500 likes | 1.12k Views
Kekuatan Iman Iman membimbing kita untuk berdakwah kepada Allah SWT Istiqomah di jalan dakwah Contoh dan keteladanan di jalan dakwah Keteladanan dari Rasululllah, para sahabat, tabi’in dan salafus shaleh, hingga ulama-ulama kontemporer. Keteladanan dalam kebaikan bermuara pada Rasulullah.
E N D
Kekuatan Iman • Iman membimbing kita untuk berdakwah kepada Allah SWT • Istiqomah di jalan dakwah • Contoh dan keteladanan di jalan dakwah • Keteladanan dari Rasululllah, para sahabat, tabi’in dan salafus shaleh, hingga ulama-ulama kontemporer.
Keteladanan dalam kebaikan bermuara pada Rasulullah. ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab [33] : 21) • Puncak kebaikan umat ini apa pada tiga kurun generasi pertama, yaitu generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Rasulullah bersabda,“Sebaik-baiknya abad adalah abadku, kemudian abad berikutnya, kemudian abad berikutnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Setiap seratus tahun, Allah akan membangkitkan pada umat ini orang atau generasi yang akan membangkitkan dan memperbaharui semangat ke-Islaman. “Sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini pada setiap satu abad orang yang memperbarui urusan agamanya.” (HR Abu Dawud, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)
Dan orang-orang yang terus berjalan bersama dakwah dan istiqamah menyampaikan Islam adalah orang-orang yang mulia. Mereka itu para dai yang mendapatkan petunjuk Allah dan karunia yang besar. • Mereka itulah para qiyadah (pemimpin) dakwah dan mereka itulah yang memberikan keteladanandalam dakwah. Sebaliknya, mereka yang berhenti dari jalan dakwah, tertipu olah gemerlapnya dunia, tidak berhak menyandang gelar sebagai dai, apalagi qiyadah dakwah.
“Ad da’watu satamsyi binaa au bighoirina“ Dakwah akan berjalan dengan kita atau tanpa kita
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS 46 : 13 – 14) • Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. (QS 29 : 2 – 4) • Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (QS 47 : 31)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS 49 : 15) • Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS 5 : 35) • Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS 29 : 69)
Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS 9 : 24)
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS 31 : 15) • Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. (QS 33 : 28)
Akan tetap ada sekelompok dari umatku yang melaksanakan perintah Allah (jihad), tidak membahayakan bagi mereka orang-orang yang menelantarkan atau menentang mereka hingga hari kiamat dan mereka senantiasa nampak di antara manusia (HR Bukhori dan Muslim [Muttafaqun alaih])
Riwayat Hidup Muhammad Kamaluddin As Sananiri • Lahir : Kairo, 11 Maret 1918 • Beliau dibesarkan di keluarga yang berkecukupan • Mengenyam pendidikan di tingkat dasar dan menengah. • Tahun 1934 bekerja di Departemen Kesehatan di bagian Penanggulangan Penyakit Malaria
Riwayat Hidup • Tahun 1938, beliau dipecat dari Departemen Kesehatan • Setelah dipecat, beliau berencana meneruskan kuliah di Universitas Amerika, jurusan Farmasi, agar dapat bekerja di Apotik Al Istiqlal milik ayahnya.
Riwayat Hidup • Tapi salah seorang tokoh agama berhasil meyakinkannya agar tidak berangkat ke Amerika, sebab ada beberapa kerugian menyangkut keberadaanya di Amerika. • Lalu, beliau membatalkan kepergiannya, padahal telah menyiapkan perbekalan dan menuju Iskandariah untuk berangkat ke Amerika dengan kapal laut.
Riwayat Hidup • Tahun 1941, beliau bergabung dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin. Karena paham, ikhlas, dan dinamis, beliau lebih menonjol di kalangan anggota-anggota Ikhwan seusianya. Bahkan beliau mendapat banyak tugas.
Riwayat Hidup • Ayahnya wafat dengan meninggalkan keluarga yang terdiri dari seorang ibu, tiga anak laki-laki, dan tiga anak perempuan. Karena itu, ia menjadi pengganti ayahnya, memberikan belanja kepada keluarga. Demikianlah, akhirnya beliau memikul tugas dakwah dan keluarga. Tapi, beliau ridho dengan apa yang telah ditentukan Allah untuknya dalam berusaha memenuhi kebutuhan keluarga, dan tetap aktif di kegiatan-kegiatan dakwah.
