690 likes | 2.18k Views
PREMEDIKASI. Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkani induksi , pemeliharaan dan pemulihan anestesia . Tujuan : Meredakan / menghilangkan ketakutan dan kecemasan ( ansietas ) Memperlancar induksi anesthesia
E N D
PREMEDIKASI • Premedikasiadalahpemberianobatsebeluminduksi anesthesia dengantujuanuntukmelancarkaniinduksi, pemeliharaandanpemulihananestesia. • Tujuan: • Meredakan/menghilangkanketakutandankecemasan (ansietas) • Memperlancarinduksi anesthesia • Mengurangisekresikelenjar saliva danbronkus • Meminimalkanjumlahobatanestetik • Mengurangimualdanmuntahpascabedah • Untukmenimbulkan amnesia • Mengurangiisicairanlambungdanmeningkatkan pH asamlambung. • Mengurangirefleks yang tidakdiinginkan
Obat-obat Premedikasi Untukmeredakankecemasan 1. Benzodiazepin • Antiansietas (sedasi, antikonvulsi, relaksasiototamnesia) • Bekerjapadasistemlimbik & amigdala (pusat rasa takut, cemas, & depresi). Cara: ↑kepekaanreseptor GABAkanalClterbuka hiperpolarisasi seltidakdapatdieksitasi. • Absorbsi baik di GI, metabolisme di hepar, ekskresi melalui ginjal dengan waktu paruh 12-24 jam. Dosis Ulangan menyebabkan akumulasi • Sistem kardiovaskular vasodilatasi sistemik ringan dan menurunkan CO (tidak mempengaruhi HR). Risiko depresi napas pada psien penyakit paru.
Cont’d Diazepam • Efekpuncakakanmunculdalam 4-8 menitIV. • Waktuparuh: ±24 jam • Dosisobat IV: 0,1-0,2 mg/kgBB, IM: 0,2-0-0,25 mg/kgBB, Per rektal: 0,75 mg/kgBBdan Per oral: 10-20 mg Lorazepam • Onsetkerja: ± 5-20 menit • Waktuparuh:sekitar 48 jam • Masapemulihandenganlorazapam6x lebihlambatdibandingkan midazolam. Lorazepamdirekomendasikanuntuksedasijangkapanjangdanefek amnesia.
Cont’d Midazolam • Onset kerja sekitar 30-60 detik • Efek puncak : 3-5 menit • Waktueliminasimidazolamadalahsekitar 1-4 jam • Jikadibandingkandengan diazepam, midazolammemiliki onset kerja yang lebihcepat, efek amnesia yang lebihbesar, efeksedasi yang lebihkecil, sertamasapemulihannyalebihcepat. Nyeriinjeksidan thrombosis vena jauhlebihjarangditemukanjikadibandingkandenganinjeksi diazepam. • Fungsi mental kembali normal dalam 4 jam. • Dosis 0,05-0,1 mg/kgBBsecara IV
Cont’d 2. Beta-bloker Obat ini biasanya diberikan kepada pasien yang mengalami manifestasi somatik ansietas yang berlebihan, misalnya takikardia.
Amnesia • Obat yang biasa digunakan: gol. Benzodiazepin. • Midazolam dapat menimbulkan efek amnesia yang lebih besar dengan masa pemulihan yang cepat. • Fungsi mental akan kembali dalam 4 jam. • Pilihan obat lain yang biasa digunakan adalah lorazepam. Namun, masa pemulihan dengan lorazepam lebih lama
Antiemetik • mengurangi insidensi mual muntah pasca operasi • Keadaan ini tidak menjadi kronik dan tidak menyebabkan kematian, namun dapat sangat mengganggu. • Namun, sampai saat ini memang belum ada obat yang paling efektif untuk mengatasi keadaan ini dengan • ngka kejadian 20-30% pada pasien yang mengalami anestesia umum
Antiemetik • Benzodiazepin. • Contoh: midazolam. Cara:penghambatan dopamin; efek ansiolisis berperan dalam antiemetik. Angka kejadian mual muntah pada pasien pasca-operasi THT dan strabismus menurun dengan diberikannya midazolam. • Antagonis dopamin (metoklopramid) • Dosis: 10 mg perIV. • Cara kerja: penghambatan dopamin pada Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) medula (meningkatkan ambang rangsang CTZ dan menurunkan sensitivitas) • Onset kerja: IV: 1-3 menit, IM: 10-15 menit, Oral: 30-60 menit. Ekskresi oleh ginjal dengan waktu paruh 5-6 jam. • Mempercepat pengosongan lambung
Antiemetik • Antagonis serotonin 5-Hidroksitriptamin (5-HT3) • Ondansetron • Serotonin 5-HT3 merangsang saraf vagus, menyampaikan rangsangan ke CTZ dan pusat muntah sehingga terjadi mual dan muntah. • mengatasi mual dan muntah yang hebat dan relatif aman • Dosis obat 4-8 mg per IV • Onset kerja: kurang dari 30 menit, biasa digunakan 1 jam sebelum operasi. Efek puncak muncul bervariasi • Durasi kerja obat 12-24 jam • Dapat menyebabkan hipotensi, bradikardia, bronkospasme dan sesak napas, konstipasi.
