1 / 68

SAJIAN DATA 2012 & 2013

SAJIAN DATA 2012 & 2013. ANGKET UMAT KATEDRAL 2013: “Langkah Berkarya Berbasis Data”. Proporsi Usia Umat: Potensinya Bagi Katedral . Gambar 1. Distribusi kelompok usia . Tabel 1. Perbandingan jumlah umat per kelompok usia pada setiap Misa. Peluang Kegiatan Paska Misa. ♂ 44%. ♀ 56%.

ros
Download Presentation

SAJIAN DATA 2012 & 2013

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SAJIAN DATA 2012 & 2013

  2. ANGKET UMAT KATEDRAL 2013:“Langkah Berkarya Berbasis Data”

  3. Proporsi Usia Umat: Potensinya Bagi Katedral Gambar 1. Distribusi kelompok usia

  4. Tabel 1. Perbandingan jumlah umat per kelompok usia pada setiap Misa

  5. Peluang Kegiatan Paska Misa ♂ 44% ♀ 56% • Gambar 2. Distribusi jenis kelamin dan status marital

  6. Tabel 2. Perbandingan jumlah umat per jenis kelamin dan status marital pada setiap Misa

  7. Sumber Daya Manusia yang Luarbiasa 77% Gambar 3. Distribusi tingkat pendidikan terakhir/terkini

  8. Tabel 3. Perbandingan jumlah umat per tingkat pendidikan terakhir/terkini pada setiap Misa

  9. Gereja Bukan Hanya Milik Paroki 59% Gambar 4. Distribusi asal domisili dan tercatat sebagai warga paroki

  10. Gambar 5. Distribusi asal domisili & tercatat sebagai warga paroki pada setiap Misa

  11. Separo umat di Paroki Randusari Katedral, usia 18-65 tahun, • tidak misa di Gereja Randusari Katedral Gambar 6. Distribusi kelompok usia umat yang tinggal di Paroki Randusari Katedral

  12. Tabel 4. Perbandingan umat yang tinggal di Paroki Katedral & di Luar Paroki Katedral berdasarkan kelompok usia

  13. Tabel 5. Perbandingan umat yang tinggal di Paroki Katedral dan di Luar Paroki Katedral berdasarkan jenis kelamin & status marital

  14. Tabel 6. Perbandingan umat yang tinggal di Paroki Katedral dan di Luar Paroki Katedral berdasarkan tingkat pendidikan terakhir/terkini

  15. Kegiatan Pra dan Paska Misa:Peluang Reksa Pastoral • Kegiatan pra Misa diperlukan untuk memberikan kehangatan umat ; tatib yang ramah, tidak kaku • Paska Misa Sabtu Sore, Misa Minggu ke-4 dan ke-5 (Minggu Sore/Malam); lebih diperuntukkan bagi kelompok usia muda dewasa • Paska Misa Minggu Pagi; lebih ditujukan bagi kelompok umat berusia dewasa (36-65 tahun), ‘gathering’bagi keluarga-keluarga

  16. ARDAS INDIVIDUAL:“Umat Allah yang BerimanTangguh”

  17. Gambar 12.PengetahuanPokokIman: credo/sahabat, sakramen, dankitabsuci

  18. Gambar 13. Penghayatan: rasa berdosa, semangatkekatolikandalamtindakan, inspirasiiman & rasa keterlibatan Allah dalamhidup

  19. Gambar 14. Pengungkapan: perayaansakramen (terutamaEkaristidanPengakuanDosa), doapribadi (personal) dankelompok (komunal)

  20. Gambar 15. Perwujudan: keterlibatandalamkegiatanmenggereja, tindakanpelayanan, dankesaksian

  21. Gambar 16. Kesadaran, kesediaandanmentalitasumatuntukmauterlibatdalamkegiatansosial – politikdankemasyarakatan

  22. Gambar 17. Persepsimasyarakattentangpejabat/tokoh/kaderkatolik

  23. SIMPULAN • Pengetahuaniman • Ungkapaniman • Perwujudaniman • 60-70% • 30-40% • Penghayataniman

  24. PERTANYAAN • Apakahpengetahuaniman yang dimilikiumathanyaberhentipadapengetahuansajatetapitidakdihayatidengansungguh-sungguh? • Apakahungkapaniman yang dilakukanhanyasekedarimanwarisan yang turuntemurun, melakukantetapitidaktahumaknanya, ataujustruapa yang dilakukanhanyasekedarrutinitasataukewajibanbelaka? • Dalamhalperwujudaniman, sudahkah yang dilakukanbenardihayatidengansungguh-sungguhataujustruhanyasekedaralatuntukmeraihpopularitas, agar dikenaldandiakuiolehbanyakorang?

