670 likes | 1.07k Views
Outline. IP Address Pembagian IP Address CIDR ( Classless Inter-Domain Routing ) VLSM ( Variable Length Subnet Masking ) Latihan. IP Address. Alamat yang digunakan untuk identifikasi perangkat secara unik dalam sebuah jaringan IP Alamat atau address ini terdiri dari 32 bit biner
E N D
Outline • IP Address • Pembagian IP Address • CIDR (Classless Inter-Domain Routing) • VLSM (Variable Length Subnet Masking ) • Latihan
IP Address • Alamat yang digunakan untuk identifikasi perangkat secara unik dalam sebuah jaringan IP • Alamat atau address ini terdiri dari 32 bit biner • Dalam IP Address, memuat informasi Network address dan host address • Pembagian tersebut menggunakan subnet mask • 32 bit tersebut dikelompokkan ke dalam 4 oktet ( 1 oktet = 8 bit) • Setiap oktet dikonversi ke bentuk desimal, dengan dipisahkan tanda titik atau dot, misalnya 172.16.55.102 • Nilai setiap komponen oktet dari 0 sampai 255 desimal atau 00000000 sampai 11111111 biner
Konversi dari oktet ke desimal • Bit-paling-kiri (right most bit) atau least significant bit, dari sebuah oktet adalah nilai dari 20. • Berturut-turut ke kanan adalah 21 22 sampai left most bit atau most significant bit adalah 27 • Jika semua oktet bernilai 1 maka total desimalnya adalah 255 • Contoh jika tidak semua komponen oktet 1 • Contoh IP adress
Class • Komponen oktet ini digunakan untuk memetakan jaringan yg besar dan kecil • Dibagi kedalam 5 class, A sampai E • Yang umum digunakan adalah class A, B dan C • Class D dan E digunakan untuk kebutuhan khusus • Pembagian class ditentukan oleh 3 bit paling kiri atau most significant bit
Class A • oktet yg pertama adalah network address • Sisanya untuk host dan subnet address (24 bit) • Total host address lebih dari 16juta • Class B • 2 oktet yg pertama adalah netword address • Total host adalah 65534 • Class C • 3 oktet yg pertama adalah network address • Jumlah host adalah 254
IP Public • IP address dalam jaringan internet digunakan untuk memberikan alamat pada sebuah website, serveratau situs, misal http://www.akprind.ac.id memiliki ip address 202.91.15.74 • IP address yang digunakan dalam jaringan internet diatur oleh sebuah badan international yaitu Internet Assigned Number authority (IANA) atau lembaga-lembaga yang diberikan delegasi untuk mengelola domain. • Seperti di Indonesia lembaga yang bertanggungjawab untuk pengelolaan domain adalah http://www.pandi.or.id. • IANA atau PANDI hanya memberikan IP address untuk internet (domain) saja atau Network ID saja, sementara untuk Host ID diatur dan dikelola sepenuhnya oleh pemilik IP Address (domain) atau Network ID itu sendiri.
IP Broadcast • IP Broadcast berupa IP Address terakhir dalam suatu blok subnet • Bit-bit dari Network ID maupun Host ID tidak boleh semuanya berupa angka binary 0 semua atau 1 semua, jika hal tersebut terjadi maka disebut flooded broadcast sebagai contoh 255.255.255.255 • Jika Host ID semuanya angka binary 0 pada oktat terakhir ex 192.168.1.0 maka IP address ini merupakan alamat Network ID bukan Host ID tapi disebut IP subnet
IP Private • Disamping itu juga lembaga pengelola domain seperti IANA atau PANDI menyediakan kelompok-kelompok IP address yang dapat dipakai tanpa pendaftaran yang disebut IP Private Address (alamat pribadi) untuk dikelola sendiri. • IP Private address ini hanya dapat digunakan untuk jaringan pribadi dan tidak dikenal oleh internet.
