490 likes | 1.29k Views
PENCEMARAN AIR. EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012. TERMINOLOGI. PENCEMAR/ POLLUTANT : Pencemar yang aktivitasnya menyebabkan suatu lingkungan (perairan) tercemar, mengganggu peruntukannya PENCEMARAN ( Gesamp, 1987 )
E N D
PENCEMARAN AIR EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012
TERMINOLOGI • PENCEMAR/POLLUTANT : Pencemar yang aktivitasnya menyebabkan suatu lingkungan (perairan) tercemar, mengganggu peruntukannya • PENCEMARAN (Gesamp, 1987) : masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan (perairan) baik secara langsung ataupun tidak langsung oleh kegiatan/ aktivitas manusia sehingga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (perairan) tersebut,
KLASIFIKASI PENCEMAR • Menurut Sifatnya : (1) Pencemar Alami (Natural Pollutant) ex : limpasan Sulfur dari aktivitas Vulkanik (2) Pencemar Buatan (True Pollutant) ex : limbah domestik, limbah pertanian, limbah industri etc. • Menurut Tipenya : (1) Non-Degradable Pollutant (2) Degradable Pollutant
Menurut Jenisnya : antara lain : (1) Inorganic Pollutant (2) Organic Pollutant (3) Toxic Pollutant (4) Thermal Pollutant : PLTU, BB: Cl, Tj, paiton (5) Radioactive Pollutant : BATAN, PLTN (6) Biological Pollutant : Mikroba • Menurut Pendadahan/Pemaparannya : (1) Langsung : Peracunan (Toxicity, Poisonous) (2) Tidak langsung : Penurunan kualitas perairan
Pengaruh Pencemar terhadap lingkungan perairan dan sumberdaya hayati (ikan), ditentukan oleh : • Sifat alami pencemar : struktur, aktivitas, persistensi (2) Kondisi Sumberdaya Hayati : stadia, kesehatan, daya toleransi, imunitas (3) Kualitas Fisiko/Kimiawi Habitat : Antagonistic, Synergetic (4) Waktu Dedah/pemaparan(Periode terkena atau waktu kontak organisme dengan pencemar) (5) Efek Respon Organisme : Kelangsungan hidup, pertumbuhan, kepekaan thd lingkungan
PENCEMARAN BAHAN ORGANIK(Organic Pollutant) Terdiri dari : • Organic Compound : Chemical having to do with compound, containing carbon • Organic Matter : matterial producted by plant or animal activities Sumber : • Allochthonous (dari luar badan air) • Autochtonous (dari dalam badan air)
Sifat Urai (Degradability) Bahan Organik dalam perairan bersifat : (1) Sukar/tidak dapat diuraikan secara alami (Undegradable Organic Compounds/ Pops) ex : Lignin, Chlorinated Hydrocarbon etc. (2) Mudah/ dapat diuraikan secara alami (Degradable Organic Compounds/ Organic Matters) ex : Carbohydrate, Cellulose, Protein etc.
Tipe Penguraian Bahan Organik (1) Oleh Kondisi Alami Sering disebut “Aging” (peluruhan) : Fotodegradasi, Hidrolisis (2) Oleh Biota Sering disebut Biodegradasi --- kondisi aerob maupun anaerob, --- oleh micro/macro Organism
Status Bahan Organik di Perairan Di perairan senyawa/ bahan organik tersebut berada dalam keadaan : • Di permukaan air (mengapung) • Di dalam kolom air (terlarut, terkoloid, tersuspensi dan/atau terendap) Klasifikasi Bahan Organik menurut Ukuran (Padatan) • Terlarut : ≤ 0,001 µm • Koloid : 0,001 – 1,000 µm • Supra-Koloid : 1,000 – 10,000 µm • Suspensi : 10,000 – 100,000 µm • Terendap : ≥ 100,000 µm
. • Bahan kuliah ekotoksikologi • 28 September 2011
Non-Degradable Pollutant • Heavy Metal /logam berat: Hg, Cd, Pb, Cr • Radioactive Substance • Persistent organic pollutants (POPs): 12 POPs, aldrin, chlordane, DDT, dieldrin, dioxins, endrin, furans, hexachlorobenzene, heptachlor, mirex, PCBs, toxaphene The Most Dangerous Effect!!!!