  25. PEWARTAAN

  26. PERSPEKTIF PEWARTAAN KE DEPANHJ. Suhardiyanto, SJ.Pusat Kateketik, Yogyakarta • Persiapan Menerima Komuni Pertama • Persiapan Menerima Sakramen Penguatan • Pendampingan Iman Remaja Katolik Usia Tanggung • Pendampingan Keluarga Muda

  27. Persiapan Menerima Komuni PertamaHJ. Suhardiyanto, SJ.Pusat Kateketik, Yogyakarta • Peluang pendampingan iman yang paling strategis • Mereka tidak disiapkan untuk beriman kepada Kristus dan menjadi pengikut atau murid Kristus, lebih banyak disiapkan untuk menyadari, menghormati dan menikmati perjamuan Tuhan = produknya ialah orang-orang katolik yang menganggap penting ritual. • Pendidikan iman berkualitas yang diberikan kepada mereka, bisa menjadi bekal yang berarti bagi usia dewasanya

  28. Persiapan Menerima Sakramen Penguatan HJ. Suhardiyanto, SJ.Pusat Kateketik, Yogyakarta • Semua urusan gerejawi adalah urusan semua warga Gereja, alias urusan umat secara keseluruhan. • Kemajuan Gereja tergantung pada keterlibatan umat. • Kurang memadainya pelayanan kursus bagi calon penerima Krisma. • Pope says there are no part-time Christians; faith is a full-time job. • PadapenerimaKrisma, tidakcukupbahwaiamengikutimelainkanterlibatikutmengelola.

  29. Pendampingan Iman Remaja Katolik Usia TanggungHJ. Suhardiyanto, SJ.Pusat Kateketik, Yogyakarta • Salah satu hal yang tidak cukup disadari dan dilalaikan oleh pihak Gereja ialah pendampingan iman remaja tanggung. • Mudah ”terlepas” dari komunitas Gereja atau komunitas muda Gereja. Bila mereka sampai ”terlepas” dan ”berkembang” dalam situasinya itu amat sulit ”menangkap” mereka kembali. • Haussapaan, arahan dan bimbingan. • Karena energi para remaja umumnya melimpah, maka mereka kurang suka bila hanya disuruh duduk mendengarkan---BERI KEPERCAYAAN & TANGGUNGJAWAB (PUTRA & PUTRI)

  30. Pendampingan Keluarga Muda HJ. Suhardiyanto, SJ.Pusat Kateketik, Yogyakarta • Keluarga BALITA: penyesuaian diri, belajar berkeluarga, pengelolaan ekonomi , caranya mendidik anak, dll. • Pendampingan dari yang lebih senior (mentoring)

  31. Menggagas Pewartaan di Era MilleniaCatatan Perspektif Tren Pewartaan Iman 25 tahun mendatang Purwono Nugroho AdhiStaf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang • Tantangan zaman dan Karya Pewartaan • Mewarta di tengah hiruk pikuk dunia digital • Sekedar Refleksi Penutup

  32. Tantangan zaman dan Karya PewartaanPurwono Nugroho AdhiStaf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang • Dinamika kemajuan pemikiran, budaya dan informasi • Situasi itu terkait dengan perubahan, yaitu: [1] Berkembangnya pengaruh media informasi yang menjadi tiang penyangga kehidupan dan sekaligus menjadi ciri khas setiap orang bersosialisasi dengan sesamanya, [2] Berubahnya situasi dunia dan cara pandang yang begitu kompleks akan tata nilai dan tata norma. • Tantangan karya pewartaan gereja semakin memerlukan kreatifitas, inovasi dan kontekstualitas yang mampu menyapa orang-orang zaman ini.