Mengurangi PH Lambung • Ranitidin • Absorbsi obat diperlambat dengan makanan • Metabolisme di hati, diekskresi di ginjal dengan waktu paruh sekitar 1,7-3 jam • Dosis 150 mg per oral, 2 jam sebelum operasi. • menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel.Perangsangan terhadap reseptor tersebut akan merangsang sekresi asam lambung.
Mengurangi PH lambung • Omeprazol • Golongan Proton Pump Inhibitor (PPI), lebih kuat dari AH2. • Dosis 40 mg, 3-4 jam sebelum operasi, 30 menit sebelum makan • Dalam bentuk salut enterik • la diberikan bersamaan dengan makanan sehingga sebaiknya diberikan 30 menit sebelum makan. • Obat berdifusi ke serl parietal lambung terkumpul di kanalikuli sekretoar aktivasi berikatan dengan gugus sulfihidril penghambatan enzim menurunkan produksi asam lambung 80-90%.
Antikolinergik • AtropindanHyoscine • obatgologanantagonismuskarinik • berfungsidalammenghambatreseptormuskarinik • memberikanefekterhadapsistemsarafotonomberupaefekparasimpatolitik. • Padasistemkardiovaskular efektakikardia. • Padasistemrespirasi menghambatkelenjarliurdanbronkialdanrelaksasiototbronkial. • Padasistem gastrointestinal menurunkantonus danperistaltikusus. • Otonom Efekpenghambatanpadakelenjarkeringat • half-lifedi plasma 2-3 jam , diekskresisebagiandiginjal. • Dosis 0,25-0,5 mg IV, 0,015 mg/kgbb IV.
Antikolinergik • Beta-bloker. • Digunakan untuk mengurangi aktivitas simpatis, seperti takikardia dan hipertensi saat dilakukan tindakan intubasi. • Obat yang digunakan adalah atenolol (25-50 mg) / esmolol. • Dapat mengurangi insidensi kejadian koroner yang tidak diinginkan pada pasien berisiko tinggi mengalami operasi besar.
Analgesia • Untukmengurangi / menghilangkannyeri. Obat yang digunakanadalahopioidkuat. • memilikiefekdepresiterutamapadasistemsusunansarafpusat, respirasidan gastrointestinal. • Metabolismedihatidandiekskresimelaluiempedudanurin. • Tigajenisobat yang digunakan: Morfin, Petidin, Fentanyl • Petidinefekanalgetik1/10 morfindanmasakerjanyalebihsingkat. Dosis 1-2 mg/kgbb I.V/I.M. • Fentanyl efekanalgetik100 kali morfin. Dosis 1-3 mcg/kgbb.
ILUSTRASI KASUS IDENTITAS PASIEN • NamaPasien: Tn. SW • Nomer RM : 375-42-48 • Umur : 54 Tahun • JenisKelamin: Laki-laki • Alamat : Saptaprasetya IV, Pedurungan, Semarang • Pekerjaan : PegawaiNegeriSipil • Agama : Islam • Diagnosis : Post-periosteal Graft OS e.c. UlkusKornea • JenisPembedahan : Keratoplasti • JenisAnestesi : Anestesiumum
PENILAIAN PRA ANESTESI AnamnesisKeluhanutama: penurunanpenglihatanpadamatakiri. Pasieninginmatakiripasiendapatmelihatlagi. • Pasiendurujukdari RS Karyadi, Semarang. • Mata kirimerah, dantimbulmasaputihmenonjolpadabagianhitammatadantidakdapatmelihat. • Operasipenambalanmatatgl12/11/2012 di RS Karyadi. • Saatinimatatidaknyerinamunbanyakmengeluarkanbelek (kotoranmata). • Pasienmengalami diabetes melitus, berobattidakteratur. Penyakitasma(-), sakitjantung(-), batuk(-), flu (-), demam(-), gigigoyang(-), hipertensi (-).
