200 likes | 406 Views
evidence. Prosedur audit top down Vs Prosedur audit bottom up. Laporan Keuangan. Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari pengetahuan tentang entitas , bisnis , dan industrinya.
E N D
Prosedur audit top down Vs Prosedur audit bottom up Laporan Keuangan Top down : Mengevaluasibuktitentanglaporankeuangan yang diharapkandaripengetahuantentangentitas, bisnis, danindustrinya Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan akumulasinya dalam laporan keuangan
KeputusanPentingTentangBukti Audit SifatPengujian Saatpengujian Luaspengujian Penerapanstaf audit
SifatPengujian Prosedur audit mana yang akandilaksanakan Terkaitdengantujuanspesifik yang ingindicapai auditor Harusrelevan Mempertimbangkanbiayarelatifsertaefektivitasdalamkaitannya dg tujuan audit Pendekatan compliance atau substantive test
Saatpengujian audit LuasPengujian Audit Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh Interim audit atau year end audit
PenetapanStaf audit Terkaitdengan due audit care Tim audit Independensi Penggunaantenagaspesialis
Terdapat 5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan , yaitu : • Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence ) • Kelengkapannya ( completeness ) • Hak dan kewajiban ( right and obligations ) • Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation ) • Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )
TUJUAN AUDIT Tujuan Umum. menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan Spesifik. Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen .
DasarPembahasanBukti Audit Standar Pekerjaan Lapangan khususnya standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audit. Selengkapnya bunyi standar tersebut adalah sebagai berikut : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
PengertianBukti Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
TipeBukti Audit • Tipe Data Akuntansi • Pengendalian Intern. • Catatan Akuntansi. • Tipe Informasi Penguat (corroborating information) • Bukti Fisik. • Bukti Dokumenter. • Perhitungan. • Bukti Lisan. • Perbandingan dan Ratio. • Bukti dari spesialis, etc
KecukupanBukti Audit Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit , meliputi : Materialitas. Resiko audit. Faktor – faktor ekonomi. Ukuran dan karakteristik populasi.
JenisBukti Audit StrukturPengendalian Intern BuktiFisik Catatanakuntansi Konfirmasi BuktiDokumenter BuktiSuratPernyataanTertulis Perhitungankembalisebagaibuktimatematis BuktiLisan BuktiAnalitis & Perbandingan
Kompetensi Bukti Audit Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan. Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu : Sumber bukti , Relevansi bukti , Obyektivitas bukti , Saat atau waktu.
Judgment Auditor • Judgementatau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai faktor , yaitu : • Pertimbangan profesional auditor. • Integritas manajemen. • Transaksi yang terjadi di perusahaan. • Jenis kepemilikan perusahaan. • Kondisi keuangan perusahaan.
Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten atau dapat dipercaya adalah : • Inspeksi Pembuktian ( vouching ) • Observasi Kalkulasi Kembali • Konfirmasi Analisis • Wawancara Rekonsiliasi • Perbandingan Penjajagan • Pengkajian Ulang Perhitungan ( count ) • Penilaian Pengujian ( test ) • Verifikasi Scanning • Penelusuran
KlasifikasiProsedur Audit Proseduruntukmemperolehpemahamanstrukturpengendalian internal Pengujianpengendalian Pengujiansubstantif
Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar. • Situasi tersebut adalah sebagai berikut : • Pengawasan intern yang lemah . • Kondisi keuangan klien yang tidak sehat. • Manajemen yang tidak dapat dipercaya. • Penggantian kantor akuntan publik. • Perubahan peraturan perpajakan. • Usaha yang bersifat spekulatif. • Transaksi yang kompleks.