1 / 27

Sesudahnya

4. Sebelumnya : Semua gejala dapat diterangkan berdasarkan tujuan kehadirannya sesuai dengan rencana Yang Maha Kuasa (the Divine Plan). Sesudahnya : Semua gejaka dapat diterangkan dengan mengacu pada hukum alam.

sanaa
Download Presentation

Sesudahnya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 4. Sebelumnya : Semua gejala dapat diterangkan berdasarkan tujuan kehadirannya sesuai dengan rencana Yang Maha Kuasa (the Divine Plan). Sesudahnya : Semua gejaka dapat diterangkan dengan mengacu pada hukum alam. Di atas adalah perbedaan pendangan dalam asepek-aspek kosmologis. Perbedaan pandangan dalam aspek sosial, antara lain ,sebagai berikut : 1. Sebelumnya : Pengetahuan adalah untuk kepentingan pengetahuan sendiri. Sesudahnya : Pengetahuan alat untuk suatu tujuan tertentu. 2. Sebelumnya : Manusia (kita) tidak dapat meningkatkan (kualitas) masyarakat. Sesudahnya : Manusia (kita) berkewajiban meningkatkan (kualitas) masyarakat. 3. Sebelumnya : Tentang kebenaran : Apakah indah ? Apakah sesuai dengan arahan yang diberikan para nenek moyang ? Apakah secara momral suatu peningkatan ? Apakah menuju ke pemahaman yang lebih baik tentang Tuhan ? Sesudahnya : Apakah benar ? http://www.mercubuana.ac.id

  2. http://www.mercubuana.ac.id Proses berpikir semacam ini terdapat dalam metodologi desain yang di kembangkan oleh Siegfreid Maser dengan metode kibernetiknya (Kybernetische Metode). Metode ini adalah penjabaran dari falsafah Hegel (bagan). Selain itu metodologi desain Don Koberg/Jim Bagnaldengan “der universal Reisefuhrer”nya bersandar pula pada teori Hegel (Gambar 3.5). Tidak lengkap kiranya bila kita berbicara tentang Renasisans tanpa menyebut penulis Niccolo Machiavelli (1469 -1572). Ia bukan seniman, dan karyanya tidak ada hubungannya dengan desa in. Tetapi apa yang ditulis dalam bukunya “The Prince” mempunyai dampak yang sangat besar dalam kehidupan ketatanegaraan. Karyanya mengenai seni memerintah atau seni memegang kekuasaan, dapat dikatakan sebagai sebuah prototipe berpikir pada masa Renaisans. Machiavelli adalah produk cara berpikir Renaisans, dimana tejadi perpaduan antara “seni” dan „ilmu”, dan cara manipulasi ilmu merupakan suatu “seni” tersendiri, sperti halnya seorang seniman memanipulasi uns ur-unusr dalam karya seninya. Presmisnya adalah apa saja yang baik untuk kepentingan dan kesejahteraan serta kelangsungan negara adalah baik. Presmis keduanya adalah upaya atu metode dan cara apa pun untuk mencapai tujuan Gambar 3.5 Skema 2 metode dsain Don Koberg/Jim Bagnall “A Campanion for those on Problem –Solving journeys and a soft Systems Guide book to the Proces of Design”1972. Demi kejayaan negara adalah “baik”. Cara mencapai suatu akan syah bila tujuan akhirn ya baik. Cara berpikir demikian berpengaruh besar terhadap para negarawan generasi berikutnya. dengan segala akibatnya, pemimpin-pemimpin seperti Stalin, Hitler,dan Musolini, dapat dikatagorikan sebagai pemimpin Marchiavellian. Pendekatan dan analisis Macchiavell i dingin, ilmiah dan rasional, dengan visi yang sangat jelas. Mengenai sifat-sifat manusia, ia mempunyai gambaran tersendiri. Ia menganggap manusia itu mahluk tanpa idialisme. Lebih jelas lagi kalu disitir satu kalimat dari bukunya : “For of men it may generally be affrmed tahat they are tankless, fickle, false, studions tod avoid danger, greedy of again, devoted to you while you are able to conver benefits upon them, and read,as I have saidbefore, while dangar is distant, to shed their blood, and saccrifice their property,their lives and their chiledren for you : but in the hour of need they turn againts you ..... Love is held by the tie of obligation, wich, because men are sorry breed,is broken on every whisper of private interest” Maciavelli bukan manusia yang kecewa dan benci pada kemanusiaan. Ia adalah ahli ilmu pengetahuan sosial yang mempunyai daya analisis tajam. Kesimpulan yang ia dapatkan yang tertulis dalam “The Prince” adalah hasil observasi sejarah jatu bangunnya pemerintah darizaman Yunani sampai masanya, yang dipenuhi dengan intrik, penghinatan, politik dagang sapi, dan sebaginya. Ia sampai pada pendapat bahwa pada dasarnya manusia itu seperti binatang, dan penguasa yang berhasil adalah mereka yang mampu memanipulasi manusia sebagai mahluk yang sifatnya jahat. Untuk sedikit memberi gambaran tentang perbedaan wawasan manusia abad pertengahan dengan masa Renaisans, di bawah ini tercantum beberapa contohnya (Gray Stevens : The Reasoning Architec). 1. Sebelumnya : Jaya raya (universe) tersusun secara hierarkis, sifatnya tertutup dan terbatas. Sesudahnya : Jagat raya sifatnya homogern, terbuka dan tidak terbatas dimensinya. 2. Sesudahnya : Angkasa berbeda sifatnya dengan bumi, dan penyebab gejala di angkasa berbeda dengan di bumi. Sesudahnya : Angkasa dan bumi pada dasarnya sama. Hal-hal yang terjadi pada keduanya dapat diterangkan dengan logika yang sama. 3. Sebelumnya : Benda hidup sangat berbed dengan benda mati. Sesudahnya : Benda hidup jauh lebih kompleks dari benda mati tetapi terbentuk dari materi sama.

  3. http://www.mercubuana.ac.id menjadi inspirasi bagi para pendahulu sejarah untuk merumuskan sebuah sistem ketatanegaraan yang mampu menjaga dan menjamin sistem sosial yang adil. Berbagi pemikiran diatas mengarah pada peletakan dasar sistem demokrasi dalam tata sosial. Gottfried Wilhelm Leibniz, Immanuel Kant, Friedcrich Hegel. Tiga filsuf Jerman dari abad 17 dan 18, yang pemikirannya menjadi dasar metode perancangan dalam desain, telah memperluas waw asan tentang sejarah pemikiran rasional dalam sejarah logika. Dalam proses perancangan desain, pendekatan masalah adalah rasionalitas dan logika, dan seperti dapat dilihat dalam pembahasan-pembahasan pada bab-bab sebelumnya, kerangka berpikir ini datangnya dari dunia filsafat. Filsuf petama yang ditulis adalah leibniz. Leibniz mencoba menyatukan dan membuat sistesis antara proses matematis dan proses logis sebagai dasar ilmu pengetahuan (scientik generalis), yang kebenaran ilmiahnya dapat diketengahkan dalam konteks berpikir logis dan wajar. Bagi Leibniz‟ proses ilmu pengetahuan harus dalam proses timbal balik antara “penemuan” (invention) dan “pembuktian”. Penemuan disini termasuk “perincian atau penyelidikan” (Forschen); sebuah proses mencari aspek -aspek baru. Leibniz ingin menemukan metode “seni menemukan “ (Inggris: The art to invent, Jerman : Die Kunst zu erfinden). Dualisme metode penemuan (methode d‟inventer) dan metode pembuktian (methode de la certitude) merupakan proses matematis karena bagi Leibniz berhitung (matematik) identik dengan berpikir. Metode penemuan adalah metode pencarian, penyelidikan, dan penelusuran, dan metode pembuktian adalah pemastian atau cara-cara pembuktian. Sumbangan Leibniz terhadap pengembangan logika matematika sangat besar. Metode berpikir ini dikembangkan di Hochschule fur Gestaltung Ulm sebagai dasar metodologi desainnya. Sekolah Desain yang berdiri pada tahun 60-an, dengan tokoh-tokohnya antara lain Max Bill, Hans Gugelot, dan otl Aicher, mencoba menghidupkan kembali tradisi Bauhaus dengan mencoba menggunakan pendekatan rasional objektif dalam desainnya. Filsuf kedua dalam bahasan ini adalah Kant. Kant menganggap rasionalisme (Leibniz) dan empirisme (Locke) hanya menghasilkan pengetahuan yang murni berdasarkan pemikiran dan nalar saja. Ia mencoba mencari sintesis antara keduanya. Meskipun sain dapat memformulasikan dalil-dalil yang diperlukan, tetapi untuk pemahaman yang lebih luas tentang gekal-gejala alamk harus dilibatkan peranan “ pengalaman batiniah “ (sinnes erfarbrung). Gambaran yang dimiliki manusia atas gejal-gejala yang ada di dunia didapat dari pengalaman batin dan alam atas gejala-gejala yang ada di dunia didapat dari pengalaman batin dan alam pikiran. Baginya proses mengerti adalah suatu keadaan dimana rasio dan emosi menjadi satu kesatuan , atau “ Einheit der Vernunft”, bersatunya kesadaran nalar. Bila kita sejajarkan dengan prinsip desain pasca modern di akhir abad 20, di mana dalam desain ditampung unsur-unsur nilai yang sifatnya emosional dan simbolis di samping unsur-unsur objektif rasional, maka dapat dilihat pendapat Kant ini aktual (Gambar 3.3) Filsuf ketiga, Hegel, melihat gejala lain lagi. Menurutnya, untuk mendapatkan kebenaran yang murni diperlukan dua hal, yaitu proses berpikir untukmengerti dan kondisi. Bagaimana awal timbulnya gejala itu dan perkembangan atau sejarah gejala itu sendiri. Oleh karena itu ,Hegel mengembangkan ilmu fenomenologi jiwa (“Phanomenologie des Geistes”) sutau model berpikir yangmelibatkan berbagi un sur terjadinya sebuah gejala : proses dan dinamikanya. Ia tidak melihat suatu gejala sebagai sesuatu yang statis. Kesemuanya selalu proses. Berawal dari adanya “tesis” kemudian secara dialektis timbullah “antitesis” dan keduannya bertemu lagi menjadi “sintesis”. Pr oyek ini

