1 / 50

Manajemen Material dan MRP

Manajemen Material dan MRP. Dr. Mohammad Abdul Mukhyi , SE., MM. Independent Demand Inventory Systems. Overview. Opposing Views of Inventories Nature of Inventories Fixed Order Quantity Systems Fixed Order Period Systems Other Inventory Models Some Realities of Inventory Planning

adsila
Download Presentation

Manajemen Material dan MRP

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Manajemen Material dan MRP Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM

  2. Independent Demand Inventory Systems

  3. Overview • Opposing Views of Inventories • Nature of Inventories • Fixed Order Quantity Systems • Fixed Order Period Systems • Other Inventory Models • Some Realities of Inventory Planning • Wrap-Up: What World-Class Producers Do

  4. Opposing Views of Inventory • Why Do We Want to Hold Inventory • Why Do We Not Want to Hold Inventory • Why Do We Want to Hold Inventory • Meningkatkan layanan pelanggan • Mengurangi biaya-biaya tertentu seperti • Biayapemesanan • Biayapersediaan habis • Biayaperolehan • Biayameningkatkanmutu • Berperan untuk operasi yang efektif dan efisien dari sistem produksi

  5. Why We Do Not Want to Hold Inventory Meningkatkanbiaya-Biayatertentuseperti • biayapergudangan • biayakemampuanreaksipelanggan • biayakoordinasiproduksi • biayarasiolaba modal • reduced-capacity costs • biayamemperbesarmutu • biayaproduksibermasalah

  6. Nature of Inventory • Two Fundamental Inventory Decisions • Terminology of Inventories • Independent Demand Inventory Systems • Dependent Demand Inventory Systems • Inventory Costs

  7. Two Fundamental Inventory Decisions • Berapa banyak untuk memesan tiap material bilamana pesanan dilakukan baik para penyalur di luar maupun di dalam organisasi departemen produksi • Bilamana pesanan dilakukan

  8. Independent Demand Inventory Systems • Permintaan untuk suatu item di dalam persediaan tidak tergantung pada permintaan pada item dalam persediaan. • Persediaan barang jadi adalah suatu contoh • Permintaan diperkirakan dari peramalan dan atau pesanan pelanggan

  9. Dependent Demand Inventory Systems • Item yang diminta tergantung pada permintaan item lain • Sebagai contoh, permintaan untuk bahan baku dan komponen dapat dihitung dari permintaan untuk barang jadi • Oleh karena itu sistem yang digunakan untuk mengatur inventaris ini adalah berbeda dari yang digunakan dengan memanaje permintaan mandiri

  10. BiayaPersediaan • Biaya-Biayadihubungkandenganpemesananbanyak (yang diwakilibiayapenggudangan = carrying costs) • Biaya-Biayadihubungkandenganpemesanankecil (yang diwakilibiayapemesanan = ordering costs) • Biaya-Biayainiadalahbiaya-biayaberlawanan, yaitu., ketikasatumeningkat/kan yang lainnyaberkurang • Penjumlahandariduabiayaadalah total biayapenyimpanan = Total Stocking Cost (TSC) • Bilamana direncanakan kembali kwantitas pesanan, TSC berkurang untuk biaya minimum dan kemudian meningkat/ • Perilakubiayainiadalah basis untukmenjawabpertanyaandasarpertamamempertanyakanberapabanyakuntukmemesan • inidikenalsebagaikwantitaspesanan yang ekonomis (EOQ)

  11. Fixed Order Quantity Systems • Perilaku Kwantitas Pesanan Ekonomi (EOQ) Sistem • Menentukan Jumlah Pesanan • Menentukan Pesanan Kembali

  12. Behavior of EOQ Systems • Permintaanuntuk item yang diinventarisir, tingkatpersediaanmenurun • Bilamanatingkatpersediaanturunketitikkritis, titikpesanan, prosespemesanandilakukan • Jumlahpesanansetiap kali pesananditetapkantetapataukonstan • Bilamanakwantitas yang dipesanditerima, tingkatpersediaanmeningkat • Suatuaplikasisistemjenisiniadalahduabentuksistem • Sistemakuntansipersediaanterusmeneruspadaumumnyadihubungkandenganjenissistemini

