200 likes | 532 Views
SEMADI. DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 15 FEBRUARI 2009. K. Wijaya-Mukti. JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN KEBENARAN MULIA TENTANG JALAN MENUJU LENYAPNYA DUKA (S. V, 9). . KEBIJAKSANAAN. Pandangan Benar. Semadi Benar. Pemikiran Benar. SEMADI. Perhatian Benar. Ucapan Benar.
E N D
SEMADI DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 15 FEBRUARI 2009 K. Wijaya-Mukti
JALAN MULIA BERUNSUR DELAPANKEBENARAN MULIA TENTANG JALAN MENUJU LENYAPNYA DUKA(S. V, 9) KEBIJAKSANAAN Pandangan Benar Semadi Benar Pemikiran Benar SEMADI Perhatian Benar Ucapan Benar Perbuatan Benar Daya Upaya Benar Penghidupan Benar S I L A
PENGERTIAN • “Memusatkan pikiran pada satu objek yang tunggal, inilah yang disebut semadi” (M. I, 30) • Sinonim: meditasi, konsentrasi, tafakur, kontemplasi • Sebagai metode atau cara mengembangkan batin, semadi dinamakan bhawana • Hasil meditasi berupa keadaan batin yang menunggal, pemusatan pikiran kuat memegang objek, dinamakan jhana atau dhyana, ch’an, zen • Meditasi dalam bahasa Tibet disebut gom: membiasakan diri ~ cara hidup yang menyeluruh
Kelompok Semadi terdiri dari Semadi Benar, Daya Upaya Benar & Perhatian Benar Pemusatan pikiran membutuhkan syarat adanya daya upaya berupa Empat Ketekunan Usaha yang Benar, dan ditandai perhatian berupa Empat Landasan Kesadaran (M. I, 301) Tidak mungkin menguasai semadi tanpa menguasai sila, tidak mungkin pula menguasai kebijaksanaan tanpa menguasai semadi (A. III, 14) TIGA FAKTOR SEMADI
DAYA UPAYA BENAR4 Ketekunan Usaha yang Benar • Usaha mencegah timbulnya pikiran buruk/ yang merugikan/ hawa nafsu/ kerinduan & kekesalan, dengan menjaga, mengawasi, mengendalikan indra • Usaha melenyapkan pikiran buruk yang sempat muncul, dengan mencampakkannya, mengakhirinya, mengalihkan pikiran pada sesuatu yang baru • Usaha membangkitkan/mengembangkan pikiran baik yang belum muncul (faktor Penerangan) melalui ketenangan, dengan tujuan mencapai kebebasan • Usaha mempertahankan pikiran baik/ objek konsentrasi yang telah berhasil dicapai (A. II, 16)
PERHATIAN BENAR4 Landasan Kesadaran Penuh kesadaran/ perhatian murni, terkendali, menguasai diri menghadapi gangguan yang timbul, merenung, mengamati sungguh-sungguh: • Badan jasmani • Perasaan • Pikiran • Fenomena dharma Secara internal, eksternal atau bersama, mengenai proses timbulnya, lenyapnya, timbul/lenyapnya sesuatu, hanya sekadar mengetahui, mengendalikan, bebas tanpa kemelekatan (D. II, 290)
Mahasatipatthana-sutta: “Satu-satunya jalan yang membuat orang menjadi suci, mengatasi kesedihan & ratapan, mengakhiri hal-hal yang menyakitkan & penderitaan, metode yang benar, untuk merealisasi Nirwana, itulah Empat Landasan Kesadaran (Perhatian murni)” (D. II, 290)
SEMADI BENAR • Menjauhkan diri dari nafsu & semua yang buruk, memasuki jhana tingkat pertama hingga keempat, tinggal dalam keadaan itu (S. V, 9) • Pikiran yang baik, yaitu kesadaran & corak batin yang baik, terpusat dengan mapan pada satu objek (Vism. 84) • Semadi memiliki karakteristik pikiran yang tidak terganggu, fungsinya mengatasi kekacauan, menyebabkan ketenangan, manifestasinya tidak bergelombang, sebab terdekat yang menimbulkan pemusatan pikiran adalah kebahagiaan. • Dengan merasa bahagia, pikiran menjadi terpusat (D. I, 73)
MANFAAT SEHARI-HARI • Mengenal & menguasai diri • Mengatasi masalah mental/kejiwaan, mengurangi ketegangan ~ sabar, tenang, seimbang, damai • Membangun kebiasaan baik dari pikiran, sikap-sikap yang positif, realistis, konstruktif ~ kecerdasan intelektual, emosi, spiritual, sosial • Meningkatkan kebugaran & daya tahan jasmani, menyembuhkan sejumlah penyakit (efek a.l. terhadap saraf & otak, sirkulasi darah & jantung, reaksi biokimia & fisiologi)
