1 / 18

LABOREM EXERCENS

XI. LABOREM EXERCENS. 15 SEPTEMBER 1981, YOHANES PAULUS II – LE. LABOREM EXERCENS Tentang Makna Kerja Manusia. PENDAHULUAN.

tanaya
Download Presentation

LABOREM EXERCENS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. XI LABOREM EXERCENS 15 SEPTEMBER 1981, YOHANES PAULUS II – LE

  2. LABOREM EXERCENSTentang Makna Kerja Manusia PENDAHULUAN Ensiklik Laborem Exercens atau “Tentang Makna Kerja Manusia” diterbitkan Paus Yohanes Paulus II, 1981, untuk memperingati ulang tahun ke-90 Ensiklik Leo XIII, Rerum Novarum atau “Kondisi Pekerja”.

  3. GARIS-GARIS BESAR LABOREM EXERCENS Dokumen ini mempunyai lima bagian rumusan yang jelas : • Pendahuluan yang mencatat keprihatinan-keprihatinan utama dalam Pengajaran Sosial Gereja. • Kerja dan Pribadi Manusia mengangkat makna kerja yang berkembang dalam dunia yang mengalami perubahan pesat. • Konflik antara Tenaga Kerja dan Modal diuji dalam Tahapan Sejarah sekarang ini. • Hak-Hak Kaum Pekerja tidak dapat dilihat terpisah melainkan berada dalam konteks Hak-Hak asasi Manusia. • Unsur-Unsur Spiritualitas Kerja mencoba mengembalikan nilai yang dikandungnya di mata Allah dan yang berakar dalam Injil.

  4. Paus Yohanes Paulus II Pada tahun ketiga kepausannya, Yohanes Paulus II yang semakin sadar akan kecenderungan global, memperbarui Ensiklik Rerum Novarum dari Paus Leo XIII (1891). Beliau mengemukakan bahwa di samping perubahan-perubahan radikal dalam dunia kerja, Pribadi Manusia tetap merupakan pusat seluruh makna kerja.

  5. PENDAHULUAN • Ulang Tahun Ke-90 Rerum Novarum Paus Yohanes Paulus II mengakui kebutuhan akan suatu penelaahan kembali kerja manusia, menyusul perkembangan baru dalam kondisi kerja pada abad yang lalu sebagaimana disebut di bawah ini : • Pengenalan otomasi dalam produksi • Meningkatnya harga energi dan bahan-bahan baku • Tumbuhnya kesadaran ekologis • Bangkitnya peran serta sosial-politis rakyat. Peran gereja dalam konteks perubahan ini adalah : • Mengundang perhatian akan martabat pekerja • Mengutuk penindasan terhadap martabat manusia • Memberikan tuntutan kepada orang-orang agar terjamin kemajuan yang otentik.

  6. Kerja Manusia sebagai suatu Persoalan Sosial Gereja memandang kerja manusia sebagai pusat persoalan sosial dan kunci dalam menciptakan kehidupan yang lebih manusiawi. Kerja manusia mengupayakan tercapainya persamaan dan keadilan, dan jaminan bagi kemajuan pribadi manusia dalam dunia modern. Dalam memajukan keadilan dan perdamaian kita harus menyadari bukan hanya dimensi “kelas” melainkan pula dimensi “dunia”. Gereja memandang kerja sebagai kunci segala persoalan sosial….. karena sebagai citra Allah, manusia mampu berpikir dan mengaktualisasikan diri. • Akar Kitab Suci Kerja yang menempati pusat persoalan sosial berakar dalam Kitab suci, dasar pengajaran sosial gereja. Hubungan organik ini senantiasa ada.

  7. KERJA DAN PRIBADI MANUSIA • Kitab Kejadian Allah menyatakan dalam Kitab Kejadian 1:28 bahwa kerja merupakan landasan keberadaan manusia. “Beranakcuculah dan berkembangbiaklah, dan penuhilah bumi dan taklukkanlah itu.” Melalui kerja, pribadi manusia menjadi tuan atas bumi dalam artian luas. • Teknologi sebagai Obyek Kerja Mahkluk manusia adalah subyek kerja yang sebenarnya karena sebagai seorang pribadi, tindakan-tindakan kerja haruslah mewujudkan kemanusiaan seseorang. Pribadi manusia tidak dapat menjadi budak mesin. • Manusia sebagai Obyek Kerja Pribadi manusia adalah subyek kerja dan oleh karenanya berdimensi etis. Pribadi manusia itu penting, seorang pribadi bebas yang sadar dapat memutuskan tentang dirinya.

