560 likes | 1.64k Views
PENANGGULANGAN HIV dan AIDS serta LAYANAN KESEHATAN (VCT-CST). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang www. dinkesprovjateng.go.id. HUBUNGAN IMS & HIV. A I D S. MELEMAHKAN TUBUH. IMS & HIV MEMPERCEPAT. HIV. IMS. PERILAKU SEKSUAL BERISIKO.
E N D
PENANGGULANGANHIV dan AIDS serta LAYANAN KESEHATAN (VCT-CST) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa TengahJl. Piere Tendean No. 24 Semarangwww. dinkesprovjateng.go.id
HUBUNGAN IMS & HIV A I D S MELEMAHKAN TUBUH IMS & HIV MEMPERCEPAT HIV IMS PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
Bagaimana hubungan IMS dan HIV? IMS merupakan ko-faktor penularan HIV Penderita IMS lebih rentan terhadap HIV Penderita IMS serta HIV akan lebih mudah menularkan ke orang lain Pengidap HIV menjadi rentan terhadap berbagai penyakit termasuk IMS Pengidap HIV yang juga IMS akan lebih cepat menjadi AIDS
Kenyataan epidemi AIDS di Jawa Tengah saat ini • AIDS pertama kali dilaporkan di Jawa Tengah tahun 1993 • Sampai dengan saat ini AIDS sudah dilaporkan dari 35 kab/kota • Di Lapas dan Rutan juga telah dilaporkan kasus terkait AIDS dan Napza • Selalu ditemukan kantong darah donor yang reaktiv HIV • Beberapa kab/kota ada informasi ibu hamil dengan HIV dan anak yang HIV atau AIDS • HIV dan AIDS 60% berkembang ke Tuberculosis
APAKAH HIV/AIDS? Virus hanya dapat menginfeksi manusia H - Human Virus, membuat tubuh manusia turun sistem kekebalannya , sehingga tubuh gagal melawan infeksi I - Immuno-deficiency Virus,karakteristiknya mereproduksi diri sendiri didalam sel manusia V - Virus
HIV menyerang limfosit yang disebut ‘sel T-4’ atau ‘sel T-penolong’ (T-helper), atau disebut juga ‘sel CD-4’. HIV tergolong kelompok retrovirus yang memiliki kemampuan untuk “mengkopi-cetak”
PERJALANAN INFEKSI-HIV HIV CD-4 ANTIBODI PERIODE JENDELA SERO-POSITIF A I D S 2 TAHUN 5 – 10 TAHUN 8 – 12 MG
HIV didapatkan di darah cairan sperma cairan vagina air susu ibu
Siklus Hidup HIV dalam Limfosit-T (CD4) Virion Matang ds DNA Genomic RNA Integrase 7 Protease HIV DNA 4 6 Proviral DNA 3 RT 1 5 Transkripsi RNA 2 mRNA Polyprotein Protein Spliced mRNA
Transmisi • Seks tidak aman • Heteroseksual • Homoseksual • Darah • Tranfusi darah • Jarum suntik yang tercemar • Ibu ke bayi
Apakah AIDS itu? AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome): Merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan pengidap HIV (ODHA) amat rentan dan mudah terjangkit macam-macam penyakit.
Apakah cara penularan HIV sama dengan virus hepatitis-B? Melalui hubungan seks, kontak darah dan cairan tubuh serta dari ibu ke janin/bayinya. Ingat ! Prevalensi Hepatitis-B di Indonesia cukup tinggi.
Bagaimanakah tingkat bahaya tertular HIV melalui hubungan seksual? Hubungan anal paling berbahaya, karena epitel mukosa yang tipis dan rapuh. Hubungan vaginal, wanita lebih rentan karena anatomis alat kelaminnya.
Apakah hubungan seks sekali saja dengan pengidap HIV dapat tertular HIV? Secara statistik kemungkinannya antara 0,1% sampai 1%. Walaupun jauh dibawah risiko melalui transfusi darah tetapi kenyataannya 90% penularan terjadi melalui hubungan seks
Apakah seorang pengidap masih dapat melakukan hubungan seksual Hubungan seksual dengan seorang pengidap dapat dikurangi risiko tertular dengan cara memakai kondom yang baik mutunya dan benar cara pemakaiannya
Bagaimana pencegahan penularan HIV? Berperilaku seks yang aman (abstinen, saling setia dengan satu pasangan, melakukan seks dengan menggunakan kondom) Mencegah melalui alat-alat tercemar dengan prinsip “universal precaution” Pencegahan pada transfusi darah dengan skrining Program pencegahan penularan ibu ke anak
Mengapa kondom dipromosikan?Sampai saat ini belum ada alat pencegahan penularan HIV melalui hubungan seks selainkondom. Dalam menggunakan kondom perhatikan: Cara penggunaan kondom yang tepat Kualitas kondom harus bermutu Ukuran kondom harus cocok Pakailah pelicin yang berbahan dasar air
Infeksi Oportunistik yang tersering Division Epidemiology, Department of Communicable Diseases Control, MOPH, Thailand
‘anti body’ ‘Simple/rapid test’ EIA (Elisa) Western Blot ‘antigen’ P24 PCR-RNA Tes HIV
Strategi tes HIV • Strategi I : satu jenis tes skrining donor darah • Strategi II : dua jenis tes yang berbeda sero-survey • Strategi III : tiga jenis tes yang berbeda diagnostik
Kapan memulai ARV? • Bila tersedia pemeriksaan CD4 • Stadium 4 tanpa memandang CD4 • Stadium 3 dengan CD4<350 • Stadium 1,2 dan 3 dengan CD4<200 • Bila tidak tersedia pemeriksaan CD4 • Stadium 4 tanpa memandang Limf Total • Stadium 3 tanpa memandang Limf Total • Stadium 2 dengan Limf Total<1200
Obat Anti retroviral (ARV) • NRTIZidovudine (AZT), Lamivudine (3TC), Didanosine (ddI), Stavudine (d4T), Abacavir (ABC) • NtRTITenofovir (TDF) • NNRTINevirapine (NVP),Efavirenz (EFV)
Penurunan drastis angka kematian karena penggunaan ARV 100 80 60 40 20 0 35 30 25 20 15 10 5 0 Kematian Kematian per 100 orang-tahun ART, % pasien-hari Terapi Antiretroviral (ART) 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Source: Palella. N Engl J Med 1998;338:853. Update: Palella. Personal Communication, 1999.
