660 likes | 1.58k Views
PENGANTAR KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI (" EVIDENCE-BASED MEDICINE ") & TELAAH KRITIS ("CRITICAL APPRAISAL"). ‘Community Health Oriented Program’ Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. LATAR BELAKANG DAN FAKTA. Tantangan abad 21. Masalah kesehatan :
E N D
PENGANTAR KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI (" EVIDENCE-BASED MEDICINE ") & TELAAH KRITIS ("CRITICAL APPRAISAL") ‘Community Health Oriented Program’ Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Tantangan abad 21 Masalah kesehatan : * Penyakit yang dipengaruhi lingkungan * Kualitas pelayanan kesehatan Kemajuan pesat dalam bidang kedokteran dan teknologi (pendekatan biomolekular) Globalisasi: * Era kompetisi * Era informasi Perkembangan pendidikan kedokteran Etika dan Hak Azasi Manusia Belajar sepanjang hayat (‘Life-long learning’)
Tujuan pendidikan dokter di Indonesia Mencetak dokter yang mampu memikul tanggung jawab antara lain untuk: • Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan • diri dalam segi ilmu kedokteran sesuai dengan • bakatnya, dengan berpedoman pada pendidikan • dan belajar sepanjang hayat 2. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk menambah pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang sesuai, serta menilai kemajuan yang telah dicapai secara kritis.
Kemampuan mencari, mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan informasi kesehatan dan biomedik dari berbagai sumber untuk belajar sepanjang hayat ‘Critical appraisal’
“Half of what you are taught as medical students will in 10years have been shown to be wrong, and the trouble is, none of your teachers knows which half.” (Dr. Sydney Burwell, Dean of Harvard Medical School).
Philosophy of Knowledge • Knowledge exist only in minds that have comprehended and justified it through thought The educational philosophy underlying educational goals, standards, and objectives should be based on an accurate and full conception of the dependence of knowledge on thought. Knowledge is something that we must think our way to, not something we can simply be given Knowledge isproduced, organized, evaluated, refined, maintained, and transformed by thought. Knowledge can be acquired only through thought
UU No. 29 Tahun 2004 ttg Praktik Kedokteran • Bagian Ketiga • Pemberian Pelayanan • Paragraf 1 • Standar Pelayanan • Pasal 44 • Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. • (2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
UU No. 29 Tahun 2004 ttg Praktik Kedokteran • Paragraf 6 • Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi • Pasal 50 • Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak : • memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; • b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
Kedokteran Berbasis Bukti (“Evidence-Based Medicine/EBM”) Penggunaan bukti terbaik & terbaru secara sadar, eksplisit, dan benar Membuat keputusan untuk pelayanan pasien individual
Pembuatan Keputusan Pelayanan Kesehatan tanpa “EBM” Tindakan Malpraktik Merugikan Pasien Tindak Pidana
Paradigma baru pada sistem pelayanan kesehatan Kedokteran berdasarkan pengalaman Kedokteran berbasis bukti (‘EBM”) Abdikasi Senioritas Pengalaman klinik
Kedokteran berbasis bukti? Mengamati pasien Anamnesis Mencari bukti terbaik Menelaah bukti (‘Critical appraisal’) Memantau perubahan yang terjadi Penerapan bukti
Kedokteran berbasis bukti (‘EBM”) Hubungan senyawa Menelaah bukti (‘Critical appraisal’)
‘Knowledge–based health care’ ‘Critical appraisal’ ‘Evidence-based medicine’
Money will buy a bed but not sleep; books but not brains; food but not appetite; finery but not beauty; a house but not a home; medicine but not health; luxuries but not culture; amusement but not happiness; religion but not salvation; a passport to everywhere but not to heaven (Anonymous).