  4. layaknya sebuah spiral yang kontinu (Gambar 3.4) http://www.mercubuana.ac.id

  5. http://www.mercubuana.ac.id ilmiah pasca astronom sebelumnya. Kepler, Brahe, Bruno, Copernicus dan Galileo. Newton adalah orang yang pertama kali menemukan teori tentang mekanisme gerak sistem tata surya secara menyeluruh, dan melengkapi teori hukum gerak Galilei. 1. Benda (a body) akan tetap dalam keadaan diam, tidak bergerak,atau ia akan bergerak pada arah garis lurus bila tidak ada kekuatan eksternal yang mempengaruhinya. Inersia menyebabkan benda tadi diam tidak bergerak, atau inersia benda akan membuat benda itu bergerak pada arah yang luas. Kekuatan dari luar (external force) harus digunakan untuk mempengaruhi posisi benda dari tidak bergerak menjadi bergerak atau mempengaruhi arah geraknya yang bergaris lurus. 2. Perubahan arah yang dipengaruhi oleh gaya eksternal akan sebanding dengan tidak bergerak kekuatan gaya adan arah datangnya gaya eksternal secara proporsional. Dengan kata lain, perceptan laju gerak benda tersebut akan sebanding dengan kekuatan yang mempengaruhinya. 3. Untuk setiap aksi (gerak benda) akan selalu ada reaksi yang besarnya sebanding dengan aksi. Kalau Galilei merumuskan prinsip gerak benda di bumi, Newton membuat hipotesis tentang prinsip gerak atau orbit planet sistem tata surya. Dengan hukum gravitasinya, Newton membuktikan bahwa hukum gerak yang ia temukan ini berlaku untuk menerangkan semua gejal gerak mekanik benda di bumi dan luar bumi. Dengan dalilnya dapat diterangkan mangapa bulan bergerak mengelilingi bumi p ada orbit lengkung yang konstan, dengan jarak antara bumi dan bulan tetap. Begitu pula seluruh planet diangkasa luar dan sistem tata surya lainnya. Seperti sudah disebutkan pada Bab 2, teori Aristoteles tentang gerak ternyata keliru. Ia bertolak dari pendapat bahwa semua gerak benda yang terjadi disebabkan oleh “gerakan yang wajar” (natural motion) atau “ gerak yang dipisahkan” (violent motion). Semu a bentuk gerakan yang wajar dari objek tertentu akan menuju pada tempat tertentu sesuai dengan fitrah kewajaran dari sifat objek tersebut. Sementara itu, geraka yang dipaksakan disebabkan oleh adanya pemaksaan unsur tertentu yang sifatnya tidak sesuai dengan kewajaran. Bila unsur pemaksa ini berhenti, maka objek itu akan berhenti bergerak. Ia juga percaya bahwa semua gejala yang ada di dunia ini selalu mempunyai tujuan tertentu. Mengapa batu selalu jatuh ke bawah ?. Karena gerakan yang wajar dari batu selalu kebawah, kembali ke tanah, karena di situlah memang letak batu yang sewajarnya. Mengapa gerak jatuhnya semakin cepat ? Karena batu bergembira semakin dekat dengan lingkungan wajarnya. Kesalahpahaman ini bertahan lebih dari 1600 tahun lamanya. Gambar 3.3 Skema daya tarik gravitasi bumi mempengaruhi orbit bulan Tesis Aristoteles yang menyatakan bahwa gerak yang dipaksakan atau dorongan berhenti kalau unsur penyebabnya hilang, bertolak belakang dengan Newton. Newton menyatakan bahwa sebuah objek akan bergerak terus dalam garis lurus sampai pada unsur atau objek lain yang memaksa arah ini untuk berubah. Apa yang dikatakan Aristoteles masuk akal dan Newton tidak masuk akal. Namun fisika Newtonlah yang benar. Temuan ilmiah Newton menimbulkan wacana filosofis dan agama di Barat yang mempertanyakan tentang kebenaran gambaran kosmologis sebelumnya dan masalah-masalah teologis yang medukungnya. Dalam perkembangan kebudayaan zaman ini, dapat diamati pengaruh unsur intelek manusia semakin dominan dalam membentuk wacana kebudayaan. Bila sistem kosmos, yang terdiri atas beragam planet yang tak terhingga banyaknya, berjalan dan berputar dalam suatu sistem yang penuh dengan keteraturan berdasarkan

  6. hukum alam yang berlaku bagi semua unsur di jagat raya ini, mulai dipertanyakan apakah sistem ini juga dapat berlaku buat man usia. Apakah tidak ada sistemsosial yang dapat mengikat manusia dalam suatu sistem yang dapat menjamin keteraturan sosial ? Hal ini http://www.mercubuana.ac.id

  7. http://www.mercubuana.ac.id Rene Descartes (1596-1650) Rene Descartes adalah seorang filsuf dan ahli matematika dari Perancis. Ia dianggap sebagai bapak Falsafah Modern. Tujuan falsafahnya, antara lain menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan eksak dan lengkap yang menyelidiki gejala alam. Dalam pencariannya untuk mendapatkan dasar nalar dan pikiran manusia, ia menyangsikan keabsahan berbagai metode berpikir yang telah ada, yang telah ditemukan pendahulunya (Cartesian doubt). Bertolak dari ungkapannya “Cogito, egro Sum” (saya berpikir, inilah keberadaan saya ) ia yakin bahwa nalar manusia dimuali dari „proses mengerti‟. Descartes mengandalkan matematika untuk mendapatkan terobosan berpikirnya. Ia berpendapat bahwa seluruh sisi dunia ini dapat dipahami dan dianalisis dengan metode geometri, bahwa dunia terdiri atas elemen-elemen dasar yang secara matematis dapat dianalisis strukturnya dan dapat dimengerti hakikat dan keterkaitannya. Dengan proses analisis, institusi dan deduksi ,hal yang sulit dan kompleks dapat diuraikan menjadi bagian-bagian yang dpat dipisah antara bagian yang utama dan yang bukan hingga masalah dapat dipahami dan dimengerti secara jernih. Kepercayaan Descartes terhadap keunggulan rasio yang mampu memberikan percerahan tentang “keberadaan” dan kebenaran yang dicapai melalui metode matematis menjadikannya sebagai pendekar rasionalisme, atau dijuluki s ebgai Bapak Rasionalisme. Keyakinan Descartes tentang pengetahuan alam didasarkan pada pemisahan antara dua elemen,jiwa (denkendes ding) dan materi (ausgedehntes ding), yang eksistensinya terpisah sama sekali. Pemisahan dua unsur ini terekspresikan dalam dua pembagian ilmu di Barat, geistewissenschaft dan naturwissenchaft, dimana pengetahuan tentang geist (jiwa) diletakan lebih tinggi derajatnya dari pengetahuan tentang natur (alam). Falsafah yang membedakan dua komponen dan meletakan nilai serta peran jiwa lebih tinggi dari alam, serta menempatkan subjek lebih penting dari alam berpengaruh sangat besar di Barat dan mengakibatkan berkurangnya respek terhadap peran alam-lingkungan. Hal iini menyebabkan terjadinya eksploitasi alam secra besar-besaran untuk kepentingan manusia sebagai subjek dunia, dan menempatkan segala hal yang berasal dari proses berpikir lebih tinggi derajatnya dari peran keterampilan tangan. Akibat selanjutnya adalah adanya pembagian ilmu antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu murni, seperti yang kita kenal sekarang ini. Metode berpikir Descartes, yang menguraikan masalah-masalah kompleks menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, sangat besar pengaruhnya pada metodologi desain Christopher Alexander secara eksplisit meletakan sistem berpikir Descartes sebagai inti dari metodologinya. Lebih jauh lagi tentang Descartes, ia menyumbangkan pikirannya juga dalam bidang biologi, terutama tentang hubungan antra otak dan sistem syaraf manusia. Tesisnya memperkuat pendapat otak berperan dalam membentuk perasaan sadar manusia, bahwa seluruh sinyal syaraf diterima oleh otak dan otak memberikan sinyalnya pada sistem kesadaran manusia. Menyikapi pandangan tentang kosmologi yang beranggapan bahwa semua unsur yang ada di alam mempunyai substansi yang sama. Descartes berpendapat bahwa realitas yang ada di dunia ini adalah bagaimana substansi-substansi ini bergerak dalam raung dan waktu tertentu (Tsis ini merupakan penegasan kembali pendapat filsuf Yunani, Demokrati tentang atom). Tuhan menciptakan sistem alam yang sangat rumit, mesin dunia, yang berjalan sendiri. Fungsi Tuhan, menurut Descartes, layaknya seorang insinyur yang baru melakukan intervensi bila terjadi kerusakan (disorder), untuk mengoreksi seperlunya supaya “order” dunia dapat kembali lagi (Cartesian Revolution).