KumulatifHIVdanAIDS DI JAWA TENGAH ( 1993 s.d 2010 ) • JUMLAH : 3.362 • HIV : 1.891 • AIDS : 1.471 • Meninggal : 479 (32.56%) Estimasi ODHA diJawa Tengah 10.815
PERSENTASE KASUS AIDSBerdasarkanJenisKelamindiJawa Tengah 1993–2010
PERSENTASE KASUS AIDSBerdasarkanFaktorRisikodiJawa Tengah 1993–2010
PRESENTASE KUMULATIF KASUS AIDSMENURUT KELOMPOK UMUR DI JAWA TENGAH1993–2010
PERSENTASE KASUS AIDSBerdasarkan Jenis Pekerjaandi Jawa Tengah 1993–2010
KASUS KUMULATIF HIV dan AIDS YG DILAPORKAN KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 1993-2010
KASUS KUMULATIF HIV dan AIDS YG DILAPORKAN KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 1993-2010
Target MDG 2015-Aspek Kesehatan Pada tahun 2015, terjadi penurunan epidemi HIV/AIDS (infeksi baru HIV ) Target 6.A 6.1 Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49 tahun 6.2 Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko 6.3 % remaja usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS Target 6.B 6.4 % ODHA yang mendapatkan akses pada ART
% Penduduk berumur 15 keatasyang pernah dengar dan mempunyai pengetahuan komprehensif HIV, Riskesdas 2010 Pernah Mendengar HIV Pengetahuan Komprehensif Cukup 11.6% Tidak 42,5%
Prev. Penduduk 15-24 th Pernah Mendengar & dgn Penget. Komprehensif “cukup” ttg HIV menurut Prov., Riskesda2010
KEGIATAN UTAMA • Penyediaan pelayanan Konseling dan Tes HIV Sukarela (VCT) dan Perawatan Dukungan Pengobatan (CST) yang terjangkau dan berkualitas bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). • Pencegahan infeksi HIV di kalangan kelompok epidemi penyakit WPS dan Penasun • Pencegahan infeksi HIV di tempat2 berisiko. • Surveilans sebagai kegiatan penunjang • Upaya pencegahan : Universal Precaution, Skrining Darah Donor, Life Skill Education/LSE, Pemakaian Kondom pada klp risiko tinggi, penyuluhan.
UPAYA PELAYANAN YANG DILAKUKAN • 22 RS Rujukan ARV • 63 Klinik VCT (RS, BP4, Puskesmas, LSM) • 12 Layanan PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission) • 14 Klinik IMS • 13 RS yang telah dilatih TBHIV • 5 layanan PTRM (Program Therapy Rumatan Metadhone) • 6 LJSS (Layanan Jarum Suntik Steril) • Dukungan • LSM : Penjangkau, Manajer kasus, pendampingan ODHA, KDS
22 RS Rujukan ARV 21. RS RA KARTINI JEPARA • RS Dr KARIADI • RS TUGUREJO • RSUD KOTA SEMARANG • RS PANTIWILASA CITARUM JEPARA 10. RSUD PATI PATI 11. RSUD KARDINAH REMBANG 13. RSUD BATANG KUDUS DEMAK 14. RSUD SLAWI BATANG TEGAL KENDAL BREBES 20. RSUD BREBES SMG BLORA PKL PML GROBOGAN 12. RSUD KENDAL 7. RS MARGONO SOEKARJO 8. RSUD BANYUMAS 17. RSU SALATIGA TEMANG GUNG PURBA LINGGA BANJ. NEGA RA KAB SMG 19. RSP SALATIGA 18. RSUD TEMANGGUNG WONO SOBO SRAGEN BOYO LALI BANYUMAS 9. RS AMBARAWA KR. ANYAR MGL 5. RS Dr MOEWARDI 6. RS Dr OEN SOLO CILACAP KEBU MEN SUKO HARJO PURWO REJO KLATEN 15. RSUDCILACAP D.I.Y 16. RSUP KLATEN 22. RSUD KEBUMEN WONOGIRI : 19 RS Rujukan ARV 35 Kab/Kota telahdilatih VCT 2006-2010
Apa yang harus dilakukan • Seluruh Kab/Kota se-Jateng mempunyai program pencegahan penularan HIV pada masyarakat yang berisikomelaluioptimalisasilayanan VCT diRumahSakit • Dana pencegahan dari APBD • Menggerakan masyarakat agar terlibat dalam upaya pencegahan HIV • Memanfaatkan kekuatan sosial masyarakat seperti PKK, Kader Posyandu, Ormas Keagamaan untuk mempelopori kegiatan pencegahan HIV
√ • √ • √ • √ • √
TERIMA KASIH Setelah mempelajari materi ini peserta mampu melakukan pendampingan pada pendidik sebaya