Komponen “EBM” Bukti riset terbaik Kepakaran klinis Nilai2 pasien & kondisi yang akan dicapai
Kategori Bukti Ilmiah Kedokteran Meta analisis & Penelaahan sistematik (Ia) Uji Kilinik - Random - Kontrol (“RCT”)(Ib) Uji Kilinik – Non Random (IIa) “Quasi Experimental”(IIb) Penelitian Observasi(III) Pendapat Pakar & Pengalaman Klinis(IV) Uji Pra Klinik Uji in-vitro
Bertambahnya pengalaman klinis seseorangkemampuan ‘Clinical Judgement’juga meningkat. Namun pada saat bersamaan, kemampuan ilmiah serta kinerja klinis menurun secara bermakna Dengan meningkatnya jumlah pasien, waktu yang dimanfaatkan untuk menyegarkan ilmu jadi berkurang
Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan penerapan “EBM” dalam sistem pelayanan kesehatan • Meningkatkan usaha penelaahan bukti-bukti bidang kedokteran secara efisien (sahih & relevan dengan masalah yang dihadapi;’critical appraisal’) 2. Penelaahan sistematis terhadap hasil /efek pelayanan kesehatan (Cochran Collaboration)
Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan penerapan “EBM” dalam sistem pelayanan kesehatan 3. Mencari informasi dari artikel klinis yang sahih dan dapat segera digunakan pada pelayanan klinis 4. Menciptakan sistem informasi untuk mempercepat pengambilan keputusan yang benar 5. Identifikasi dan aplikasi strategi belajar seumur hidup & peningkatan tampilan klinis
TELAAH KRITIS (‘Critical appraisal’)
Telaah kritis (‘critical appraisal’) PENILAIAN HASIL PENELITIAN SECARA SISTEMATIS
Telaah kritis Membaca makalah ilmiahhasil penelitian • Menambah pemahaman • Mengikuti perkembangan • Melakukan penelitian Pemecahan masalah
Telaah kritis makalah ilmiah(hasilpenelitian) • Penguasaan rancangan • Penguasaan metodologi • Langkah penilaian • Informasi • Benar • Dapat dipertanggung jawabkan • Efisien
Langkah awal penilaian makalah • Membaca judul • Abstrak • Daftar pustaka
Telaah kritis (‘critical appraisal’) • ‘VALID’ (HASIL PENELITIAN SAHIH) • ‘IMPORTANT’ • (MEMBERI INFORMASI PENTING UNTUK SOLUSI) • ‘APPLICABLE’ • (DAPATDITERAPKAN & • GENERALISASI HASIL PENELITIAN)
Telaah kritis (‘critical appraisal’) • ‘VALID’ METODOLOGI • ‘IMPORTANT’ HASIL PENELITIAN • ‘APPLICABLE’ PEMBAHASAN/DISKUSI
Metodologi • Hasil benar • Dapat dipertanggung jawabkan • Menjawab persoalan
Metodologi • ‘Ethical clearance’ & ‘informed consent’ • Desain, tempat & waktu penelitian • Populasi sumber (populasi terjangkau) • Kriteria pemasukan / penolakan • Hal-hal berkenaan dengan sampel
Metodologi • Kriteria pemasukan / penolakan • Hal-hal berkenaan dengan sampel • Cara pengukuran variabel yang dinilai, • dilakukan secara tersamar • Cara analisis data, batas kemaknaan & • ‘power’ penelitian
Keuntungan penggunaan “EBM” • Menggalakkan kebiasaan membaca 2. Meningkatkan keterampilan penerapan metodologi riset • Menggalakkan kerasionalan & memperbarui penatalaksanaan pasien 4. Menurunkan penggunaan kebijakan pada pelayanan klinis berdasarkan intuisi, tetapi tidak mematikannya 5. Konsisten dengan aspek etika &mediko - legal pada penatalaksanaan pasien
Kesimpulan • EBM sangat diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah • 2. EBM memerlukan kemampuan untuk menelaah • artikel hasil penelitian kedokteran secara • sistematis (‘Critical appraisal’) & penguasaan • metodologi penelitian
Kesimpulan 3. EBM memerlukan jaringan informasi kedokteran yang sahih, agar pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara cepat, efektif dan efisien 4. EBM memerlukan kemampuan membaca secara efisien dan kegiatan belajar seumur hidup untuk kesinambungan pemahaman keilmuan (‘lifelong learning’)