  8. Ancaman terhadap Nilai-nilai Kebenaran Dewasa ini, kerja manusia ditinggikan dan diperlengkapi dengan teknologi modern. Namun, teknologi yang sama juga menghalangi kreativitas, kepuasan kerja, tanggung jawab dan kesempatan kerja. Gereja di zaman industrial menentang segala bentuk pemikiran materialistis dan ekonomistis yang memperlakukan pribadi manusia lebih sebagai “barang dagangan” daripada sebagai subyek kerja. • Solidaritas Pekerja Gereja menyerukan pula solidaritas pekerja untuk mencegah tenaga kerja manusia dari pelecehan martabatnya (mis. pemerasan dalam pengupahan, kondisi kerja yang miskin, kurangnya jaminan sosial). Gereja memiliki komitmen terhadap orang “miskin”.

  9. Martabat Pribadi Seruan biblis untuk “menaklukkan bumi” dan memampukan pribadi manusia sebagai “penguasaan” atas bumi membubuhkan martabat pada kerja manusia. Meskipun diperlukan kerja keras yang berat, kerja merupakan suatu usaha yang bermanfaat karena memungkinkan seseorang mencapai pemenuhan sebagai makhluk manusia. • Kerja dan Keluarga Kerja manusia memungkinkan pula pembentukan dan pemeliharaan kehidupan keluarga, pencapaian tujuan-tujuan keluarga, dan penambahan warisan seluruh keluarga manusia. Kerja merupakan suatu usaha yang bermanfaat karena memungkinkan seseorang mencapai pemenuhan sebagai makhluk manusia.

  10. KONFLIK ANTARA BURUH DAN MODAL • Dimensi-dimensi Konflik Dalam Ensiklik Rerum Novarum, Sri Paus berbicara tentang revolusi konflik-konflik besar, misalnya antar ‘modal dan buruh’, ‘liberalisme dan komunisme’ serta pergolakan politik yang terjadi sekarang ini. • Prioritas Buruh Prinsip-prinsip dasar yang diajarkan Gereja ‘prioritas tenaga kerja di atas modal’ dan ‘keunggulan manusia di atas barang-barang’. Karena modal mencakup semua sumber daya, baik yang alamiah maupun yang dibuat manusia, setiap orang seharusnya memilikinya dan bukan hanya sekelompok kecil kaum kaya saja. Hal itu pun merupakan warisan umat manusia melalui karya leluhur kita dan hendaknya tidak dieksploitir. Modal dan tenaga kerja haruslah terkait dalam suatu cara yang produktif.

  11. Ekonomisme dan Materialisme Buruh bukan hanya faktor lain dari produksi bersama dengan modal. Pribadi manusia berada di atas barang-barang dan modal dan dengan demikian mendapatkan martabat yang sah dan prioritas. Penekanan pada materialisme meremehkan tenaga kerja manusia. • Kerja dan Hak Milik Mengenal hak atas harta milik, gereja tidak mendukung konsep Marxisme (hak milik kolektif) maupun konsep Kapitalisme (hak milik absolut). Hak atas harta milik haruslah tunduk kepada prinsip kesejahteraan umum dan harta milik haruslah diperoleh lewat kerja untuk melayani tenaga kerja manusia. Gereja mendukung bentuk pemilikan bersama antara pemilik dan tenaga kerja, (mis, skema pembagian keuntungan). • Argumen “Personalis” Pribadi manusia dan tenaga kerja seseorang masih lebih penting daripada Modal. Artinya, menjadi orang yang berbagi dalam tanggung jawab dan kreativitas.

  12. HAK-HAK KAUM PEKERJA • Umum Pribadi Manusia diharuskan bekerja. Kerja merupakan kewajiban, dan karena keharusan ini seorang berhak dikaitkan dengan kerja manusia. Kerja manusia harus dilihat dalam konteks Hak-Hak Asasi Manusia. • Majikan Langsung dan Tak Langsung Hak-hak tersebut di atas tergantung pada hakekat pekerjaan. • Majikan Langsung – orang bekerja di bawah suatu kontrak kerja langsung dengan syarat-syarat yang pasti. • Majikan Tak Langsung – orang bekerja kontrak-kontrak kerja kolektif, prinsip-prinsip dan organisasi-organisasi yang menentukan seluruh sistem sosio-ekonomi. Kebijakan-kebijakan ini harus memperhatikan hak-hak obyektif dan membentuk kebijakan tenaga kerja yang secara etis benar. Negara harus menjamin suatu kebijakan perburuhan yang adil. Organisasi internasional juga mempunyai tanggung jawabnya.

  13. Isi Kesempatan Kerja Semua pekerja berhak atas kesempatan kerja yang sesuai. Pengangguran dapat menjadi suatu bencana sosial dan pengobatan berikut ini perlu dipertimbangkan : • Dana pengangguran • Sistem perencanaan menyeluruh di tingkat nasional • Kerja sama internasional untuk mengurangi ketidakseimbangan dalam standar hidup. Pemerintah hendaknya menjalankan perencanaan yang rasional, organisasi tenaga kerja manusia yang baik, dan pemanfaatan sepenuhnya sumber-sumber daya untuk membantu pencegahan pengangguran.

