170 likes | 619 Views
PERKAWINAN ( النِّكَاحُ الزَّوَاجُ ). Oleh Syakir Jamaluddin, MA. L P P I UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. Pengertian. Menurut pengertian para Ahli Fiqh, perkawinan adalah : عَقْدٌ يَتَضَمَّنُ إِبَاحَةَ وَطْئٍ بِلَفْظِ النِّكَاحِ أَوِ التَّزْوِيْجِ أَوْ مَعْنَاهُمَا
E N D
PERKAWINAN( النِّكَاحُ \ الزَّوَاجُ ) Oleh Syakir Jamaluddin, MA L P P I UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Pengertian Menurut pengertian para Ahli Fiqh, perkawinan adalah : عَقْدٌ يَتَضَمَّنُ إِبَاحَةَ وَطْئٍ بِلَفْظِ النِّكَاحِ أَوِ التَّزْوِيْجِ أَوْ مَعْنَاهُمَا Perikatan yg mengandung ketentuan hukum ttg kebolehan bersenggama dg lafal nikah / tazwij / yg semakna dg keduanya. Pengertian ini belumlah cukup dikarenakan hanya melihat dari satu segi saja, yakni dari segi keabsahan hukum dalam bersenggama. Untuk itu, pengertian perkawinan dalam Islam yang lebih mencakup adalah: "Perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga yang diliputi rasa tentram dan kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah SWT."
Kedudukan Perkawinan dlm Islam Hidup berpasang2an mrpkan qodrat yg telah ditetapkan Allah thd semua makhluk-Nya, termasuk manusia. Allah SWT berfirman: وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ(QS. 51: 49) سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا(QS. Yasin/36: 36) Dg hidup berpasang2an inilah maka kehidupan manusia dpt terus berlangsung & terpelihara dari satu generasi ke generasi. يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا(QS. Al-Nisa`/4: 1) وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ(QS. 30: 21)
Agar hidup berpasang-pasangan bagi manusia itu bisa berlangsung dg baik & teratur, maka Islam memberikan tuntunan perkawinan. Nabi saw bersabda: ... وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ) يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ) Sedemikian pentingnya perkawinan maka Allah memerintahkan untuk mencarikan jodoh thd muslim/ah yang masih sendirian namun sdh layak (shalihin) untuk menikah meskipun tidak cukup modal (faqir) dari sisi ekonomi. Allah berfirman: وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(QS. 24: 31)
Hukum Melaksanakan PerkawinanMeskipun pd dasarnya Islam menganjurkan perkawinan, namun bila ditinjau dr keadaan org yg akan melakukannya mk hukumnya bisa wajib, sunat, haram, makruh & mubah. 1. Wajib menikah bagi org yg tlh memliki kemauan & kemampuan utk nikah, & jika tdk nikah dikhawatirkan terjerumus ke zina. 2. Sunat menikah bagi yg mempunyai kemauan & kemampuan, tapi bila tidak nikah tidak dikhawatirkan berbuat zina. 3. Haram menikah bg org yg bila nikah justru akan mnrlantarkan istri & keluarganya. Dasarnya QS. 2: 195. 4. Makruh menikah bg org yg mempunyai cukup kemampuan utk menikah, mampu menahan diri dari zina, namun belum ada kemauan yg kuat untuk menikah. 5. Mubah menikah bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk menikah, tetapi apabila tidak melakukannya tidak khawatir berbuat zina dan apabila menikah juga tidak akan menelantarkan istrinya.
Rukun & Syarat Perkawinan 1. Adanya ke-2 calon mempelai laki2 & perempuan. Syarat2nya: a) Yg nikah jelas laki2 dg prempuan; b) Bukan kafir (Non-muslim) (60: 10) aplgi musyrik (QS. 2: 221) c) Sudah pasti/tertentu orangnya. d) Tdk ada keharaman utk menikah, spt: krn ada hub mahram (yi: senasab, sesusuan/semenda), krn sdh beristri 4 (QS. 4: 3), atau mempunyai istri yg hrm dimadu dg calon istri (4: 23) spt: sdri istr/bibinya. Utk cal-plai prm: tdk dlm iktn perkwn yg sah, atau dlm masa ‘iddah 2. Wali dari mempelai prmpuan, kecuali ia berstatus sbg janda. Nabi saw bersabda: لاَ نِكَاحَ إِلاَّ بِوَلِيٍّ(HR. 5). Wali sgt diutamakn: ayah, ayah dr ayah, sdra kandung, dst dg syarat muslim, aqil & baligh. 3. Dua orang saksi. Saksi disyaratkan hrs laki2 muslim, baligh, berakal, adil, & keduanya melihat, mendengar serta faham akan maksud akad nikah tersebut. 4. Akad nikah atau ijab-qabul.
