220 likes | 681 Views
NeuroImunologi. Farida,SpS. Penyakit – penyakit neuroimunologi. Bell’s Palsy inflamasi N.VII Syndroma Guillan Barre (AIDP) radixs dan saraf perifer Myasthenia Gravis NMJ (NeuromucularJunction,paut saraf otot) Multiple Sklerosis.
E N D
NeuroImunologi Farida,SpS
Penyakit –penyakitneuroimunologi • Bell’s Palsy inflamasi N.VII • Syndroma Guillan Barre (AIDP) radixs dan saraf perifer • Myasthenia Gravis NMJ (NeuromucularJunction,paut saraf otot) • Multiple Sklerosis
SyndromaGuillanBarre(Ascending paralisis, AIDP(AcutInflamatoryDemyelinatingPoliradikuloneuropathy) • Penyakit autoimmun yang bersifat self limited • Agak jarang • Insiden di dunia berkisar antara 0,4 – 1,7% tiap 100.000 penduduk
ETIOLOGI -Seranganautoimunpadaselaput myelin perifer -Adanyasuatuautoreactivelimfosit T yang spesifikuntuk myelin antigen dan antibodi -Biasanyadidahuluioleh ISPA atau GIT(campylobacterjejuni) -Infeksipendahulupencetustimbulnyareaksi imunologis yang mengakibatkanterjadinya demielinisasiataudegenerasiaksonal
Patogenesis • Demielinisasi pada SGBreaksi imunologis seluler langsung pada saraf perifer terbukti dengan adanya infiltrasi limfosit dan sel mononuclear lain pada nervus kranialis, radiks ventral dan dorsal, ganglion dorsal dan saraf tepi demielinisasi segmental dari saraf tersebut • Rx makrofag memisahkan sel schwann dari selubung myelin
Terjadi peningkatan kadar IL-2 dan Reseptor IL-2 dari sel T, Antigen yang diduga mencetuskan proses imun suatu peptide spesifik pada protein P2 yang terdapat hanya pada saraf perifer • Demielinisasi yang terjadi perlambatan konduksi saraf dan butuh waktu yang lebih lama untuk mencapai ambang depolarisasi.
Gejala Klinis • Gejala kardinal : tetraparesis, parestesia glove and stocking,refleks fisiologis absen ( tidak ada) • Kelemahan yang ascending, hampir simetris • Gejala neurologis bervariasi pada tiap pasien,dimulai parestesi yang bersifat distal dan simetris yang mengenai jari-jari(50%) parestesi menjalar ke proksimal (stocking and glove)
Perjalanan Klinis • Paresthesi pada kaki dan tangan, arefleksia atau hiporefleksia dalam waktu 1 minggu sejak onset • Kelemahan mengikuti parestesi beberapa hari sesudahnya biasanya dimulai ekstremitas bawah terutama bagian proksimal sehingga pasien kesulitan naik tangga atau berdiri di kursi • Kelemahan menjalar ke ektremitas atas, kadang kadang kelemahan ekstremitas bawah dan atas terjadi bersamaan dan progresif, tetapi biasanya ekstremitas bawah lebih berat
Gejala Klinis lain Paresis nervus kranialis : • Paresis fasialis bilateral (46%) • Paresis otot otot ekstraokuler(36%) • Paresis bulbar (36%) • Paresis otot pernafasan • Disfungsi otonom pada 22% : sinus takikardi, kadang bradikardi, flushing, hipertensi atau hipotensi yang berfluktuasi, kadang didapat hipohidrosis atau hiperhidrosis yang episodik
Progresifitas • Progresifitas gejala dari beberapa hari sampai 1 bulan , hampir 50% pasien mengalami puncak gejala setelah 2 minggu dan 80% setelah 3 minggu • Penyakit ini bersifat limited disease dan pada waktu gejala puncaknya tercapai (3-4 minggu), berhenti progresifitasnya menetap selama 2-4 minggu fase plateau gejalanya secara dramatis membaik
Pem.penunjang • LP : disosiasi sito albumin(Peningkatan protein, sedangkan sel kurang) Fase akut terjadi peningkatan protein LCS>0,55 gr/L,tanpa peningkatan dari sel (<10 lymposit/mm3) • EMG : KHS (kecepatan hantaran saraf ) Menurun, Blok konduksi
Tata Laksana • Tidak ada drug of choice • Waspadai memburuknya perjalanan klinis dan gangguan pernafasan gagal nafas rawat ICU (ventilator) • Kortikosteroid masih kontroversial, dan bila terjadi paralisis otot berat,maka perlu kortikosteroid dosis tinggi • Plasmafaresis bermanfaat terutama pada kasus akut pemulihan cepat pada 50% kasus selama 1 bulan perjalanan penyakit
Terapi terkini • Plasmafaresis biasanya dilakukan dalam 4-6 siklus selama 7-14 hari dan total plasma yang digunakan 200-250 ml/KgBB, sebaiknya dilakukan pada awal perjalanan penyakit, efektif pada minggu I • Imunoglobulin intravena (expert consensus) : IVIg direkomendasikan untuk terapi SGB 0,4 g/KgBB/hari, untuk 5 hari berturut turut • Infeksi yang rekurens harus diobati
Prognosis • Prognosis baik,pada 75% kasuspulihdalamwaktu 6-12 bulan, maksimal 18 bulantanpasekuele yang berarti • 7-15% sekueleneurologis yang permanen (footdrop bilateral,kelemahanotototottanganintrinsik) • 5% meninggalgagalnafas • Angkarelapsberkisar 2-10% • 3-5% CIDP(Chronic InflamatoryDemyelinatingPolyneuropathy)
DD/ • Myasthenia Gravis • Periodik paralisis hipokalemia • Polineuropati karena deff metabolik • Tetraparesis penyebab lain
Myasthenia Gravis • Definisi : Suatu gangguan pada paut saraf otot(NMJ) yg menyebabkan kelemahan subakut dan fluktuatif tanpa gejala gang.sensorik • Etiologi : • Terdapatnya antibodi thd reseptor asetilkholin (AchRAb) yg menyebabkan terjadinya kesalahan transmisi pada NMJ mencegah Ach untuk menstimulasi otot-otot berkontraksi
Klinis • Diplopia • Ptosis • Gangguan mengunyah, berbicara(suara parau), menelan • Kelemahan otot-otot leher dan otot-otot proksimal > dari distal
Klinis • Adanya fatique pagi berbeda keadaan dengan sore • Kelemahan ekstremitas setelah kecapaian(fatique) • Sering terjadi uisa 15-30 thn, pria>40 thn
Diagnosa • Persisten upward gaze ptosis ok otot-otot okular fatique • Ice pack Tes • Klinis • Tensilon tes • EMG
Tata laksana • Piridostigmin (mestinon) • Steroid • Plasmaferesis,IvIg • Timektomi susp.tymoma