  8. Sir Isaac Newton (1642-1727) Newton, sebagai peletak dasar ilmu fisika modern, telah menemukan teori gravitasi tata surya secara menyeluruh, mengadakan st udi yang mendalam tentang cahaya, dan menemukan cabang matematika yang disebut kalkulus. Ia adalah sintesis dari berbagai temuan http://www.mercubuana.ac.id

  9. http://www.mercubuana.ac.id yang menemukan teori gravitasi, matematika kalkulus, dan teori konstelasi hubungan antara dunia dan sekitarnya, yang merupaka n kebenaran yang masih berlaku sampai sekarang. Ia pernah mengatakan bahwa ia dapat menemukan teori-teori ini karena ia berdiridi atas pundak-pundak raksasa. Raksasa tersebut adalah raksasa ilmu pengetahuan, seperti Copernicus, Galilei, dan Descartes. Galileo Galilei (1564-1642) Ia dianggap sebagai peletak dasar dan ilmu pengetahuan alam modern, Galilei tidak sependapat dengan Aristoteles karena Aristoteles menganggap metode deduksi sebagai satu-satunya cara yang paling baik untuk proses pembuktian ilmiah. Menurut Galilei,hal hal ini tidak cukup karena kalu hanya menggunakan metode deduksi saja, proses dan dinamika masalah (gejala alam) tidak tertekan. Dalam penyelidikannya , ia menggunakan metode induksi meskipun baginya hal itu juga dianggap belum cukup. Oleh karena itu, ia mengg unakan eksperimen dengan tujuan mengetahui dan memformulasikan dalil-dalil ilmiahnya. Kit mengetahui sekarang bawha metode eksperimen adalah suatu yang baku dalam ilmu pengetahuan, dan aplikasinya dalam desain sdudah menjadi prosegur standar. Presetasi Galileo dan andilnya dalam ilmu pengetahuan sungguh luar biasa. Ia membuktikan teori heliosentris tentang perjalanan tata surya dengan teleskopnya, serta menemukan noda-noda pada matahari. Banyak penemuan dihasilkan oleh Galileo, di antaranya yang terkenal adalah teori tentang gerak (dengan cerita eksperimennya saat menjatuhkan sebuah objek dari Menara Pisa yang miring), termometer, dan penghitungan getaran suara. Tetapi yang utama adalah temuannya tentang metode modern dalam mengajukan sebuah teori. Metodenya adalah sebagi berikut : Bertitik tolak dari tesis, teori itu kemudian diuji melalui pengujian eksperimental, dan selanjutnya penyusunan antara tesis teoretis dengan hasil eksperimennya. Dalam hukum gerak (law of motion). Galileo adalah : 1. Bila sebuah benda dalam kead bergerak, ia akan bergerak dalam garis lurus kecuali bila terpengaruh oleh kekuatan lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bila suatu benda bergerak dalam ruang hampa udara, maka ia akan bergerak selamanya pada garis lurus 2. bila kekuatan atau energi lain mempengaruhi laju gerak suatu benda , maka benda tadi akan mengubah arah laju gerakanya sesuai dengan arah datangnya. Kekuatan lain yang mempengaruhinya. Baru seratus tahun kemuadian Newton menambahnya dengan hukum gerak yang ketiga (lihat. Newton) Francis Bacon (1561-1626) Perannya dalam penemuan ilmu pengetahuan modern dan filsafat sejajar dengan Galilei dan Descartes. Ia sendiri bukan ilmuwan atau filsuf, ia seorang ahli hukum dan negarawan Inggris. Bacon tidak membuat temuan ilmiah baru atau membuat temuan penting dalam hidupnya. Apa yangia pertanyakan adalah tentang etika dan fungsi sains serta riset dalam hubungan dengan kehidupan manusia. Menurut Francis Bacon, dalam ilmu pengetahuan, penemuan akan adanya realitas baru bukanlah hal yang utama. Baginya ilmu pengetahuan a dalah salah satu proses dalam pencarian kebenaran, suatu perjalanan rohani, dan bukan tujuan akhir. Tendapat demikian merupakan pernyataan pertama ditinggalkannya prinsip ilmu Platonian menuju prinsip realistis. Ilmu pengetahuan adalah teropong dan alat optik dunia materi untuk menemukan dimensi baru. Pengetahuan dan penemuan ilmuah harus menjadi milik masyarakat umum dan secara demokratis dapat digunakan oleh siapa saja untuk kesejahteraan umatmanusia. Bagi Bacon, pengetahuan bukanlah sebuah pengakuan atas adanya realitas tertentu, tetapisebuah proses pencarian kebenaran. Ilmu pengetahuan bagi Bacon lebih merupakan sebuah perjalanan ban bukan tujuan akhir. Pendapat demikian untuk waktu sekarang diang gap sesuatu yang wajar, tetapi untukmasa 500 tahun yang lalu sangat revolusioner.

  10. http://www.mercubuana.ac.id Bahasa Latin menciptakan suatu kesadaran akan kesamaan intelektual, dan bahasa” vernakular” menumbuhkan kesadaran nasional. Berbagai tulisan dengan bahasa Latin dan terjemahan dalam bahasa nasionalsaling dipertukarkan hingga Barat menjdai persemaian berkembangnya budaya intelektual. Penggunaan dan penguasaan bahasa Latin menyebabkan kedekatan perasaan manusia Renaissansce dengan kebudayaan Klasik. Karena petrarca menganggap Cicero masih teman seperjuangannya dan sebgai ayahnya, dan Virgilsebagai saudaranya, meskipun keduanya hidup 100 tahun sebelumnya. Perjalanan awal Renaisans tidak mulus, meskipun kaum humanis dengan tradisi ilmu klasiknya menganggap sebagi pihak yang membu at berbagai trobosan dalam sains. Kenyataannya, perkembangan sains sangat lamban. Pada awal masa Renaisans, sains yang populer hanya astronomi dan kimia, dan tokoh-tokoh “sains” tidak mempunyai andil dalam perkembangan sains yang terjadi pada abad sesudahnya. Keadaan ini disebabkan oleh 3 hal. Pertama sikap ilmuwan pada peran ilmu masih sangat dipengaruhi oleh filsafat ilmu klasik, atau tepatnya Platonis, yang tidak pernah mengarahkan ilmu pada pengmbangan yang tujuannya untuk kemaslahatan sosial. Kedua masih kuatnya pengaruh gereja, ketiga kegiatan keilmuwan masih masih terbatas pada kelompok sosial yang sangat kecil. Apa yang dicapai oleh para pendeta Fransiskan, ahli matematika Arab, dan ilmu navigasi yangdidapat melalui pengalaman praktis observasi pelayaran d i laut, lebih besar artinya untuk kemajuan sains daripada apa yang dicapai kaum humanis. Awal abad sains dan teknologi (lih. Jespers) ditandai dengan berbagai penemuan dan pemikiran tentang jagat raya. Berbagai penemuan yang sebelumnya berjalan sendiri-sendiri (Galilei, Copernicus, Keppler, dan Giordano Bruno) merupakan revolusi dalam bidang sains dan daya nalar serta intelektualitas manusia. Namum berbagai pertemuan tadi memerlukan waktu lama hingga dapat diterima masyarakat, selain karena masih kurangnya bukti-bukti yang masuk akal. Di lain pihak, pengaruh dan otoritas gererja masih sangat kuat dan konservatif sehingga temuan barumasih sulit diterima masyarakat waktu itu. Baru setelah Tycho Brahe (1546-1601) dan Johannes Keppler (1571-1630) menemukan teropong untuk observasi astronomi, pemikiran-pemikiran baru dalam sains, seni,dan filsafat dapat diterima oleh masyarakatnya. Giordano Bruno (1548-1600) yang menganggap jagat raya (universe) itu tidak terhingga (infinitive) dihukum bakar oleh Gereja Roma. Atas tekanan Gereja Roma pula Galilei terpaksa menarik kembali pendapatnya. Galilei berpendapat bahwa dengan menarik kembali pendapatnya tidak berarti kebenarannya akan terpengaruh. Pada kenyataannya alam masih seperti yang ia nyatakan dalam tesisnya . Di luar Italia, perkembangan ilmu pengetahuan /sains lebih bebas karena pengaruh geraja tidak dominan. Di Italia, dimana kekuasaan Gereja Romawi masih sangat dominan, berbagai penemuan ilmiah diancam dengan inqusition karena dianggap menghujat otoritas agama. Selanjutnya, ditemukan dan dikembangkan ilmu-ilmu baru tentang anatomi, ilmu kimia (dengan teknik destilasi), botanik, dan zologi. Dalam proses pengembangan kecerdasan manusia ini, jasa Guetenberg dengan mesin cetaknya sangat besar karena penyebaran informasi semakin meluas. Mesin dan teknologi cetak pada dasarnya adalah kemampuan memperbanyak karya tulis dalam jumlah besar. Sebelumnya, kemampuan dan kemungkinan membaca dan menimba ilmu hanya menjadi hak khusus kaumelite saja. Dengan beredarnya teks-teks ilmiah, jumlah orang yang mempunyai kesempatan membaca bertambah dengan sendirinya, dan hal ini berdampak pada peningkatan mutu kecerdasan. Pada akhir abad 16, ilmu pengetahuan dapat dikatakan masih merupakan campuran antara takhayul (superstition) ilmu semu (pseudoscience), dan ide-ide ilmiah yang betul-betul baru. Dengan tesis Galileo, spekulasi filosofis Bacon, serta sistem berpikir