Hak & Kewajiban Suami-Istri 1. Hak-Hak Bersama : a.Berhak untuk dipergauli dengan baik oleh pasangan sahnya, baik secara lahir maupun batin (QS. Al-Nisa'/4: 19). b. Berhak saling mewarisi (QS. Al-Nisa'/4 : 12) c. Berhak atas anak yang lahir dari perkawinan yang sah. 2. Hak-hak Istri : a. Hak atas materi, misalnya: mahar (QS. Al-Nisa'/4: 4 & 24), nafkah (QS. Al-Baqarah/2: 233; Al-Thalaq/65: 6, 7) b. Hak non materi, misal: dihargai, dihormati, dilindungi, mendapat bimbingan, & dipenuhi kebutuhan biologisnya. 3. Hak-hak suami : Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri hanyalah yang bersifat non materi dan bukan pada materi, misalnya: a. Berhak untuk ditaati b. Berhak memberi “pelajaran” bila istri mbangkang (QS. 4: 34)
Putusnya Perkawinan 1. Fasakh: membatalkan hubungan perkawinan.Pembatalan ini harus diputuskan oleh Pengadilan. Fasakh dapat terjadi karena 2 hal: a. Krn ada rukun/syarat yg dilanggar, msl: ketiadaan wali yg sah, krn ditemukan adanya hub mahram, atau wanita yg dinikahi dlm ikatan perkwn yg sah dg lk2 lain. b. Krn terjadinya hal yg baru setlh selesai akad nikah, misalnya suami murtad, atau seblknya suami masuk Islam sdg istrinya tetap syirik 2. Kematian 3. Talak: melepas & mengakhiri hub pernikahan
Pada dasarnya Islam mempersempit jalan perceraian. Nabi saw bersabda:أَبْغَضُ الْحَلاَلِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الطَّلاَقُ "Perkara halal yg paling dibenci Allah adalah talak." (HR. Abu Daud dari Ibn ‘Umar). Aturan talak diadakan utk mengatasi hal2 yg mendesak (dharuri) & sbg pilihan terakhir yg mungkin merupakan jalan terbaik. Rukun & Syarat Talak 1. Yang mentalak yaitu suami dlm keadaan sehat akal 2. Yang ditalak, yaitu istri 3. Shigat / kalimat talak 4. Dilakukan scr sadar, bukan dlm kondisi marah
MACAM2 THALAQ Talak ditinjau dari segi ada tidaknya kemungkinan suami rujuk kpd mantan istrinya dg atau tanpa akad baru, dibagi 2 macam: 1. Thalaq Raj`iyi: talak yg masih memungkinkan suami rujuk selama masa `iddah kpd mantan istrinya yg sdh digaulinya, tanpa akad nikah baru. Namun bila setlh lewat masa `iddah blm juga rujuk, maka talak raj`i naik mjdi talak ba'in shugra. 2. Thalaq Ba'in yi: talak yg tidak memungkinkan suami rujuk kpd mantan istrinya kecuali dg aqad nikah baru. Talak ini dibagi 2 macam, yaitu: a. Thalaq Bain Shugra, yi: 1) talak raj`i yg tlh habis `iddahnya; 2) talak thd istri yg belum pernah digauli; & 3) talak dg tebusan si istri (khulu`) b. Thalaq Bain Kubra, yi: talak yg menghilangkan pemilikan suami thd mantan istrinya utk selamanya krn sdh talak tiga, kecuali (1) mantan istrinya kawin dg laki2 lain di mana tlh trjdi persetubuhan dg suami barunya (QS. 2: 230); (2) trjdi perceraian dg suami barunya itu; (3) sudah habis masa iddahnya & (4) trjdi akad nikah baru dg suami lamanya.
‘IDDAH=> masa tunggu bg istri yg ditinggal mati / ditalak oleh suaminya utk tdk menikah dg laki2 lain selama masa tsb. ‘Iddah terbagi 2: 1. ‘Iddah Kematian: a. Bila istri yg ditinggal mati tsb dlm keadaan tidak hamil, maka `iddahnya 4 bulan 10 hari. Dasar QS. 2: 234 : وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ… b. Bila istri tsb dlm keadaan hamil, mk `iddahnya smp melahirkn. Dasar QS. 65: 4 : وَأُولاَتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ.... 2. ‘Iddah Talak:
a. Bila istri yg ditalak blm pernah kumpul dg suaminya, maka tdk ada `iddah baginya. Dasarnya QS. 33: 49 : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ عِدَّةٍ تَعْتَدُّونَهَا b. Bila istri yg ditalak hamil, maka `iddahnya smp melahirkan. Dasarnya QS. 65: 4: وَأُولاَتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ.... c. Bila istri yg ditalak masih bisa haid, maka `iddahnya 3 kali quru' (yakni 3x suci), termasuk suci pd waktu talak terjadi, dg catatan: seblmnya tdk melakukan hub suami-istri. Dasarnya QS. 2: 228: وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلاَثَةَ قُرُوءٍ… d. Bila istri tsb blm pernah haid / sdh lepas haid (menopousa), mk `iddahnya 3 bulan. Dasarnya QS. 65: 4. وَاللاَّئِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاَثَةُ أَشْهُرٍ وَاللاَّئِي لَمْ يَحِضْنَ