510 likes | 718 Views
PSG Dietetik (Measurement Errors and Validity). Triska Susila Nindya Dept Gizi Kesehatan FKM-Universitas Airalngga. Dietary Assessment Method. Food Record 24 hours food recall FFQ Dietary History Setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Food Record : Strength - Weaknesses.
E N D
PSG Dietetik (Measurement Errors and Validity) Triska Susila Nindya Dept Gizi Kesehatan FKM-Universitas Airalngga
Dietary Assessment Method • Food Record • 24 hours food recall • FFQ • Dietary History Setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan
Measurement Error pada Penilaian Dietetik • Measurement Error: semua hal yang dapat mengurangi akurasi dan reliabilitas data • Ada 2 jenis pada Penilaian Dietetik: • Random Measurement Error: mempengaruhi reproducibility • Systematic Measurement Error: mempengaruhi akurasi
Strategi untuk Mengurangi Measurement Error • Non Response Bias • menyederhanakan metode penilaian dietetik • mailed atau telephone reminder/follow up • reward: medical check-up, feedback • melatih interviewer/enumerator agar mampu menciptakan suasana yang nyaman dan dapat dipercaya
Strategi untuk Mengurangi Measurement Error Respondent bias: systematic over-reporting atau under-reporting • train interviewers to avoid socially desirable answers from the respondent • conduct private interviews • carry out weekend data collection
Strategi untuk Mengurangi Measurement Error Respondent Memory Lapses • Supply picture chart of staple foods • Multiple-pass recall interviews • Probing questions; standard prompts • Memory aids: simulated foods; actual foods;graduated food models or photographs • Minimizing time between actual intake and its recall
Strategi untuk Mengurangi Measurement Error Incorrect Estimation of Portion Size • use of measurement aids • abstract graduated food models • salted replicas of staple foods • graduated food models, drawings, or photographs • household measures : measuring cups, spoons • for meat: sausage diagram; ruler plus thickness measures - train interviewers and respondents
Definisi Validitas PSG Dietetik • Validitas: mengukur apa yang memang menjadi tujuan untuk diukur: • intake saat ini atau masa lampau (selama berapa lama?) • intake makanan/zat gizi? • intake kelompok atau individu Relative validity: perbandingan antara metode “test” dengan metode “reference” validitas yang diketahui
Merancang Relative Validity Studies • Subject • sama jenis kelamin, SES, ras, umur, geografis, representative pada populasi studi • Respons “Self-selected subjects” mungkin lebih akurat, mempunyai diet yang lebih baik krn lbh sadar terhadap kesehatan • penyakit dapat mempengaruhi intake • Tujuan penelitian dan time frame • sesuaikan dengan 4 level tujuan • metode “reference” harus mengukur parameter yang sama dalam time frame yg sama • Sekuens dan Jeda • Independent errors
4 Level Tujuan • Level 1: Rata-rata intake pada group/kelompok • single 24-h recall/record per orang • semua hari dalam seminggu harus terepresentasi scr keseluruhan • Besar sampel: ditentukan oleh tk presisi yg diinginkan dan within-subject variation
4 Level Tujuan • Level 2: Proporsi populasi at risk intake yg inadaquate • Repeat 24-h recall/records pada sub sample (30 – 40 per stratum) • Pengulangan dilakukan pada hari non-consecutive selama 2 hari, atau jika tdk memungkin 3 hari consecutive (berurutan)
4 Level Tujuan • Level 3 dan 4: “Usual” intake individu untuk ranking dan korelasi • multiple replicates of 24-h recall/records • Jumlah hari ditentukan untuk tujuan ranking atau korelasi, serta within-subject variation • FFQ / Dietary history
Mengukur Absolute Validity: 24-hr recalls • Hanya dapat dilakukan di setting institusional atau rumah sakit dengan: • Waskat • penimbangan yang teliti • videotaping • Hasil: • Kesesuaian antara rata-rata intake energy dapat diterima, kecuali pada lansia dan anak • Kesesuaian intake zat gizi kurang konsisten
Absolute validity: perbandingan antara observed intake dengan recalled intake pada remaja putri di metabolic unit RS
Absolute validity: underestimation of intake pada 33 wanita selama 24 h recall di fasilitas metabolik
Kombinasi metode test dan metode reference dalam relative validity
Mean correlation for FFQ compared with reference methods • Mean correlation: tertinggi untuk Ca dan total fat; paling rendah untuk vitamin A dan Vegetables • Sehingga, tidak dapat diasumsikan bahwa satu FFQ dapat digunakan untuk semua zat gizi
Analisis statistik validitas dan reproduksibilitas: level group/kelompok • Membandingkan (compare) means dengan paired t-test • Membandingkan (compare) medians dengan Wilcoxon’s signed rank test untuk paired data
Analisis statistik validitas dan reproduksibilitas: level individu • Korelasi: Pearson’s; Spearman’s; intraclass - mengukur kuat hubungan antara 2 variabel, bukan kesesuaian antar variabel tersebut - energy-adjusted nutrient intakes • Cross-classification: digunakan untuk data ranking • Linear regression: sering digunakan dengan biomarkers • Bland-Altman method: mengukur kesesuaian range intake - berdasar mean difference (mengindikasikan jika 1 metode cenderung over atau under-estimate) - menghitung 95% CI (mean difference ± 2 SD). Disebut juga dengan limits of agreement (LOA)
