640 likes | 1.61k Views
Gastroesophageal R eflux D isease ( GERD) Dr. SAPTINO MIRO , SpPD BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FK-UNAND/RS.M.DJAMIL PADANG. Pendahuluan. GER ( refluks gastroesofageal ) adalah fenomena yang dapat timbul sewaktu-waktu pada populasi umum , terutama sehabis
E N D
GastroesophagealRefluxDisease( GERD) Dr. SAPTINO MIRO, SpPD BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FK-UNAND/RS.M.DJAMIL PADANG
Pendahuluan • GER ( refluks gastroesofageal ) adalah fenomena yang dapat timbul sewaktu-waktu pada populasi umum , terutama sehabis makan dan kemudian kembali seperti normal refluks fisiologis. • Dikatakan patologis (GERD) bila terjadi refluks berulang dalam waktu lama sehingga menim bulkan keluhan/kerusakan mukosa esofagus • Terdapat peningkatan prevalensi GERD
Epidemiologi • Di AS , 33% mengalami GERD • Swedia ,12% mengalami heartburn • Singapura ( 1998) 1.6 % ,Taiwan 6% • Indonesia ( ?), • M.Djamil GERD 66.4%, BRG 24.5%
Definitions • Heartburn: • Burning retrosternal pain radiating upward due to exposure of the oesophagus to acid Esophagitis : • Endoscopically demonstrated damage to the oesophageal mucosa • Gastro-esophageal reflux disease (GERD): • Pathological reflux ranges from simple to erosive to Barrett’s • Non-erosive reflux disease (NERD): • Reflux disease in which erosion does not occur Talley et al., BMJ 2001; 323: 1294–7. de Caestecker, BMJ 2001; 323: 736–9. Nathoo, Int J Clin Pract 2001; 55: 465–9. Quigley, Eur J Gastroenterol Hepatol 2001; 13(Suppl 1): S13–18.
Pathophysiology of GERD • The pathophysiology of reflux disease is multifactorial • Gastroduodenal factors : • - Acid and pepsin • - Duodenal agents • - Gastric emptying • - Helicobacter pylori ? • Gastroesophageal junction factors : • - Transient lower esophageal sphincter • relaxation • - Hypotensive lower esophageal sphincters • - Hiatal hernia • Esophageal factors : • - Esophageal clearance • Genetic factors Fass R. GERD .2004
bile reflux Pathophysiology of GERD salivary HCO3 Impaired mucosal defence oesophageal clearance of acid (lying flat, alcohol, coffee) Impaired LOS (smoking, fat, alcohol) – transient LOS relaxations – basal tone Hiatus hernia acid output (smoking, coffee) H+ Pepsin Bile and pancreatic enzymes intragastric pressure(obesity, lying flat) gastric emptying (fat) de Caestecker, BMJ 2001; 323:736–9. Johanson, Am J Med 2000; 108(Suppl 4A): S99–103.
PATOGENESIS GERD(1): • Refluks isi lambung kedalam esofagus merupakan hal yang normal. • Patologis bila terjadi gangguan bersihan lumen esofagus terhadap isi lambung • Proses berlangsung lama dan berulang
PATOGENESIS GERD(2): • Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa esophagus • Pola hidup tertentu, pola makan, merokok, berat badan • Infeksi H pylori? • Penurunan tonus sfingter esofagus bawah ?
GERD dan motilitas : • Kelainan motorik/motilitas esofagus akan berakibat gangguan terhadap bersihan lumen dari refluksat. • Lamanya kontak refluksat dengan mukosa esofagus disertai dengan frekuensi refluks akan dapat berakibat terjadinya GERD • Tonus LES juga dapat berakibat lebih beratnya kelainan
GERD & Infeksi H pylori: • Peranan infeksi H.pylori dalam patogenesis GERD relatif kecil dan kurang didukung oleh data yang ada. • Ada hubungan terbalik antara infeksi H.pylori dengan strain yang virulens (Cag A Positif) dengan kejadian esofagitis, Barrett’s esophagus & adenokarsinoma esofagus
Pola hidup & GERD: • Peranan alkohol, diet serta faktor psikis tidak signifikan dalam patogenesis GERD. • Beberapa studi observasional telah menunjukkan pengaruh merokok dan berat badan lebih sebagai faktor risiko terjadinya GERD
DIAGNOSIS GERD: • Standar baku diagnosis GERD adalah endoskopi saluran cerna bagian atas (SCBA) dengan ditemukannya mucosal break di esophagus • Anamnesis yang cermat merupakan alat utama untuk menegakkan diagnosis GERD
Diagnosis NERD: • Gejala klinik tipikal GERD • Tidak ditemukannya mucosal break pada pemeriksaan endoskopi SCBA • Pemeriksaan pH esofagus dengan hasil positif • Terapi empiris yang banyak dikenal dengan Proton Pump Inhibitor (PPI) Test dengan hasil positif.
