180 likes | 519 Views
Haddon’s Conceptualization of Injury Epidemiology and Prevention. DR. Robiana Modjo, SKM, M.Kes Departemen Keselamatan & Kesehatan Kerja FKM-UI. Bill Haddon 1926-1985. Pendahuluan.
E N D
Haddon’s Conceptualization of Injury Epidemiology and Prevention DR. Robiana Modjo, SKM, M.Kes Departemen Keselamatan & Kesehatan Kerja FKM-UI
Bill Haddon 1926-1985
Pendahuluan • Di tahun 1949 dalam makalah “American Journal of Public Health” berjudul “The Epidemiology of Accidents”, Drs. John E. Gordon dan James J. Gibson, merupakan pendahulu dalam keilmuan epidemiologi sebelum Haddon, • Dalam paper tsb disebutkan: Injury control dalam ruang lingkup kesmas permasalahan kesehatan timbul dikarenakan adanya interaksi antara host, agent dan environment. • Gibson, seorang psikologis di tahun 1961, menguraikan gagasan dengan cara mengklasifikasikan agen dalam berbagai bentuk: thermal, radiant, chemical, electrical dan mechanical.
Pendahuluan (lanjutan) • Untuk menggambarkan konsep antara agent-host-environment, teori haddon menggambarkannya dalam matriks Haddon Matrix • Contohnya: Polio, haddon menggambarkan fase yang mempengaruhinya: • Fase 1: preventing the etiologic agent from reaching the susceptible host • Fase 2: interaction of the etiologic agents and susceptible structures • Fase3: maximizing salvage once damage has been done to the susceptible structures
The Haddon Matrix • Awalnya Haddon matrix memiliki konsep antara baris dan kolomnya menggambarkan faktor-faktor yang terdiri dari: sopir, penumpang pejalan kaki, pengguna sepeda, pengguna motor, polisi, jalan raya • Revisi haddon matrix • Kolom: manusia (host); kendaraan & peralatan (agent); lingkungan fisik dan lingkungan sosial-ekonomi (environment)
2. Revisi ke dua: Haddon mempertimbangkan permasalahan lainnya yaitu kecelakaan di jalan raya dan merubah barisnya menjadi “pre-event” – ”event” – “post-event” • Haddon mengidentifikasikan: • Host (person affected by the injury) • Agen (energy tranferred to the host by either an inanimate vehicle or an inanimate vector) • Lingkungan (elemen-elemen fisik di sekitar yang berpotensi menimbulkan injury, sosial ekonomi norma dan moral, lingkungan politis, dan legal environment.
Three-dimensional Haddon Matrix Runyan, CW. Injury Prevention, 1998(4):302-307. Phases Other?? Pre-Event Feasibility Preferences Event Stigmatization Equity Post-event Freedom Person Vehicle/ Vector) Physical Environ Social Environ Cost Effectiveness Decision Criteria Factors
Model tersebut telah digunakan seebagai konseptualisasi faktor etiologi kejadian injury dan juga untuk mengidentifikasi strategi pencegahan, sehingga memudahkan intervensi • Dalam teori Haddon juga telah mengelompokkan 10 tindakan yang strategis terhadap injury control, yaitu: • Prevent the creation of the hazard • Reduce the amount of hazard • Prevent release of the hazard • Modify release of the hazardfrom its source
Separate the hazard from that which is to be protected by time and space • Separate the hazard from that which is to be protected by a physical barrier • Modify relevant basic qualities of the hazards • Make what is to be protected more resistant to damage from the hazard • Begin to counter damage done by the hazard • Stabilize, repair and rehabilitate the object of damage
Teori haddon juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesmas lainnya dari perspektif identifikasi faktor risiko dan untuk merencanakan berbagai cara pencegahan.
Contoh: Haddon Matrix diaplikasikan dalam risiko cidera pada anak-anak di taman bermain
Haddon’s Model in a Theoretical Context • Ruang lingkup sosial-ekologi yang diciptakan oleh Urie BronfenBrenner dalam konteks pemahaman perkembangan manusia, sesuai dengan cara pandang kesmas seperti yang diadopsi oleh Gordon, Gibson, dan Haddon dan yang lainnya dalam konteks injury. • Teori sosial – ekologi oleh BronfenBrenner level dari lingkungan sosial menggambarkan faktor interpersonal, intrapersonal, elemen institusional dan elemen budaya.
Haddon’s Model in a Theoretical Context (Lanjutan) • Faktor Intrapersonel: bayi memiliki perilaku serba ingin tahu dan mengeksplornya dengan menyentuh, merasakan; remaja kecenderungan untuk mengambil risiko dan cenderung pada pengaruh teman sekelompoknya. • Faktor Interpersonel: dihasilkan dari interaksi antara 2 orang • Elemen institusional: mencerminkan multiple organization dimana terdapat fungsi individu, mis: sekolah, workplaces. • Elemen budaya: nilai sosial dan norma, seperti kebijakan pemerintah
Integrasi model kesmas dengan model sosial-ekologi oleh Bronfenbrenner Cultural Physical & Social Environments Institutional Intrapersonel Interpersonal Vector Agent (Energy) Person Vehicles
Dr. Haddon … whose legacy continues to expand and enrich our field… Thank you.