  33. Mewarta di tengah hiruk pikuk dunia digitalPurwono Nugroho AdhiStaf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang • Gereja dapat bersifat “virtual”, “cyber church” atau “gereja-tanpa tembok”? • Tantangan ke depan, “religion online” atau “online religion”? • Bukan semata-mata pada konten (isi), melainkan pada cara, media dan pengelolaannya. • Pemanfaatan teknologi telekomunikasi. • Jejaring sosial menjadi alun-alun publik untuk berbagi gagasan, informasi dan pendapat, akan terwujud relasi-relasi dan bentuk-bentuk komunitas baru. • Cara lama atau cara tradisional bukan sesuatu yang ditinggalkan, melainkan haruslah mendapatkan kebaruannya. • Tidak hanya dengan “mengajar”, melainkan lebih kepada memelihara dan menjadi teman bagi semua orang.

  34. Sekedar Refleksi PenutupPurwono Nugroho AdhiStaf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang Situasizamanmemberikan kita pemikiran, 3 pertimbangan; • Begitu luar biasanya dan berpengaruhnya media/teknologiinformasi,yang menjaditiangpenyanggakehidupandancirikhassetiaporangbersosialisasidengansesamanya. • Berubahnyabudaya, awalnyabudayalisanberubahmenjadibudayatulis yang mentransformasimenjadibudaya media. Bahasa media:bersifatmembujuk, menggetarkanhati, danpenuhdenganresonansi, irama, cerita, gambar yang tervisualisasikan. Bahasa media tersebutlebihberpusatpadagetaranhati. • Isikaryapewartaantidakdapatdilepaskan pula daripentingnyauntukmencaricara-caradansarana-sarana yang cocokuntukmenyampaikannya.

  35. LITURGI

  36. GambaranGerejaKatolikpadatahun 2030-anEmanuel Martasudjita, Pr • Antropologiteologis: kedalamanpengalamanakan Allah dalamhidupberiman • Kristosentris: YesusKristustetapselalumenjadipusathidupGereja • Eklesiologis: Gereja yang selalubersamadanmembelakaummiskindanlemah • Strategi pastoral: ekopastoralsebagaigerakbersamaseluruhmasyarakat • Misioner: evangelisasidalamzamankemajuanteknologiinformasi

  37. TantangandanprospekliturgiGerejadimasamendatang • Pendidikanliturgi • Inkulturasiliturgi • Arusglobalisasi (era digitalisasi) - sekularisasi • Ekumenismedan dialog • Liturgidangerakanbagiperjuangankeadilandanpelestarianalamlingkungan

  38. Merayakan Liturgi dengan baik dan berdaya ubah di tengah tantangan arus jaman Ign. Sukawalyana, Pr • LiturgiBersifatUniversal namun Tetap Terbuka untuk Inovasi, Kreatifitas, InkulturasidanKontekstual • Merayakan Ekaristi dengan Baik dan Benar • PeranKomisiLiturgi • GerejaKatedralsebagaiCaput et Magistra

  39. HarapanbagiGerejaKatedral • Pelibatan umat untuk menjadi petugas liturgi • Pelibatankelompok-kelompokdiluarKatedral • Pembuatan&penataan3 pusatdipanti imam, yaitusedilia, mimbardanaltar • Kunjungankeluarga oleh Imam • Pemberdayaan lingkungan untuk koor

  40. Merayakan Ekaristi dengan Baik dan Benar • Pertama, disposisibatinumat • Kedua, sarana-prasarana • Ketiga, katekeseyaitupembelajaransecaraterusmenerusbaikuntukpetugasliturgidanumat

  41. Yukk, BerliturgiSecaraBenar!SilvesterSunaryo • Keterlibatan anak dalam Misa secara penuh • Pemberdayaan fungsi tatib • Pertemuan dengan KomLit • Misaolahan (perarakan, doa umat) • Lagu yang mengajak umat bernyanyi • Layar dan LCD disesuaikan (konsekrasi dimatikan) • Keseragaman tata gerak

