150 likes | 230 Views
Qiraat merupakan salah satu cabang ilmu dalam Ulum Quru2019an
E N D
MACAM – MACAM QIRA‘ AT Dosenpengampu : nuruddinaraniri, m.pd.i.
PENGERTIAN QITA’AT Berdasarkan etimologi (bahasa), qira’ah merupakan kata jadian (mashdar) dari kata kerja qira’ah (membaca), jamaknya yaitu qira’at.
Pengertian berdasarkan terminology (istilah), ada beberapa definisi yang dikemukakan para ulama yaitu : Menurut Az-Zaqqani : مَذْ هَبٌ يَذْ هَبُ إِلَيْهِ إِمَامٌ مِنْ أَعِمَّةِالْقُرَاءِ مُخا لِفًا بِهِ غَيْرُهُ فِى النُّطْقِ بِالْقُرْانِ الْكَرِ يْمِ مَعَ اتِّفَاقِ الرِّوَايَاتِ وَالطُّرُقِ عَنْهُ سَوَاءٌ أَكَانَتْ هذِهِ الْمُخَالَفَةُ فِيْ نُطْقِ الْحُرُوْفِ أَمْ فِيْ نُطْقِ هَيِئا تِهَا. Artinya : “Suatu madzhab yang dianut seorang imam qira’at yang berbeda dangna lainnya dalam pengucapan Al-Qur’an serta sepakat riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf-huruf ataspun dalam pengucapan bentuk-bentuknya”
Menurut Ibn Al-Jazari : عِلْمٌ بِكَيْفِيَّا تِ أَدَاءِكَلِمَا تِ الْقُرْانِ وَاخْتِلَا فِهَا بِعِزْوِالنَّا فِلَةِ Artinya : “Ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-kata Al-Qur’an dan perbedaan dengan cara menisbatkan kepada penukilnya”.
Menurut Al-Qasthalani : “ Suatu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau dipersilahkan ulama yang menyangkut persoalan lughat, hadzaf, i’rab, itsbat, fasbl, dan wasbl yang kesemuanya diperoleh secara periwayatan”.
Menurut Az-Zarkasyi : اِخْتِلَا فُ أَلْفَا ظِ الْوَحْيِ الْمَذْ كُوْرِ فِيْ كِتَا بَةِالْحُرُوْفِ أَوْكَيْفِيَّتِهَا مِنْ تَخْفِيْفٍ وَتَثْقِيْلٍ وَغَيْرِهَا. “Qira’at adalah perbedaan (cara mengucapkan)lafazh-lafazh Al-Qur’an, baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takbfif (meringankan), tatsqil (memberatkan) dan atau yang lainnya”.
Menurut Ash-Shabuni : مَذْ هَبٌ مِنْ مَذْ هَبِ النُّطْقِ فِى الْقُرْانِ يَذْ هَبُ بِهِ إِمَا مٌ مِنَ الْأَءِمَّةِ بِأَ سَا نِيْدِ هَا إِلَى رَ سُوْلِ اللَّهِ ص.م. Artinya : “Qira’at adalah suatu madzhab cara pelafalan Al-Qur’an yang dianut salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW”.
Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira’at • Latar Belakang Historis. Riwayat yang dapat mendukung asumsi diatas : Nabi bersabda : هَكَدذَاأُنْزِلَتْ إِنَّ هذَاالْقُرْانَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُ فٍ فَاقْرَءُوْا مَاتَيَسَّرَمِنْهُ. Artinya : “Memang begitu Al-Qur’an diturunkan. Sesungguhnya Al-Quran ini diturunkan dalam tujuh huruf, maka bacalah oleh kalian apa yang kalian anggap mudah dari tujuh huruf itu”.
Latar Belakang Cara Penyampaian (Kaifiyat Al-Ada’) • Perbedaan dalam I’rob atau harakat kalimat tanpa perubahan makna dan bentuk kalimat. • Perbedaan pada I’raob dan harakat (baris) kalimat sehingga mngubah maknanya. • Perbedaan pada perubahan hurud tanpa perubahan I’rob dan bentuk tulidannya, sementara maknanya berubah. • Perubahan pada kalimat dengan perubahan pada bentuk tulisanya, tetapi maknanya tidak berubah. • Perbedaan pada kalimat dimana bentuk dan maknanya berubah pula. • Perbedaan dengan mendahulukan dan mengakhirkannya. • Perbedaan dengan menambah dan mengurangi huruf.
Sebab-Sebab Perbedaan Qira’at • Perbedaan Qira’at Nabi • Pengakuan dari Nabi terhadap berbagai Qira’at yang berlaku dikalangan kaum musliman waktu itu. • Adanya riwayat dari para sahabat Nabi menyangkut berbagai versi Qira’at yang ada. • Adanya Lahjah atau dialeg kebahasan dikalangan bangsa Arab pada masa turunya Al-Qur’an
Macam-Macam Perbedaan Qira’at Dari segi kuantitas : • Qira’ah Sab’ah (Qita’ah tujuh). • Qira’at ‘Asyrah (Qira’at sepuluh). • Qira’at ‘Arba’at Asyrah (Qira’at empat belas). Dari segi kualitas • Qira’ah Mutawatir. • Qira’ah Masyhur. • Qira’ah Ahad. • Qira’ah Syadz (menyimpang). • Qira’at Mauduhu’ (palsu), seperti qira’at Al-Khazzani. • Qira’at yang menyerupai hadis Mudraj (sisipan).
Urgensi Mempelajari Qira’at dan Pengaruhnya Dalam Istinbath (Penetapan) Hukum • Dapat menguatkan ketentuan-ketentuan hukum yang telah disepakati para ulama. • Dapat men-tarjih hukum yang diperselisihkan pada ulama. • Dapat mengabungakan dua ketentuan hukum yang berbeda. • Dapat menujukan dua ketentuan hukum yang berbeda dalam kondisi yang berbeda pula. • Dapat memberikan penjelasan terhadap suatu kata didalam Al-Qur’an yang mungkin sulit dipahami maknanya.
Syarat-Syarat Qira’at Tiga syarat bagi Qira’at yang benar yaitu : • Qira’at itu sesuai dengan bahasa Arab sekalipun menurut satu jalan. • Qira’at itu sesuai dengan salah satu mushaf-mushaf utsmani sekalipun secara potensial. • Sahih sanadnya baik diriwayatkan dari imam Qira’at yang tujuh dan yang sepuluh maupun imam-imam yang diterima selain mereka.
TERMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT