190 likes | 420 Views
Classful/Classles Routing & VLSM Variable Length Subnet Mask. Internetworking Concept. Classfull Routing .
E N D
Classful/Classles Routing & VLSMVariable Length Subnet Mask Internetworking Concept
Classfull Routing • Routing yang protokolroutingnyahanyamengertitentang “Base Class IP Address” (hanyaberbasis Class Default, Routing Update tidakmembawa Subnet-Mask). MisalnyaProtokol RIPv1 dan IGRP. • Keuntungan : Routing Cepat • Kelemahan : Sub JaringanTidakTerdeteksimisalnyaJaringan 172.16.8.0 dan 172.16.4.0 tidakdapatdibedakan, Router Hanyatahu bah inimasukpada 172.16.0.0
Classles Routing • Protokol routing yang mengelola routing table nyatanpamemperhatikan “Base Class”. ContohProtokolini RIPv2, IGRP (EIGRP),OSPF dan BGP.
Routing 2 buah routers yang menghubungkanjaringan 172.16.4.0 dengan 192.168.1.0. Protokol yang mengaturpertukaraninformasiinidinamakanRouting Protocol, contohprotokolRIP (Routing Information Protocol), IGRP (Interior Gateway Routing Protocol), OSPF (Open Shortest Path First) danBGP (Border Gateway Protocol).
Subnetting? • Protocol RIPv1 dan IGRP tidak mengerti Subnetting • Informasi tentang Netmask tidak dibawa pada paket update routing • RIPv1 dan IGRP disebut sebagai Classful Routing Protocol
Classless Routing Protocol • RIPv2, EIGRP, OSPF, BGP, IS-IS membawa Netmask pada routing update
Masalah Classful Routing • komputer A mengirim paket ke jaringan 172.16.4.0, R2 akan sulit untuk mengambil keputusan, apakah paket tersebut diteruskan melalui interface s0 atau s1 ?
VLSM (Variable Length Subnet Mask) • VLSM pengembangan mekanisme subnetting. Kelemahan subnetting adalah adanya nomor jaringan yang invalid (subnet zeroes & ones) dan alokasi nomor IP yang tidak efisien.
Alokasi nomor IP • point-to-point antara R1 dan R2 , R2 dan R3 memerlukan subnet dengan jumlah host yang terlalu banyak. • Jaringan tersebut hanya butuh 2 Host saja !
Fitur VLSM • VLSM mengenal subnet zeroes dan ones, sehingga nomor IP di subnet tersebut adalah valid (dapat digunakan). • Bekerja dengan VLSM dimulai dengan menghitung jumlah Hosts terbanyak yang dibutuhkan.
Studi Kasus • class B 172.16.0.0/16. • Buat 5 buah sub-jaringan masing-masing 100 hosts, 3 sub-jaringan masing-masing 2 hosts
Hitung 100 Hosts • Untuk mempunyai minimal 100 Hosts diperlukan 7 bits (27 - 2 =126), dengan demikian subnets yang dapat diambil adalah 16 - 7 = 9 bits. • Jumlah jaringan yang dapat dibuat adalah 29 yaitu 512 subnets. 1010 1100 0001 0000 0000 0000 0000 0000 = 172.16.0.0 1010 1100 0001 0000 0000 0000 1000 0000 = 172.16.0.128 1010 1100 0001 0000 0000 0001 0000 0000 = 172.16.1.0 1010 1100 0001 0000 0000 0001 1000 0000 = 172.16.1.128 1010 1100 0001 0000 0000 0010 0000 0000 = 172.16.2.0 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1000 0000 = 172.16.2.128 Netmask dari subnet 255.255.255.128 atau dengan bitcount = 25
Alokasi IP max 2 Hosts • Untuk 3 buah sub-jaringan @ 2 host per-jaringan, dapat dikembangkan subnet berikutnya yaitu 172.16.2.128. • Nomor jaringan ini mempunyai 7 bits sebagai bagian dari Hosts. Untuk memenuhi kebutuhan 2 host per jaringan, maka dibutuhkan 2 bits saja, sehingga 7 - 2 = 5 bits dapat dimanfaatkan untuk subnet id. 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1 000 0000 = 172.16.2.128 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1 000 0100 = 172.16.2.132 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1 000 1000 = 172.16.2.136 Subnet mask 255.255.255.252, atau dengan bitcount = 30.
CIDR (Classless Interdomain Routing) • CIDR adalah teknik yang digunakan router untuk menginformasikan jaringan dan sub-jaringan yang dikelolanya melalui penyederhanaan rute (route summarization).
ISP mengelola IP Address 202.159.16.0/26 202.159.16.64/26 202.159.16.128/26 202.159.16.192/26
Latihan VLSM • Buat alokasi VLSM 192.168.9.0/24 untuk 6 jaringan @ 12 hosts dan 6 jaringan @ 2 host (point-to-point).