320 likes | 542 Views
JARINGAN BEBAS RUGI (Non Blocking Network). B. Jaringan yang memberikan kemungkinan bahwa setiap saluran masuk dapat dihubungkan/menjangkau setiap saluran keluar yang bebas. Satu tahap/tingkat. A. 1. 1. 2. 2. N. N. Setiap masukan di A dapat menjangkau setiap jalan keluar B yang bebas.
E N D
JARINGAN BEBAS RUGI (Non Blocking Network) B Jaringan yang memberikan kemungkinan bahwa setiap saluran masuk dapat dihubungkan/menjangkau setiap saluran keluar yang bebas. Satu tahap/tingkat A 1 1 2 2 N N Setiap masukan di A dapat menjangkau setiap jalan keluar B yang bebas.
1 2 3 N 1 2 3 N Realisasi 1 2 3 N N masukan 1 2 3 N
Cont. • Agar diperoleh kemampuan bahwa setiap masukan dapat menjangkau keluaran, maka setiap saluran masuk harus memiliki titik hubung dengan setiap saluran keluar. • saluran masuk 1 harus dapat dihubungkan dengan setiap saluran keluar butuh N cross point • saluran masuk 2 harus dapat dihubungkan dengan setiap saluran keluar butuh N cross point. • Dst sampai saluran masuk ke N, sehingga TCP yg dibutuhkan = N x N
1 1 n p 2 2 n N N k m n p p Dua Tahap / tingkat B A n p n p N N p n
Cont. • N = n . k ; N = m . p • Jika k = m, maka n = p ; Jika k > m, maka n < p • Jika k < m, maka n > p • banyaknya saluran masuk tiap group pada tahap 1,atau • n = N/k).
n sal n sal keluar ke group B1 n sal keluar ke group B2 n sal keluar ke group Bm Elemen Gandeng(Cross point)
n sal dr A1 n sal dr A2 n sal dr Ak p sal keluar • Sal. masuk dr Group A1 • Sal. masuk dr Group A2 • Sal. masuk dr Group Ak • Sal. keluar dr Group B1 • Cross Point
1 1 1 n n 2 2 2 n N N m = 2n-1 k k n 2n-1 group k group k group n disini merupakan masukan dari n tahap sebelumnya n n Tiga tahap / tingkat A B C
Group A1 Group B1 1 2 3 N A1 A2 A3 Ak C1 C2 C3 Ck B1 B2 B3 B(2n-1) k 2n-1 Group C1 B1 B2 B3 B2n-1 C1 C2 C3 Ck n Realisasi
Cont. • Jumlah cross point • - Group A sebanyak k • tiap group = n x (2n-1) cross point • total A = k xn x (2n-1) cross point • - Group B sebanyak m = 2n-1 • tiap group = k x k cross point • total B = (2n-1) x k x k cross point • - Group C sebanyak k • tiap group = n x (2n-1) cross point • total C = (2n-1) x k x n cross point • Total cross point = kn(2n-1) + (2n-1)k2 + kn(2n-1) • Group A Group B Group C • = (2kn + k2)(2n-1) • N 30 cross point total lebih sedikit dari total satu tahap (N2).
contoh • Diketahui terdapat 1000 saluran masuk dan 1000 saluran keluar. Hitunglah cross point yang diperlukan jika dipakai : • 1 tahap • dua tahap - pada group masukan, masing-masing menampung 50 (n) saluran k = 20 - pada group keluaran, masing-masing melewatkan 40 (p) saluran keluar m = 25 • tiga tahap Tiap group switch menampung 100 saluran.
Jawab : • TCP : N2 = 1.000 x 1.000 = 1.000.000 • Nmn + N2 = 1.000 x 25 x 50 + 106 • = 2.250.000 • (2kn + k2)(2n-1) N = 1000 ; n = 100 • k = 1000/100 = 10 • jadi TCP = (2 . 10 . 100 + 102) (2 . 100 – 1) • = (2000 + 100)(200 – 1) • = 2100 x 199 • = 417.900 CP
contoh • Misal N = 1.000.000 Tiap group mampu menampung 100 masukan, butuh berapa tahap untuk merealisasinya 5 tahap
1 2 100 1 1 1 1 2 100 2 2 2 1 2 100 199 10.000 10.000 1 2 100 1 1 1 1 2 100 2 2 2 1 2 100 199 100 100
n-1 1 n 1 n-1 1 2 n-1 k k n n B C A
Cont. Closs - Jika terdapat (n-1) saluran sibuk di masukan terhubung ke (n-1) saluran sibuk di keluaran dan - terdapat 1 saluran bebas di masukan hendak menghu- bungi 1 saluran bebas di keluaran. - Jika terdapat (n-2) saluran sibuk di masukan berhu - bungan dengan (n-2) saluran di keluaran B1 - terdapat 1 saluran sibuk di masukan, berhubungan dengan 1 saluran di keluaran selain di B1 - terdapat 1 saluran sibuk di B1(keluaran) tetapi tak hubung ke A1
source n-2 1 1 1 n-2 1 1 2 k k n n n-2 1
n-1 1 1 1 n-1 1 2 n-1 1 2 • Jumlah switch = (n-2) + 1 + 1 + 1 = n + 1 • Jika terdpt (n-1) sal masukn dr A1 terhubng ke selain B1. • - terdpat (n-1) sal keluaran di B1 terhubung ke selain A1 • - terdapat 1 saluran bebas di A1 terhubung ke B1.