LOGAM BERAT • LOGAM adalah unsur yang bersifat sbg konduktor listrik dan isolator panas yang baik, umumnya dalam reaksi kimia sebagai ion positif atau kation, non-biodegradeble • Berdasarkan konstanta kesetimbangan pada pembentukan ion logam atau KOMPLEKS LOGAM dalam larutan, logam terdiri dari: • 1. Kelas A (oxygen seeking): mudah bereaksi dengan oksigen, misalnya Ca, Mg, Mn, Na, Sr, K.
LOGAM BERAT • 2. Kelas B (Sulphur/Nitrogen Seeking): mudah bereaksi dengan unsur S atau N, misalnya Cd, Cu, Hg, Ag • 3. Kelas antara/Transisi: Zn, Pb, Fe, Cr, Co, Ni, As, V • LOGAM: • 1. Major Mineral Element: Ca, P, Na, Mg, K, Cl, S • 2. Trace Element: Fe, I, Cu, Mn, Zn, Co, Mo, Se, Cr, Ni, V, Silicon, As.
LOGAM BERAT • 3. Non Essential: Hg, Cd LOGAM BERAT: • 1. Memiliki specific grafity yang besar (>5 g/cm3) • 2. Mempunyai respon biokimia specific pada organisme • EEC (Economic European Community), berdasarkan toksisitasnya LB, dibagi menjadi: • 1. BLACK (sangat beracun/diakumulasi): Hg, Cd • 2. GREY (kurang beracun): Zn, Cu, Ni, Cr, Pb, Se, As (20 unsur)
TINGKAT TOKSISITAS LOGAM • 1. Konsentrasi dan Lamanya Pemaparan • 2. Bentuk Kimia: • * Senyawa anorganik merkuri: toksikan ginjal • * Metil dan Etil Merkuri: lebih toksik bagi susunan syaraf • * Kompleks Protein Logam: merupakan suatu mekanisme protektif, berbagai kompleks protein logam dibentuk dalam tubuh: • Fe + protein: ferifin larut dalam air • Kompleks Cd < toksik Cd
TINGKAT TOKSISITAS LOGAM • 4. Tingkatan usia, jenis/species organisme: hewan lebih peka daripada manusia • 5. Faktor diet: defisiensi protein, Vit. C dan D, meningkatkan toksisitas Pb dan Cd. • LOGAM PENTING DALAM TOKSIKOLOGI • Hg: • Sumber: penambangan, peleburan, pembakaran bahan fosil, produksi baja, semen dan fosfat
LB PENTING DALAM TOKSIKOLOGI • INDUSTRI PEMAKAI: pabrik alkali khlor, industri bubur kayu, perlengkapan listrik, penambangan emas • TOKSISITAS: • 1. Nelayan, makan ikan, kasus Minamata, Hg (dan Cd) • 2. Petani, padi disemprot fungisida merkuri, susunan syaraf pusat • 3. Otak janin manusis: rentan terhadap metil merkuri, mengganggu pembelahan sel dan migrasi sel. Keduanya penting dalam perkembangan otak.
BAHAN KULIAH • TANGGAL : 10 OKTOBER 2012
CIRI UMUM • LOGAM MEMPERLIHATKAN RENTANG TOKSISITAS YANG LEBAR • Hg DAN Pb BERSIFAT SANGAT TOKSIK, TITANIUM HAMPIR TIDAK BERACUN • MEMPUNYAI SIFAT TOKSIK TERTENTU • PADA SEBAGIAN LOGAM MEMPUNYAI SIFAT TOKSISITAS YANG SAMA PADA SUATU TINGKAT TERTENTU
CIRI UMUM TOKSISITAS LOGAM DI PERAIRAN • 1. ION LOGAM DAN SENYAWANYA MEMPERLIHATKAN TOKSISITAS YANG LUAS TERHADAP ORGANISME LAUT DAN AIR TAWAR. PADA UMUMNYA MOLUSKA, CRUSTACEA, OLIGOCHAETA, JAMUR MERUPAKAN ORGANISME YANG PEKA TERHADAP ZN • 2. DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PERUBAHAN STRUKTUR KOMUNITAS YANG NYATA, YAITU PENGURANGAN JUMLAH SPECIES, DAN HILANGNYA SPECIES YANG PEKA, KHUSUSNYA PADA SUNGAI (RELATIF SERING TERJADI) • 3. TERJADI PULA PENGURANGAN JUMLAH INDIVIDU, MENEKAN PERTUMBUHAN DAN JUMLAH ANAKAN, UKURAN.
