E N D
‘hey wiant kuliah mana?’ ‘eh iyah, aku kuliah di unair’ ‘wah keren kuliah unair hebat hebat! Jurusan apa?’ ‘ahh biasa ajah kok, faktor keberuntungan ajah ini mah. Ilmu sejarah aku’ ‘ooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ilmu sejarah’ Yah itulah sedikit gambaran ketika orang disekitar saya mengetahui jurusan kuliah yang saya ambil, mereka meng-underestimated-kan ilmu sejarah, kata mereka ilmu sejarah bisa apa, kerja apa, yahhhh pandangan sempit orang primitif. Tapi ketika saya berhadapan dengan orang yang berwawasan luas, akan beda tanggapan mereka ‘wiant kuliah mana?’ ’unair, ilmu sejarah’ ’wah bagus itu, prospek kerjanya luas, keren, gak salah pilih kamu’ ’eh iyah makasih, emang udah niat di ilmu sejarah ini mah’ ‘jangan dengerin kata orang yang negative, kamu sendiri yang ngejalanin, bukan mereka’ ‘nuhun atuh’ Kuliah di ilmu sejarah bukanlah suatu hal yang memalukan bagi saya, justru sesuatu yang membanggakan bagi saya. Saya harus menentang orang tua saya demi impian saya masuk di ilmu sejarah, dan pada akhirnya saya dapat diterima di jurusan yang saya idamkan. Disaat kebanyakan teman saya masuk di ilmu sejarah karena kecelakaan atau karena terpaksa atau bahkan hanya mencari gelar, saya masuk di ilmu sejarah karena minat dan bakat, di otak saya telah tergambar prospek masa depan yang saya impikan. Bahwa ketika saya memutuskan untuk memilih ilmu sejarah sebagai program studi saya, saya telah memiliki gambaran tentang prospeknya. Saya masuk ilmu sejarah, ikut UKM sinematografy, nyalurin bakat buat bikin film