420 likes | 678 Views
ROEDHY POERWANTO. Pengembangan Riset Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Hortikultura Indonesia pada Era Perdagangan Bebas ASEAN-China. ASEAN-China Free Trade Area ( ACFTA). Kesepakatan antara negara-negara anggota ASEAN dengan China Untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas
E N D
ROEDHY POERWANTO PengembanganRisetDalamRangkaPeningkatan DayaSaingHortikulturaIndonesia pada Era Perdagangan Bebas ASEAN-China
ASEAN-China Free Trade Area(ACFTA) • Kesepakatan antara negara-negara anggota ASEAN dengan China • Untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas • Menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif • Peningkatan akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi • Peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk mendorong hubungan perekonomian para pihak ACFTA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan china.
Tujuan FTA FTA ini antara lain bertujuan untuk meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa serta menciptakan suatu sistem yang transparan dan untuk mempermudah investasi
Early havest programe • Program percepatan penurunan tarif : • sayuran dikonsumsi • buah-buahan dikonsumsi termasuk nut • Sejak 1 Januari 2010, tarif komoditas tersebut menjadi 0% • Harga sayuran dan buah-buahan yang dimpor dari China menjadi jauh lebih murah meningkatnya permintaan pasar. • Harga buah-buahan dan sayuran Indonesia di pasar China juga turun tajam.
Peluang • China: • GDB: $4,984,730,000,000 • GNI/Kapita: $3,590 • Jumlah penduduk (2009) 1,331,460,000 orang: • Miskin: 2.8% • Sangat prospektif sebagai pasar produk hortikultura Indonesia. • China memberlakukan standar tertentu terhadap produk hortikultura yang dipasarkan, • walaupun persyaratan konsumen di China juga tidak seketat Jepang. • Peluang besar ini harus dimanfaatkan untuk mengekspor sebanyak mungkin produk hortikultura kita, dengan tetap memperhatikan kebutuhan dalam negeri.
Tantangan • Murahnya sayuran dan buah dari China dengan kualitas yang ‘relatif baik’, terutama dari mutu visual, akan menyaingi buah dan sayuran produksi dalam negeri. • Meluasnya buah-buahan asal China di pasar semakin tak terbendung. • Peneliti hortikultura Indonesia dituntut untuk menghasilkan : • varietas, • teknologi produksi dan pasca panen, • sistem pemasaran • agar hortikultura Indonesia: • lebih produktif, • aman dikonsumsi, • lebih berkualitas, • tersedia tepat waktu • harga yang lebih murah dibandingkan produk asal China
Tantangan ProdukOlahan
(26%) (21%) (23%) Trend PerkembanganImporHortikultura
Import Hortikultura • Kenaikanimporprodukhortikulturaselama lima tahunterakhirmeningkat rata-rata 21,63% untukbuahdan 14,97% untuksayur • Rata-rata persentase volume importerhadapproduksinasionalselama lima tahunterakhirsebesar 2,49% untukbuahdan 5,37% untuksayur Tantanganuntukmeningkatkanproduksidanmutubuahdansayurnasional
Kebijakan Pengentian Sementara Impor Hortikultura • Sementara: Januari – Juni 2013 • Komoditas (13): • Kentang, kubis, wortel, cabai • Nenas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian • Krisan, anggrek, heliconia
Kecenderungan Perubahan • Perubahangayahidup &carapandangterhadappanganakanberubah: • tuntutankonsumenterhadapkeamanan, nilaigizi, cita rasa, danketersediaanpangan. • Padamasadepanakansemakinbanyak orang yang makan di luarrumah, dansemakinbanyakmakananinstan di rumah. • Pasar modern (hypermarket, supermarket, minimarket) akantumbuhdenganlajupertumbuhan yang sangattinggisehinggakeseimbangankekuatanbergesardariprodusen/petanikeperusahaanmultinasional. • Kondisiiniakanmenyebabkanadanyakompetisiantaraprodukpangandomestikdenganprodukimpor (yang sering kali lebihberkualitasdenganharga yang lebihmurah). • Tuntutankonsumenterhadapprodukpertanianpadamasadepanakansemakinmeningkat, yang mautidakmau, HARUS DIANTISIPASI DENGAN PENELITIAN.
