1.21k likes | 4.42k Views
JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Spektrofluorometri. Oleh : Hendri Wasito , S. Farm., Ap t. (http : // www.hendriapt.wordpress.com). Tinjauan Umum. Luminescen. Diagram Fotoluminisensi. Deaktivasi molekul tereksitasi.
E N D
JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Spektrofluorometri Oleh : HendriWasito, S. Farm., Apt. (http : // www.hendriapt.wordpress.com)
Deaktivasi molekul tereksitasi • Merupakan suatu proses kembalinya molekul yang tereksitasi ke keadaan asas (dari S1 atau T ke S0) : • Pengendoran vibrasi (Vibrational velaxation = VR) • Konversididalam (Internal Conversion = IC) • Pradisosiasi • Disosiasi • Konversikeluar • Lintasan antar system (Inter system Crossing = IX) • Pemadamansendiri (selfquenching = SQ) • Fluoresensi (F) • Fosforisensi (P)
Pengendoran vibrasi (Vibrational velaxation = VR) • Perpindahan energi vibrasi dari molekul yang tereksitasi • Molekul yang tereksitasi kehilangan energi eksitasi vibrasionalnya (lewat tumbukan) menjadi keadaan vibrasional S2 • Terjadisangatcepat (10-3) detik • Dapat terjadi pada tingkat energi elektronik tereksitasi atau azas
Konversididalam(Internal Conversion = IC) • Perpindahanenergidalam 1 molekul • Elektron pindah dari tingkat energi elektronik yang lebihtinggi ke tingkat energi elektron yang lebih rendah tanpamemancarkan sinar (S2 S1 atau T2 T1) • Dapat terjadi jika kedua tingkat energi elektronik tersebutberdekatan, sehingga terjadi tumpang tindih diantaratingkat energi vibrasi
Pradisosiasi • Kelanjutan IC • Perpindahan electron dari suatu tingkat energi elektroniktereksitasi (mis S2) ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dari tingkat energi elektronik tereksitasi yang lebih rendah
Disosiasi • Putusnyasuatuikatandalam molekul karena menyerap energi sinar tanpa didahului peristiwa konversi kedalam • Elektronikatanterlepas
Konversikeluar • Perpindahan energi elektronik akibat antaraksi molekul yang tereksitasi dengan molekul lain • Tidakadapemancaransinar • Energi yang dipindahkan adalah energi elektronik
Lintasan antar system (Inter system Crossing = IX) • Pembalikan arah spin elektron yang tereksitasi daritereksitasi SINGLET (S) menjadi TRIPLET (T) • dapat mudah terjadi jika tingkat energi vibrasi dari S overlapping dengan tingkat energi vibrasi dari T • Terjadi pada molekul dengan berat molekul tinggi
Pemadamansendiri (selfquenching = SQ) • Intensitasfluoresensiberkurang • Terjadi akibat tabrakan-tabrakan antar molekul sendiri • Adanya pemadam akan menginduksi deeksitasi dari suatu molekul analit yang tereksitasi sehingga tidak ada sinar yang diemisikan • Contoh : Oksigen bagi senyawa poliaromatis hidrokarbon
Fluoresensi (F) • Pemancaransinardari S1 S0 • Waktunyaamatsingkat (10-8) detik • Jikaeksitasidihentikan,fluoresensiterhenti • Emisi foton sama nilainya dengan energi ang diserap oleh suatu molekul.
Fosforesensi (P) • Peroses sutu molekul melangsungkan suatu transisi (emisi) dari tingkat triplet ke tingkat dasar. • Pemancaransinardari T1 S0 • Waktunyalebih lama (10-4 detik) • Jika eksitasi dihentikan,fosforisensi masih dapatberlangsung • Biasanya didahuluioleh L.A.S.
