabkan oleh cacing dewasa a. infeksi ringan : asimptomatik, mual, muntah, nyeri perut, diare ringan b. infeksi berat : gejala-gejala lebih jelas, diare berat, dehidrasi, kolik
Diagnosa • Sampel (specimen ) : feces ditemukan adanya larva rhabditiform Biakan feces 3 hari menjadi larva filariform dan cacing dewasa free living