  13. Determining Order Quantities • Basic EOQ • EOQ for Production Lots • EOQ with Quantity Discounts

  14. Model I: Basic EOQ • Typical assumptions made • annual demand (D), carrying cost (C) and ordering cost (S) can be estimated • average inventory level is the fixed order quantity (Q) divided by 2 which implies • no safety stock • orders are received all at once • demand occurs at a uniform rate • no inventory when an order arrives

  15. Model I: Basic EOQ • Assumptions (continued) • Stockout, customer responsiveness, and other costs are inconsequential • acquisition cost is fixed, i.e., no quantity discounts • Annual carrying cost = average inventory level X carrying cost = (Q/2)C • Annual ordering cost = average number of orders per year X ordering cost = (D/Q)S

  16. Model I: Basic EOQ • Total annual stocking cost (TSC) = annual carrying cost + annual ordering cost = (Q/2)C + (D/Q)S • The order quantity where the TSC is at a minimum (EOQ) can be found using calculus (take the first derivative, set it equal to zero and solve for Q)

  17. Model II: EOQ for Production Lots • Yang digunakan untuk menentukan ukuran pesanan, jumlah produksi, jika suatu item diproduksi pada suatu tingkat produksi, yang disimpan dalam persediaan, dan kemudian mengirim kepada tingkat berikutnya atau pelanggan • Berbeda dengan Model I sebab pesanan diasumsikan pada tingat yang disediakan atau diproduksi pada tingkat tarip seragam (p) menilai dibandingkan dengan pesanan yang diterima

  18. Model II: EOQ for Production Lots • Ini juga diasumsikan pada tingkat penawaran, p lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat permintaan, d • Perubahan pada tingkat persediaan yang diambil menggambarkan persamaan TSC • TSC = (Q/2)[(p-d)/p]C + (D/Q)S • The optimization results in

  19. Model III: EOQ with Quantity Discounts • Di bawah potongan kwantitas, seorang penyalur menawarkan harga satuan yang lebih rendah jika jumlah yang dipesan banyak pada suatu waktu • Ini dikenal sebagai potongan harga, yaitu satuan harga tertentu atas suatu cakupan kwantitas pesanan tertentu • Ini berarti bahwa perbedaan model dengan Model I sebab biaya pemerolehan (AC = acquisition cost) boleh berbeda menurut kwantitas pesanan, yaitu., tidak perlu tetap

  20. Model III: EOQ with Quantity Discounts • Di bawah kondisi ini, biaya perolehan menjadi suatu biaya tambahan dan harus dipertimbangkan dalam penentuan EOQ • Total biaya bahan tahunan ( TMC)= Total annual stocking cost ( TSC)+ biaya perolehan tahunan • TSC= ( Q/2)C+ ( D/Q)S+ ( D)Ac • Untuk temukan EOQ, prosedur yang digunakan: 1. Menghitunglah EOQ dengan menggunakan biaya perolehan yang paling rendah. Jika menghasilkan EOQ yang feasibel. Contoh bahwa kwantitas dapat dibeli pada biaya perolehan yang digunakan, ini optimal.

  21. Model III: EOQ with Quantity Discounts • Menggunakan EOQ darilangkah 1 danskedulpotongan, menentukanbiayaperolehan yang harusnyatelahdigunakandanmenghitung EOQ baru. EOQ baruinifeasibel • Menghitunglah TMC untuk EOQ dilangkahke 2 • Menghitunglah TMC untuksemuajumlah yang lebihbesardibandingdilangkah 2. EOQ dimanapotonganditawarkan. Memilihlahkwantitasdengan TMC yang paling rendah

  22. Determining Order Points • Basis for Setting the Order Point • DDLT Distributions • Setting Order Points

  23. Basis for Setting the Order Point • Dalam sistem kwantitas pesanan yang ditetapkan, proses pemesanan dicetuskan bilamana tingkat persediaan turun pada titik-kritis, titik pesanan • Start ini adalah untuk item lead-time • Lead-Time adalah waktu untuk melengkapi semua aktivitas dihubungkan dengan penempatan, mengisi dan menerima pesanan itu.