Efesiensi Fluoresensi Bilangan yang menyatakan perbandingan mol yangberfluoresensi dan jumlah total mol yang tereksitasi(min = 0 dan max = 1)
Catatan Indeks : K = Tetapan Laju F = Fluoresensi IC = Konversi didalam EC = Konversi keluar IX = Lintasan antar system PD = Pradisosiasi D = Dissosiasi Faktor Lingkungan = KIC, KEC dan KIX Faktor Struktur Kimia = KF, KPD dan KD
EF dan Jenis Transisi Elektron • EF lebih mungkin terjadi pada transisi * dari pada * n karena: • Absorptivitas molar transisi * jauh lebih besar dari absorptivitas molar transisi * n • Umur eksitasi * lebih lama dari pada umur eksitasi n * sehingga Kn * lebih besar dari pada K* • Kix pada * lebih kecil dari pada KIX pada n * , karena energi yang diperlukan untuk pembalikan arah spin pada *jauh lebih besar dari pada n *
EF dan Jenis Transisi Elektron • Nilai absortivitas molar merupakan kebolehjadian terjadinya transisi, makin besar makin mudah terjadi transisi makin mudah terjadi fluoresensi. • LAS lebih sulit pada *, maka • * Fluoresenensi • n* Fosforisensi
Hubungan Intensitas Fluoresensi (PF) dengan kadar • PF adalah proporsional dengan jumlah molekul yang tereksitasi : dimana : PF = Intensitas fluoresensi Qf = Effisiensi fluoresensi P0 = Intensitas yang dikenakan pada sample P = Intensitassetelahmengenai sample
MenurutHukum Lambert-Beer Jikapersamaan 3 dikembangkandalamsuatuserimaka
Jikabckecilmaka Qf = Effisiensi fluoresensi (nilainya tetap) Po = Intensitas awal (nilainya tetap) Σ = Absorptivitas molar (nilainya juga tetap) b = Tebal kuvet (nilainya juga tetap) Sehinggapersamaanmenjadi : Pf = (Nilaitetap QF, Po, Σ dan b) c = Kc Jadi intensitas fluoresensi yang terbaca berbanding langsung dengan kadar
Faktor-faktor yang berpengaruhpadafluoresensi • 1. Temperatur (Suhu) • a. EF berkurangpadasuhu yang dinaikkan • b. Kenaikansuhumenyebabkantabrakanantar mol atau • dengan mol pelarut • c. Energiakandipancarkansebagaisinar • fluoresensidiubahmenjadibentuk lain misal : EC • 2. Pelarut • a. Dalampelarut polar intensitasfluoresensibertambah, • karenadalampelarut polar • b. Jikapelarut yang digunakanmengandung atom-atom • yang berat (CBr4, C2H5I) makaintensitasfluoresensi • berkurang, sebabadainteraksigerakan spin dengan • gerakan orbital elektronikatanmempercepat LAS • makaintensitasmenjadiberkurang
OH 3. pH pH mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan ionic λ eks = 285 λ eks = 310 λ em = 365 λ em = 410 Int = 18 Int = 10 Phenol Phenolat • 4. Oksigenterlarut • Adanya oksigen terlarut dalam larutan cuplikan • menyebabkan intensitas fluoresensi berkurang sebab : • a. Oksigenterlarutolehpengaruhcahayadapat • mengoksidasisenyawa yang diperiksa • b. Oksigenmempermudah LAS
5. Kekakuanstruktur (structural rigidity) Struktur yang rigid (kaku) mempunyaiintensitas yang tinggi Bifenil Fluoren EF = 0,20 Adanya -CH2- pada fluoren menyebabkan strukturnya lebih kaku
HubunganStrukturMolekuldanFluoresensi • Strukturmolekul yang mempunyaiikatanrangkapmempunyaisifatfluoresensikarenastrukturnyakakudanplanar • EDG (OH-, -NH2, OCH3) yang terikatpadasistemdapatmenaikkanintensitasfluoresensi • EWG (NO2, Br, I, CN, COOH) dapatmenurunkanbahkan menghilangkansifatfluoresensi • Penambahanikatanrangkap (aromatikpolisiklik) dapatmenaikkanfluoresensi
