420 likes | 908 Views
IMPLEMENTASI MIGRASI SISTEM PENYIARAN TV TERESTRIAL DARI ANALOG KE DIGITAL. MENGAPA MIGRASI DARI SIARAN TV ANALOG KE DIGITAL. Merupakan tuntutan global Spektrum frekuensi radio adalah sumberdaya yang terbatas sehingga perlu optimalisasi dalam pemanfaatannya melalui sistem digital
E N D
IMPLEMENTASI MIGRASI SISTEM PENYIARAN TV TERESTRIAL DARI ANALOG KE DIGITAL
MENGAPA MIGRASI DARI SIARAN TV ANALOG KE DIGITAL • Merupakan tuntutan global • Spektrum frekuensi radio adalah sumberdaya yang terbatas sehingga perluoptimalisasi dalam pemanfaatannya melalui sistem digital • Banyaknya permohonan izin baru penyelenggara penyiaran, sementara kanal frekuensi tidak tersedia, sehingga penyiaran digital menjadi solusi untuk mengakomodir permohonan baru tersebut • Transisi sistem penyiaran TV analog ke digital secara global, akan berdampak pada penghentian produksi perangkat sistem penyiaran TV analog oleh pabrikan secara berangsur-angsur
KONDISI GLOBAL IMPLEMENTASI TRANSISI SIARAN ANALOG KE DIGITAL Hampir lebih dari 85% wilayah dunia sudah mulai mengimplementasikan tv digital Analog Switch Off: Belanda: 2006 Finlandia, Swedia, Norwegia : 2007 Jerman, Swiss: 2008 USA : 6/2009 Japan : 7/2011 Korea : 12/2012 China : 2012 UK : 10/2012 Brunei : 6/2014 Malaysia : 12/2015 Thailand : 2016 Indonesia : 2018 Philliphine : 2018 Singapore : 2020 Vietnam : 2020 3
STANDAR TV DIGITAL DUNIA • Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T =>T2) • Sistem yang paling banyak digunakan didunia • Dikembangkan oleh konsorsium DVB di Eropa • Beragam varian dan pengoperasiannya (Terrestrial, cable, mobile/handheld, satelit) • Advanced Television Systems Committee (ATSC) • Digunakan di Amerika Serikat dan Kanada • Utamanya pengoperasian secara terestrial • Integrated Services Digital Broadcasting (ISDB-T) • Digunakan di Jepang, Brazil, dan beberapa negara Amerika Selatan • Digital Terrestrial Multimedia Broadcasting (DTMB) • Digunakan di China, Hongkong
DVB-T2 STANDARD PENYIARAN TV DIGITAL TERESTRIAL FREE-TO-AIR INDONESIA DVB-T 2012 (Digital Video Broadcasting – Terrestrial Second Generation) 2007 *
KUALITAS DAN JANGKAUAN SIARAN TV DIGITAL Kualitas siaran digital adalah relatif sama dalam suatu wilayah jangkauan dan secara drastis menurun hingga menimbulkan suatu cliff atau ‘jurang’ yang memisahkan antara wilayah jangkauan dengan no-service area
Industri Perangkat • Peluang industri manufaktur nasional untuk memproduksi Set Top Box lokal • Pemerintah • Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio =>digital dividend • Konsumen • Kualitas gambar dan suara lebih baik • Pilihan program siaran lebih banyak • layanan interaktif, EPG, HDTV (16:9) , EWS • Lembaga Penyiaran • Efisiensi infrastruktur dan biaya operasional • Industri Kreatif • Menumbuhkan industri konten kreatif dan inovatif MANFAAT DAN PELUANG PENYIARAN DIGITAL
LPP/LPK-1 sd ... MUX-1 MUX-2 MUX-3 MUX-4 MUX-5 TVRI LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd ... LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd .... LP3S STRUKTUR PENYELENGGARAAN TV DIGITAL LP3M dst TVRI LPP LOKAL LP KOMUNITAS *LPS= Lembaga Penyiaran Swasta LPP= Lembaga Penyiaran Publik
Rencana Jangkauan TV Digital 2012-2017 2012 2013 2014 Jawa + Kepri Aceh+Sumut + Kaltim+Kalsel Sumatera+Kalimantan Bali+Nusa Tenggara+Sulsel 2015 2017 2018 NATION-WIDE ANALOG SWITCH-OFF 2016 Sulawesi+Maluku Malut+Papua Sultra+Sulteng+Kalimantan : DIGITAL TV COVERAGE AREA
ZONA LAYANAN MUX *wilayah layanan berjumlah 216 WL
PERANGKAT PENERIMA SIARAN DIGITAL • Standard SET TOP BOX DVB-T2/MPEG-4, SDTV /HDTV • Fitur wajib: bahasa indonesia dan Early Warning System (EWS) • TKDN STB minimal 20% dan secara bertahap menjadi • 50% dalam waktu 5 tahun • Harga STB berkisar US$ 18-35 TV DIGITAL
KOMITMEN PEMBANGUNAN MUX OPERATOR DI PULAU JAWA DAN KEPULAUAN RIAU* **Seleksi LP3M Tahap I
KOMITMEN PENYELENGGARAAN PENYIARAN TV DIGITAL KOMITMEN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL *Q= triwulan 17
* Rencana penggelaran infrastruktur TV digital merupakan komitmen pembangunan para operator MUX 21
KOMITMEN PENYEDIAAN SET TOP BOX LPPPM Total Jumlah Set Top Box yang dikomitmenkan oleh LPPPM untuk ZONA LAYANAN 4, 5, 6, 7 DAN 15 adalah sebanyak 6.681.727 unit 22
SELEKSI MUX OPERATORZONA LAYANAN 1 (ACEH DAN SUMATERA UTARA) DAN ZONA LAYANAN 14 (KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN SELATAN)
MUX OPERATOR ZONA 1 DAN ZONA 14 *Hasil seleksi LP3M tahap II
KOMITMEN PENYEDIAAN SET TOP BOX LPPPM Total Jumlah Set Top Box yang dikomitmenkan oleh LPPPM untuk ZONA LAYANAN 1 DAN 14 adalah sebanyak 818.354 Unit 25
Digital devide of information • Optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi ---> pemanfaatan digital deviden band UHF ( especially in the broadcast allocation ) for • Mobile broadband, --> IMT ( 4 th generation mobile selular, LTE ) • Rural development ( akses last mile ) --> alternative technology for akses last mile untuk Komunikasi data dg menggunakan system tv white space
DIGITAL DEVIDEN TV WHITE SPACES • TV white spaces are in the television UHF band below 1GHz, often referred to as Golden Spectrum. • white space concept is frequency agnostic and could be expanded to any band where the spectrum is not uniformly used and therefore could be ‘shared with’ (made available to) other applications “Policy and regulation required before implementation”
TERIMA KASIH Follow Twitter: @TVDigital_IDN Fan Page FB: TVdigital.Kominfo website: www.tvdigital.kominfo.go.id 28