240 likes | 621 Views
MASALAH EKONOMI NASIONAL-DAERAH DAN MP3EI. Didik J. RAchbini. I. Pengantar. Ekonomi nasional dan daerah, meskipun tumbuh tetapi mengidap banyak penyakit inefisiensi, kekurangan infrastruktur, kesenjangan, kemiskinan, indeks pembangunan manusia rendah, dan sebagainya
E N D
MASALAH EKONOMI NASIONAL-DAERAH DAN MP3EI Didik J. RAchbini
I. Pengantar • Ekonomi nasional dan daerah, meskipun tumbuh tetapi mengidap banyak penyakit inefisiensi, kekurangan infrastruktur, kesenjangan, kemiskinan, indeks pembangunan manusia rendah, dan sebagainya • Kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air semakin besar dan masih belum dapat dipenuhi dari pajak sehingga menarik peranan swasta dan luar negeri untuk mendukungnya • Bagaimana masa depan MP3EI, yang merencanakan program dalam jangka panjang dan rentang 25 tahun pada saat umum regim tinggal 2 tahun saja • Fondasi legal apa yang bisa dipakai ?
MP3EI: Koridor Ekonomi • Koridor Sumatera: sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional • Koridor Jawa: pendorong industri dan jasa nasional • Koridor Kalimantan: pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional • Koridor Sulawesi: pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas, dan pertambangan nasional • Koridor Bali dan Nusa Tenggara: pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional • Koridor Papua dan Maluku: pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan
Source: Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembanguan Ekonomi Indonesia (MP3EI)Tahun 2011 - 2025
II. Faktor global • Faktor global adalah yang pertama harus dicatat karena pengaruhnya terhadap ekonomi, perdagangan, arus modal sangat signifikan • Krisis berulang dengan frekuensi semakin pendek mulai pada kisaran 10 tahunan, sekarang setiap 3-4 tahun muncul krisis baru • Perekonomian global menurun, diikutinoleh penurunan pertumbuhan ekonomi regional, negara maju dan negara berkembang
III. FAKTOR ANGGARAN • Faktor anggaran sebenarnya relatif baik dengan perkembangan penerimaan pajak kurang dari 500 trilyun rupiah lima tahun lalu sekarang mencapai 1000 trilyun rupiah • Penerimaan dari pertambangan umum bukan migas masih sangat kecil • Masalah APBN terletak pada strategi fiskal yang tidak memadai atau bahkan bisa dikatakan tidak strategis sama sekali • Aspek pengeluaran sangat kacau dan tidak menyisakan anggaran yang cukup untuk infrastruktur
IV. FAKTOR INVESTASI danperdagangan • Pasar, swasta, dunia usaha, arus modal sebenarnya berkembang dengan baik • Bahkan peranan modal asing sangat tinggi masuk ke Indonesia karena krisis di belahan bumi lainnya dan kepercayaan • Perdagangan, ekspor dan ekspor juga meningkat, tetapi akan mengalami masalah ketika krisis Eropa terus berlanjut tanpa ada solusi cepat • Perdagangan global menurun meskipun tidak seberat krisis tahun 1998
Gambar 2. SektorSwasta : RealisasiInvestasiMelajuKencang INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF)
Gambar 3. KetimpanganantaraInvestasiAsingdanDomestik (PMA vs PMDN)
IV. MASALAH DI DAERAH • Permasalahan di daerah lain lagi meskipun transmisinya dengan global melewati ekonomi nasional • Ekonomi politik di daerah tidak kondusif untuk usaha sehingga gantungan kepercayaan hanya pada pemerintah pusat • Desentralisasi fiskal yang mencapai 400 trilyun rupiah gagal, birokrasi daerah melayani dirinya sendiri • Sekitar 80 persen anggaran daerah dipakai untuk belanja rutin pegawai dan belanja nuntuk kebutuhan birokrasi • Rasio elektrifikasi pinjang • Infrastruktur jalan juga tidak seimbang
Gambar 5. Postur Belanja APBD, 2007-2011 (%) Sumber: Kementerian Keuangan, diolah • Pemanfaatan APBD (DAU) didominasiuntuk gaji pegawai dancenderungmeningkatproporsinya. Alokasi belanja modal pembangunan untuk usaha produktif kecil. • Rata-rata pertumbuhan belanja gaji pegawai sebesar 29%, sementara belanja barang sebesar 20%, belanja modal sebesar 9% dan belanja lainnya sebesar 19%.
gambar 9. inefisiensi distribusi barang: Gula pasir=Rp 210 rb/ton Gula pasir=Rp 310 rb/ton . Gula pasir= . Rp 550-600 rb/ton Ilustrasi faktor biaya distribusi dalam komoditas gula pasir ….. Gula pasir= Rp 3-4 jt/ton . Gula pasir= . Rp 300 rb/ton dgn kontainer . Rp 225 rb/ton dg truk . Gula pasir= Rp 150 rb/ton dg truk Gula pasir=Rp 500-600rb/ton Gula pasir=Rp 500-600rb/ton Gula=Rp 280-300rb/ton Sumber: Kementerian Pertanian
V. MASALAH Implementasi • Implementasi quick wins(2011-2015): penyiapan infrastruktur kegiatan (pembentukan institusi pelaksana, penyusunan rencana aksi, penguatan lembaga litbang, dll) • Memperkuat basis ekonomi dan investasi (2016-2020): pembangunan infrastruktur, percepatan investasi, penguatan tata kelola, dll • Melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan (2021-2025): keberlanjutan daya saing dan penerapan teknologi tinggi
Fase awal terlalu lama dan masih jauh dari implementasi, sementara pemerintahan sudah selesai • Proyek MP3EI sangat banyak dengan jumlah ratusan dengan skala besar • Satu hal kecil UU pengadaan tanah yang ditengarai sebagai kendala tidak bisa diselesaikan dengan baik • Rencana ini terlalu muluk dan tidak berpijak di bumi
Faktor Penghambat • Kesinambangunan program • Masalah pembebasan lahan • Masalah birokrasi • Kepemimpinan dan koordinasi di setiap level • Dana • Ketimpangan daerah • Sumberdaya manusia