Pengaturan pH dapatmerubahintensitas fluoresensi, Contoh : • Phenol menjadiphenolatmenaikkanfluoresensi • Aminaaromatikmenjadi ammonium aromatikmenurunkanfluoresensi • Heterosiklisdengan atom N, S dan O mempunyaisifatfluoresensi • Heterosiklisdengangugus NH, jikamedianyaasamakanmenaikkanintensitasfluoresensi
Komponen fluorometer Sampel cell Excitation filter Transmitted Light Excitation (prymary) filter Light source Fluorecent (emitted) light Fluorecence (secondary) filter Phototube Photomultiplier tube
Keuntungan dari analisis fluoresensi • Kepekaan yang baik karena : • Intensitasdapatdiperbesardenganmenggunakansumbereksitasi yang tepat • Detektor yang digunakansepertitabungpergandaanfotosangatpeka • Pengukuranenergiemisilebihtepatdaripadaenergiterabsorbsi • Dapatmengukursampaikadar 10-4 – 10-9 M
kelompokanalisisobatsecarafluoresensi (1) • Obat yang mempunyaisifatfluoresensialamiahdalamhalinitidakdiperlukantambahanpereaksi • Contoh : Quinine • Larutanobatinimengabsorbsisinar UV danmengemisisinar Vis
kelompokanalisisobatsecarafluoresensi (2) • . Turunanobat yang dibentukdenganpengikatandengansenyawaberfluoresensi • Contoh : Asam amino diikatolehsyclorida [ 5 –(dimethylamino) naphtalene-1-sulfonyl-hloride] dansylasamaminoyangintensitasfluoresensinyatinggi SO23CL SO3-NH-CHR-COOH O R=CH-C + - HCL NH2 OH N(CH3)2 N(CH3)2
kelompokanalisisobatsecarafluoresensi (3) • Membentukmolekulberfluoresensi (a. fluorophore) S - + H3C N NH3 CH2-CH2OH.2CL - - - Fe(CN)6 OH CH2 CH3 N + N Vitamin B1 Thiochrome N S H3C N CH2-CH2OH Berfluorensi eks = 365 nm emeks = 440 nm N CH3 N
SpektraEksitasidanEmisidari kinin-SO4 1 ppm • Secarateoritisspektraeksitasiidentikdenganspektraabsorsiu.v. Spektrainidapatdigunakanuntukmenentukanspesifik yang menyebabkantimbulnyaemisifluoresensi/fosforisensidan yang menimbulkanemisiyang maksimaldisebuteksitasi • Spektraemisiadalahduplikatdarispektraeksitasi.Hanyatimbulpada yang lebihpanjang. emisidipilihsuatu yang menimbulkanintensitasmaksimal
Cara memperoleh • Dibuatcuplikandalampelarut air, etanol, maupunsikloheksan • Lar.cuplikanmasukkankedalamkuvetspektrofotometer • Aturmonokromatoreksitasipadasuatudidaerahu.v. (misal A). Kemudianmonokromatoremisidiputarsampaidiperolehintensitas yang maksimalmisal B nm (B : emisi) • Aturmonokromator, emisipada B nm dansekarangmonokromatoreksitasi yang diubahsampaidiperolehintensitas yang maksimummisal A’ nm (A’ nm = eksitasi) • Monokromatoreksitasidiaturpada A’ nm danbuatspektraemisidenganmerecordintensitassebagaifungsidaripanjanggelombang () akandiperolehharga yang mempunyaiintensitasmaksimalmisal : B’ nm • Maka eksitasi : A’ nm • emisi : B’ nm
Beberapaobat yang bersifatfosforisensi EW : Ethanol – water = 1 : 1 EPA : campuranDiethyleter-isopentane-ethanol (5:5:2)
Latihan Soal • Jelaskan penggunaan fluoresensi dan fosforesensi dalam analisis kualitatif dan kuantitatif obat atau metabolitnya ? • Suatu senyawa griseofulvin standar disiapkan pada pH 7, intensitas fluoresensinya diukur pada λ eksitasi dan emisi masing-masing pada 295 nm dan 450 nm serta memberikan data sebagai berikut : Hitunglah konsentrasi obat (dalam ng/mL) dalam sampel yang memiliki intensitas fluoresensi sebesar 64 !
HATUR NUHUN PISAN ...... Jangan lupa untuk membaca literatur lainnya baik dari buku maupun internet serta banyak latihan soal ... Kita BISA karena BIASA ...