  24. Basis for Setting the Order Point • Selama lead time, pelanggan melanjut menarik sepanjang inventori • Selama periode inventori ini peka pada kehabisan persediaan • Tingkat pelayanan pelanggan adalah kemungkinan kehabisan persediaan tidak akan terjadi sepanjang lead-time

  25. Basis for Setting the Order Point • Titik pesanan di-set didasarkan pada: • permintaan selama lead-time ( DDLT) dan • layanan pelanggan tingkatan yang diinginkan • Titik pesanan (OP)= Permintaan yang diharapkan selama lead-time ( EDDLT)+ Stok pengaman ( S) • Jumlah stok pengaman diperlukan didasarkan pada derajat tingkat ketidak-pastian dalam DDLT dan tingkat layanan pelanggan yang diinginkan

  26. Distribusipermintaanselama lead-time • Jika ada variabilitas di dalam DDLT, DDLT dinyatakan sebagai distribusi • terpisah • berlanjut • Di dalam DDLT distribusi terpisah, nilai (permintaan) hanya dapat bilangan bulat • Suatu DDLT distribusi berlanjut adalah sesuai manakala permintaan sangat tinggi

  27. Pengaturan Titik Pesanan Untuk DDLT Distribusi Terpisah • Mengasumsikan kemungkinan distribusi aktual DDLTS memberikan atau dapat dikembangkan dari frekuensi distribusi • Memulai dengan DDLT yang paling rendah, menghimpun kemungkinan itu. Ini adalah kwalitas pelayanan untuk DDLTS • Memilih DDLT yang akan menyediakan pelanggan yang diinginkan untuk mengukur titik pesanan

  28. Pengaturan Titik Pesanan suatu DDLT Distribusi Berlanjut • Diasumsikan bahwa lead-time (LT) tetap • Asumsi bahwa permintaan per hari adalah berdistribusi normal dengan rata-rata (d) dan simpangan baku itu (sd) • Distribusi DDLT dikembangkan dengan “menambahkan” secara bersama-sama distribusi permintaan harian ke lead-time • Menghasilkan distribusi DDLT adalah berdistribusi normal dengan parameter berikut : EDDLT = LT(d )

  29. PengaturanTitikPesanansuatu DDLT DistribusiBerlanjut • Tingkat layanan pelanggan diubah jadi suatu nilai Z menggunakan tebel distribusi normal • Stok pengaman dihitung dengan perkalian nilai Z dengan σDDLT. • Titik pesanan di-set menggunakan OP= EDDLT+ S, atau subtitusi

  30. Example: Setting Order Points • Auto Zone menjual komponen dan perlengkapan tersendiri mencakup oli motor populer multi-grade. Bilamana persediaan 0li ini turun sampai 20 galon, pemesanan kembali dilakukan. Manajer toko memfokuskan pada penjualan sedang kekurangan dengan persediaan habis menunggu untuk pemesanan. Ini ditentukan lead-time permintaan dengan distribusi normal dengan rata-rata 15 galon dan suatu simpangan baku 6 galon. • Manajer bermaksud mengetahui kemungkinan dari suatu persediaan habis selama lead-time.