  11. Descartes terbentuklah dasar sain,dan mereka adalah pionir sains sebelum era fisika modern Newton datang. Newton ialah ahli fisika http://www.mercubuana.ac.id

  12. http://www.mercubuana.ac.id tetapi figur manusia biasa dan dongen serta fabel sudah digarap dalam bentuk karya seni (lihat : Jan van Eyck, pieter Bruegel, Donatello, dll). Terlebih lagi, karya seni tidak lagi anonim seperti sebelumnya. Skema konsep kosmologi Ptolomeus. Bumi sebagia pusat jagat raya (A) matahari (B) dan sistem planet-planet lain (heavenly body) berputar mengelilinginya, dengan orbit berputar searah jarum jam (epycycle). Masa Renaisans (1350-1600) adalah era sejarah yang penting dalam perkembangan kebudayaan umat manusia. Masa Renaisans (rebith) penuh dengan potensi intelektual dan kreaktifitas. Sebelum pembahasan tentanf Renaisans dilanjutkan, perlu dijelaskan terlebi h dahulu bahwa bagian tulisan ini tidak berusaha mengulas sejarah Renaisan an sich, apalagi usaha untuk mengedepankan seolah-olah Renaisans- lah yang mengubah orientasi peradaban manusia dari kuno seperti abad pengetahuan menjadi modern yang selalu melihat kemasa depan. Pada dasarnya Renainsans adalah reaksi terhadap zaman pertengahan yang dianggapnya terlalu dogmatis, teosentris, dan tidak rasional. Pada zaman Renaisans, semua itu diganti dengan prisnsip hidup yang bertolak dari akal, daya nalar, ilmiah dan rasional, yang dianggap sebagai ciri utama kebudayaan Barat. Akan tetapi mengenai hal ini cukup banyak yang berbeda pendapat karena sifat ke” Barat”annya terbukti tidak semua asli. Cukup banyak bukti tentang keterlibatan budaya non Barat (Arab, Cina, India) yang seca ra langsung atau tidak mempunyai andil pada pembentukan budaya Barat. Pembahasan tentang Renaisans, terutama difokuskan pada aspek lahirnya ilmu pengetahuan modern yang membentuk masyarakat industri yang berkembang di Barat pada abad 19 dan melahirkan desain modern. Dipacu oleh penemuan kembali berbagai pikiran yang telah dicetuskan pada masa klasik Yunani dan Roma, timbul kesadaran baru tentang fitrah manusia dan peranannya dalam jagatnya. Konsep abad pertengahan tentang absolutisme agama disanggah dan diganti dengan konsep bahwa manusia adalah mahluk Tuhan yang unik dan tertinggi derajatnya di dunia. Manusia mempunyai nilai dan pribadi serta berhak berkarya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang diberikan oleh Tuhan (seperti yang diajarkan Cicero tentang “the dignity of human race”). Petrarca (1304-1374), seorang penyair, dianggap sebagai simbol Renaisans dan tokoh yang ikut melahirkan ide humanisme. Humanisme adalah penemuan kembali kebudayaan antik dari zaman klasik (classsical antiquity) : sejarah, retorika, etika dan politik. Petrarca menyebutnya sebagai Golden Wisdom, pengetahuan yang luas yang meliputi ajaran mengenai kehidupan pribadi sampai ke pengaturan negara.Pusat paham humanisme yang ternama adalah Platonic Academy yang didirikan di Florence pada tahun 1462 oleh keluarga Medici. Di akademi tersebut digali kembali ajaran-ajran Plato dengan menterjemahkan Theologi Platonica kedalam bahasa Latin (Marsilio Ficiono 1433-1499). Ficiono menggambarkan alam raya (universe) dukuasai Tuhan yang penyayang den membawa manusia kepada -Nya melalui “keindahan”.kontemplasi terhadap keindahan adalah jalan menuju pendekatan manusia kepada_Nya. konsepPlato tentang “Platonic Love” mempunyai pengaruh besar pada kesusastraan Barat. Salah satu temuan yang penting pada masa Renaisans ini adalah temuan dalam proyeksi perspektif. Penemuan teknik menggambar dengan perspektif ini menimbulkan dampak yang sangat luas, yaitu terjadinya hubungan antara manusia dengan ruang. Ruang menumbhukan kesadaran akan peran jarak dan mempertanyakan kebenaran pandangan mata manusia yang terdistorsi. Pada masa ini , masalah impresidan objektifvitas visual manusia muali dipersoalkan. Dualisme bahasa yang dipergunakan pada masa itui berdampak positif terhadap perkembangan kebudayaan, kesusastraan, filsaft dan sains. Bahasa latin yang dipertahankan kehadirannya oleh gereja,juga digunakan oleh para pemikir, budayawan, dan ilmuawan. Bahasa Latin menjadi bahasa transnasional disamping sebagai bahasa nasional. Para ilmuwan dari Ingris, Italia,Jerman dan Spanyol menggunakan bahasa yang sama untuk berkomunikasi sehingga di Eropa terbentuk satu kesatuan budaya, yaitu budaya Barat. Di samping bahasa Latin,mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa masing-masing. Bahasa “vernakular” ini lama kelamaan berkembang menjadi bahasa nasional.

