1 / 36

SHUDAN SHUGI

SHUDAN SHUGI. PPMJ. SHUDAN SHUGI. Dasar dari nilai kepribadian orang Jepang. Kanji. Shudan. Shugi. しゅう だん 集団. しゅ ぎ 主義. Arti. Shudan. Shugi. 集団 Collective Kelompok. 主義 -ism Paham. Arti (lanjutan). しゅう だん しゅ ぎ 集団主義 Collectivism Groupisme Paham Kelompok. SHUDAN SHUGI.

lucian
Download Presentation

SHUDAN SHUGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SHUDAN SHUGI PPMJ

  2. SHUDANSHUGI Dasardarinilaikepribadian orang Jepang

  3. Kanji Shudan Shugi しゅう だん 集団 しゅ ぎ 主義

  4. Arti Shudan Shugi 集団 Collective Kelompok 主義 -ism Paham

  5. Arti (lanjutan) しゅうだんしゅぎ 集団主義 Collectivism Groupisme Paham Kelompok

  6. SHUDANSHUGI Latar Belakang

  7. Latar Belakang Jepang sebagai Negara Agraris Mura Hachibu Shimaguni Konjisei Politik Sakoku (Masa Isolasi)

  8. Jepang, Negara Agraris Jepang sebagainegaraagrarissejakzamanYayoi sampai dengan zamanberakhirnyaPerang Dunia ke-2.

  9. Ciri khas Negara Agraris Mempunyaikepercayaanyang sama(Taritsuteki). Hidupbergantungpada orang lain, dimanapandanganorang lain sangatpenting, sehingga mereka dalam bertindakharus memikirkandampakpada orang lain.

  10. Ciri khas Negara Agraris Perasaansolidaritasyang kuat, atau dikenal sebagai masyarakatpaguyuban, sehingga hidupterikatolehlingkungan. Menjalankankehidupan dari segi pertanian (nokabunka/のうかぶんか/農家文化).

  11. Mura Hachibu Dlmmasyarakatpertanian, apabilaseseorangmelakukankesalahan,makaiaakandikenakan“murahachibu”, yaitu dikucilkan daripergaulananggotamura (desa) nya.

  12. Shimaguni Konjosei Akibat pengaruhgeografisJepangsebagainegarakepulauandengan iklimyang berbeda di setiapwilayah, Jepang dikenal dengan sifat “shimagunikonjosei”, yaitusifatpemikiranyang sempityang terbataspadakepulauanyang didiaminyasaja.

  13. Politik Sakoku Pada zaman Edo, bangsaJepangmenutupdiriselama250 thn, yang dikenal dengan masa isolasi (politik Sakoku), karena masyarakatJepangmerasa lain darimasyarakatdi luarJepang.

  14. Politik Sakoku (lanjutan) Setelah masa isolasi (politik Sakoku), bangsa Jepang mulaimenerimapengaruhdariluar hanya di bidangteknologi & industri, yang disebut dengan politik Kaikaku.

  15. Akibat Politik Sakoku SejarahJepangyang berjalan sangatpanjang,yaitusejakpraJomonsampai dengan masa isolasi, membuatkebiasaanyang adadalam adatistiadatbangsaJepangmenjadiutuhkarena tidak dipengaruhioleh bangsa lain.

  16. SHUDANSHUGI Definisi

  17. Definisi Shudanshugiadalah masyarakatyang mempunyaisifatterikatpadakelompoknya, mempunyainilaikebersamaan yang kuatsebagaiakibatdarimerasadanmenjadibagiandarikelompoknya.

  18. Definisi Sifat terikat dengan pada kelompoknya berdasarkan adanya ikatan emosional yang disebut nakama ishiki (なかまいしき/仲間意識), yang berarti kesadaran berkelompok.

  19. Definisi MasyarakatJepang dikenal sebagaimasyarakat yang mempunyaisifatterikatpadakelompoknyadan merasamenjadi bagian darikelompoknya, atau disebut juga shudanteki shakai (しゅうだんてきしゃかい/集団的社会).

  20. Shudan Shugi Pembagian

  21. Pembagian

  22. Collective Thought 集団思考(しゅうだんしこう)

  23. 集団思考(しゅうだんしこう) Kehidupan masyarakat Jepang semakin berkembang dan berubah menjadi masyarakat industri, dan kini memasuki masyarakat teknologi canggih. Perkembangan dan perubahan yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang dibangun satu kesatuan konsep kerja kelompok yang dikenal dengan shuudan shikou.