Tututan Konsumen (1) • Produkbuah dan sayurharusbenar-benaraman, bebasdaricemaran, racun, pestisida, & mikrobaberbahayabagikesehatan. • MRL = maximum reside limit) pestisida • Bebasdarikandunganzatberbahaya: • termasuklogamberatdanracun: • sianida • Hg • Pb • Bahanpengawetdanpewarna yang tidakdiperuntukkanuntukpangan • Cemaranbiologi, baik yang berbahayabagikesehatanmanusiamaupunbagipertanian • Sanitary and Phytosanitary Measures Peneliti Indonesia harusmempersiapkandirimenghadapihal-haltersebut.
Tututan Konsumen (2) • Nilaigizitinggidanmengandungzatberkhasiatuntukkesehatan: • Konsumenmenghendakiinformasimengenaikandunganfitokimia yang berkhasiatuntukmeningkatkankesehatandalamprodukpangan. • Karenaitupenelitianmengenaimanfaatproduk-produkpertaniantanamanpangan Indonesia perlumulaisegeradilakukan. • Pengetahuan indigenous mengenaimanfaatprodukpanganperludibuktikansecarailmiahdandiketahuiapafitokimia yang terkandung di dalamnya. • Mutu tinggi
Tututan Konsumen (4) • Produkpertanianharusdiproduksidengancara yang bertanggungjawabpadalingkungan. • Tuntutanterhadapkelestarianlingkunganakansemakinketat, padahalpadasaat yang samatekananpopulasiterhadapsumberdayalahansemakinkuat. • Karenaitupeneliti Indonesia perlumengembangkanteknologipertanian yang dapat: • menjaminproduksipangan yang memenuhitututankonsumen • namuntetapdapatmenjagakelestarianlingkungan, • mencegahpencemarantanahdan air, • mencegaherosi • mencegahhal-hal lain yang menyebabkanpenurunankualitaslingkungan.
Tututan Konsumen (5) • Produkpertanianjugaharusdiproduksidengantanggungjawabsosial: • keselamatanpetanidanpekerja • kesejahteraanpetanidanpekerja. • Mempunyaitanggungjawabpadakonsumentraceability. Cara produksipanganharusdapatdirunutdaripasarsampaikebun. Data-data harustransparandanjujur. Karenaitucatatanaktivitas di kebundanrantaipasarharusmenjadiperhatian.
Tututan Konsumen (6) Produkpanganharustersediadalamwaktu yang tepat. Untukprodukpangantertentukontinyuitaspenyediaanmenjadifaktor yang sangatpenting. Hargajualprodukpertanianharuskompetitif. Untukituefisiensidalamproduksi, dalam delivery harusdilakukan. Harusdikembangkan“supply chain management (SCM)” yang berkeadilandanberorientasipadanilaiproduk.
Daya saing (6K+T) • Kuantitas • Kualitas • Keamanan • Kontinyuitas pasokan • Ketepatan delivery • Hargakompetitif • Traceability
Tiga masalah besar • pertanian dituntut menghasilkan pangan yang lebih banyak, lebih bergizi, lebih bermutu dan aman • dengan kondisi semakin berkurangnya lahan subur dan air irigasi, • pertanian dituntut agar dapat mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, menyelamatkan planet bumi dari kehancuran; • yang ini berarti juga perluasan areal pertanian dibatasi oleh perlindung terhadap fungsi hutan sebagai paru-paru dunia”
Tantangan bagi Hortikulturis • Bagaimana menghasilkan produk hortikultura dengan harga yang wajar bagi populasi yang terus bertambah. • Bagaimana meningkatkan hasil per satuan luas (produktivitas); karena perluasan areal sudah semakin sulit. • Bagaimana menghasilkan lebih banyak produk hortikultura dengan menggunakan air lebih sedikit. • Bagaimana menghasilkan produk hortikultura yang lebih aman, bermutu dan bernilai bagi konsumen. • Bagaimana menghasilkan produk hortikultura tanpa menurunkan potensi sumberdaya lahan dan lingkungan. • Bagaimana cara menjamin ketersediaan yang kontinyu produk hortikultura yang secara alami bersifat musiman. • Bagaimana menghasilkan produk hortikultura yang mensejahterakan petani.