  13. http://www.mercubuana.ac.id ABAD RENAISANS DAN PERCERAHAN PEMIKIRAN BARU DALAM SAINS Sejak Zaman Antik, dan juga beberapa logika, tidak adalagi ajaran baru yang dapat lebih meluaskan cakrawala pandangan manusia di bidang logika. Kant menyatakan “Logika sejak Aristoteles tidak maju selangkah pun dan tidak pula mundur”. Logika adalah hukum berpikir yang teratur, suatu ilmu murni, apriori. Logika tidak bergantung pada pengalamannya yang terakumulasi dari generasi ke generasi, seperti ilmu lainnya.Logika sifatnya seperti matematika, tidak terikat ruang dan waktu, ia bebas nilai. Aristoteles telah meletakan dasar-dasar logika yang dia rangkum dengan kata silogismos, yang berarti menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum untuk yang khusus. Mencapai kebenaran yang umum,seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Berpikir secara logis atu menurut logika bertarti berpikir secara teratur, berurutan , dan dalam hubungan sebab akibat, atau cara berpikir dalam sebuah sistem. Oleh karena itu Aristoteles disebut sebagai bapak Logika. Apa yang terjadi pada sebuah ajaran Yunani 800 tahun setelah Aristoteles meninggal menjadi tonggak kebudayaan yang penting dalam sejarah kebudayaan dunia. Munculnya wacana budaya pada abad 13 tentang interprestasi falsafah Aristoteles, menghidupkan kembali “kearifan”nya. Di eropa terjdai perubahan paradigma secara besar-besaran tentang anggapan, nilai dan peranan manusia, serta hubungan manusia dengan alam. Dogma teologis mulai tergoyahkan, sikap terhadap kesatuan dan kemanunggalan antara alam dan manusia mulai pecah, terjadi dualisme antara subjek danobjek. Subjek akhirnya lebih berperan. Masalahnya tidaklagi menyangkut pertanyaan filosofis “apakah pengetahuan itu” seper ti yang selalu menjadi masalah utama dalam falsafah Yunani. Akan tetapi mulai dipersoalkan dan dipertanyakan peranan dan hubungan manusia dengan dunia, apa yang diketahui manusia tentang dunianya, kebenaran pengalaman subjektif manusis ,dan kebenaran serta objektifitas pengamatan manusia terhadap gejala-gejala yang ada di dunia. Sebagai pendorong besar terjadinya perubahan sosial budaya pada Zaman Renaisans adalah keyakinan baru tentang kosmologi yang bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya. Pandangan tentang jagat raya pada abad pertengahan didasarkan pada konsep kosmologi teori Ptolomeus (Ptolemy) bahwa bumi adalah pusat universum, dengan seluruh planet yang ada di universum ini bergerak mengelilingi bumi, dengan jalur putaran yangrelatif tetap. Namun pada abad pertengahan saja sudah timbul berbagai kesangsian akan kebenaran tesis Ptolomeus ini. Perhitungan mereka yang didasarkan pada observasi perjalanan bintang tidak sesuai dengan kosmologi Ptolomeus. Kesangsian ini diperkuat oleh para antonom Arab. Kemudian masih dalam konteks kosmologi Ptolomeus, para astronom menggambarkan teori perjalanan planet di antariksa semakin rumit. Baru pada masa Renaisans astronom kelahiran Polandia, Nicholas Copernicus (1473-1543), mengemukakan cara pandang lain, ia tidak menolak teori Ptolomeus, tetapi dengan perhitungan metematika ia ajukan postulat lain. Bila matahari dijadikan sebagai titik yang tidak bergerak dan semua planet termasuk bumi mengelilinginya, akan lebih memudahkan perhitungan matematisnya. Sistem Copernican ini menjadi konsep dasar selanjutnya, yang dilengkapi kemudian dengan teori tentang sistem tata surya yang dikembangkan oleh Tycho Barache, Keppler, dll. Yang menjadi masalah mengpa para pemikir abad pertengahan tidak sampai pada ide Conpernicus ini padahal kemampuan intelektual mereka sangat tinggi hingga mampu menghitung sistem tata surya yang sangat rumit ?. jawabannya adalah beban konseptual yang dianggap warisan kebenaran yang tidak terbantahkan. Galileo dengan pengamatannya melalui teropong memperkuat tesis Copernicus tentang heliosentrisnya, dan Kappler dengan perhitungan matematika dan peneropongannya memperkuat teori gerak planet Copernicus. Pendapat ini kemudian dikenal dengan Revolusi Copernicus (Copernican Revolution). Arus berpikir baru yang mulai berkembang pada abad pertengahan ini menandai era Renaisans. Akibatnya, terjadi perubahan paradigma

  14. dalam segala bidang. Falsafah ilmu berubah, dan berkembang ilmu-ilmu yang mencoba mencari sebab-sebab gejala alam. Sebagai contoh, dalam seni rupa, alam mulai dijadikan objek dan tema seni. Tema lukisan dan patung tidak lagi bertumpu pada tema agama saja, http://www.mercubuana.ac.id

  15. http://www.mercubuana.ac.id Mengacu pada filsafat klasik, tahap ini adalah tahap meautik, yaitu tahap melahirkan pemikiran yang berbentuk rumusan masalah. Kualitas rumusan akan menentukan arah studi selanjutnya. b. Tahap eksplorasi dan analisis. Setelah masalah teridentifikasi, kemudian dilakukan tahap pengembangan masalah melalui berbagai metode hingga permasalahannya tersusun dengan jelas dan dapat dianalisis. Tahap selanjutnya adalah proses penguraian dan perincian masalah. Setelah itu dikembangkan konsep solusinya (Plato = Diariresis) sesuai dengan strategi desain yang dipilihnya. c. Tahap kesimpulan. Pada tahap ini proses kreaktif yang sifatnya teoritis maupun praktis akan berinteraksi melalui pendekatan divergensi (divergence) dengan analisis divergen (divergent analysis), dan pendekatan konvergensi (convergence) dengan analisis konvergen (convergent analysis). Melalui proses deduksi diambil kesimpulan yang akan menentukan pengembangan arah desain selanjutnya. Kelompok aktivitas kedua : Tahap pengambilan keputusan. Pada tahap akhir proses perancangan ini, desainer harus sudah sampai pada sintesis antra unsur –unsur objektif dengan unsur- unsur yang sangat sarat dengan penilaian subjektif, seperti estetik, kencenderungan pasar atau publik dan faktor-faktor psikologi pengguna produk. Pada tahap ini ukuran-ukuran objektif tidak cukup lagi dipakai sebagai pertimbangan. Urutan logika sudah hrus ditinggalkan, keputusan deain lebih didasari oleh kepekaan estetik daya cipta dan kreaktifitas desainer. Pengalaman empiris serta bakat artistik akan banyak mendukung keberhasilan pengambilan kepputusan deain dalam membaut temuan inovatif dan pencapaian orisinalitas. Dengan kata lain metode heuristik digunakan pada tahap akhir dan sangat menentukan dalam proses perancangan. Dengan demikian, sudah hampir 2500 tahun yang lalu para pemikir Yunani melihat hakikat dan metode berpikir untuk mendapatkan proses berpikir yang paling shahih dan berlaku umum, serta tidak diberi muatan dogmatis dan dapat diuji oleh siapa pun. Namu, buah pikiran yang cemerlang in sempat tertidur selama 1500 tahun sampai ditemukan lagi pada Zaman Renaisans dan kemudian pada Zama n Pencerahan sebagai awal dari kebudayaan modern, yang dalam teori Poros waktu Jasper digolongkan pada periode ke-4, atau zaman ilmu pengetahuan dan teknik (Jasper :Wissenchaftlicches und Technisches Zeitalter). 1). Chiffre ialah istilah yang digunakan oelh Karl Jasper untuk pengertian religius yang sangat luas. Secara sederhana kata itu dapat diterjemahkan sebagi isyarat-isyarat Ketuhanan atau tanda-tanda Illahi. Untuk tambahan pengetahuan, bacalah kuliah 1 sampai 8 dari Karl Jasper yang terangkum dalam buku Chiffren der Transzendenz (th.1970). 2). Dalam contoh ini tidak dipakai desain tekstil dan kriya karena keduanya mempunyai kekhususan tersendiri, di mana kualitas dan orisinalitas produk dari duan jenis disiplin ini sangat bergantung pada kepekaan dan keterampilan estetis pendesain. Dala m beberapa hal aspek-aspek “tangible” justru tunduk pada keinginan dan virtuositas pendesain atau perancang. Hakikat produk tekstil yang utama, antara lain, ketertarikannya denagan dimensi waktu yangrelatif pendek (musim, ciri tahun tertentu). Aktualitas dan relevansi produk tekstil bergantung pada cita rasa, mode, trend, gaya atau impuls-impuls sosial yang melanda kelompok manusia tertentu dalam kurun waktu tertentu, sehinga hal-hal objektif tidak menjadi acuan yang dominan. Terdapat perbedaan antara proses perancangan produk kria dengan lainnya. Pada prosuk kria terdapat unsur keterampilan tangan, tradisi dan keterikatan dengan ke-khasan lokasi. Kria kramik dari Sumba diharpakan mempunyai ciri khas Sumba sesuai dengan

  16. kebiasaan Sumba, atu kria dari Jepang diharapkan membawa nafas dalam perwujudannya. Hal-hal prerogatif yang ada pada kria tidak selalu harus hadir pada disiplin desain lain. http://www.mercubuana.ac.id

  17. http://www.mercubuana.ac.id sesuatu, tetapi struktur pernyataan masalah yang runut akan membawa pada kesimpulan yang logis. Jadi bila premisinya benar, urutannya logis, maka konklusinya dengan sendirinya benar. Aritoteles menganggap logika adalah cara berpikir yang bersistem teratur dan berthap; ilmu yang murni dan bersifat apriori. Hakikat logika sama dengan matematika, hasil kesimpulannya bersifat bebas nilai dan tak terbantahkan. Aristoteles juga membedakan antara pengetahuan ilmiah atau pengetahuan tentang kebenaran, dengan pengetahua n empiris. Dari pengalaman empiris dapat ditemukan bukti-bukti. Melalui pembuktian ilmiah dapat ditemukan kebenaran. Dan sebab yanglebih dalam. Pengalaman hanya menunjukkan “apa yang terjadi” tetapi pembuktian ilmiah membuktikan”alasan dan sebab -sebab dari dari apa yang terjadi” Archimides (285-212 SM) Archimides adalah ahli matematika dan fisika. Dalam metodenya, untuk membayangkan masalah tertentu, ia menggunakan model,kemudian dibuat analis matematikanya. Yang terkenal dari Archimides adalah teriakannya “ Heureka” (saya telah menemukan ). Oleh karena itu, ia dianggap sebagai bapak metode berpikir “Heuristik)”. Metode pemecahan masalah ini berlawanan dengan cara berpikir logika karena di dalamnya digunakan analog dan hipotesis. Dengan demikian, sejak zaman antik telah di kenal alternatif metode pemecahan masalah untuk soal yang tidak dapat diselesaikan melalui jalan berpikir logika atau matematika. Dalam proses desain, metode heuristik adalah elemen yang sangat penting dan seringkali digunakan. Metode ini bertolak dari kreaktivitas dan kemampuan menemukan ide. Cara ini dapa t dianggap sebagai pelengkap dari metode analisis dan logis, yang dalam desain digunakan untuk membaca trend (kecenderungan), prilaku konsumen, pengembangan pasar, hal-hal yang bersifat kuantitatif. Kuantifikasi adalah adalah prasyarat untuk melangkah ke tahap mendesain selanjutnya yang sarat dengan berbagai keputusan kualitatif. Untuk melihat lebih jelas di mana letak keputusan heuristik dalam proses desain, perlu garis besar metode perancangan atau metode desain. Desain yang tercakup dalam pengertian ini adalah disiplin arsitektur, desian interior, desain produk dan desain komunikasi visual (desain grafis). Karena cakupan wawasan dan jenis perancangan yang berbeda, sifat bahasan ini hanya meliputi hal-hal mutalk dan umum yang terdapat dalam proses desain, baik desain bangunan, produk, maupun grafis, dan tidak menyinggung kekhususan dan sifat-sifat spesifik yang dalam proses desain berbagai disipiln ilmu di atas. Seperti diketahui, dalam disiplin desain arsitektur dan interior, masalah yang dihadapi adalah tentang hbungan antara manusia dengan ruang, Desain produk bertolak dari interaksi antara manusia dengan alat, dan desain grafis masalahnya terletak pada komunikasi sosial dengan media visual. Hakikat desian adalah praxis, yaitu penciptaan sebuah ujud (gestalt) yangharus mewakili berbagi nilai yang terukur maupun tidak terukur, sehingga untuk mencapau ujud yang diinginkan diperlukan berbagi dukungan yang sifatnya teoritis dan praktis. Akan tetapi, proses desain adalah prose mental yang tidak linear, dalam prosesnya selalu terjadi gerak timbal balik antara aspek teoritis dan praktis. Proses desain dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama kelompok studi, dan kedua kelompok pengambil keputusan desain. Kelompok aktivitas pertama : Kelompok studi : a. Tahap perumusan masalah, tujuan masalah, dan lain-lain, perlu dikumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, antara lain

  18. mengenai profil psikologis pengguna produk, tingkat pendidikan, latar belakang sosial, tingkat ekonomi, prefrensi, dst. Informasi mengenai aspek ekonomi, harga, tujuan pemasaran, pesaing, aspek enjinering, proses pelaksanaan/produksi teknologi yang tersedia, inventarisasi berbagai pengalaman dalam masalah yang sejenis, dsb. Informasi ini kemudian diolah dan dibuat sistemnya sehingga kadar dan relevansinya terpisah. Informasi inilah yang kemudian dipakai sebagai dasar perumusan masalah. http://www.mercubuana.ac.id

  19. http://www.mercubuana.ac.id Aristoteles (384-322 SM) Salah satu murid Plato yang cemerlang di Akademinya adalah Aristoteles. Namun, ia mempunyai keyakinan filosofi sendiri yang dalam beberapa wacanya berbeda dengan pendapat Plato. Kemuadian Aristoteles membuka sekolah sendiri, Lyceum, dan selanjutnya menjadi pendidik Alexander Agung (Alexander the Great). Filsafat seperti Plato meliputi bidang pengetahuan yang luas gengan cara watak pendekatan yang berbeda. Bila Plato adalah filusuf, Aristoteles pendekatannya lebih metodis, bersistem , dan ilmiah. Dasar-dasar logika yang ia letakan mempengaruhi cara berpikir di Barat, terutama sampai tahun 1600. keyakinan akan kebenaran ajaran Aristoteles dipercaya penuh, baru setelah adanya berbagai temuan ilmiah beberapa pendapat Aristoteles dievaluasi kembali, antara lain dibuktikan bahwa fisika Aristoteles tentang gerak ternyata tidak benar (lihat Newton). Juga prinsip ilmu Aristoteles yang menyebutkan bahwa ilmu seharusnya bersifat analitis tidak sintetis, direvisi oleh para ilmuwan zaman pencerahan 1000 tahun kemudian. Akan tetapi, bagaimanapun, dasar-dasar logika Aristoteles yang telah diletakan lebih dari 2000 tahun yang lalu menjadi metode berpikir rasional sampai saat ini. Ia orang pertama yang menyelidiki hakikat dan metode ilmu pengetahuan, dan membagi filsafat dalam 3 kategori : logika, fisika, dan etika. Menurut logika proses berpikir logis untuk mencapai kesimpulan yang benar selalu ditumpu oleh tiga dasar yang tidak terpisahkan. Pertama adalah mengerti , kedua menilai dan ketiga mengambil kesimpulan . Tiga prosedur logika yang masih berlaku hingga sekarang. Dasar logika terutama betumpu pada 3 dasar berpikir yang untuk pertama kalinya dicetuskan oelh Aristtoteles (Garry Stevens). 1. 2. 3. Hukum Identitas : A adalah A Hukum Nonkontradiksi : Tidak ada yang sekaligus menjadi dua-duanya, sebagai A dantidak sebgai A. Hukum “Excluded Middle”: semuanya bisa menjadi A atau tidak menjadi A, tidak ada kemungkinan ketiga. Contoh untuk variabel pertama, hukum Indentitas : “Katak adalah katak” . untukvariabel ketiga “Benda ini sebuah kubus atau bu kan kubus”. Tidak ada kemungkinan ketiga. Kalimat -kalimat di atas menunjukkan bahwa untuk semua pertanyaan harus didasarkan, pertama- tama , pada “sebuah asumsi pada satu fakta yang sahih”. Tanpa landasan ini tidak ada kebenaran yang dapat dicapai. Sebagai co ntoh (mengacu pada Hosper, 1970) dari hukum ke-2, Nonkontrakdisi : Sanggahan Jawab : Sebuah karya arsitektur bisa bagus dan jelek sekaligus : Sifat bagus dan jelek adalah sifat dari berbagai aspek arsitektur. Akan tetapi, tidak mungkin sebuah arsitektur indah, namum sekaligus juga merusak keindahan lingkungan. Mungkin bagus secara estetis, tetapi jelek dari segi fungsi. Prestasi Aristoteles dalam bidang logika ialah dalam hal pengembangan pemikiran tentang deduksi dan induksi. Deduksi adalah menentukan gejala khusus dari gejala umum, dan induksi adalah menentukan gejala umum dari gejala khusus. Untuk pembuktian ilmiah, Aristoteles berpendapat bahwa metode deduksi dianggap lebih sesusai karena dari gejala keseluruhan dan gejala umum dapat ditarik kesimpulan tentang gejala khusus. Logika yang dibangun atas dasar pendekatan deduktif ini ia sebut syllogismus. Contoh yang sering disebut : Semua orang bakal mati

  20. Sokrates adalah orang Sokrates bakal mati Baris pertama dan kedua merupakan “premis” dan baris ketiga „konklusi” atau “simpulan”. Contoh logika deduktif di atas menunjukkan hal-hal atau gejala-gejala yang didasarkan kenyataan umum, dan menurut logika, dari hal itu dapat ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dalamdeduksi, yang utma adalah logika dari premis-premisnya. Logika tidak bertujuan membenarkan atau menyalahkan (falsify) http://www.mercubuana.ac.id