SOC (Successive Office Control) &OOC (Originating Office Control) • Pengontrolan sistem tersebut – SOC (Successive Office Control) pengontrolan dibebankan pada setiap sentral yang dilalui. • Jika setiap sentral tidak dibebani dengan pengontrolan hanya dilakukan oleh sentral asal disebut OOC (Originating Office Control). • Jika selain sentral asal, ada sentral tertentu lainnya yang dapat melakukan pengontrolan Spill Forward OOC
A 2 1 2 L • OD-1 OOC
4 B 3 L 1 B A 3 3 L Cont. • OD-2 OOC
L 4 A B L 1 4 B L cont • OD-3 OOC Spill Forward OOC Spill Forward OOC
SISTEM TUNGGU • Pada sistem tunggu, jika ada permintaan panggilan datang pada saat semua peralatan yang ada sibuk, maka permintaan panggilan tersebut tidak dihilangkan/diblok. • Permintaan panggilan tersebut akan diantrikan pada suatu buffer untuk menunggu sampai ada perlatan/ saluran yang bebas. • Sistem tunggu digunakan pada jaringan yang didalamnya memuat trafik data bukan suara (telepon). • Sistem pada umumnya terdiri dari kombinasi dari : • Sistem rugi • Sistem Tunggu
Cont. • Artinya : • Jumlah yang bisa menunggu adalah terbatas (bukan tak hingga) • Atau waktu tunggu terbatas, yaitu jika menunggu dari waktu yang ditentukan/time out, maka permintaan panggilan akan dibuang/diblok
Simbol Pelayan Panggilan Panggilan keluar dari sistem Tempat tunggu (antrian)
Sistem antrian dilambangkan dengan notasi D.G. Kendall : A / B / C • A : Pola kedatangan panggilan • B : Pola waktu pelayanan (pendudukan) • C : Jumlah pelayan (alat/saluran) • Simbol pada pola datang panggilan dan pola waktu pendudukan • M : distribusi eksponensial negatif (M=Markov) • D : distribusi tertentu / tetap / fixed • G : distribusi umum (general)
Cont. • Rumus Tunggu Erlang • Sistem : M / M / N123 • 12 • : M Rate kedatangan panggilan rata2 tetap = • : M Waktu pendudukan/pelayanan rata2 tetap = h3 • : N Jumlah pelayan (saluran) sebanyak N • Diasumsikan bahwa tempat antri/buffer adalah tak hingga • Diagram transisi kondisi = 1/h • S = 1/(1-)
60 % I 25 % 15 % 50 % 50 % 25 % II III 20 % 25 % 30 % Perhitungan Matriks Trafik Antar Sentral • Contoh :
Wilayah trafik I • Jumlah SST = 10.000 • Trafik/SST = 0,06 Erlang • - Distribusi = 60 % I • 25 % II • 15 % III • Wilayah trafik II • Jumlah SST = 5000 • Trafik/SST = 0,05 Erlang • - Distribusi = 50 % I • 30 % II • 20 % III • Wilayah trafik I • Jumlah SST = 5000 • Trafik/SST = 0,04 Erlang • - Distribusi = 50 % I • 25 % II • 25 % III • Dari ke total trafik • I II 25 % x 10000 x 0,06 = 150 erlang • I III 15 % x 10000 x 0,06 = 90 erlang • II I 50 % x 5000 x 0,05 = 125 erlang • II III 20 % x 5000 x 0,05 = 50 erlang • III I 50 % x 5000 x 0,04 = 100 erlang • III II 25 % x 5000 x 0.04 = 50 erlang • I I 60 % x 10000 x 0,06 = 360 erlang • II II 30 % x 5000 x 0,05 = 75 erlang • III III 25 % x 5000 x 0,04 = 50 erlang
Peramalan Trafik • Permalan trafik dapat dilakukan dengan bebrapa cara : • Trend Methode • Suatu kualitas yang diambil dari hasil pengamatan dalam suatu deretan waktu (time series) dapat mengikuti suatu pola tertentu dan dicari perkembang-annya untuk waktu yang akan datang yaitu memper-kirakan kecenderungan/Trend untuk waktu yang akan datang. • Statistical demand analysis • Dianggap bahwa perkembangan suatu besaran (dalam hal ini jumlah pelanggan) mengikuti/ tergantung dari pola : • jumlah penduduk • standar kehidupan • perkembangan ekonomi dll • bila beberapa variabel mempunyai relasi yang jelas terhadap perkembangan telepon, maka variabel tersebut dapat dipakai untuk memprediksi trafik.
Cont. • Analytical Comparison • perkiraan / prediksi dengan cara membandingkan tahap-tahap perkembangan telekomunikasi di negara yang lebih dahulu mengembangkan telekomunikasi • Individual Judgement • Ditentukan sendiri dan didasarkan pengalaman dan informasi yang dikumpulkan, tanpa analisis secara sistematis.