  14. Upah dan Keuntungan Sosial Semua pekerja berhak atas balas karya yang adil. Balas karya yang adil adalah isu kunci etika sosial karena merupakan sarana praktis bagi orang-orang untuk mendapatkan akses terhadap barang-barang yang dimaksudkan untuk pemakaian bersama. Berkaitan dengan pengupahan, gereja menghimbau : • Upah yang cukup untuk menghidupi keluarga • Tunjangan bagi para ibu untuk memelihara keluarga • Evaluasi kembali peranan ibu untuk menjamin cinta sejati mereka kepada anak-anak dan kesempatan yang memadai bagi kaum wanita. Para pekerja juga berhak atas keuntungan sosial seperti pelayanan kesehatan, hak untuk beristirahat, hak atas hari tua dan asuransi kecelakaan, dan hak atas lingkungan kerja yang sehat dan aman.

  15. Pentingnya Serikat Pekerja Hak untuk berserikat merupakan unsur penting bagi keamanan pekerja. Kebutuhan ini berasal dari perjuanagan para pekerja untuk mencapai keadilan sosial, para pekerja yang membutuhkan juru bicara untuk menyuarakan perjuangan haka-hakm mereka sebagai pekerja. Hal ini bukanlah suatu “perjuangan melawan” orang lain. Serikat membangun tatanan sosial dan solidaritas pekerja. Keguatan serikat dapat bercorak “politis”, dalam arti sebagai “keprihatinan yang bijaksana akan kesejahteraan umum” dan bukan untuk “bermain politik” sebagaimana umumnya dimengerti. Hak untuk mogok adalah sah tetapi tidak boleh disalahgunakan untuk tujuan-tujuan politis atau “egoisme kelas” dan harus tidak menyimpang dari peranannya yang khusus. Dalam memanggul pekerjaan yang berat bersama Kristus, manusia bekerjasama dengan Putera Allah untuk menebus manusia.

  16. Kelompok Khusus Pekerja Tani Pertanian yang menyediakan bagi masyarakat barang-barang yang dibutuhkannya untuk kelangsungan hidupnya sehari-hari, mengandung arti mendasar yang sangat penting. Situasi-situasi yang tidak adil banyak melanda negara-negara sedang berkembang dan kita perlu peka akan hal ini. • Kerja dan Orang Cacat Orang cacat adalah subyek manusia utuh dengan hak-hak bawaannya sejak lahir, suci dan tidak boleh dilanggar, kendati mengalami keterbatasan-keterbatasan. Mereka berhak atas pekerjaan. Semua orang harus memperhitungkan situasi mereka dan menawarkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. • Kerja dan Emigrasi Orang berhak meninggalkan tanah airnya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di negeri lain. Mereka hendaknya tidak ditempatkan pada kedudukan yang merugikan dibandingkan dengan pekerja-pekerja lain dalam masyarakat yang khusus.

  17. SPIRITUALITAS KERJA • Tugas Gereja Karena kerja melibatkan seluruh pribadi, badan maupun jiwa, gereja melihat pula aspek rohani yang terkandung di dalamnya. Semua kegiatan manusisa harus disesuaikan dengan kehendak Allah dan kerja manusia ikut serta dalam dan meneladani kegiatan Allah serta memberi martabat. • Kerja sebagai Keikutsertaan dalam Kegiatan Pencipta Melalui kerja pribadi manusia ikut serta dalam kegiatan kreatif Allah. Dalam arti tertentu, Kitab Kejadian adalah “Injil Kerja” yang pertama. Dasar spiritualitas kerja adalah pengakuan bahwa kerja merupakan sarana perwujudan dalam sejarah perencanaan ilahi. Kita dipanggil melalui kerja untuk membangun dunia ciptaan Allah. Inilah yang menggerakkan kita untuk berkarya demi keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.

  18. Kristus, Manusia Karya Yesus seorang manusia pekerja dan dalam Injil, kehidupan Kristus menyatu dengan dunia kerja. Yesus setuju dengan aneka bentuk kerja manusia yang mencerminkan kesamaan pribadi manusia dengan Allah. Kitab Suci menjadi landasan pengembangan suatu spiritualitas kerja baru. • Salib dan Kebangkitan Kristus Kerja dipandang gereja terkait dengan Salib dan Kebangkitan. Dengan melakukan kerja keras, pribadi manusia dipersatukan dengan Kristus dalam penderitaan. Kerja adalah vital, bukan hanya untuk kemajuan duniawi, tetapi juga untuk pengembangan Kerajaan Allah dan dunia.

More Related