90 likes | 268 Views
KAJIAN KINERJA INDUSTRI KECIL DENGAN METODE B ALANCE SCORE CARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS oleh : MT SAFIRIN Jurusan Teknik Industri FTI UPN "Veteran" Jawa Timur. LUTFIA NUR IZZATI 41612010053. AbSTrAK.
E N D
KAJIAN KINERJA INDUSTRI KECIL DENGAN METODE BALANCE SCORE CARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESSoleh : MT SAFIRIN JurusanTeknikIndustri FTI UPN "Veteran" JawaTimur LUTFIA NUR IZZATI 41612010053
AbSTrAK • Industrikecilmerupakansalahsatukomponenpentingdalamstrukturperekonomiannasionalkarenamampumenyerapbanyaktenagakerjadanbanyakmemanfaatkanpotensisumberdayaalam yang demikianmelimpahdi Indonesia. Jumlahindustrikecildi Indonesia cukupbanyak, namunbelumbanyakdiimbangidengankinerja yang tinggi. Olehkarenaitu, perludilakukanpengukurankinerjaindustrikecildariberbagaiaspeksehinggabisadilakukanevaluasikinerjanyadandirumuskan model pembinaandanpengembanganindustrikecildandesakerajinansecaralebihkomprehensif. Metode yang digunakanadalah Balanced Scorecard (BSC) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Balanced Scorecard mengukurkinerjabisnis/industridengan 4 perspektif, yaituperspektifkeuangan, pelanggan, prosesbisnisdalamperusahaan, danprosespembelajarandanpertumbuhan. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakanuntukmembobotmasing- masingperspektifdanmasing-masingFaktorKritisKeberhasilan. HasilPenelitianmenujukkanbahwa rata-rata kinerjasentraindustrikecilPatungBatudiTrowulanPasuruansebesar 2.083 (kategoricukup). Ada 2 pespektif yang bobotnyasangatbesarterhadapkinerjaindustrikecilpatungbatuyaitukeuangandanpelanggan. Sedangfaktorkeberhasilan yang sangatberpengaruhterhadapkeduaperspektiftersebutadalah TATO danjumlahpelangganbaru.
PENDAHULUAN • Industrikecilmerupakansalahsatukomponenpentingdalamstrukturperekonomiannasional, karenamampumenyerapbanyaktenagakerjadanmemanfaatkanpotensisumberdayaalam yang demikianmelimpahdiindonesia. Jumlahindustrikecildi Indonesia cukupbanyak, namunbelumbanyakdiimbangidengankinerja yang tinggi. Olehkarenaitu, jumlahindustrikecil yang demikianbanyakini rata-rata pertumbuhannyalambatdansulitbersaingdenganprodukindustribesardanproduk-produkimpor (Handoyo, 2005). • Kinerja industri merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan industri (Kaplan dan Norton, 2000). Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kinerja industri kecil dari berbagai aspek tersebut sehingga bisa dirumuskan model pembinaan dan pengembangan industri kecil dan desa kerajinan secara lebih komprehensif.
METODE • Balanced scorecard adalahmetoda yang dikembangkan Kaplan dan Norton untukmengukursetiapaktivitas yang dilakukanolehsuatuperusahaandalamrangkamerealisasikantujuanperusahaantersebut. Balanced scorecard semulamerupakanaktivitastersendiri yang terkaitdenganpenentuansasaran, tetapikemudiandiintegrasikandengansistemmanajemenstrategis. Balanced scorecard bahkandikembangkanlebihlanjutsebagaisaranauntukberkomunkasidariberbagai unit dalamsuatuorganisasi. Balanced scorecard jugadikembangkansebagaialatbagiorganisasiuntukberfokuspadastrategi. Sistemmanajemenstrategisadalahprosesmerumuskandanmengimplementasikanstrategiuntukmewujudkanvisisecaraterusmenerussecaraterstruktur. • Kelebihansistemmanajemenstrategisberbasis balanced scorecard dibandingkankonsepmanajemen yang lain adalahbahwaiamenunjukkanindikator outcome dan output yang jelas, indikator internal daneksternal, indikatorkeuangandan non-keuangan, danindikatorsebabdanakibat. balanced scorecard paling tepatdisusunpadasaat-saattertentu, misalnyaketikaadamerjeratauakuisisi, ketikaadatekanandaripemegangsaham, ketikaakanmelaksanakanstrategibesardanketikaorganisasiberubahhaluanatauakanmendorongprosesperubahan.