Diagnosis GERD Endoscopi sal. cerna bgn atas kerusakan jaringan.6 • NERD • Tidak ada kerusakan jaringan (endoskopi) • Pemeriksaan pH esophagus hasil (+) • Terapi empiris (PPI test) hasil (+) Anamnesis.7 dan pemeriksan penunjang lainnya
Pemeriksaan penunjang GERD: • Endoskopi • Pemeriksaan histopatologi • Pemeriksaan pH metri 24 jam • Penunjang diagnostik lain: Esofagografi dengan barium, Manometri esofagus
Los Angeles classification system for esophagitis Grade A Grade B One or more mucosal breaks, no longer than 5 mm, that do not extend between the tops of two mucosal folds One or more mucosal breaks, more than 5 mm long, that do not extend between the tops of two mucosal folds Grade D Grade C One or more mucosal breaks, that are continuous between the tops of two or more mucosal folds, but which involve less than 75% of the circumference One or more mucosal breaks, that involve at least 75% ofthe oesophageal circumference Lundell et al., Gut 1999; 45: 172–80.
Savary-Miller classification of esophagitis • Grade I • One or several erosions in one mucosal fold • Grade II • Several erosions in several mucosal folds, the erosions can merge • Grade III • Erosions surrounding the oesophageal circumference • Grade IV • Ulcer(s), strictures, shortening of the oesophagus • Grade V • Barrett’s epithelium Savary & Miller. The Esophagus. In: Handbook & Atlas of Endoscopy. Solothurn, Switzerland: Verlag Gassman AG, 1978: 119–205.
Grade I esophagitis Savary-Miller classificationOne or several erosions in one mucosal fold Quigley, Eur J Gastroenterol Hepatol 2001; 13(Suppl 1): S13–18. Nathoo, Int J Clin Pract 2001; 55: 465–9. www.gastrolab.net
Grade II esophagitis Savary-Miller classificationSeveral erosions in several mucosal folds, the erosions can merge www.gastrolab.net
Grade III esophagitis Savary-Miller classificationErosions surrounding the oesophageal circumference Freytag et al., Atlas of gastrointestinal endoscopy. www.home.t-online.de/home/afreytag/indexe.htm
Grade IV esophagitis Savary-Miller classificationUlcer(s), shortening of the oesophagus Freytag et al., Atlas of gastrointestinal endoscopy. www.home.t-online.de/home/afreytag/indexe.htm
Grade V esophagitis Savary-Miller classificationModerate Barrett’s oesophagus Freytag et al., Atlas of gastrointestinal endoscopy. www.home.t-online.de/home/afreytag/indexe.htm
Grade IV esophagitis Savary-Miller classificationStricture Nadel, UCHC.
Grade V esophagitis Savary-Miller classificationModerate Barrett’s oesophagus Freytag et al., Atlas of gastrointestinal endoscopy. www.home.t-online.de/home/afreytag/indexe.htm
Grade V esophagitis Savary-Miller classificationSevere Barrett’s oesophagus Freytag et al., Atlas of gastrointestinal endoscopy. www.home.t-online.de/home/afreytag/indexe.htm
Adenocarcinoma of the esophagus Nadel/Saint Francis Hospital. In: Gastrointestinal Pathology. Fenoglio-Preiser, New York: Raven Press, 1989: 96–100.
Alarm features for GERD Odynophagia Dysphagia Bleeding Alarm features Vomiting Weight loss Nathoo, Int J Clin Pract 2001; 55: 465–9.