Subnet • KonsepSubnettingdari IP Address merupakanteknik yang umumdigunakandi internet untukmengefisienkanalokasi IP Address dalamsebuahjaringansupayabisamemaksimalkan IP Address. • Subnettingmerupakanprosesmemecahsatukelas IP Address menjadibeberapa subnet denganjumlah host yang lebihsedikit, danuntukmenentukanbatas network ID dalamsuatu subnet, digunakan subnet mask
Manfaat Subnet • Dalam sebuah jaringan yg besar, tanpa subnetting, jumlah trafik akan besar sekali, sehingga akan menyebabkan kemacetan atau collision di Ethernet (konsep CSMA/CD – Carrier Sense Multiple Access with Collison Detection) • Dengan Subnetting, network dipecah menjadi beberapa subnet yang lebih efisien. • Subnet dapat disusun secara hirarki atau struktur tree-like, sehingga router dapat dikonfigurasi untuk broadcast hanya ke dalam subnet tertentu saja
Subnetting • Jumlah Host per Network = 2n-2 • n adalah jumlah bit tersisa sebelum diselubungi. Contoh: network prefix /10 maka bit tersisa adalah 32-10=22 222-2=4194302
Subnetting • Jumlah subnet = 2N • Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan. N=network prefix-8 Contoh: network prefix /10, maka N=10-8 = 2 22=4
Latihan • IP kelas C 202.152.0.1 • Tentukan berapa jumlah host maximal yang bisa disusun dalam jaringan dan berapa jumlah subnetnya. • Jawab : • 202.152.0.1/27 • 32-27 = 5 • Host : 25-2=30
Latihan • IP kelas C 192.168.1.1 • Tentukanberapajumlah host maximal yang bisadisusundalamjaringandanberapajumlahsubnetnya. • Jawab : • 192.168.1.1/28 • 32-28 = 4 • Host : 24-2=14 • IP Host Awal : 192.168.1.1 • IP Host Akhir : 192.168.1.14 • Subnet Mask : 255.255.255.240
Subnet mask • Subnet mask membantu dalam menentukan network address dan host address • Berikut natural mask • Class A : 255.0.0.0 • Class B: 255.255.0.0 • Class C: 255.255.255.0 • Untuk menentukan netowrk address, rubah kedalam biner. Kemudian di AND kan dg subnetmasknya 8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000 −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− net id | host id netid = 00001000 = 8 hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1
Subnetting • Dengan subnetting bisa dibuat banyak logical network address dalam satu class. • Tanpa subnetting, dalam satu class hanya bisa digunakan 1 network saja • Jika dalam 1 class ada beberapa network atau subnet, maka bisa diimplementasikan interkoneksi antara beberapa network atau subnetwork • Untuk membuat subnet dari sebuah network, gunakan subnetmask yg utama kemudian tambahkan beberapa bit dari komponen host address • Contoh: class C IP address 204.17.5.0 mempunyai subnetmask utama 255.255.255.0 • Dibuat subnetting dengan menggunakan 3 bit dari host address
Dengan menggunakan 3 bit dari host address sebagai “sub”, mempunyai kemungkinan 8 subnet • Dari sisa 5 bit untuk host address, masing-masing subnet mempunyai 32 host address • Yang bisa digunakan hanya 30 host address, karena untuk bit yg semua 0 atau bit semua 1 dilarang digunakan
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) • Subnetting ditemukan pada tahun 80-an • Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk menghemat IP address tidak boleh hanya mengandalkan teknik subnetting • Lahirlah Classless addressing (supernet addressing/supernetting)
Tujuan CIDR • Untuk meningkatkan utilisasi space dan skalabiliti routing di internet • Mengganti penulisan IP address dan panjang subnetmask dg penggunaan prefix/panjang subnetmask • Panjang subnetmask, adalah jumlah bit yg bernilai 1 • Contoh: ip address 204.17.6.0 dengan subnetmask 255.255.255.254 , bisa ditulis 204.17.6.0/27 • Karena jumlah bit yg bernilai 1 adalah 27
Mengapa classless addressing? • Classfull address tidak membagi network address secara merata pada setiap kelas • Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat di-assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas C • Permintaan akan alamat kelas C sangat lambat • Permintaan yang banyak terhadap kelas B akan mempercepat habisnya alamat kelas B (Running Out of Address Space (ROADS) problem)
Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke Internet • Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena • Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts • Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan subnetting secara leluasa • Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C • Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi tersebut dapat memberi alamat pada setiap jaringannya • Contoh • Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host 254; jumlah total host 254x254 = 64516) • Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi alamat adalah 254 network; masing-masing network dapat mengakomodasi 254 host) • Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat
Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar • Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry • CIDR memecahkan masalah ini • Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry dengan format (network address, count) • Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok • Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu blok • Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0 • Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C
CIDR Address Blocks and Bit Masks • CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk mengidentifikasi ukuran blok • Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka range alamatnya adalah : 128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the lowest 128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the highest • CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat : • 32 bit lowest address • 32-bit masks • Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 21 bit “1”, yang artinya pemisahan anatra prefix dan suffix terjadi setelah bit ke-21 • Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000
Notasi CIDR • Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address dan mask, maka dibuat notasi yang lebih pendek : CIDR notation (slash notation) • Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah 128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit masks
CIDR Block Prefix # Equivalent Class C # of Host Addresses /27 1/8th of a Class C 32 hosts /26 1/4th of a Class C 64 hosts /25 1/2 of a Class C 128 hosts /24 1 Class C 256 hosts /23 2 Class C 512 hosts /22 4 Class C 1,024 hosts /21 8 Class C 2,048 hosts /20 16 Class C 4,096 hosts /19 32 Class C 8,192 hosts /18 64 Class C 16,384 hosts /17 128 Class C 32,768 hosts /16 256 Class C 65,536 hosts (= 1 Class B) /15 512 Class C 131,072 hosts /14 1,024 Class C 262,144 hosts /13 2,048 Class C 524,288 hosts
Keuntungan classless addressing : fleksibilitas dalam pemberian blok IP address • Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat 128.211.0.0/16 • ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka 2048 alamat dalam range /21 (seperti contoh sebelumnya) • Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada klien yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan range /29 (128.211.176.212/29)
Contoh • Setiap router mempunyai 4 subnet • 1 subnet digunakan bersama oleh 2 router • Setiap subnetwork mempunyai maksimum 30 IP address atau host address • Semakin banyak bit yg digunakan utk subnet, akan semakin banyak jumlah subnetnya. Walaupun semakin sedikit jumlah maksimum host address
Latihan 1 • DeviceA: 172.16.17.30/20 • DeviceB: 172.16.28.15/20 • Apakah kedua Device berada dalam subnet yg sama?
