330 likes | 3.18k Views
PRE-EKLAMPSIA & EKLAMPSIA. Pengampu : Siti Masriah, S.Si.T. Definisi Pre Eklampsia adalah sekelompok penyulit yg timbul pada kehamilan, persalinan/nifas disebabkan kehamilan itu sendiri, yg ditandai Hipertensi, oedem dan protein uria. Klasifikasi Pre Eklampsia Ringan Pre Eklampsia Berat.
E N D
PRE-EKLAMPSIA & EKLAMPSIA Pengampu : Siti Masriah, S.Si.T
Definisi Pre Eklampsia adalah sekelompok penyulit yg timbul pada kehamilan, persalinan/nifas disebabkan kehamilan itu sendiri, yg ditandai Hipertensi, oedem dan protein uria. Klasifikasi • Pre Eklampsia Ringan • Pre Eklampsia Berat
PRE EKLAMPSIA RINGAN Diagnosa • Hipertensi TD : 140/90 -160/110 mmHg atau terdapat ↑ sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg • Oedem (-) atau ringan • Proteinuria ++ • BB TM III ↑ ½ Kg/1 mgg atau 2 Kg/1 bulan • Tidak ada keluhan
Pengelolaan • Prinsip Mencegah menjadi PE berat/Eklampsia • Meliputi : • Istirahat fisik/psikis • Penderita harus istirahat baring (sebanyak mungkin posisi miring) dan dpt diberikan sedativa, misal luminal 3 x 30 mg atau valium 3x 2 mg sehari • Pengaturan diit rendah garam, tinggi protein, besi dan vitamin • Diuretika (kalau perlu), misal hidroklortiazid 1x25 mg
PRE EKLAMPSIA BERATEKLAMPSIA Disertai tanda : • Tekanan darah > 160/110 mmHg • Proteinuria 5 gr/hari (+3) • Oliguria, volume urin < 500 cc/24 jam • Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri episgastrium • Terdapat oedema paru dan siasonis Eklampsia → PE Berat disertai kejang
Diagnosa banding PE Berat : • Hipertensi • Penyakit Ginjal Eklampsia : • Hipertensi • Cerebrovasculer accident (CVA) • Comahepatikum/uremicum/diabetikum • Intoksikasi (obat, dll) Prinsip Pengelolaan PE Berat/Eklampsia • Mencegah memburuknya penyakit • Mencegah sequelle • Melahirkan bayi pada saat optimum
Catatan ....... • Persalinan dg PE Berat harus diselesaikan dengan cepat → m’peringan kala II agar klien tidak mengejan sehingga mengurangi kemungkinan perdarahan otak yg dapat menyebabkan timbul kejang. • PE berat perlu perawatan khusus sebelum, selama dan setelah persalinan (nifas) karena mempunyai resiko b’lanjut menjadi Eklampsia dan berakhir dg kematian janin dan ibu.
Persiapan • Rawat dikamar isolasi dan tenang. Infus D5% 1000 cc diselingi RL 500 cc. Pemberian cairan dlm 24 jam tidak boleh >2000 cc. 2. Bila tjd kejang, mulut dan tenggorokan dibersihkan dari lendir, pasang sudip lidah, DC dan O2. Awasi ketat : • KU, kesadaran, TD, nadi dan suhu • RR, reflek tenda lutut, diuresis • Jumlah kejang • Bila koma > 24 jam, diberi makanan per sonde. • Pada PE Berat bila keadaan baik (mjd PE Ringan). Lakukan USG/p’hitungan TBJ scr Johnson. Bila TBJ > 2000 gr lakukan induksi (terutama dg piton drip)
Syarat pemberian MgSO4 : • Reflek patella (+) • RR > 16x/mnt • Tersedia gluconas calail 10 %/10 cc sebagai antidotum • U/ pemberian selanjutnya diuiresis > 100 cc/4jam • Pengawasan Dilakukan terhadap : • Prognosa : meliputi kesadaran, kejang, oedem paru, tensi, Ht (tiap 8 jam), kadar asam urat darah/hari. • Komplikasi :sianosis, oedem paru, bronchopneumonia, decomp cordis, solusio plac, CVA • Pengobatan Catat jumlah cairan masuk/keluar, obat anti HT, obat anti kejang, dieuresis, oedem paru, KPR, respirase dan CVP.
Dirawat di ICU bila : • Pemberian diazepam 60 mg • HR > 120 x/mnt • RR > 36 x/mnt • Kejang yg tak teratasi sesuai protocol pengobatan • Pengobatan • PE berat • Dg MgSO4 : MgSO4 40 % atau 25 cc (10 gr) IM, masing” bokong kanan 12,5 cc, bokong kiri 12,5 cc. Bila masih diperlukan dan syarat memenuhi, diberikan lagi MgSO4 40% atau 12,5 mg (5 gr) IM tiap 4-24 jam PP • Dg diazepam : 10 mg diazepam drip dalam D5% dg tetesan 20 tpm. Dalam 24 jam tdk melebihi 100-200 cc.
Eklampsia • Dg MgSO4 : MgSO4 20 % (4 gr) IV, pelan-pelan (selama > 3 menit) diikuti MgSO4 40 % 12,5 cc (5 gr) IM. Pada daerah glutea. Bila masih kejang, 20 menit kemudian ditambah MgSO4 20 %-10 cc IV secara pelan-pelan (selama > 3 menit). Bila dalam 20 menit masih kejang, ditambah MgSO4 20 %-20 cc IV pelan-pelan. Bila setelah 30 menit masih kejang, beri dilantin (divenil hidantonin) 100 mg IV pelan-pelan. Untuk pemberian selanjutnya (bila perlu dan memenuhi syarat) beri MgSO4 40 % 12,5 cc (5 gr) IM tiap 4-24 jam PP. • Dengan diazepam : 20 mg diazepam IV pelan-pelan diikuti 10 mg diazepam dlm drip D5% 500 cc 30 tpm.
Bila tensi > 160/110 mmHg, beri catapres (clonidin) 150 mg IV pelan-pelan. Bila respon (-), 6 jam kemudian ditambah 150 mg IV pelan-pelan. Bila respon (+) 4 jam kemudian diberi catapres tab 2x1/2 sehari. Catatan : pada pemberian catapres, harus diawasi tensinya secara intensif, yaitu menit ke-1, ke-3, ke-5, kemudian tiap 15 menit. d. Evaluasi • Prognosa • Komplikasi • Pengobatan