1 / 13

PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI, APAKAH BIAS GENDER?

PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI, APAKAH BIAS GENDER?. DEPUTI BIDANG PUG BIDANG EKONOMI KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI. DATA BPS TAHUN 2010. Jumlah Penduduk Indonesia: 237,5 5 juta jiwa  49, 70 % (118 juta jiwa) Perempuan, dan Laki-laki 50,30% (119,55 juta jiwa).

borka
Download Presentation

PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI, APAKAH BIAS GENDER?

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI, APAKAH BIAS GENDER? DEPUTI BIDANG PUG BIDANG EKONOMI KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

  2. DATA BPS TAHUN 2010 JumlahPenduduk Indonesia: 237,55jutajiwa 49,70% (118 juta jiwa) Perempuan, dan Laki-laki 50,30% (119,55 juta jiwa) Perempuan dan Anak : 70% Bagian yangharus menjadi perhatian dalam perkembangan dan kemajuan Indonesia Perempuan merupakan investasi, aset dan potensi bangsa yang dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

  3. KONSEP GENDER Gender sebagai Jenis Kelamin Sosial Perempuan Laki-Laki Jenis kelamin Biologis (Seks) kodrati, universal, kekal Bentukan Sosial, budaya Gender (JenisKelaminSosial) Kontekstual, bisaberubah

  4. ISU GENDER DALAM ENERGI • Penggunaanenergiterbesardi Indonesia adalahsektorrumahtanggayang identiksebagaiperanperempuanuntukbertanggungjawabataspengadaandanpenggunaannya (produktifdanreproduktif) • Saatinilebihdari 40 persenrumahtanggadi Indonesia atausekitar 25 jutarumahtanggamasihmenggunakan biomass sebagaibahanbakarpokokuntukmemasakdiwilayahpedesaan, termasukpulauJawa. • Data badankesehatandunia (WHO), udaradalamruangan yang tercemarolehhasilpembakaranprosesmasakdikomportungkumengakibatkanlebihdari 45000 kematianprematursetiaptahundi Indonesia. • Kebanyakan yang mencarikayuadalahwanita, waktumerekabanyakterbuanguntukmencarikayu

  5. KONSEP GENDER GENDER menjadi ISU karena membawa berbagai kesenjangan dalam situasi laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang yang berupa SUBORDINASI, MARGINALISASI, BEBAN GANDA, KEKERASAN pada perempuan serta PELABELAN (stereotype). GENDERmenjadi masalah apabila terjadi ketidakadilan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain: • Salah satu jenis kelamin dirugikan, • Salah satu jenis kelamin dibedakan derajatnya, • Salah satu jenis kelamin dianggap tidak cakap dibanding dengan jenis kelamin lain, • Salah satu jenis kelamin diperlakukan lebih rendah.

  6. DIMENSI KESETARAAN DILIHAT DARI: AKSES PARTISIPASI KONTROL MANFAAT

  7. STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) merupakan strategi untuk mengurangi kesenjangan gender dan mencapai kesetaraan gender dengan cara menggunakan perspektif gender dalam proses pembangunan PUGadalah proses untuk menjamin perempuan dan laki-laki mempunyai AKSES, PARTISIPASI dan KONTROL terhadap sumber daya, memperoleh MANFAAT pembangunan dan pengambilan keputusan yang sama di semua tahapan proses pembangunan dan seluruh proyek, program dan kebijakan pemerintah (INPRES 9/2000 TENTANG PUG DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL)

  8. DASAR HUKUM MENDUKUNG KESETARAAN PEREMPUAN DAN LAKI DALAM PEMBANGUNAN • UU No. 7 tahun 1984 tentang ratifikasi CEDAW • Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional • Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 • Permendagri No. 67 tahun 2010 tentang Pedoman Implementasi PUG di Daerah

  9. UU RI Nomor 30 Tahun 2007 tentangEnergipada: • PASAL 2 menyebutkanbahwaEnergidikelolaberdasarkanasaskemanfaafan, rasionalitas, efisiensi , berkeadilan, peningkatannilaitambah, keberlanjutan, kesejahteraanmasyarakat, pelestarianfungsilingkunganhidup, ketahanannasional, danketerpaduandenganpengutamakankemampuannasional • PASAL 19 (1) Setiaporangberhakmemperolehenergi. (2) Masyarakat, baiksecaraperseoranganmaupunkelompok, dapatberperandalam: a. penyusunanrencanaumumenerginasional dan rencana umum energi daerah dan b. pengembanganenergiuntukkepentinganumum

  10. MENGAPA PERLU MEMASUKAN PERSPEKTIF GENDER DALAM PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG ENERGI? • Akses dan manfaat dari usaha pembangunan (keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan berdampak pada kurangnya kenyamanan fasilitas energi bagi perempuan • Berpartisipasi memutuskan/ mengungkapkan keinginan (meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan, sekaligus menjamin mutu kehidupan seluruh anggota masyarakat  perempuan, laki-laki, anak perempuan, anak laki-laki, manula dan defable)

  11. MENGAPA PERLU MEMASUKAN PERSPEKTIF GENDER DALAM PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG ENERGI? • Penguasaan terhadap sumber daya (inovasi energi untuk memenuhi kebutuhan energi yang dapat mengurangi peran domestik perempuan) • Integrasi kebutuhan gender dalam formulasi kebijakan, penyusunan program maupun kegiatan bidang energi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi, serta tindak lanjut program dan kegiatan yang menurunkan gender gap terhadap permasalahan perempuan dan laki-laki terhadap kebutuhan energi

  12. QUOTE "Tidak ada tempat yang lebih aman untuk bersembunyi, selain ruang kejujuran" - Elizabeth Cady Staton, pejuang feminisme

  13. TERIMA KASIH

More Related