130 likes | 365 Views
Management toxicological effect of material in clinic. Oleh : Ananta Tantri Budi, drg., MS., Sp.KG. Management toxicological effect of material in clinic. Pendahuluan : Berbagai macam bahan Kedokteran Gigi yang dipakai untuk - Mencetak - Menambal - membuat gigi palsu, dll
E N D
Management toxicological effect of material in clinic Oleh : Ananta Tantri Budi, drg., MS., Sp.KG
Management toxicological effect of material in clinic Pendahuluan : • Berbagai macam bahan Kedokteran Gigi yang dipakai untuk - Mencetak - Menambal - membuat gigi palsu, dll • Efek pemakaian antara lain Toksik • Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui efek samping masing-masing bahan, agar mengetahui pengaruh terhadap pasien, tenaga pembantu Kedokteran Gigi, teknisi laboratarium ataupun lingkungan sekitar
Komposit • Bahan restorasi ini dapat menimbulkan efek terhadap pulpa : 1. Toxisitas 2. Kebocoran tepi • Pengerasan yang tidak sempurna dari bahan komposit yang dekat dengan pulpa sangat berpengaruh. • Sisa monomer yang tidak berpolimerisasi dapat berhubungan dengan pulpa melalui tubulus dentin yang menyebabkan toksis jaringan pulpa • Untuk menghindari hal tersebut : - Polimerisasi bahan tidak terlalu tebal (2-3 mm) - Pemaparan sinar harus tepat ( 20-40 detik ) - Panjang gelombang sinar 500 nm - Jarak 1-2 mm
Amalgam • Sejak awal penggunaan amalgam menjadi pertentangan adanya toksisitas. • Uap Air raksa merupakan penyebab toksis terhadap Dokter Gigi dan asisten, selama uap terhirup saat pengadukan, penempatan dalam kavitas dan pembuangan sisa air raksa. • Akhir-akhir ini Amalgam dilaporkan dapat berkurang karena teknologi pembuatannya dalam kapsul, disain kapsul menjamin keamanan lingkungan sehingga penyimpanannya baik dan sisa Air raksa minimal.
Logam Campur • Penelitian Terhadap pekerja bidang pelapisan, pengecoran, penggerindaan dalam logam campur sehingga terjadi kanker organ pernafasan, dermatitis, penyakit paru, kematian, dll. • Bidang Kedokteran Gigi memakai logam campur NiCR ,NiCRBe dan COCR • Toksistas terhadap teknisi laboratorium, dokter gigi dan asisten dari nikel, berillium dan krom kobaltdalam waktu yang lama. Berilliosis adalah penyakit paru yang disebabkan toksisitas dari debu, uap berillium. Efek pada pasien terjadi alergi • Fasilitas alat pelindung harus dipakai oleh dokter Gigi, asisten, dan teknisi laboratoris sehingga dapat mengurangi debu / uap akibat penggerindaan dan pemanasan logam tersebut.
Semen Zinc Fosfat, GIC Semen berbasis resin • Semakin asam, campuran semen dapat menimbulkan sifat toksis, karena terjadi iritasi jaringan pulpa. • Campuran bubuk dan cairan semen yang tidak sesuai dengan aturan pabrik. Sifat asam yang berlebihan menimbulkan toksisitas.
Bahan Kondisioner ( ETSA ) • Bahan ini bersifat membuka tubulus dentin, sehingga dapat menimbulakn iritasi jaringan pulpa • Penelitian in vivo dan in vitro menunjukan bahwa penggunaan asam konsentrasi rendah, berat molekul tinggi dan waktu kondisioner yang pendek dapat mengurangi respon pulpa yang minimal. • Pemakaian AS. Fosfat 37, waktu 5-10 detik.
Calsium Hidroksida • CH murni dapat membunuh jaringan lunak yang disebabkan sifat toksisitas bahan ini • Karakteristik merusak ini memacu pembentukan jembatan dentin • Mekanisme CH menghasilkan jembatan dentin belum jelas, tetapi dengan PH yang tinggi menimbulkan nikrosis permukaan jaringan pulpa dianggap sebagai faktor menstimulasi pembentukan dentin sekunder. • Dibidang Kedokteran Gigi, CH dengan komposisi CH Iodoform, CH Barium Sulfat.
Bahan cetak Elastomer • Komponen polisulfid dimungkinkan menimbulkan reaksi alergi atau toksik • Di Bidang Kedokteran Gigi Polisulfid menghasilkan hitungan kematian sel yang rendah • Kemungkinan dapat terjadi toksisitas karena adanya sisa-sisa bahan cetak elestomer terselip disela-sela gigi.