E N D
Pernikahan Tanpa Undangan Sesudah lamaran pendahuluan oleh Bung Karno, pada suatu hari datanglah calon mantu saya dengan ibunya yang halus budi, sekitar bulan Oktober 1945. Kami membicarakan tentang pernikahan Hatta memastikan tanggal perkawinan yaitu 18 November 1945. Untuk Hatta, 8 November dalam alam pikirannya ada kaitan dengan 18 November 1918, dimana, Gubernur Jenderal van Limburg Stirum tidak menepati janjinya kepada bangsa Indonesia untuk memperbaiki peraturan Negara, demi kepentingan bangsa Indonesia. Sementara itu, Hatta juga mengusulkan agar dalam upacara pernikahan nanti tidak usah diadakan pesta dan undangan bagi para tamu. bagi kami susah juga. kami sudah 21 tahun tinggal di Bandung, kenalan kami banyak sekali. Kalaupun mereka tidak diundang, teman-teman yang mendengar pasti akan datang juga, padahal tidak akan ada jamuan apa-apa. Bagaimana yang sebaiknya? Kami mencari akal dan saya mengusulkan,“sebaiknya perkawinan diadakan di Megamendung saja.” Megamendung adalah suatu daerah tempat peristirahatan dekat Bogor, yang letaknya agak terpencil dikelilingi desa-desa. Bung Hatta mempunyai sebuah villa di sana. Karena letaknya yang terpencil itu, meskipun untuk jauh dari Bandung, pada saat itu sulit dicapai karena sedikitnya kendaraan yang ada. “Ny. H. S. S. A. Rachim, Pribadi Manusia Hatta, Seri 1, Yayasan Hatta, Juli 2002″