  21. http://www.mercubuana.ac.id ingatan manusia saja terhadap terhadap idea yang sudah ada dalam pikirannya. Sebenarnya yang dikatakan indah tadi hanya gambaran yang tidak sepenuhnyadari idea yang sudah ada Contoh lain yang diambil dari filosofi bahasa adalah kata-kata tidak pernah dapat menggambarkan pengertian itu sebenarnya hanya bunyi ini merupakan simbol dari pengertian yang ada di belakangnya. Keinsafan manusia akan arti di belakang bunyi tadi disadarkan oleh bunyi-bunyi yang didengar. Hanya pikiran yang dapat menangkap logika dibelakang rangkaian bunyi yang menjadi kata tadi. Berpikir dan mengalami adalah dua hal yang berbeda. Pengetahuan yang dicapai dengan jalan berpikir, lebih tinggi nilainya dari pengetahuan yangdiperoleh melalui pengalaman. apakah dan bagaimanakah hubungan pikiran dan pengalaman ? Plato mepunyai teori tentang dua dunia. Dunia yang bertubuh dan dun ia yang tidak bertubuh. Dunia bertubuh adalah dunia lahiriah, terdiri atas unsur-unsur yang dapat dilihat dan dialami, yang dapat berubah karena waktu atau sebab-sebab lain. Dunia tidak bertubuh adalah yang tidak kelihatan, yang abstrak. Dia adalah dunia idea, dunia yang imaterial, bersifat tetap,dan tidak berubah. Namum, dunia idea bukanlah suatu konstruksi atau rekayasa manusia. Ia adalah realita, permanen dan mempunyai validitas dan kebenaran universal. Dua dunia tadi tidak terpisah, dunia tidak bertubuh, dunia idea memberi arti pada dunia bertubuh. Sebagi contoh dapat diambil dari dunia matematika. Matematika diungkap dengan simbol-simbol, seperti segitiga, lingkar kubus, dan bola, yang tidak terdapat dalam dunia idea. Matematika bagi Plato adalah simbol realitas yang sebenarnya. Dengan demikian, segala pengetahuan adalah tiruan dari yang sebenarnya, yang timbul dalam jiwa manusia sebagai ingatan pada d unia asal. Jiwa adalah penghubunga dari kedua filosofi. Dengan kata lain, gerak eros, cinta pada ilmu pengetahuan dan berfilosofi memberikan dorongan untuklebih mengetahui. Plato menganggap dunia idea sudah memilkiki sistem teleologi, logika yang tersusun dan menjur us pada suatu tujuan yang sudah ditentukan. Sebagai idea tertinggi adalah “kebaikan”. Karena kebaikan dianggap sumber dari segala-galanya, kebaikan adalah penggerak dinamika dunia (lihat Sokrates). Kemudian dalam sistem hierarki teologis, pada lapisan di bawahnya adalah idea keindahan, idea estetika. Estetika adalah bayangan dari idea kebaikan, estetika di dunia nyata merupakan tujuan yang melekat dalam upaya manusia menuju kebaikan. Estetika adalah penghubung antara dunia lahir dan dunia yang tidak kelihatan (kembali pada contoh matematika yang mempunyai sifat abadi atau permanen. Estetika adalah terjemahan fisik dari dunia idea). Keterangan di atas menunjukan bahwa estetika sudah menjadi titik sentral dalam filosofi Yunani dan membantu untuk sedikit menguak rahasia tentang apakah estetika itu. Bila kita sandingkan pendapat Jasper di bawah ini, terlihat adanya keparalelan antara pemikiran Plato dengan Jasper. I. II. Isyarat ketuhanan diberikan melalui simbol-simbol (Chiffre‟) yang tidak dapat diterjemahkan secara harfiah. Seni menolong manusia membaca chiffre karena seni dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diungkapkan dengan cara lain. Seni memberikan penglihatan pada pemikiran spekulatif sehingga yangbuta dapatmelihat transendensi. Metode berpikir Plato merumuskan tentang dialektika , yaitu ketajaman analisis dalam mencari hubungan antara berbagai pengertian, kemudian pengertian dikelompokkan pada jenisnya masing-masing dan diuraikan sampai pada komponen terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Metode ini dinamakan diairesis (mengurai ide), yaitu metode yang menjadi dasar analisis membentuk defenisi dan menyusun struktur masalah yang kompleks sehingga menjadi jernih dan lebih mudah dimengerti. Dalam proses desain, ketajaman dan kemampuan meliha t

  22. masalah dan keterkaitannya dengan komponen lain serta kemampuan merinci masalah sampai pada komponen terkecil yang membentuk sistem akan menentukan kualitas desain. Kemapuan menguraikan masalah dan melihat masalah dari berbagai sisi adalah syarat pertama dan paling utama dalam proses pendekatan teoritis sebelum menginjak pada tahap perancangan fisik. Aktualitas ajaran Diairesis Plato masih dijadikan pegangan desainer sampai sekarang meskipun sudah berumur lebih dari 2000 tahun. http://www.mercubuana.ac.id

  23. http://www.mercubuana.ac.id Pertanyaan mengenai “apa” yang harus lebih didahulukan dari “apa sebab” . dengan teknik diskusi ia bangun dialektika sehingga timbul pemikiran yang kritis. Dengan carainduksi didapatkan definisi. Hal ini diuji terusdengan perbandingan yangkritis. Perbandinga n dan persamaan dari gejala umum diuji dengan saksi lawan saksi. Sokrates selalau berbicara dengan semua orang. Ia bertanya tentang apa yang diketahui orang tentang profesinya, bertanya pada prajurit apakah kebenaran itu. Kepada pelukis ia tanyakan apakah keindahan itu. Pertanyaan yang disusul dengan pertanyaan lain akan membawa lawan bicaranya untuk mempertanggung jawabkan pengetahuannya, dan memaksa lawannya untuk mengatakan yang benar. Tujuannya adalah mengajar orang mencari kebenaran. Sokrates sendiri menamakan metodenya “maeutik” ( seni kebidanan) dalam arti membidani lahirnya pemikiran baru. Arti induksi dalam metode Sokrates berbeda dari pengertian sekarang. Pengertian induksi sekarang adalah memperhatikan atau mengamati gajala yang khusus, dibentuk dan dikembangkan untuk mendapatkan pengertian yang berlaku umu. Induksi metode Sokrates adalah membandingkan secara kritis definisi yang satu dengan definisi lainnya. Dengan yangdiperoleh dari metode seperti di atas sama dengan yang disebut Kant prinsif regulatif, yaitu dasar sama masalah untuk menemukan kebenaran yang sifatnya tidak subjektif dan berlaku umum. Hal yang menjadi inti ajaran Etika Sokrates adalah tentang watak atau budi manusia. Menurut ajaranya, “budi” dan “tahu” salin g terikat. Orang berbuat jahat karena “tidak tahu”, bukan disengaja. Ia percaya bahwa pada dasarnya semua manusia itu “baik”, karena budi adalah tahu, maka orang yang tahu akan selalu berbuat baik. Sebaliknya, orang berbuat jahat karena tidak mempunyai pertimbangan dan pandangan yangbenar. Menurutnya, tidak ada orang yang khilaf atas kemauannya sendiri. Pandangan falsafah dan etika rasional Sokrates menganggap bahwa semua yang hadir di dunia ini selalu ada tujuannya. Makna dari tujuan itu adalah sisi kebaikan dari kehadirannya. Makna dari tujuan kehadiran sebuah pohon, sebuah meja, seekor binatang, dan manusia adalah sifat-sifat baik dari unsur-unsur di atas. Bila kita simak aktualitas pendat ini, maka dapat dimengerti kalau Sokrates dianggap seorang filsuf yang utama dalam sejarah kemanusiaan. Bila proses berpikir dalam metode perancangan desain modern digunakan dalam menghadapi sebuah persoalan deseain, maka yang pertama-tama harus dijawab adalah mengenai hakikat benda itu. Kemudian dilakukan pendekatan melalui analiss pengertian masalah, setelah itu pengidentifikasian masalah, dan tahap selanjutnya menyusun definisi masalah. Dari haltersebut terlihat relevansi metode Sokrates dengan pendekatan desain. Identifikasi masalah dalam desain selalu dimulai dengan pertanyaan “apa itu” (what) baru k emudian “apa sebab (why). Dalam pendidikan desain selalu ditekankan pentingnya “proses” bukan “hasil”. Proses merencana lebih penting daripada hasil akhir desain. Dengan demikian, pendekatan didaktis ini mempunyai asal historis. Plato (427-347 SM) Falsafah Plato yang dibahas di sini dilihat dari dua sisi. Pertama, pendapatnya tentang pengertian filosofi, dan kedua tentang metode berpikir. Pandangan tentang idea Pada dasarnya, didunia ini ada dua unsur utama, yang tidak tetap dan yang tetap. Yangtidak tetap adalah yang dialami dan dilihat sehari- hari. Ia tidak tetap, selalu mengalir,dan berubah (kaum sofis). Ia bisa dipahami lewat pengalaman. Yang kedua adalah yang tetap. Yang tetap harus diacari lewat proses pemikiran. Pengertian yang dicari leawat pemikiran ialah idea. Idea tidak bergantung pada pandangan

  24. dan pendapat banyak orang. Idea tumbuh karena kecerdasan berpikir. Jadi , pengertian yang dicari dengan proses berpikir adalah idea. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal kecerdasan pikir manusia untuk mencari dan menemukannya. Plato memberi contoh tentang keindahan fisik, suatu benda atu mahluk yang dikatagorikan indah. Sebenarnya pendapat keindahan karena melihat hal indah ini hanya http://www.mercubuana.ac.id