  42. KONSERVASI GEREJA

  43. P.A. Heuken SJ • Gereja Randusari : persegi empat, ditambah panti imam dan gedung pintu masuk gereja • Unsur gaya bangunan Jawa • Bagian bawah tembok: batu kali hitam; dinding luar kontras dengan bagian atas tembok (putih) • Permainan warna hitam (batu, jendela) dan putih (tembok bagian atas dan ‘salib putih upside down’ di beberapa jendela) menghidupkan tampak luar gereja, apalagi atap merah yang melengkapi simfoni tiga warna kuat. • Kalau lingkungan sekitar gereja agak hijau, suasana terasa nyaman

  44. P.A. Heuken SJ Unsur yang pantas diperhatikan: • Kolom bulat kekar pendek di panti imam yang menyokong lingkungan luas dan tinggi. • Hiasan lengkung di kedua altar Keluarga Kudus dan Hati Kudus Jesus di samping panti imam merujuk pada stupa. • Ruang dalam yang luas & terang didominasi oleh lengkungan di atas pintu imam. • Sayang, langit-langit panti itu tidak bisa berbentuk setengah kubah yang bundar, karena terbuat dari konstruksi lempengan eternit.

  45. Han Awal …..Mengenaisikapsetiappemaindibidang pelestarian, kitaharuspunyasikap yang baikdanpositifterhadappelestariandan pemugaran. Inimerupakansebuahisu penting. Sikap yang total terhadap bangunanitusendiri. Sikapsabar, untuk menyampaikannyakepadasemuapihak dariberbagaibidangadalahsuatu keharusan. Bagian-bagianantar-fase teknisiniharusdikeloladenganbaik, dan pemahamanbesartentangtugas pelestariandibutuhkan, bahkanoleh pekerjadengankemampuanterendah sekalipun…..(Han Awal)

  46. Han Awal • Salahsatuupayauntukmenjagaeksistensidarikeberadaanbangunantuatersebutadalahdengankonservasi;melestarikanbangunanbersejarah, dengan; mencegahkerusakanbangunandansekaligusmemperpanjangusiabangunan. • Tidakbolehmenyebabkankerusakanbaru, harustetapterpeliharadenganbaiksertadisiapkanuntukdapathidupdantumbuhbersamamasyarakatmenujumasadepan.

  47. Han Awal Teknikdantahapan yang baikdanbenar • Menelusurikembalisejarahdaribangunan(sangatpenting); sejarahpenggunaan&pembangunan, teknologi yang digunakanketikadalamprosespembangunan. • Bangunanbersejarah;identitas, karakterdankekhasan Konservasi secara umumnya • Pengecatanulangsupayabangunantetapterlihatcerah • Perbaikan-perbaikandibeberapaatap, dinding, maupunsaluran-saluran yang sudahmulairapuh • Tidak hanyamemandangdarisegipenampilanluarnyasaja • Memanfaatkanteknologi modern untukmenjagakelestariannya (misalnyapemanas/ pendinginudara, CCTV). • Supayapancaranbangunantuaitutetapcerah. • Kerutan-kerutan yang timbulpadabangunantuamerupakanjejak-jejaksejarah yang harusdidokumentasikan.

  48. Han Awal 6 tahapankonservasi: • Penelitiandanpendokumentasian • Identifikasi, inventarisasidan diagnosis kerusakan • Dokumenrencanakonservasi • Pelaksanaankonservasi • Pengawasandanevaluasi • Laporanakhirpekerjaankonservasi 2kaidah: • minimum intervention & maximum retention • Dokumentasikanjejaksejarah

  49. Han Awal Hal penting yang diperhatikan: • keaslianbahan (authenticity of material), keasliandesain (authenticity of design), keaslianteknologipengerjaan (authenticity of workmanship), keasliantataletak (authenticity of setting) • bagianaslibenda yang telahmengalamikerusakanataupelapukan yang secaraarkeologisbernilaitinggi • metodekonservasiharus“reversible”, artinyabahandancarakonservasiharusbisadikoreksi • teknikpenanganankonservasiharusefektif, efisien, tahan lama, danamanbagibendamaupunlingkungannya.

More Related