ALGORITME TATA LAKSANA GERD PADA PELAYANAN KESEHATAN LINI PERTAMA GEJALA KHAS GERD Gejala alarm Umur > 40 th Tanpa gejala alarm Terapi empirik Tes PPI Respon menetap Endoskopi Respon baik Terapi min-4 minggu kambuh Konsensus Gerd ,2004 On demand therapy
Differential diagnosis of GERD • Hiatus hernia • Esophageal stricture • Esophageal cancer • Chest pain of cardiac origin • Functional dyspepsia Nathoo, Int J Clin Pract 2001; 55: 465–9.
GERD treatment options Lifestyle modifications Antacids and alginates PPIs H2RAs Approaches Prokinetic motility agents Hatlebakk & Berstad, Clin Pharmacokinet 1996; 31: 386–406.
Lifestyle modifications for the management of GERD Reduce weight Elevate head of bed Stop smoking Modifications Avoid reflux-promoting agents (e.g. alcohol, coffee, some foods) (not evidence based) Eat small meals, no late meals, reduce fat
PRINSIP TERAPI • PENGENDALIAN pH asam lambung enzim pepsin bekerja pada pH ideal = 2-2.5 pada pH > 4 aktivitas pepsin menurun drastis • Enzim pepsin bekerja mencerna dinding protein lambung
PENGOBATAN GERD: • Menghilangkan gejala / keluhan • Menyembuhkan lesi esofagus • Mencegah kekambuhan • Memperbaiki kualitas hidup • Mencegah timbulnya komplikasi
KONSENSUS NASIONAL PENATALAKSANAAN PENYAKIT REFLUKS GASTROESOFAGEAL (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE/GERD)INDONESIA 2004
Terapi GERD dengan PPI: • Pengobatan awal dengan PPI dengan dosis ganda selama 8 minggu dengan dosis ganda. • Selanjutnya tergantung perbaikan klinik dan endoskopi, dalam bentuk terapi on demand atau maintenance therapy sampai 6 bulan • PPI dosis ganda selama 8 minggu dapat memberikan healing rate lebih dari 80%
Penatalaksanaan GERD TERDUGA KASUS REFLUKS Gejala Alarm/ Usia > 40 tahun Keluhan berulang UNINVESTIGATED INVESTIGATED PENGOBATAN EMPIRIK 2 minggu( PPI test ? ) TERAPI AWAL / INITIAL PPI test : 1-2 minggu Dosis ganda (Sensitivitas 68-80%) Esofagitis sedang & berat Gejala berulang Esofagitis ringan NERD TERAPI “BILA PERLU” TERAPI PEMELIHARAAN Indonesia GERD study group
ALGORITME TATA LAKSANA GERD PADA PELAYANAN KESEHATAN LINI PERTAMA • Gejala khas GERD • Heartburn • Regurgitasi Gejala Alarm/ Umur > 40 tahun Tanpa gejala Alarm Respon menetap Respon baik GERD+ Terapi minimal 4 minggu Endoskopi kekambuhan On demand therapy Indonesia GERD study group
Algorithm Pengobatan Yang dianjurkan untuk Pasien GERD PPI Pengobatan awal 4-8 minggu Severe EE , Serangan Yang sering Atau Respons PPI lambat Uninvestigated, Mild EE Atau NERD PPI On-Demand PPI Maintenance Indonesia GERD study group
Pertimbangan terapi GERD PPI : Cepat dalam menghilangkan keseluruhan gejala Cepat dalam penyembuhan Pendekatan Step-down Yang dipilih : Cepat dalam penghambatan asam Konsisten mengontrol asam pada pH>4 Sedikit interaksi dengan obat lain Sedikit efek pada cytochrome P450 Omeprazole ? Rabeprazole ? Lanzoprazole ? Esomeprazole ? Pantoprazole ?
KESIMPULAN • Terdapat peningkatan prevalensi GERD • Patofisiolgi multifaktor akibat peningkat an asam lambung, gangguan motilitas,dll • Keluhan berupa heartburn , noncardiac chest-pain • Terapi life style
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN MAAF LAHIR DAN BATHIN TERIMA KASIH