200 likes | 445 Views
PERTEMUAN VII. TEORI JUMLAH UANG BEREDAR. PENGERTIAN. Uang dalam Arti Sempit ( narrow money ): daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati “uang” (deposito berjangka dan tabungan).
E N D
PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR
PENGERTIAN • Uang dalam Arti Sempit (narrow money): daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati “uang” (deposito berjangka dan tabungan). • Narrow Money biasanya dinotasikandengan M1 M1 = C + D Dimana: C = Currency (uang kartal: kertas dan logam) D = Demand Deposits (uang giral: rekening koran/giro)
PENGERTIAN • Uang beredar dalam arti luas (Broad Money) M2 didefinisikan sebagai M1 ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank-bank. M2 = M1 + TD + SD Dimana: TD = Time deposits (deposito berjangka) SD = Savings Deposits (Saldo Tabungan) • Uang dalam arti lebih luas lagi (M3) yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank (uang kuasi) M3 = M1 + QM Dimana: QM = uang kuasi
BANK SEBAGAI PENCIPTA UANG • Otoritas moneter mempunyai peran utama sebagai sumber awal dari terciptanya uang beredar. • Otoritas moneter merupakan sumber “penawaran” uang kartal (C) untuk memenuhi “permintaan” akan uang tersebut dari masyarakat, serta sebagai sumber “penawaran” uang yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuangan yang biasa disebut dengan cadangan bank atau reserve (R).
BANK SEBAGAI PENCIPTA UANG • Uang kartal dan cadangan bank merupakan sumber bagi terciptanya unsur dari uang beredar yang disebut dengan “uang inti” atau “uang primer” (Primary Money). B = C + R Dimana: B = uang primer • Lembaga keuangan yang terdiri dari bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan non bank lainnya (kantor pos giro, lembaga investasi, perusahaan asuransi, dll) sebagai sumber penawaran uang giral (DD), deposito berjangka (TD), simpanan tabungan (SD) dan aktiva-aktiva keuangan lain yang diminta masyarakat yang disebut sebagai “uang sekunder”
CONTOH KASUS • Tuan X, seorang pengusaha mebel, memiliki stok meja kantor senilai Rp. 100.000,- (sebagai penyederhanaan: merupakan satu-satunya modal). Neraca Tuan X yang menggambarkan hal ini adalah:
CONTOH KASUS • Kemudian pemerintah (negara) membeli seluruh stok meja Tuan X tersebut untuk keperluan negara dengan cara mencetak uang baru senilai meja tersebut (100.000). Setelah terjadi transaksi, maka neraca Tuan X dan pemerintah adalah sebagai berikut:
CONTOH KASUS • Seandainya Tuan X memutuskan untuk tidak memegang seluruh kekayaannnya dalam bentuk uang tunai, misalnya: 25.000 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 50.000 disimpan dalam bentuk rekening koran, dan sisanya 25.000 disimpan dalam bentuk deposito berjangka dengan memperoleh imbalan bunga 18% per tahun. Transaksi ini akan tercatat dalam neraca Tuan X dan neraca bank sebagi berikut:
CONTOH KASUS Uang beredar yang tercipta: • Sebelum Tuan X mengambil keputusan untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, maka JUB adalah 100.000 (dalam bentuk uang kartal) • Setelah Tuan X menyimpan sebagian uangnya di bank, maka JUB (M1) adalah sebagai berikut: Uang kartal 25.000 Saldo Rekening koran masyarakat 50.000 Jumlah M1 75.000 • Sedangkan uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 plus TD = 75.000 + 25.000 = 100.000
CONTOH KASUS • Kemudian bank sentral menetapkan cadangan/reserve bank sebesar 15% dari nilai total saldo rekening koran dan deposito berjangka yang dimiliki nasabah. • Uang tunai yang dipegang bank untuk menjamin saldo DD dan TD adalah: 15% x 75.000 = 11.250 • Sisa uang tunai (75.000 - 11.250 = 63.750) bisa digunakan bank untuk usaha-usaha lain yang dapat memberikan penghasilan kepada bank (memberikan pinjaman/kredit kepada masyarakat, misalnya kepada Tuan Y) • Dengan demikian telah terjadi transaksi yang baru dan dapat dicatat sebagai berikut:
CONTOH KASUS • Uang Beredar yang tercipta: • JUB dalam arti sempit (M1): • Uang Kartal: • Pada Tuan X 25.000 • Pada Tuan Y 63.750 88.750 • Rekening Koran (Tuan X) 50.000 • Jumlah M1 138.750 • JUB dalam arti luas (M2) = 138.750 + 25 = 163.750
TEORI PENAWARAN UANG • Teori Penawaran uang tanpa bank • Teori penawaran uang modern
PENAWARAN UANG TANPA BANK • Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalau ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang. • Teori yang paling sederhana adalah gambaran dari sistem standart emas, dimana emas adalah satu-satunya alat pembayaran. • JUB naik-turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat • Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. • JUB (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat
PENAWARAN UANG TANPA BANK • Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. • Contoh sederhana, suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas • Produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.
TEORI PENAWARAN MODERN • Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. • Otorita moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder • JUB merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah saja.
TEORI PENAWARAN MODERN • Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. • Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara bersama-sama.
TEORI PENAWARAN MODERN • Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai). • Pertama: tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai. • Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.
TEORI PENAWARAN MODERN • Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI • Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai • Kesimpulan: tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter. • Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga M1 bertambah.