  31. Example: Setting Order Points • EDDLT = 15 gallons • sDDLT = 6 gallons OP = EDDLT + Z(sDDLT ) 20 = 15 + Z(6) 5 = Z(6) Z = 5/6 Z =0.833

  32. Example: Setting Order Points • Standard Normal Distribution Area = 0.2967 Area = 0.2033 z 0.833

  33. Example: Setting Order Points • Tabel standar normal mempelihatkan daerah 0,2967 untuk daerah antara nilai z = 0 dan nilai z = 0,833. daerah sisi adalah 0,5 = 0,2967 = 0,2033. probabilitas kekurangan persediaan selama lead time adalah 0,2033 Fixed Order Period Systems • Perilaku Sistem Economic Order Period (EOP) • Model Economic Order Period

  34. Perilaku Sistem Economic Order Period • Saat permintaan persediaan diyakini terjadi, tingkat persediaan turun • Ketika periode waktu ditentukan (EOP) telah berlalu, proses pemesanan dilakukan, yaitu waktu antara pesanan tetap atau konstan • Pada waktu kwantitas pesanan ditentukan menggunakan kwantitas pesanan= diatas target persediaan - tingkat persediaan+ EDDLT

  35. PerilakuSistem Economic Order Period • Setelah lead-time berlalu, kwantitas yang dipesan diterima, dan tingkat persediaan meningkat. • di atas tingkat persediaan ditentukan oleh jumlah yang dialokasikan ke suatu item • Sistem ini digunakan jika diinginkan menghitung persediaan secara phisik setiap kali pesanan ditempatkan

  36. Menentukan EOP • Menggunakan pendekatan yang sama untuk menghitung EOQ, nilai optimal waktu tetap antara pesanan yang dilakukan dengan

  37. Model Persediaan Lainnya • Hybrid Inventory Models • Single-Period Inventory Models

  38. Hybrid Inventory Models Model pengisian kembali opsional • Sama untuk model periode pemesanan yang tetap • Kecuali jika persediaan telah turun di bawah tingkat yang ditentukan bilamana periode pesanan telah berlalu, tidak ada pesanan yang dilakukan • Melindungi dari penempatan pesanan yang sangat kecil • Menarik bilamana ditinjauan ulang dan biaya pemesanan yang besar

  39. Hybrid Inventory Models Model persediaan utama • Memulai dengan tingkat persediaan tertentu • Kapan saja suatu penarikan dibuat, suatu pesanan dengan jumlah penempatan yang sama • Memastikan bahwa persediaan diatur pada tingkatan yang tetap • Sesuai untuk setiap item yang mahal dengan biaya pemesanan yang kecil

  40. Single Period Inventory Models • Keputusan kwantitas pesanan meliput hanya satu periode • Sesuai dengan materi yang cepat menjadi rusak, seperti barang-barang mode, makanan tertentu, surat kabar • Tabel payoff mungkin digunakan untuk mengambil keputusan di bawah ketidak-pastian • Salah satu dari aturan berikut dapat digunakan di dalam analisa • laba terbesar • Total biaya jangka pendek dan panjang terendah yang diharapkan • Total biaya terendah yang diharapkan

  41. Some Realities of Inventory Planning • ABC Classification • EOQ and Uncertainty • Dynamics of Inventory Planning

  42. ABC Classification • Dimulai dengan item persediaan yang diurutkan dengan nilai dolar di dalam persediaan di urutkan dari tertinggi ke yang paling rendah pesanan • Merencanakan kumulatif nilai dolar dalam persediaan melawan kumulatif dalam persediaan • Bentuk Observasi • Persentase terendah suatu item (Kelas A) menyusun prosentase yang besar nilai persediaan • Prosentase besar menyangkut materi (Kelas C) menyusun persentase terkecil dari nilai persediaan • Penggolongan ini menentukan berapa banyak yang harus diberikan kepada persediaan yang dikendalikan dari item yang berbeda

  43. EOQ and Uncertainty • Kurva TSC dan TMC secara relatif flat, oleh karena itu pergerakkan ke kiri atau ke kanan dalam kwantitas pesanan optimal pada kwantitas pesanan hanya mempunyai sedikit efek pada biaya-biaya • Kesalahan penilaian nilai-nilai parameter yang digunakan untuk menghitung EOQ pada umumnya tidak mempunyai dampak penting atas biaya-biaya total. • Banyak biaya-biaya tidak secara langsung disatukan di dalam rumusan EOQ dan EOP, tetapi bisa faktor penting • Prosedur keadaan darurat untuk mengisi persediaan dengan cepat harus dibentuk