Riwayat Hidup • Beliau sangat perhatian terhadap masalah Palestina, Mesir, dan masalah-masalah dunia Islam lainnya. Sebagai konsekuensinya, tugasnya bertambah, aktivitasnya semakin banyak, dan pengorbanan yang diminta pun besar. Beliau tidak sempat berpikir untuk membeli rumah dan perabotannya, karena sering bepergian ke berbagai tempat. Beristirahat sebentar dan makan beberapa suap di rumah saudari tertuanya, setelah itu pergi lagi untuk meneruskan aktivitasnya. Ia orang yang tidak suka menunda-nunda amal sore untuk dikerjakan di pagi harinya.
Riwayat Hidup • Tanggal 28 Februari 1954, tejadi demonstrasi menuju Istana Abidin untuk menyerukan kemerdekaan yang telah dipasung dan dirampas Abdun Nasir dan kaki tangannya, dan untuk memberitahu dunia tentang hukum yang berlaku di Mesir, dan apa yang diinginkan tokoh-tokoh revolusi terhadap Mesir dan rakyatnya
Riwayat Hidup Demonstrasi yang diikuti ratusan ribu massa ini dikomandani oleh Abdul Qodir Audah. Dalam demontrasi ini, Muhammad Kamaluddin As Sananiri berperan dalam menata dan mengkoordinir demo besar tersebut. Tragisnya, demo ini dihujani peluru, sehingga banyak demonstran yang syahid.
Riwayat Hidup • Setelah demo tersebut (28 Februari 1954), kaki tangan penguasa selalu memata-matai aktivis yang menjadi koordinator demo yang di antaranya adalah Muhammad Kamaluddin As Sananiri. Beliau dimata-matai selama 8 bulan, ditangkap, dan mahkamah lelucon menjatuhkan hukuman kerja paksa hampir selama 19 tahun. Beliau ditangkap bulan Oktober 1954 dan dibebaskan dari tahanan pada Januari 1973.
Riwayat Hidup • Dalam masa penahanan sebelum disidang, beliau mendapat penyiksaan keji, sehingga salah satu telinganya cidera. Karena itu, beliau dipindahkan ke Rumah Sakit Al ‘Aini. Keluar dari penjara beliau memuji Allah karena telinganya yang cidera dapat mendengar lebih baik daripada yang tidak cidera. Saudara ipar dari istrinya yang dicerai juga masuk penjara bersama beliau. Ketika ia menyaksikan siksaan keras yang menimpa Muhammad Kamaluddin As Sananiri, ia bengong dan hilang akal, sehingga dibawa ke rumah sakit saraf.
Riwayat Hidup • Ibu dan saudari tertua Muhammad Kamaluddin As Sananiri selalu menghadiri mahkamah lelucon yang mengadili beliau tahun 1954. Pada sidang pertama sang ibu tidak mengenali putranya, karena perubahan fisiknya akibat siksaan. Sang ibu bertanya kepada anak (putri)nya, “Mana saudaramu?” Putrinya menjawab, “Dia yang ada di kurungan itu!” Sang ibu berkata, “Bukan, wahai putriku. Apakah ibumu sudah rabun, sehingga tidak mengenalnya?” Tubuh Muhammad Kamaluddin As Sananiri sangat kurus, sehingga pakaiannya menjadi longgar. Thoghut Mesir mencukur rambut dan jenggotnya, merontokkan rahang dan menciderai telinganya, sehingga sang ibu tetap bersikeras bahwa yang disidang bukan anaknya.
Riwayat Hidup • Pada masa penahanan yang panjang, Muhammad Kamaluddin As Sananiri melangsungkan pernikahan dengan wanita mulia Aminah Quthb, saudari kandung Sayyid Quthb. Keduanya baru dapat berkumpul bersama setelah beliau keluar dari penjara tahun 1973. Beliau tidak dikaruniai keturunan dari pernikahan tersebut, karena usia Aminah sudah lebih dari lima puluh tahun.
Riwayat Hidup • Setelah hukum penjara ditetapkan, selain beliau pribadi yang mengalami penderitaan – berupa gelapnya jeruji besi, ganasnya cambukan cemeti, dan dijemur di bawah terik matahari yang membakar, ditempatkan di padang pasir yang membara, serta disuruh berjalan di pasir panas tanpa alas kaki dan lainnya – keluarga beliau juga mendapat tekanan.
Riwayat Hidup • Tekanan kepada keluarga ditujukan kepada ibu dan istri beliau. Ketika sang ibu yang telah berusia tujuh puluhan tahun menangis dan memintanya agar bersikap lunak, menulis dua baris kalimat dukungan kepada Abdun Nasir, dan mengajukan permohonan maaf kepada pemerintah (Abdun Nasir), beliau menjawab, “Bagaimana nasibku di hadapan Allah, apabila saya mengirimkan surat itu kepada Abdun Nasir, kemudian saya mati? Apakah Ibu ridho saya mati dalam keadaan musyrik?” Kaki tangan Abdun Nasir menekan keluarga sang istri agar memaksa istri beliau minta cerai. Beliau memberi pilihan kepada istrinya untuk tetap menjadi istrinya atau bercerai. Istrinya menitikkan air mata dan berkata, “Saya pilih tetap menjadi istrimu, wahai kekasihku!”