Analisis Bland-Altman: perbedaan mean & antara FFQ dan 7-d weighed record • Data dari metode test diplot dengan metode reference dn garis equality (at zero) • Plot menunjukkan terdapat outliers dan bias pada metode test • Hitung mean difference ± 2 SD = LOA • Pada gambar ini, mean difference TIDAK mendekati zero dan perbedaan cenderung meningkat , SEHINGGA 2 metode ini TIDAK BISA SALING MENGGANTIKAN
Analisis Bland-Altman: Intake dari Repeated FFQ (n=22) r = Spearman’s correlation Interpretasi: 95% CI include 0 untuk semua zat gizi (tidak ada perbedaan) sehingga FFQ dapat digunakan sebagai metode untuk mengukur intake zat gizi tersebut - r value above 0.4 indicate good agreement
Biomarkers untuk mengukur validitas • Definisi: indeks biokimia yang dapat memberikan “predictive response” terhadap komponen dietetik tertentu • Tidak bebas error TETAPI punya potensi untuk lebih valid dan tepat dibanding PSG dietetik • Pengukuran lebih objektif yang dapat merefleksikan intake • TETAPI: • biasanya lebih mahal, invasif, time consuming • hanya dapat memvalidasi 1 jenis zat gizi pada suatu waktu • tidak dapat mengidentifikasi komponen error pada perkiraan intake
Mengapa menggunakan biomarker untuk mengukur validitas PSG dietetik • Proses untuk perkiraan intake zat gizi pada tingkat individu sulit dan kompleks • Mengandalkan motivasi responden dan kemampuan untuk mendeskripsikan makanan secara akurat • Ada kecenderungan untuk mengubah “kebiasaan” makan saat pemantauan dietetik • Terutama kesulitan untuk mengukur “usual intake” pada waktu lampau
Kriteria untuk memilih dan mengevaluasi biomarker • Validity - biomarker mampu merefleksikan parameter dietetik - Harus punya hubungan kuat langsung dengan dietary parameter • Reproducibility - tergantung “within-subject variation” - tergantung pada stabilitas diet responden • Specificity: kemampuan biomarker untuk mengidentifikasi intake yang tinggi atau rendah • Sensitivity: kemampuan untuk merefleksikan peubahan pada parameter dietetik • Temporal relationship with dietary intake • Short term biomarkers: in serum, urine, breast milk • Medium-term: in erythrocytes • Long-term: in hair, fingernails, toenails, adipose tissue (fatty acids)
Faktor yang mempengaruhi Biomarker • Biological Confounders - menyebabkan variasi biomarker yg tidak terkait dgn komponen dietary • Sampel (pengumpulan, transport, penyimpanan) - harus sesuai dgn biomarker yg dipilih • Within-subject variation: may be large for nutrients in serum
Biological Confounders • Genetic background • Co-existing nutrient deficiencies • Environment: workplace, smoking • Homeostatic regulation • Effect of digestion, absorption, uptake, utilization, metabolism, excretion • Medication or drug use: HRT • Disease states: effect of infection – serum ferritin; zinc
Confounding effects of sample collection, transport, and/or storage
Confounding effects of sample collection, transport, and/or storage
Confounding effects of sample collection, transport, and/or storage
Contoh Biomarkers • Energy Intake - Total energy expenditure via doubly labeled water • Protein Intake - 24-h urinary excretion with PABA untuk mengkonfirmasi kelengkapan of pengumpulan urine • Sodium intake - urinary sodium: high within subject variation, sehingga 15 – 24 jam pengumpulan urin diperlukan • Potasium intake: 77% K excreted in urine - under-reporters: ratio < 1 for dietary K x 0.77/urine K - Biomarker of diet rich in fruit and vegetables • Iodine excretion: 90% excreted in urine
Linier Regresi antara linoleic acid pada diet dengan konsentrasi pada adipose tissue • Adipose linoleic acid (essential n-6 PUFA) adalah biomarker yang baik terhadap level intake dlm diet • Linoleic acid pada diet dapat diprediksikan dari komposisi linoleic acid pada adipose tissue
Comparing energy expenditure dan reported energy intake • BMR sbg biomarker untuk intake energi • Goldberg cutoff method: membandingkan antara intake energi yg dilaporkan (EIrep) dgn FAO/WHO/UNU recommended dietary intake for a sedentary life style (BMRest) • Intake di bawah level menandakan hasil reported energy intake tidak sesuai dgn habitual intake • Hitung Eirep dibanding BMRest • Bandingkan dengan tabel predicted cutoff for assessing reported energy intake • A plausible energy intake derived from recall/record ≥ BMRest x predicted cutoff value
Contoh Soal • Seorang mahasiswi dengan umur 20 tahun mempunyai berat badan 49 kg dengan tinggi 155 cm telah di-recall selama 24 jam. Diketahui bahwa Intake energi yang dilaporkan dari hasil recall tsb sebesar 1040 Kcal Pertanyaan: • Apakah intake energi mahasiswi tersebut telah menggambarkan aktual intake? • Saran apakah yang dpt anda berikan jika hasil recall tsb tidak menggambarkan intake energi aktual?
Any Question? • Comments? • Feedback? If you still do not understand, do not hesitate to ASK and DISCUSS, Please..
References • FahmidaU, Dillon DHS. 2007. Handbook Nutritional Assessment. SEAMEO-TROPMED RCCN, Jakarta • Gibson, RS. 2005. Principles of Nutrition Assessment 2nd edition. Oxford University Press • Gibson, RS. 2011. Handout Validity. Regional Training on Nutritional Status Assessment SEAMEO RECFON University of Indonesia.