Tujuan Umum Penelitian Hortikultura • Kesejahteraanpetani • Jaminanmenghasilkanprodukberkualitas, • Manajemenrantaipasokan yang efisien, • Pemasaran yang baik • Kelestarianlingkunganhidup
Jaringan Peneliti Hortikultura • Perlu ada jaringan peneliti hortikultura nasional • Permasalahan hortikultura Indonesia terlalu besar untuk dihadapi oleh hanya sekelompok peneliti. • Para peneliti hortikultura perlu secara bersama-sama dan terpadu menghadapinya selayaknya sebuah orkestra yang sedang konser. • Perlu dirumuskan bersama: • lingkup penelitian dan pengembangan kunci, • agar dalam waktu tidak terlalu lama hortikultura Indonesia bisa berjaya baik di pasar domestik maupun global.
1. Menggali potensi komoditas hortikultura • Untuk ekspor ke China, Jepang, Korea dan Australia. • Negara-negara ini adalah negara dengan penduduk besar, sehingga kebutuhan konsumsi buah dan sayuran sangat besar. • Mempelajari persyaratan perdagangan hortikultura di negara-negara tersebut • Uji apakah komoditas potensial kita memenuhi persyaratan tersebut. • Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
2. Pengembangan teknologi pasca panen • Jarak dari pasar dan biaya pengiriman barang yang tinggi membuat pengangkutan dengan kapal ke pasar luar negeri alat ekspor penting, • Perlu produk dengan selflife yang lebih panjang • Penelitian dalam semua aspek interaksi pra-panen, pemanenan, penanganan pasca panen, grading, coolchain, coolstorage, controlled atmosphere storage, dan teknologi penyimpanan lain. • Masalah hama dan penyakit dalam kaitannya dengan kualitas dan akses pasar. • Penelitian mengenai tanggap buah dan sayur terhadap stres suhu dan stres oksidatif (O2 dan CO2), etilen, dan air, perubahan tekstur dan sifat dinding sel selama transportasi. • Penelitian untuk memahami gangguan fisiologis dan untuk mengembangkan protokol mengurangi gangguan fisiologi.
3. Good Agricultural Practices • Penerapan GAP memerlukan dukungan hasil penelitian: • Prosedur Operasional Standar beberapa tanaman buah yang disusun untuk implementasi GAP telah disusun, • dalam penyusunannya ditemukan banyak kesulitan; • langkah-langkah operasional dalam POS tersebut sebagian besar tidak berdasarkan pada hasil penelitian tetapi diperoleh dari praktek yang telah dilakukan oleh petani. • Agar implementasi GAP memberikan hasil yang memenuhi persyaratan pasar, POS perlu didukung penelitian.