Metode AHP dikembangkanolehSaatydandipergunakanuntukmenyelesaikanpermasalahan yang komplekdimana data daninformasistatistikdarimasalah yang dihadapisangatsedikit. Analytical Hierarchy Process (AHP) adalahsalahsatubentuk model pengambilankeputusandengan multiple kriteria. Salahsatukehandalan AHP adalahdapatmelakukananalisissecarasimultandanterintegrasiantara parameter-parameter yang kualitatifataubahkan yang kuantitatif. Jadibisadikatakanbahwa model AHP adalahsuatu model pengambilankeputusan yang komprehensif, karenamemperhitungkanhal-halkualitatifdankuantitatifsekaligus. Secaraspesifik, AHP cocokdigunakanuntukpermasalahaanpemilihankandidatataupunpengurutanprioritas yang memilikisifat-sifatsebagaiberikut: Melibatkankriteria-kriteriakualitatif yang sulitdikuantitatifkansecaraeksak, masing-masingkriteriadapatmemiliki sub-sub kriteria yang dapatdibentuksepertihirarki,penilaiandapatdilakukanolehsatuataubeberapapengambilkeputusansecarasekaligus,kandidatpilihansudahtertentudanterbatasjumlahnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN • Hasilpengukurankinerjaindustrikecilpada 10 (sepuluh) pengusaha yang dijadikansampelpenelitiandapatdilihatpadaTabel 1 sampaidenganTabel 5 berikut. Padatabel 1 dapatdilihatbahwaPerspektiffinansialmempuyaibobotterbesar (0,384) diikutiperspektifpelanggan (0,379), persdpektifpembelajarandanpertumbuhan (0,1236) danterkecilperspektifProsesBisnis Internal (0,135). Hal inimenunjukkanbahwaperspektifkeuanganmempunyaikontribusi paling besarterhadapkinerjaindustrikecil, diikutiperspektifpelanggan, pembelajarandanpertumbuhandanterendahadalahperspektifprosesbisnis internal. Rata-rata kinerjaindustrikecilpatungbatudiKabupatenMojokertoikecilpatungbatudiKabupatenMojokertomasihrendah, yaitusebesar 2.083 (kategoricukup, dengan range 1,68 s/d < 2,34). Rendahnyakinerjaindustrikecilpatungbatuiniadakaitannyadenganmasihrendahnyakinerjakeuangandanpelanggan (pemasaran). Hal inidapatdilihatdariskorkeduaperpektifini yang masihsangatrendah, yaitu 1,879 dan 1,726. • PadaTabel 2 terlihatbahwafaktorkeberhasilankritispenyebabrendahnyaperspektifkeuanganadalah TATO. Rendahnya TATO dapatdisebabkankarenarendahnyajumlahpenjualan. Rendahnyajumlahpenjualandapatdisebabkankarenakurangefektinyastrategipemasaran yang dilakukanolehparapengusahaindustripatungbatudiTrowulanPasuruan.
PadaTabel 3 terlihatbahwafaktorkeberhasilankritispenyebabrendahnyaperspektifpelangganadalahjumlahpelangganbaru. Rendahnyajumlahpelangganbarudapatdisebabkankarenakurangefektinyastrategipemasaran yang dilakukanolehparapengusahaindustripatungbatudiTrowulanPasuruan. • PadaTabel 4 terlihatbahwafaktorpenyebabrendahnyaperspektifbisnis internal adalahketerlambatanbahanbaku. Keterlambatanbahanbakudisebabkankarenatidakadanyakoordinasi yang baikantaraindustrikecildanpemasokbahanbaku. • PadaTabel 5 terlihatbahwafaktorpenyebabrendahnyaperspektifpembelajarandanpertumbuhanadalahabsensikaryawan. Tidakadanyaketentuan yang mengikatmenjadisalahsatufaktorpenyebababsensikaryawanbernilairendah.
keSIMPULAN • Dari hasilpenelitiandapatditarikkesimpulanbahwa rata-rata kinerjasentraindustrikecilPatungBatudiTrowulanPasuruansebesar 2.083 (kategoricukup). Lebihjauhlagi, ada 2 pespektif yang bobotnyasangatbesarterhadapkinerjaindustrikecilpatungbatuyaitukeuangandanpelanggan. Sedangfaktorkeberhasilan yang sangatberpengaruhterhadaprendahnyakeduaperspektiftersebutadalah TATO danjumlahpelangganbaru.
DAFTAR PUSTAKA • Handoyo, dkk., 2005. PerancangandanImplementasiPemantauanPerkembanganSentraIndustri Kecil danDesaKerajinandengan Model KonfigurasiIndikatorPendukung, DP2M, Dikti, Depdiknas, Jakarta. • Kaplan, R. dan Norton, D., 2000. MenerapkanStrategiMenjadiAksi Balance Score Card, Erlangga, Jakarta. • KeputusanGubernurKepala Daerah Tingkat I JawaTimur, No. 80/1999, tentangRencanaIndukPembinaandanPengembanganIndustri Kecil danKerajinandiJawaTimur, tahun 1999–2009, DinasPerindustriandanPerdaganganPropinsi Daerah Tingkat I JawaTimur. • KeputusanPresiden RI, No. 53/1989, tentangKawasanIndustri. • Mulyadi, 2001. Balance Score Card, AlatManajemenKomtemporeruntukPelipatGandaKinerjaKeuangan Perusahaan, Salemba, Jakarta.