  25. http://www.mercubuana.ac.id Plato-lah yang mampu menggambarkan dengan plastis jelas dan indah, saat-saat terakhir Sokrates melalui tulisan-tulisannya: Apologie, Kriton dan Phaidom. Apologie yang berarti pembelaan, berisi pembelaan dari Sokrates ketika menghadapi para hakim Athena. Di sini Sokrates memaparkan sikapnya tentang hak-hak manusia sebagai pribadi dan warga negara,dan tentang kebenaran dalam wawancaranya dengan otoritas negara, dan tentang kebenaran dalam wacanya dengan otoritas negara, hukum dan politik. Dalam k riton diuraikan pendapat Sokrates yang lebih menonjolkan kewajiban warganegara yang harus patuh pada hukum yang berlaku. Oleh karena prasyarat-prasyarat pengakuan seorang warga negara untuk tunduk pada ototritas negara adalah pengkuannya tehadap hukum yang berlaku di negara itu. Ia menganggap seseorang dapat meninggalkan negaranya bila orang tersebut merasa tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di negara itu. Tulisan Plato pada bukunya Phaidon dianggap sebagi tulisan terindah Plato. Phaidon menggambarkan secara detail, plastis, dan mengharukan saat-saat terakhir Sokrates sebelum menemui ajalnya dengan meminum racun sebagi bentuk hukuman matinya. Sokrates memberikan wejangan terakhir tentang filsafat dalam diskusinya dengan para murid yang mengakui dan menunggui dan mengelilinginya. Sokrates memberikan wejangan terakhir tentang filsafat dalam diskusinya dengan para murid yang menunggui dan mengelilinginya. Sokrates menyampaikan pandangannya tentang apakah kematian itu, dan apakah jiwa dan tubuh itu, bagaimana hubungannya dengan kehidupan manusia. Ia paparkan pula hubungannya keduanya dengan kematian. Ia menganggap jiwa itu langgeng, ada dan hadir, seb elum manusia lahir dan sesudah kematian manusia, dan tubuh itu tidak langgeng,tidak tetap, pada saatnya tubuh itu akan musnah. Pemisahan antara jiwa dan tubuh ini kemudian menumbuhkan wancna ilmiah baru dan lahirlah berbagai disiplin ilmu baru, seperti psikologi , fisiologi, dll. Filsafat Sokrates ini kemudian di kembangkan oleh Plato dengan teorinya tentang dunia betubuh dan tak bertubuh. Keluhuran budi, integritas moral, dan sikap konsekuen yang dipertahankan sampai ajalnya menjadi contoh dan tuntunan untuk umat manusia. Ia dapat dikatakan sebagai Bapak “teori metode berpikir” yang pertama. Ia tidak hanya mengembangkan teori metode berpikir tetapi juga mengelompokannya dalam sistem ilmu pengetahuan saja, tetapi terutama untuk mengetahui hakikat suatu permasalahan dan bagaimana caranya agar sampai pada pengetahuan tersebut. Sampai di sini “metode” menjadi s angat penting. Bila ingat pada teori Jasper tentang pengertian sains seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan pemikiran Sokrates yang metodis ini adalah dasar berpikir saintifik. Sokrates sebenarnya tidak pernah sengaja mengajarkan ilmu filosofi sebagai bidang ilmu, melainkan hidup berfilosofi (menurut dia) bukan ilmu pengetahuan, tetapi sebagai alat pencari kebenaran. Sebagai ilustrasi, Karl Jasper dalam memberikan kuliah filsaftnya tidak pernah menggunakan teks, karena ia men ganggap (mengacu pada Kant) filsafat tidak dapat diajarkan, yang dilakukan adalah mengajarkan berfilsafat. Oleh karena itu, kuliah filsafat tidak berarti mengetengahkan pemikiran saja, tetapi pikiran dikembangkan dalam proses penyampaian pendapat dan mengajak pendengarnya untuk ikut dalam proses berpikir (Jasper : Chiffren der Transsendez). Karena Sokrates tidak pernah menuliskan ajaarannya, maka murid- muridnya yang kemudian menuliskannya. Tidak dapat dihindari pendapat pribadi murid-muridnya mewarnai tulisan tentang filsafat Sokrates. Berbagai tulisan mruid-muridnya, terutama catatan Plato, dapat menjadi sandaran untuk mempelajari filsafat Sokrates. Tujaun falsafat Sokrates tertutama mencari kebenaran yang berlaku umum dan abadi, kebenaran yang absolut. Hal ini berbeda dengan falsafah kaum sofis yang mendahuluinya yang menganggap tidak ada yang absolut, semuanya relatif dan subjektif dan orang harus menghada pi persoalan di dunia dengan sikap skeptis. Sokrates tetap pada pendirian bahwa kebenaran itu ada, dan harus tetap dicari. Ia mengembangkan metode diskusi dan teknik mengajukan pertanyaan yang membuat diskusinya berpikir. Ia menolong orang mengeluarkan pikiran dan pendapatnya. Untuk mengeluarkan apa yang ada dalam jiwa seseorang dasarnya adalah teknik menemukan pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan pengertian masalah atau mengidentifikasi masalah dengan tepat.

  26. http://www.mercubuana.ac.id YUNANI DAN METODE PERANCANGAN DESAIN Bahasan sekilas tentang falsafah Yunani dan falsafah Barat adalah usaha untuk menelusuri kembali asal cara berpikir yang pada akhirnya melahirkan desain modern. Kita ingin menyelidiki kembali awal lahirnya dasar berpikir yang pada akhirnya menghasilkan metodologi desain yang memiliki ciri rasional, logis, objektif, bersistem dan berorientasi pada hasil akhir. Usulan ini bukannya sebuah pretense untuk mengulas falsafah Yunani. Pembicaraan dibatasi hanya pada teori berpikir yang ada kaitannya dengan cara berpikir dalam desain. Keterangan pendahuluan ini perlu disampaikan untuk menghindari salah persepsi karena tujuan utama bab ini adalah ingin menunjukan bahwa proses berpikir desain itu mempunyai akar, dan akarnya sama dengan ilmu-ilmu lain, yaitu dari filsafat klasik Yunani. Filsafat klasik Yunani mengatakan bahwa cara berpikir runut, bersistem, transparan, logis dan matematis itu mempunyai asal-usul dan harus ditemukan oleh seseorang terlebih dulu. Ia tidak begitu saja hadir. Cara berfikir rasional pun pada awalnya dan ada yang harus menemukannya. Penemuannya adalah para filsuf Yunani. Selain itu terdapat anggapan bahwa falsafah Barat yang melahirkan dasar pendekatan konseptual dalam desain modern tidak dapat dipisahkan dari falsafah Yunani. Oleh karena itu, bahasan tentang desain modern akan selalu berawal dan berkaitan deng an falsafah Yunani. Di bagian ini ulasan hannya dibatasi pada beberapa buah pikiran filsuf Yunani yang ada kaitannya dengan dasar berpikir dalam desain. Sokrates (470-399 SM). Perubahan pandangan dalam filsafat tidak terjadi sekonyong-konyong. Problem filosofis yang menjadi masalah utama dalam ajaran sofisme tidak lagi terletak pada pencarian jawaban terhadap fenomena alam yang dialami manusia, juga bukan pada masalah gambaran kosmologi, seperti pada filsafat sebelumnya, tetapi sudah beralih padamasalah hakikat hidup manusia. Manusia menjadi problem-sentral berbagai pernyataan filosofis. Akan tetapi dalam penjelajahan filsafatnya, sofisme sangat menekankan pada sikap subjektif, dengan menganggap semua itu relatif dan harus dihadapi dengan sikap skeptis. Kebenaran bisa dicari melalui retorika, hingga sifat kebenaran sangat subjektif karena sangat bergantung pada kemampuan retorika dan kemampuan berdebat seseorang. Sokrates adalah filsuf yang menolak pandangan itu. Ia percaya bahwa ‟‟kebenaran‟‟ itu ada dan kebenaran itu sifatnya langgeng. Kebenaran yang berlaku umum (objektif) itu ada dan harus dicari. Berbeda dengan penganut sofis yang mengandalkan jawaban filosofis pada kemampuan retorika, Sokrates mengembangkan metode dialog yang kemudian berkembang menjadi dialektika. Sokrates adalah perintis filsafat klasikYunani,meskipun ajaran-ajaran dan pendapatnya belum merupakan suatu sistem filosofi yang bulat. Murid-muridnya, Plato dan kemudian Aristoteles, kemudian mengembangkan dan melengkapi filsafat Sokrates sehingga menjadi dasar filsafat klasik. Sokrates sebagai seorang filsuf besar selalu menempatkan diri pada posisi “tidak tahu” dan mencari jaw aban atas ketidaktahuannya melalui diskusi-diskusi yang tajam, adalah orang sederhana, jujur dan berkawan dengan semua orang. Karena ketajaman fikiran dan kejernihan jawaban-jawabannya, ia sering memojokan pengikut-pengikut sofis yang menganggap bahwa kebenaran itu didasarkan pada kemampuan berdebat melalui kepiawaian retorika. Karena cecaran pertanyaan-pertanyaan logis Sokrates, para sofis akhirnya kehabisan argumentasi dan mengaku akan ketidaktahuannya. Karena kesederhanaan dan kejujurannya, selain menjadi panutan orang-orang muda Athena, ia juga mengumpulkan musuh-musuh

  27. terutama dari kaum sofis dan politik. Hingga akhirnya Sokrates harus menjalani hukuman mati dengan meminum racun. Sokrates dituduh tidak dewa-dewa dan menyebarkan pengaruh sesat kepada kaum muda. Ketegarannya terhadap kebenaran dipertahankan sampai akhir hayatnya. http://www.mercubuana.ac.id

More Related