3. Good Agricultural Practices • Pemilihan varietas, • Pemilihan rootstock yang tepat untuk tanaman buah, • Jarak tanaman dan pengaturan tajuk pohon buah-buahan, • Pemupukan yang tepat berdasarkan: • kondisi tanah, • kebutuhan tanaman, • nilai ekonomi • menghasilkan produk berkualitas, • Pengendalian opt yang: • tidak mencemari lingkungan, • tidak meracuni petani • tidak meninggalkan residu diatas MRL • dapat diterapkan petani,
3. Good Agricultural Practices • Penelitian mengenai biokontrol, • Pengairan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dan berkualitas, • Teknik polinasi yang mendukung produksi buah yang sempurna dan berkualitas, • Penentuan umur panen dan cara panen yang tepat yang bisa mempertahankan kualitas
4. Biosekuriti • Biosekuriti perlu menjadi prioritas nasional untuk kepentingan strategis yang signifikan terhadap semua sektor pertanian. • Keberlanjutan pertanian serta kawasan alam, sedang terkikis oleh semakin meningkatnya jumlah hama asing invasif. • Kasus terbaru adalah meledaknya hama kutu putih pada pepaya dan tanamanan lain yang berasal dari tanaman hias yang diimpor dari Amerika. • Cukup banyak organisme baru per tahun adalah memasuki Indonesia sehingga resiko biosekuriti meningkat, seiring dengan meningkatnya perdagangan global, pariwisata, rute perdagangan baru, dan perubahan iklim. • Tingkat Invasi tidak akan berkurang di masa mendatang, • Ada kebutuhan mendesak untuk menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan biosekuriti perbatasan dan pelabuhan-pelabuhan pintu masuk
5. Pengelolaan tanah dan air • Sistem hortikultura Indonesia perlu menciptakan produk hortikultura premium melalui produksi berkelanjutan yang memanfaatkan nilai modal alam berupa tanah dan sumber daya air. • Peneliti hortikultura perlu mengembangkan strategi berkelanjutan untuk irigasi yang efisien, pemupukan tanaman dan manajemen agrokimia. • Perlu dikembangkan: • penggunaan sumber daya air yang efektif • solusi-solusi untuk melindungi tanah dan air permukaan dari pupuk dan pestisida, • mengingat penggunaan pupuk dan pestisida pada produksi hortikultura di Indonesia tergolong sangat tinggi
6. Pemuliaan Tanaman • Indonesia mempunyai sumberplasma nutfah yang sangat banyak namun belum banyak yang dimanfaatkan. • Kemajuan Thailand, Brazil, Israel, dan negara-negara penghasil utama hortikultura tropis lainnya antara lain karena kemampuannya menghasilkan varietas-varietas hortikultura yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan lingkungan tumbuhnya. • Pemulia hortikultura Indonesia perlu memanfaatkan kekayaan plasma nutfah kita untuk menghasilkan varietas Hortikultura Indonesia yang Unggul.
7. Hortikultura sebagai Pangan Fungsional • Kesadaran baru global: “peran makanan sehat” • Konsumen mencari pendekatan holistik untuk kesehatan, dan penekanan lebih besar pada pencegahan daripada mengobati. • Konsumen yang sadar kesehatan: • yang tidak hanya menuntut makanan lebih "Alam" - bebas pestisida, diproduksi secara berkelanjutan, "aman" – • tetapi juga makanan fungsional yang menawarkan manfaat untuk kesehatan. • Makanan fungsional yang merupakan bagian dari diet normal, namun: • mempunyai fungsi fisiologis positif terhadap kesehatan secara keseluruhan • mempunyai potensi untuk mengurangi resiko penyakit kronis.
7. Hortikultura sebagai Pangan Fungsional • Buah & sayuran mempunyai potensi sangat besar menjadi makanan fungsional. • Penelitian mengenai fungsi kesehatan dan kandungan zat berkhasiat kesehatan dari buah-buahan tropika perlu diteliti. • Pada tahap lebih lanjut meungkin perlu juga dilakukan penelitian mengenai formulasi zat berkhasiat tersebut untuk suplement pangan.
8. Genom Tanaman Hortikultura (kalau ada dana lebih) • Teknologi genom, transformasi gen, kloning DNA, Microarrays, Metabolomics, Bioinformatics, penelitian mengenai fungsi gen, interaksi tanaman dengan penyakit dan sebaginya.
TERIMA KASIH Thank You ありがとうございます