E N D
Mudik…, Mudikadalahkegiatanperantau/pekerjamigranuntukkembalikekampunghalamannya. Mudikdi Indonesia identikdengantradisitahunan yang terjadimenjelangharirayabesarkeagamaanmisalnyamenjelangLebaran. Padasaatitulahadakesempatanuntukberkumpuldengansanaksaudara yang tersebardiperantauan, selaintentunyajugasowandenganorangtua. Tradisimudikhanyaadadi Indonesia. MudiktelahberlaluseiringberakhirnyaliburcutibersamaRamadhan, tetapiceritatentangkesan, pengalamansuka, bahkandukamasihbelumbisadilupakan. Tidakjauh-jauhdaripemandangansebelumnyameskipunhimpitanekonomisemakinsempit, mudiktahuninimasihsajadiminatiparaperantau. Kenapademikian, budayakalaubolehdibilangbegitukarenayamemangdaridahulusudahsepertiitu. Namunjikaditanyadalamhatiparapemudikpastinyaadaalasanpentingselainsekadarbudaya yang terciptakarenakebiasaansaja. Mudikbolehjugadiartikansecarasederhanadengansebuahprosesuntukmenelusuridanmengikatkandirikepadaakarsosialkita. EntahAndainiseorangpejabattinggi, direkturmaupunpengusaha, ketikadirantauAndatetapsaja Mr. Nobody atausekadarnomorsaja, tetapidikampunghalamansendirikitadapatmenghayatikembalimaknakedudukansebagaiadik, paman, keponakan, saudaraataupunanak. Disitukitadapatmerasakankembalikasihsayangtanpapamrih, kasihsayang yang tulenbukanhanyasekadarbasa-basi. Dengantinggalbeberapasaatsajadidesa, kitadapatmenyadarikembalimaknasosialdariseorangtetangga, sahabatataupunsaudara, jadibukanhanyasekadarsebagaiorang lain yang tinggaldiseberangrumahataudisampingmejakerjanyaseperti yang dihayatidi Kota. Di kampunghalamankitabisamendapatkankembaliharkatdannilaikemanusiaankitalagi. BudayaMudikSeterusnyaBudayaUrbanisasi Ada yang menarikterlepasdarimaknamudik, sebenarnyapemudikdarikotasecaratidaklangsungtelahmenjadi Duta Kota. Duta bagibanyakproduk-produk urban. Dari orangkota yang mulaiphobiapadaketombe, misalnya, orang-orangkampungakanmakinmengenallebihbanyaklagimerekpencucirambutdari yang selamainibelummerekakenal. Orang-orangkota (perantau) secarataksengajaakanmemperkenalkannyaketikamudik. Dering ponseldimana-manaakanmengajarkanbetapapentingnyakomunikasilangsung, secaracepat, dantanpabasa-basi. Gaya hidupsemisalmencucitangandengancairanpembersih, pertama-tama mungkinakanmencengangkanorangdesa. Tetapitaktertutupmereka pun bisajadimakintakpercayapada air darisumurmerekasendiri. Mobil-mobildenganberbagaigaya, ukurandansimboljugaakanmembawabanyakpengertianbarubagimereka yang jauhdipelosok; tentangartisukses, tentangartikerjakeras, tetapibisa pula tentangbetapatelahtertinggalnyamereka. Lantasapakahprosespembelajaranituakanjadisearahsaja, darimereka yang mudikkepadamereka yang diudik? Tidakdapatkaharahitudibalik, justru yang mudiklahbelajardari yang udik? Tidakdapatkahkitamenempatkandiribukanhanyasebagai ‘dutakotabesar,’ melainkansebagaiwarga yang kiniinginkembalimenggalinilai-nilaidanbanyakhal lain yang (mungkin) telah lama hilang? Nampaknyaparapertumbuhanekonomiacap kali diklaimsebagaijerihpayahmerekaparapejabatmaupunpebisnisbesarkota. Para anggotaparlemen, yang mulaidaribusatempatdudukdiruangsidanghingga air yang iagunakanmandidirumahdinasnyadibayariolehpublik, bisaberkacatentangapaartinyahidupdiudikdengansegalaketerbatasannya. Apaharapandankeprihatinanmereka yang tertinggalitu. Para pebisnisbarangkalibisa pula menggalinilai-nilai yang selamainiterabaikan, baikdalammemilihlahanbisnis, dalammengiklankanproduk, dalammematokharga, danbanyakhallagi. Saatnyamungkinkitamengukurkejujuran, apakahbahanbakuprodukkitaseperti air, sayurandansejenisnya yang kitakatakanberasaldaripegunungan, benar-benarberasaldarisana. Takkalahpenting pula, apakahkitatelahmemberiimbalan yang pantaskepadamereka yang menghasilkannya, yang secaratidaklangsungtelahmendukungcitraprodukmaupunperusahaankita. Barangkalipiar-piarkotatersebutsangatahlimenceritakanbagaimanagayahidupdikota yang begitugemerlap, sampaipadaukurankesuksesan yang disimbolkandenganmerek jeans buatanluarnegerisehargasetengahkwintalberasmereka. Takayal, Purwanto yang telahduatahunbertanisemenjakmenyelesaikansekolahtingkatmenengahpertamainginikutmengadunasibdikota-kotabesar yang menyediakanberbagaimimpi yang belumpernahPurwantobayangkansebelumnya. Tentunyadenganketerbatasanskill, pendidikandansemuanyasangatsulitbagisemuaorangkampungsemacamPurwantountukmenggapaisegudangimpiandikota. Sedangkan volume arusmudikbisadipastikanakanlebihbesarmenyerbukota-kotabesar. Perantau-perantaubaruselalumenjadimasalahpemerintahkotaseperti Jakarta. Namunpernahkahkitasemuaberpikirapa yang sedangterjadidikampung-kampungudiksepertisekarangini? Jawabannya, samasepertikota-kotabesar, denganketerbatasanpotensidaerah yang tidakbisalagimencukupikebutuhan, banyakkemelaratanterjadidikampung, hargaminyakataupunlistriksamamenyekiknya yang terjadidikota.