PENILAIAN PRA ANESTESI PemeriksaanFisik • Keadaanumumtampaksakitringan, komposmentis • Tekanandarah: 140/90 mmHg • Nadi : 92 x/menit • Napas: 16 x/menit • Suhu : 26,5oC • Beratbadan : 72 kg • Mata: konjungtivamatakananpucat, skleramatakanantidakikterik (matakiritidakdapatdinilai) • Mallampati : Nilai 2 • Jantung : Bunyijantung I, II normal, murmur (-), gallop (-) • Paru : Vesikulerkanan = kiri, rhonki(-), wheezing (-) • Abdomen : Bisingususpositif normal, nyeritekantidakada • Ekstremitas : Hangat, edema tidakada
PENILAIAN PRA ANESTESI PemeriksaanPenunjang • DPL : 15,2 / 44,7 / 4,12 / 9,0 • GDS : 177 • PT/APTT : 11,9 (11,6) / 33,2 (32,8) • Ur/Cr : 17 / 1,1 • Elektrolit : 142 / 3,67 / 105,3 • EKG : Sinurrhytm, QRS rate 80 x/menit, ST-T changesnegatif, T-invertednegatif, LVH tidakada, RVH tidakada, BBBB negatif. • Chest X-ray : Cordanpulmodalambatas normal Status Fisik • Skor ASA II dengan Diabetes Melitustipe II tidakterkontrol (GDS: 177 dalamterapigimepiriddanmetampiron)
Anestesi • OBAT PREMEDIKASI • Midazolam 2 mg • Fentanyl 100 µg • ANESTESI • JenisAnestesi: AnestesiUmum • Induksi: Propofol 100 mg • Intubasi: LMA no. 4 • Muscle Relaxant: Atrakurium 20 mg • Posisi: Supine • Pernapasan: Ventilator OBAT-OBATAN • Granisetron 3 mg • Tramadol 100 mg • Dexametason 10 mg • Ranitidin 50 mg • Fentanyl 25 mg • Infus Ringerfundin 500 ml
Anestesi MASA PEMULIHAN • Tidakadakeluhandiruangpemulihan. Tanda vital dalambatas normal. • SkorAldrette 10. Skor VAS 0-1 Intruksipascabedah : • Pemantauantekanandarahberkalasetiap 15 menitselama 2 jam dilanjutkansetiapsatu jam sampaikondisistabil • Ketorolac 3 x 30 mg • Ondansteron 3 x 4 mg • Makanminumbertahap
DISKUSI DAN PEMBAHASAN • Pasien laki berusia 54 tahun. KU: penurunan penglihatan serta penonjolan masa pada mata. • Diagnosis: Post-periosteal Graft OS e.c. Ulkus Kornea • Operasi keratoplasti. Anestesi umum dengan obat propofol. • Kunjungan pra anestesi mengetahui keadaan pasien, informed consent, dan meyakinkan pasien menurunkan kecemasan • Obat premedikasi yang digunakan adalah midazolam dan fentanyl • Midazolam merupakan golongan obat benzodiazepin yang memiliki efek antiansietas • Pasien pada umumnya akan merasakan kecemasan ketika menjalani operasi
DISKUSI DAN PEMBAHASAN • Pasien ini mengatakan siap untuk dioperasi, namuntetap mengaku merasa sedikit cemas dan khawatir. • Pemilihan midazolam: • Midazolam bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor GABA pada sistem limbik dan amigdala • Onset kerja yang cepat, operasi yang dilakukan juga tidak membutuhkan waktu yang lama (± 1,5 jam) • Efek amnesia. Efek sampinglebih sedikit dan masa pemulihanlebih cepat, fungsi mentalkembali normal dalam 4 jam • Efek sedasi: namun minimal • Midazolam juga memiliki efek antiemetik (menurunkan kejadian mual muntah pascaoperasi)
DISKUSI DAN PEMBAHASAN • Fentanyl merupakan obat golongan opioid kuat untuk meredakan dan menghilangkan rasa nyeri • Bekerja pada reseptor opiod, yang terdiri dari tiga reseptor utama yaitu mu, delta, dan kappa (agonis kuat reseptor mu) • Efek analgetik100 kali lebih kuat dari morfin. • Dosis fentanyl: 1-3 mcg/kgBB, dengan BB 72 kg adalah 72-216 mcg/kgBB. Dosis pasien: 100 mcg
DAFTAR PUSTAKA • Nafrialdi, Suherman S, Gan S, Arozal W, Suyatna FD, Dewoto HR, et al. Farmakologidanterapi. ed 5. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI. 2007. • Katzung BG. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. New York: Lange. 2009. • Yusuf D. ProfilTekananIntraokulerPenggunaanKombinasiKetamin-XylazindanKetamin-MidazolampadaKelinci. 2010. [disitasipada 10 Januari 2013]. Diunduhdi: http://www.fkh.unair.ac.id/artikel1/2010/ARTIKEL%20ILMIAH%20DAUD.pdf • Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. PetunjukPraktisAnestesiologi. 2nd ed. Jakarta: BagianAnestesiologidanTerapiIntensifFakultasKedokteranUniversitas Indonesia; 2001. • Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 4th ed. New York: McGraw-Hil; 2007.