Jawaban 1 • Device A dan Device B mempunyai IP address dalam subnet yg sama • Subnet addressnya 172.16.16.0
Latihan 2 • Di atas adalah Class C dari network address 204.15.5.0/24 • Tentukan subnet sesuai kebutuhan jumlah hostnya?
Jawaban 2 • Dibutuhkan 5 subnet • Jumlah host tertinggi dalam 1 subnet adalah 28 • Untuk membuat 5 subnet, berarti dibutuhkan sekurang kurangnya 3 bit (maksimum 8 subnet) • Sisa 5 bit, mempunyai jumlah maksimum 30 host address (cukup)
VLSM (Variable Length Subnet Masks) • Dari Latihan 2, bisa digambarkan penggunaan Host address seperti gambar berikut • Banyak host address yg tidak digunakan dalam NetA, NetC dan NetD
RFC standards • RFC 950 Internet Standard Subnetting Procedure • RFC 1812 Requirements for IPv4 Routers • RFC 917 Utility of subnets of Internet networks • RFC 1101 DNS Encodings of Network Names and Other Type • RFC 1878 Variable Length Subnet Table For IPv4
CIDR versus VLSM • Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, • Perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. • Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
IP Subnetting (1) • IP tanpa subnetting • Masalah-masalah pada IP tanpa subneting • IP dengan subneting • IP subneting dengan VLSM • Notasi jaringan
IP Subnetting (2) • IP tanpa subnetting Jumlah host maksimal dalam 1 jaringan berdasarkan klas IP • Masalah yang muncul pada jaringan tanpa subneting • Topologi/hardware harus sama • Collision (tabrakan paket data antar host) makin sering • Kesulitan mengatur jaringan • Rawan terjadi penyadapan Contoh IP kelas B 1 jaringan dengan host 65.534
IP Subnetting (3) • IP dengan Subnetting, Jaringan dibuat subnet-subnet dengan mengkonfigurasi subnet mask Contoh 1 Bandingkan IP address 10.10.1.1 tanpa subneting (subnetmask Default =255.0.0.0) dengan jika subneting dengan subnet mask = 255.255.255.248 ! Jawaban Network address dihitung dengan mengoprasikan logika AND antara IP address dengan subnetmasknya IP address 00001010 00001010 00000001 00000001 Subnetmask 11111111 11111111 11111111 11111000 AND Network ID 00001010 00001010 00000001 00000000
IP Subnetting (4) • Network ID 10.10.1.0 • Jumlah IP dalam 1 jaringan IP-IP Address yang bersubnetmask dan bernetwork ID sama IP address 00001010.00001010.00000001.00000000 = 10.10.1.0 IP address 00001010.00001010.00000001.00000001 = 10.10.1.1 IP address 00001010.00001010.00000001.00000010 = 10.10.1.2 IP address 00001010.00001010.00000001.00000011 = 10.10.1.3 IP address 00001010.00001010.00000001.00000100 = 10.10.1.4 IP address 00001010.00001010.00000001.00000101 = 10.10.1.5 IP address 00001010.00001010.00000001.00000110 = 10.10.1.6 IP address 00001010.00001010.00000001.00000111 = 10.10.1.7 SM 11111111.11111111.11111111.11111000 AND Net ID 00001010.00001010.00000001.00000000
IP Subnetting (5) • Jumlah total IP=8 • Jumlah IP yang bisa dipakai host= 8-2=6 • Rentang IP host =10.10.1.1-10.10.1.6
IP Subnetting (6) Contoh 2 Anda mempunyai stok IP 202.10.1.0 – 202.20.1.255. Anda ingin membuat subnet dengan jumlah host maksimal 30 komputer. Tentukan subnetmask yang digunakan, dan seluruh subnet yang terbentuk Jawab: • Jumlah host maksimal =30 sehingga diperlukan 32 IP (1 buah untuk network ID dan 1 buah untuk broadcast ID) • Subnetmask (segmen terakhir) yang digunakan adalah 256-32 = 224, sehingga subnetmasknya adalah 255.255.255.224