330 likes | 1.05k Views
Pendidikan Agama Islam dalam Masalah Lingkungan Hidup. Waryono Abdul Ghafur Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Disampaikan dalam Lokakarya Guru-Guru Agama: Tantangan Bersama Agama-agama untuk Menciptakan Sikap Hidup Ramah Lingkungan, Interfidei, 8 Juni 2008.
E N D
Pendidikan Agama Islam dalam Masalah Lingkungan Hidup Waryono Abdul Ghafur Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Disampaikan dalam Lokakarya Guru-Guru Agama: Tantangan Bersama Agama-agama untuk Menciptakan Sikap Hidup Ramah Lingkungan, Interfidei, 8 Juni 2008
Titik Tolak Pendidikan dalam Islam • ATM: Alam, Tuhan dan Manusia • Alam: • Pendidikan adalah proses dan usaha mencari pengalaman dan perubahan yang dikehendaki sesuai dengan konteks alam yang mengelilinginya. • Alam itu berubah secara dinamis sesuai dengan hukumnya. • Alam adalah teman terbaik bagi manusia dan alat terbaik bagi kemajuannya. • Di alam berlaku hubungan sebab-akibat • Allah adalah pencipta alam.
Lanjutan • Tuhan: • Allah adalah sumber pengetahuan • Allah telah mempersiapkan dan menyediakan modal untuk kehidupan manusia sesuai dengan kejadiannya • Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk mengubah nasibnya dengan ikhtiyar
Lanjutan • Manusia • Manusia adalah makhluk yang termulia (QS. al-Isra>’[17]: 70 • Semua manusia lahir dalam keadaan fithri (Hadis) • Manusia tercipta dengan ah{sani taqwi<m (QS.at-Ti<n [95]:4) • Manusia adalah makhluk pedagogis/makhluk educandum yang membawa potensi dapat dididik dan mendidik (QS. ar-Ru<m [30]: 30) • Dalam pertumbuhannya, dipengaruhi oleh faktor warisan dan lingkungan (Hadis) • Ada perbedaan antara manusia satu dengan lainnya (QS. al-An’a>m [6]: 165, al-Baqarah [2]: 247, an-Nah{l [16]: 71)
Lanjutan 7. Manusia tercipta dari asal yang sama (QS. an-Nisa>’ [4]: 1) 8. Manusia sebagai hamba Allah (QS. adz-Dzariat [51]: 56 dan khalifah-Nya (QS.al-An’a>m [6]: 165 dan al-Baqarah [2]:30) 9. Semua manusia menerima perjanjian primordial (QS.al-A’ra>f [7]: 172) 10.Terlibat dalam drama kosmis (QS. A<li ‘Imra>n [3]: 195): a. Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas surga (QS. al-Baqarah [2]: 35)
Lanjutan b. Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari setan (QS. al-A’ra>f [7]: 20) c. Sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerima akibat jatuh ke bumi (QS. al-A’ra>f [7]: 22) d. Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni oleh Allah (QS. al-A’ra>f [7]: 23) e. Setelah di bumi keduanya mengembangkan keturunan, saling melengkapi dan saling membutuhkan (QS. al-Baqarah [2]: 187) 11. Berpotensi meraih prestasi (QS. al-Baqarah [2]: 35, al-A’ra>f [7]: 20, Ali Imran: 195, an-Nisa’: 124, an-Nah{l: 97 dan Gha>fir [40]: 40)
Bagaimana Hubungan Manusia dengan alam: Cermati lagu berikut • Lihat kebunku • Penuh dengan bunga • Ada yang merah dan ada yang putih • Setiap hari kusiram semua • Mawar melati semuanya indah
Lagu itu Mengajarkan apa? • Prinsip etika pemeliharaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang seimbang dan berkelanjutan • Penuh dengan bunga: merah dan putih (pemeliharaan keanekaragaman hayati) • Kusiram semua (Pemeliharaan yang berkelanjutan) • Mawar melati semuanya indah (estetika alam: innalla>ha jami<<>lun yuh{ibbul jama>l)
Pandangan al-Qur’an terhadap alam dan hubungannya dengan manusia • Firman Allah dalam al-Qur’an lebih banyak ditujukan kepada manusia dan tingkah lakunya dan bukan ditujukan kepada Tuhan. • Sudah sejak 14 abad yang lalu, al-Qur’an berbicara mengenai “daur ulang” lingkungan hidup yang sehat lewat angin, gumpalan awan, air, hewan, tumbuh-tumbuhan, proses penyerbukan bunga, dan buah-buahan yang saling terkait dalam satu kesatuan ekosistem (lihat QS. al-Baqarah [2]: 22,164, ar-Rum [30]: 48, al-Mu’minun [23]: 18 dan al-Hijr [15]: 22). • Al-Qur’an menegaskan bahwa Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu tidak sia-sia (QS. Ali Imran [3]: 191) dan melarang manusia untuk berbuat kerusakan di bumi (QS. al-A’raf [7]: 56 dan 85). Dua penegasan ini mengandung makna keseimbangan dalam memelihara atau pelestarian lingkungan.
Bagaimana Kondisi Alam Sekarang? • Bumi gonjang-ganjing dan alam makin panas • Meningkatnya gas rumah kaca yang berdampak pada meningkatnya pemanasan global (glibal warming) • Pemanasan global berakibat kepada meningkatnya suhu permukaan bumi yang mempengaruhi perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. • Perubahan iklim yang ekstrim mengakibatkan terganggunya hutan, pertanian, perikanan dan ekosistem lainnya.
Lanjutan • Pemanasan global juga mengakibatkan mencairnya gunung es di kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, dan akhirnya berdampak buruk pada negara kepulauan (tenggelam dan hilang) • Krisis air (pencemaran air)dan krisis air bersih • Banjir bandang • Kekeringan yang panjang • Kebakaran hutan • Polusi udara • Hujan asam • Longsor
Menagapa Terjadi Krisis Lingkungan? • Bermula dari penolakan (negation) terhadap hakikat ruh dan penyingkiran ma’nawiyah (spiritualitas) secara gradual dalam kehidupan manusia. • Sejak kapan dan dari mana asalnya? Asal muasalnya di Barat sejak Renaisans yang selanjutnya pada abad 19 menyebar ke berbagai belahan bumi. • Sejak masa Renaisans, manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas, yang independen dari Tuhan dan alam.
Lanjutan • Manusia membebaskan diri dari Tatanan Ilahiah (Divine Oerder) untuk selanjutnya membangun tatanan antropomorfis –tatanan yang semata-mata berpusat pada manusia. • Manusia menjadi tuan atas nasibnya sendiri (master of his destiny) yang mengakibatkannya terputus dari spiritualitasnya. • Manusia modern mencoba hidup dengan roti semata (live by bread alone); bahkan berupaya “membunuh” Tuhan dan menyatakan kebebasan dari kehidupan akhirat.
Akibatnya Apa? • Kekuatan dan daya manusia mengalami eksternalisasi. • Dengan eksternalisasi ini manusia kemudian “menaklukkan” dunia secara tanpa batas. • Manusia menciptakan hubungan baru dengan alam melalui proses desakralisasi alam itu sendiri. • Dalam kerangka hubungan baru ini, alam dipandang tak lebih daripada sebagai objek dan sumber daya yang perlu dimanfaatkan dan dieksplorasi semaksimal mungkin.
Lanjutan • Manusia memperlakukan alam sama dengan pelacur; mereka menikmati dan mengeksploitasi kepuasan darinya tanpa ada rasa kewajiban dan tanggungjawab apa pun.
Bagaimana Pendidikan kita sekarang? • Desain Pendidikan