TUJUAN SEMADI • Mencapai ketenangan batin & pandangan terang ~ pemurnian kesadaran (perhatian penuh & pemahaman jernih) ~ sadar di sini saat ini ~ pencerahan • Tujuan akhir: Nirwana • “Orang yang bijaksana tekun bersemadi, selalu berusaha keras, akan mencapai Nirwana, kebebasan mutlak, kebahagiaan yang tiada tara (Dhp. 23) • Tidak ada hubungannya dengan mistik, sekalipun bisa menghasilkan kemampuan supernatural
MACAM-MACAM BHAWANA • Samatha-bhawana (semadi duniawi) pengembangan ketenangan, menghasilkan jhana & kekuatan batin, tidak dapat melenyapkan seluruh kotoran batin • Wipassana-bhawana (semadi supra-duniawi) pengembangan pandangan terang, melenyapkan seluruh kotoran batin, ajaran khas Buddha Wipassana-bhawana memerlukan landasan ketenangan batin, karena itu kedua metode tidak terpisahkan
SUBJEK SAMATHA BHAWANA • Ada 40 subjek , dikelompokkan 7 kategori: • Kasina, wujud benda & warna & cahaya (10) • Asubha, wujud menjijikkan/mayat (10) • Anussati, perenungan (10) • Appamanna, keadaan tak terbatas (4) • Arupa, perenungan tanpa materi (4) • Aharapatikulasanna, persepsi jijik makanan (1) • Catudhatuvavatthana, analisis 4 unsur jasmani (1) Pilih salah satu yang paling cocok
WIPASSANA-BHAWANA • Melihat dengan cara istimewa, gerak gerik batin & jasmani, terus-menerus: tidak kekal, duka, tanpa inti • Perenungan jasmani: keluar masuk napas, posisi jasmani, perhatian & menyadari, analisis organ, unsur jasmani, proses kerusakan • Perenungan perasaan: menyenangkan, menyakitkan, netral • Perenungan pikiran: dicengkeram hawa nafsu, kebencian, kebodohan atau tidak, apa penuh perhatian, luhur, ideal, tenang, bebas atau tidak • Perenungan fenomena dharma: muncul lenyapnya agregat kehidupan, indra, rintangan batin, Empat Kebenaran Mulia, dll
PENCAPAIAN KONSENTRASI • Konsentrasi sesaat (khanika-samadhi): tiada rintangan batin untuk sementara • Konsentrasi permulaan/mendekat (upacara-samadhi): rintangan batin lenyap sama sekali, penampakan gambaran batin tercapai, faktor jhana belum mapan • Konsentrasi penuh (appana-samadhi): gambaran batin terkendali, semua faktor jhana mapan
5 faktor Jhana Vitakka: pikiran yang terarah menangkap objek Vicara: pikiran bertahan telah menangkap objek dengan kuat Piti: kegiuran Sukha: kebahagiaan Ekaggata: pemusatan pikiran yang menunggal kuat (S. V. 9) Jhana/dhyana: konsentrasi yang dicapai dalam meditasi, keadaan batin di luar aktivitas panca-indra dengan pikiran terpusat menunggal kuat FAKTOR-FAKTOR JHANA
Nimitta ~ tanda/ lambang, menunjukkan tingkat perkembangan perenungan pada suatu objek Parikamma-Nimitta: gambaran batin selama pembacaan = objek perenungan itu sendiri Uggaha-nimitta: gambaran batin tercapai = reproduksi oleh batin, bukan bayangan saat menutupkan mata atau khayalan Patibhaga-nimitta: gambaran batin terkendali = turunan dari bentuk asli yang dapat dibuat lebih besar/kecil, diubah warnanya sekehendak hati GAMBARAN BATIN
Kotoran batin (kilesa) Nafsu keinginan akan objek indra yang menyenangkan Niat/kemauan jahat Kemalasan dan kelesuan Kegelisahan dan kekhawatiran Keraguan (A. III, 62) Kemelekatan, kesombongan, pandangan keliru/ ilusi Rintangan batin dikendalikan dengan: keyakinan, usaha, kesadaran/perhatian murni, semadi, kebijaksanaan RINTANGAN BATIN
Di dalam posisi & kondisi apa pun, sadar sepenuhnya akan adanya kebahagiaan & ketidakbahagiaan, melepaskan keduanya, tidak melekat TERIMAKASIH Duduk bersila Berdiri Jalan Berbaring PRAKTIK MEDITASI