  44. Dynamics of Inventory Planning • Secara terus menerus meninjau ulang praktek pemesanan dan keputusan • Memodifikasi secara tepat pola permintaan dan penawaran perusahaan • Batasan, kapasitas penyimpanan dan dana tersedia, dapat berdampak pada perencanaan inventori • teknologi informasi dan Komputer digunakan secara ekstensif di dalam perencanaan persediaan

  45. The scope of MRP in manufacturing • Perusahaan harus mengendalikan jumlah dan jenis material mereka beli, merencanakan produk yang diproduksi dan memastikan jumlah yang bisa mereka temu permintaan pelanggan sekarang dan yang akan datang, semua biaya mungkin paling rendah. Pembuatan suatu keputusan yang tidak baik di dalam suatu area akan membuat perusahaan rugi. Contoh : • Jika suatu perusahaan membeli dalam jumlah tidak cukup dari suatu item digunakan dalam pabrikasi, atau item yang salah, mereka mungkin tidak mampu temu kontrak untuk menyediakan produk pada tanggal yang disetujui. • Jika suatu perusahaan membeli dalam jumlah berlebihan dari suatu item, uangnya sia-sia- kelebihan kwantitas tunai yang berlebihan sisa stock dan tidak bisa digunakan sama sekali. Ini adalah suatu masalah untuk perusahaan dan pabrikan dengan daur hidup produk sangat pendek. Bagaimanapun, beberapa materi dibeli akan mempunyai suatu kwantitas minimum yang harus dimiliki, oleh karena itu membeli kelebihan perlu.

  46. MRP It provides answers for several questions: • What items are required? • How many are required? • When are they required?

  47. Data yang harusdipertimbangkan: • Item akhir (materi) yang dibuat. Ini kadang-kadang disebut Permintaan Mandiri, atau Tingkatan " 0" atas BOM (Daftar kebutuhan bahan). • Berapa banyak diperlukan serentak. • Jumlah yang diperlukan untuk memenuhi permintaan. • Kebutuhan material disimpan. • Menginventarisir arsip status. Arsip material yang tersedia untuk penggunaan dalam persediaan dan material dalam pemesanan dari para penyalur. • Daftar kebutuhan bahan. Rincian menyangkut material, komponen dan sub-assemblies yang diperlukan untuk membuat masing-masing produk. • Data Perencanaan. Ini meliputi semua arah dan pengontrolan untuk menghasilkan materi akhir. Meliputi materi : Perputaran, Tenaga kerja dan Mesin Standard, Mutu dan Standard Pengujian, Pull/Work, ukuran lot (kelompok) Teknik ( yaitu. Ukuran lot (kelompok) yang ditetapkan; perbaikan, Lot-For-Lot, Kwantitas Order; Pesanan Ekonomi), Persentase sisa, dan masukan lain.

  48. Output Keluaran dan berbagai laporan: • Keluaran 1 adalah " Jadwal produksi yang direkomendasikan" denah suatu jadwal yang terperinci menyangkut tanggal penyelesaian dan start minimum yang diperlukan, dengan jumlah, untuk masing-masing langkah menyangkut Perputaran dan daftar kebutuhan bahan untuk mencukupi permintaan dari MPS. • Keluaran 2 adalah " Jadwal Pembelian yang direkomendasikan". Materi yang dibeli harus diterima ke dalam fasilitas dan pesanan pembelian, atau Pelepasan pesanan

  49. Ringkasan • Siklus persediaan adalah fokus pada independen pusat sistem persediaan • Sistem perencanaan dan pengendalian produksi merubah untuk mendukung strategi persediaan • Sistim informasi elektronis menghubungkan rantai persediaan

More Related