MEKANISME TOKSISITAS LOGAM • 1. MENGHAMBAT KERJA ENZIM. BANYAK LOGAM BERACUN YANG MEMPUNYAI AFINITAS YANG TINGGI DAN BEREAKSI LANGSUNG MENGUBAH SISTEM ENZIM DAN FUNGSINYA. MISALNYA PENGARUH HG DAN PB TERHADAP NA+, K+ ATPASE. • 2. PENGARUH TIDAK LANGSUNG. BANYAK LOGAM BERIKATAN DENGAN VITAMIN DAN SUBSTRATE, DENGAN CARA MENGUBAH KETERSEDIAAN SEL PENTING UNTUK FUNGSI BIOLOGI • 3. SUBSTANSI LOGAM ESENSIAL. LOGAM BERACUN YANG MEMPUNYAI SIFAT KIMIA YANG AGAK SAMA MENGGANTIKAN FUNGSI LOGAM ESENSIAL DALAM PROSES BIOLOGI • 4. KETIDAKSEIMBANGAN LOGAM. BANYAK LOGAM YANG MASUK MELALUI MAKANAN, LINGKUNGAN, AKAN BERPERANAN DALAM MENGURANGI ATAU MENGGANTI
TOKSISITAS & NILAI ACCEPTABLE DAILY INTAKE (ADI) PESTISIDA ORGANOKLORIN
TOKSISITAS & NILAI ACCEPTABLE DAILY INTAKE (ADI) PESTISIDA ORGANOFOSFAT
TOKSISITAS & NILAI ACCEPTABLE DAILY INTAKE (ADI) PESTISIDA CARBAMAT
Lampiran 2. Baku Mutu Air Laut Untuk Wisata Bahari (Sumber: KEPMENLH Nomor: 51 Tahun 2004)
Baku Mutu Air Laut Untuk Perairan Pelabuhan (Sumber: KEPMENLH Nomor: 51 Tahun 2004)
Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut (Sumber: KEPMEN LH Nomor: 51 Tahun 2004)
BUYAT BAY TRAGEDY • Kontrak Karya asli seluas : 527.448 ha (30 thn) • Luas wilayah Eksploitasi: 26.806,30 ha • Penambangan di Messel Ratatotok • AMDAL tahun 1992 • Maret 1996 mulai menggali emas dan membuang tailing ke laut (kedalaman 82 m) di teluk Buyat 2.000 ton/hari • Juli – Oktober 1996, terjadi 13 x ratusan ikan-ikan mati terapung. • Juli – Agustus 1998: Pipa limbah bocor
Masyarakat mulai merasakan penyakit: Kram-kram, sakit kepala berkepanjangan, sakit persendian, kelumpuhan, benjolan, batuk panas, gatal-gatal, tremor, dll
PENDEKATAN PARTISIPASI DALAM UPAYA PREVENTIF DAN KURATIF PENCEMARAN • Pendekatan “Top – Down” • Membangun kesadaran umum • Mengintegrasikan adaptasi didalam kebijakan nasional yang baru atau yang telah ada, program dan proyek pembangunan. • Merevisi kebijakan, rencana dan program yang ada untuk meniadalan elemen-elemen yang tidak menunjang adaptasi. • Pendekatan “Bottom – Up” • Membangun kesadaran umum • Mengintegrasikan adaptasi dalam perencanaan, program dan proyek pembangunan komunitas lokal. • Merevisi perencanaan, program dan hal-hal lain yang mengurangi kemampuan adaptasi.