1 / 26

Counseling for All Students

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRATIK). Disajikan dalam Acara In House Trainning Guru di SMA Negeri 1 Garawangi, 19 Juli 2008. Counseling for All Students. oleh: Akhmad Sudrajat http://akhmadsudrajat.co.cc. Tujuan Pelatihan: . Anda dapat memahami tentang:

shira
Download Presentation

Counseling for All Students

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRATIK) Disajikan dalam Acara In House Trainning Guru di SMA Negeri 1 Garawangi, 19 Juli 2008 Counseling for All Students oleh: Akhmad Sudrajat http://akhmadsudrajat.co.cc

  2. Tujuan Pelatihan: Anda dapat memahami tentang: • Konsep dasar layanan konseling di sekolah • Peran guru dalam layanan konseling di sekolah • Aplikasi konsep konseling dalam PBM

  3. Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif/ Manajemen Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Pembelajaran Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)

  4. Studi yang dilakukan Supriadi terhadap 36 SMA bermutu di Jawa Barat menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling untuk siswa yang berfungsi baik merupakan salah satu dari sepuluh karateristik SMA bermutu (Idochi Anwar & Yayat Hidayat Amir, 2000)

  5. Konsep dan Praktik Konseling di Sekolah KONSEP KONSELING Praktik Konseling oleh Guru dalam Proses Belajar Mengajar Praktik Konseling oleh Konselor melalui Pelayanan Konseling

  6. Konsep Dasar Layanan Konseling Definisi Formal : KONSELINGadalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampumandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Dokumen KTSP, 2006)

  7. Developmental-Comprehensive Counseling Perubahan Paradigma Proses Konseling Pendekatan Klinis (Lama) • Bersifat klinis • Melihat kelemahan klien • Berorientasi pemecahan masalah klien (siswa) • Konselor serius • Dialog menekan perasaan klien dan klien (siswa) sering tertutup • Klien sebagai obyek • Konselor dominan dan bertindak sebagai problem solver Pendekatan Pengembangan (Baru) • Bersifat pedagogis • Melihat potensi klien (siswa) • Berorientasi pengembangan potensi positif klien (siswa) • Menggembirakan klien (siswa) • Dialog konselor menyentuh klien (siswa), klien (siswa) terbuka • Klien (siswa) sebagai subyek • Konselor hanya membantu dan memberi alternatif-alternatif (Sofyan S. Willis, 1994)

  8. Developmental-Comprehensive Counseling Model Lama • Menitikberatkan siswa beresiko • Dilaksanakan karena adanya krisis • Pendekatan panggilan • Disampaikan dan dilaksanakan hanya oleh konselor • Dimiliki hanya oleh staf konseling (konselor) • Mengukur jumlah usaha yang dilakukan • Berurusan dengan proses melaksanakan pekerjaan • Memfokuskan pada tujuan dan yang dianggap baik • Bekerja untuk memelihara sistem yang ada • Membicarakan tentang bagaimana bekerja keras Perubahan Paradigma Manajemen Konseling Model Baru • Melayani seluruh siswa • Dilaksanakan berdasarkan kurikulum (?) • Terjadwal dan sistematis • Usaha kolaboratif antara konselor, guru, orang tua dan masyarakat • Didukung dan dimiliki oleh seluruh komunitas • Mengukur dampak yang dikaitkan dengan tujuan • Berurusan dengan pencapain tujuan, sasaran dan hasi • Memfokuskan pada pencapaian (accomplisment) • Responsif dan beradaptasi dengan perubahan • Membicarakan tentang efektivitas kerja (Gary L. Spear, 2007)

  9. ?? • Layanan Dasar • Layanan Responsif • Perencanaan Individual • Dukungan Sistem (Naskah Akademik ABKIN,2007) Praktik Konseling oleh KonselorMERENCANAKAN. MELAKSANAKAN, MENILAI DAN MENINDAKLANJUTI KEGIATAN PELAYANAN KONSELING : • 4 bidang layanan (pribadi, sosial, belajar, karier) • 5 fungsi layanan (pencegahan, pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan, pengentasan, dan advokasi) • 9 jenis layanan (orientasi, informasi, penguasaan konten, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan konsultasi) • 6 kegiatan pendukung (aplikasi instrumentasi data, himpunan data, konferensi kasus, tampilan kepustakaan, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus) • Dilaksanakan melalui format klasikal, kelompok dan individual (Sumber: Dokumen KTSP)

  10. Bidang Pelayanan Konseling • Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. • Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. • Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. • Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

  11. Fungsi Pelayanan • Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya. • Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.. • Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya. • Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. • Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

  12. Jenis Pelayanan • Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru. • Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan. • Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler. • Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

  13. Jenis Pelayanan (lanjutan) • Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. • Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. • Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. • Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. • Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

  14. Kegiatan Pendukung • Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. • Himpunan Data,yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia. • Konferensi Kasus,yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup. • Kunjungan Rumah,yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya. • Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan. • Alih Tangan Kasus,yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

  15. Format Kegiatan • Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan. • Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok. • Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas. • Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan. • Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

  16. Pelaksanaan Kegiatan • Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah: • Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. • Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal • Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

  17. Praktik Konseling oleh Guru Peran Guru dalam Layanan Konseling • Membantu memasyarakatkan pelayanan konseling kepada siswa • Membantu konselor mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang siswa yang memerlukan layanan konseling. • Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang pelaksanaan pelayanan konseling. • Menangani dan mengalihtangankan kasus kepada konselor • Menerima siswa/kasus alih tangan dari konselor, • Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan konseling • Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. • Membantu mengumpulkan informasi dalam rangka penilaian pelayanan konseling dan upaya tindak lanjutnya. (Prayitno, 2004)

  18. Penanganan Siswa Bermasalah (Sofyan S. Willis, 1994) Semua Guru/Wali Kelas Ringan Guru BK/Konselor Masalah Siswa Sedang Alih Tangan Kasus Berat

  19. Masalah (kasus) ringan: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.

  20. Masalah (kasus) sedang: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru pembimbing (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakankonferensi kasus.

  21. Masalah (kasus) berat: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, peserta didik hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alih tangan kasus) kepada ahli psikologi, psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.

  22. Prosedur Umum Penanganan Siswa Bermasalah

  23. Aplikasi Konsep Konseling dalam PBMPengelolaan Kelas Apa yang Anda lakukan jika menemukan: • siswa yang pasif atau malah ngobrol di kelas? • kondisi kelas yang selalu ribut? • siswa yang sering bolos pada mata pelajaran Anda? • siswa yang kritis dan cerdas? • siswa yang berprestasi rendah? Membiarkan? Memarahi? atau “Mengadakan Pendekatan Interpersonal” ?

  24. Masalah dalam Pengelolaan Kelas Masalah Individual: • Attention Getting Behavior • Revenge Seeking Behavior • Helplessness, dsb. Masalah Kelompok • Kelas selalu ribut • “Membombong”, dsb.

  25. Pendekatan Pengelolaan Kelas • Behavior Modification Penggunaan Hukuman (?) dan Ganjaran • Socio-Emotional Climate Penghargaan kepada siswa secara utuh (Carl Rogers) • Group Process Mengembangkan dinamika kelompok, permainan kelompok, diskusi kelompok, dsb

  26. Refleksi untuk peserta: • Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan layanan Konseling di SMA N 1 Garawangi ini sehingga ke depannya dapat menjadi sekolah yang lebih bermutu tinggi? TERIMA KASIH DAN SEMOGA SUKSES Pendalaman materi dapat diakses melalui: http://akhmadsudrajat.co.cc

More Related