  24. 集団思考(しゅうだんしこう) Orientasi kelompok adalah kerangka berpikir orang Jepang terhadap kerja kelompok, yang didasari atas kesadaran tinggi terhadap kepentingan kelompok, sehingga membuat mereka terikat oleh kehidupan bekerja sama dalam suatu kesatuan kehidupan sosial masyarakat.

  25. Collective Life 集団生活(しゅうだんせいかつ)

  26. 集団生活(しゅうだんせいかつ) Kehidupan kelompok adalah kehidupan sosial yang berlangsung atas dasar adanya kerjasama kelompok yang didasari atas kesadaran tinggi terhadap kepentingan kelompok yang diikat oleh aturan, sistem, pola, dan pedoman tentang kehidupan dalam bekerja sama di dalam kelompoknya.

  27. 集団生活(しゅうだんせいかつ) Adanya kesadaran tinggi dalam menjalankan kewajibannya menimbulkan rasa tanggung jawab di setiap individu yang termasuk dalam sebuah kelompok. Pembagian kerja yang merata sesuai dengan tugas dan kewajibannya merupakan sistem kehidupan berkelompok dalam melakukan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk kepentingan dan kesejahteraan kelompoknya.

  28. Collective Conciousness 集団意識(しゅうだんいしき)

  29. 集団意識(しゅうだんいしき) Dalam masyarakat Jepang, berpedoman pada sebuah kelompok merupakan hal yang sangat penting dan memberikan prioritasnya terhadap kelompok daripada diri sendiri. Kebanyakan masyarakat Jepang menyadari bahwa kebaikan yang sangat penting itu adalah dengan menyatakan setia pada nilai-nilai kelompok yang diikutinya.

  30. 集団意識(しゅうだんいしき) Sebagian besar dari masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang lebih memprioritaskan kepentingan kelompok daripada kepentingan diri sendiri. Sebagian besar meyakini bahwa kesetiaan pada kelompok dimana suatu individu tersebut berada merupakan suatu tindakan yang mulia.

  31. 集団意識(しゅうだんいしき) Loyalitas kepada kelompok ini menciptakan sebuah perasaan solidaritas dan mengedepankan dari kesadaran berkelompok yang bisa dilihat dari berbagai aspek kehidupan, seperti perayaan matsuri, ataupun kegiatan undoukai di sekolah-sekolah Jepang

  32. 集団意識(しゅうだんいしき) Dalam sebuah kelompok orang Jepang sangat membatasi diri dengan masyarakat di luar kelompoknya. Ketika orang luar diundang datang dengan menggunakan janji terlebih dahulu, maka mereka akan diperlakukan dengan ramah dan sangat formal layaknya tamu. Jika orang luar mencoba untuk menjadi bagian dari kelompok tersebut, maka tidak akan diberikan sambutan yang hangat dan akan ditolak untuk masuk ke dalam kelompok tersebut.

  33. 集団意識(しゅうだんいしき) Kehidupan berkelompok menghasilkan dampak negatif yang menyebabkan individu-individu menahan diri dari pemikiran mandiri. Hal ini kerap dijumpai di Jepang yang dilakukan oleh remaja Jepang yang dilatarbelakangi oleh kenakalan remaja yang berujung pada kriminalitas.

  34. Kesimpulan Aturan, sistem, pola, dan pedoman yang berlaku telah mendasari dan mengikat masyarakat Jepang dalam kehidupan berkelompok. Hal ini menyebabkan masyarakat Jepang memiliki kesadaran tinggi terhadap kepentingan kelompok dari kepentingan individu.

  35. Kesimpulan Kesadaran tinggi akan kelompoknya membuat mereka memiliki rasa tanggung jawab atas segala tugas dan pekerjaan yang diemban, dan kesetiaan/loyalitas terhadap nilai-nilai dalam kelompok. Loyalitas kepada kelompok ini menciptakan sebuah perasaan solidaritas, yang dapat terlihat pada perayaan matsuri, ataupun kegiatan undoukai di sekolah-sekolah Jepang.

  36. Kesimpulan Namun, dibalik itu semua, masyarakat Jepang sangat membatasi diri terhadap masyarakat di luar kelompoknya. Bahkan, menghasilkan dampak negatif yang menyebabkan individu-individu menahan diri dari pemikiran mandiri. Misalnya, fenomena ijime di kalangan remaja.

More Related