Riwayat Hidup • Beliau dibebaskan pada Januari 1973. Setelah bebas, beliau banyak melakukan da’wah dan jihad baik di Mesir sendiri maupun di negara lain. Kisah tentang lawatannya ke negara-negara Arab dan Islam yang sangat panjang. Kesan yang ditinggalkan pada jiwa orang-orang yang beliau temui tidak akan terlupakan. Sebab, kata-katanya yang sederhana langsung menembus hati pendengarnya dan wejangannya yang tulus segera diterapkan semua orang. Selain berdakwah di negara Arab dan Islam, beliau juga berjihad di Afghanistan. Beliau mendukung jihad di Afghanistan dengan seluruh kemampuannya. Ia berusaha sekuat tenaga mendamaikan pemimpin mujahidin yang mencintai, dan menganggapnya guru, serta tunduk kepadanya.
Riwayat Hidup • Ketika kembali dari Afghanistan, beliau ditangkap dan disiksa sipir penjara. Beliau ditangkap awal September 1981 oleh Anwar Sadat – setelah Anwar Sadat kembali ke Mesir dari kunjungannya ke Gedung Putih, Washington. Beliau senantiasa disiksa durjana yang dipimpin penjagal Hasan Abu Pasha. Masa-masa terakhir menjelang syahidnya adalah puncak zuhudnya terhadap dunia dan kerinduannya kepada surga. Akhirnya, ia menghembuskan nafas terakhirnya sebagai syahid, insya Allah, tanggal 8 November 1981.
Ungkapan Beliau Muhammad Kamaluddin As Sananiri jatuh di depan para algojo yang memaksanya mencaci berbagai jamaah Islam. Meski demikian beliau selalu mengatakan, “Sadat telah menggali kuburnya sendiri saat menandatangi perjanjian yang menghinakan (Camp David). Perjanjian yang berisi penyerahan leher bangsa Masir kepada Israil dan Amerika”. (Majalah Al Mujtama’, 11 Nopember 1981)
Guru Salah satu guru beliau adalah Hasan Al Banna. Ia murid yang menyadari pelajaran pada saat pertama kali disampaikan. Ia memahami jalan dakwah dipenuhi ancaman, duri, dan rintangan. Sebab itulah, jalan menuju surga, jalan yang dipenuhi hal-hal yang tidak mengenakkan.
Kata Mutiara Beliau menghapal dan mengulang-ulang ungkapan seorang guru kepada muridnya, “Ketidaktahuan rakyat pada hakikat Islam akan menjadi kendala bagi kalian. Ulama resmi yang menjilat pada penguasa akan memusuhi kalian. Setiap pemerintah berusaha membatasi aktivitas kalian dan memasang gangguan di jalan yang kalian tempuh. Mereka akan meminta bantuan dengan menjilat orang-orang yang berjiwa lemah dan berhati sakit. Sebaliknya, akan berlaku kasar dan beringas kepada kalian, karena itu, kalian akan dipenjara, disiksa, diusir, rumah-rumah kalian digeledah, harta kalian dirampas, dan tuduhan keji dilontarkan pada kalian, dengan harapan wibawa kalian hilang. Mungkin, ujian seperti ini berlangsung lama. Sadarilah, saat itulah kalian baru mulai menapaki jalan yang telah ditempuh para mujahid …”
Muhammad Kamaluddin As Sananiri yang Saya Kenal Di majalah Al Liwaa Yordania, Abdullah Thanthawi mengatakan, “Imam Asy Syahid telah didampingi Mush’ab baru, yang menjadi pelayannya dalam dakwah dan teman diskusi untuk memahami berbagai dimensi akhlak, sosial, politik, dan jihadnya. Istiqomah, ketaqwaan, zuhud, dinamisme, dan pengorbanannya menjadi tumpuan harapan dan teladan pemuda. Ia punya kebiasaan shaum Daud, bangun malam untuk qiyamullail, dan membaca Al Qur’an, berdzikir disertai tetesan air matanya, dan tawadhu’ terhadap saudara-saudaranya; baik yang berasal dari Mesir maupun dari luar Mesir”.
Diskusi • Hubungan kita dengan dakwah salafiyah & salafi • Apa hubungan kita dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin dengan Mesirnya • Apakah dalam sejarah dakwah harus frontal dengan penguasa, sehingga banyak ujian • Apakah zaman dahulu ada harokah • Apakah mungkin Indonesia melahirkan sosok mujahid