1 / 35

Masalah Gizi Utama di Indonesia dan Faktor penyebabnya

Masalah Gizi Utama di Indonesia dan Faktor penyebabnya. Oleh : Yonrizal Nurdin. Masalah Gizi Utama. Kekurangan Gizi Kurang Energi Protein (KEP) Anemia Gizi Kurang Vitamin A Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). DAMPAK KURANG GIZI. Gizi cukup & sehat. Gizi kurang & infeksi.

hang
Download Presentation

Masalah Gizi Utama di Indonesia dan Faktor penyebabnya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Masalah Gizi Utama di Indonesia dan Faktor penyebabnya Oleh : Yonrizal Nurdin

  2. Masalah Gizi Utama Kekurangan Gizi • Kurang Energi Protein (KEP) • Anemia Gizi • Kurang Vitamin A • Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

  3. DAMPAK KURANG GIZI Gizi cukup & sehat Gizi kurang & infeksi “Otak Kosong” bersifat permanen Tak terpulihkan Anak cerdas dan produktif MUTU SDM RENDAH MUTU SDM TINGGI BEBAN ASET Sumber : FKM UI & Unicef, 2002

  4. PATOGENESA KEKURANGAN GIZI I. KLASIFIKASI : • Status gizi normal • Status gizi Abnormal Status gizi Abnornal • Malnutrisi : • Starvation Kekurangan intake yg banyak • Undernutrition Intake yg tdk adekuat • Specific deficiency • Imbalance Ketdk cocokan dari zat gizi • Overnutrition 2. Toxicity Konsekuensi patologis dari kelebihan intake

  5. PATOGENESIS Primary anadequancy Tissue depletion Nutritional Inadequacy Biochemical Lession Perubahan fungsi Secondary Inadequacy Anatomic Lession Manifestasi

  6. TAHAP GANGGUAN NUTRISI • Intake waktu tertentu • Output X intake • Cadangan zat gizi dlm tubuh menurun • Defisiensi pada jaringan & serum pem. Biokimia • Timbul gejala klinis tdk khas / daya tahan tubuh • Kel. Biologis & fisiologis gejala klinis khas pem. Fisik • Perubahan anatomis pem. Antropometri • Gejala defisiensi nyata & khas

  7. Gangguan gizi : • Cadangan tubuh menurun • Defisiensi pada jaringan & serum • Timbul gejala klinis thd khas, daya tahan tubuh menurun • Kelainan biologis & fisiologis dan klinis semakin jelas • Perubahan anatomis • Gejala defisiensi semakin nyata dan fatal Kecepatan perubahan tergantung : • Tingkat kekurangan intake • Tingkat kebutuhan • Cadangan yg tersedia

  8. III. PENYEBAB • Primer • Pola konsumsi • Distribusi makanan ditingkat family ( RT ) • Pola makan • Ketersediaan pangan di RT & pasar

  9. Secunder • Digestion • Absorpsion • Transportation • Utilization • Storage excretion • Peningkatan kebutuhan

  10. 1. Kurang Energi Protein • Kurang Kalori Protein • Gizi Kurang/Gizi Buruk • Malnutrisi : Marasmus – Kwashiorkor

  11. Marasmus Kwashiorkor Marasmic-kwashiorkor

  12. Besar dan Luas Masalah Dampak: • fisik • Intelektual • Kekebalan tubuh  • Kesakitan • Kematian

  13. Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk

  14. Penyebab: Tingkat Makro: • KEP erat hub. dengan keadaan status ekonomi • Penurunan KEP = penurunan kelompok dibawah garis kemiskinan • Ketersediaan pangan Tingkat Mikro: • Tingkat kesehatan (infeksi) • Sanitasi lingkungan

  15. Program intervensi Program UPGK: • penimbangan balita • KIE/promkes • pemanfaatan pekarangan • PMT • oralit • kapsul vit A  Posyandu

  16. 2. Anemia Gizi • Terbanyak: defisiensi zat besi • Akibat: • Kemampuan intelektual • Produktifitas kerja • Morbiditas anak • Mortality ibu • BBLR dan keguguran

  17. Penyebab Anemia Gizi • Jumlah Fe tidak cukup dalam makanan • Absorbsi Fe rendah • Kebutuhan naik • Kehilangan darah

  18. Prevalensi Anemia Gizi • Wanita dewasa: 30 – 40% • Wanita hamil: 50 – 70% • Anak balita: 30 – 40% • Anak sekolah: 25 – 35% • Pria dewasa: 20 – 30%

  19. Program intervensi • Pemberian tablet besi pada ibu hamil (Posyandu dan Puskesmas) • KIE (penyuluhan gizi) • Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian • Garam dan mie diproduksi dibanyak produsen

  20. 3. Kekurangan Vit. A Prevalensi : 0.7% Akibat KVA : • Tingkat mortalitas tinggi • Anak rentan infeksi • Biaya kesehatan tinggi • Perkembangan mental terganggu • Penyakit degeneratif menyerang usia dini

  21. Kekurangan Vitamin A • Klinis: xerophthalmia • KVA: gangguan epitelisasi  gampang infeksi ( diare dan ISPA )

  22. Apa bahaya Xeroftalmia? Bila tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan

  23. Epidemiologi • 250 juta anak pra sekolah menderita kekurangan vit A subklinik • 3 juta menunjukkan gejala klinik kekurangan vit A • 300.000 anak buta karena kekurangan vit A (10% dari seluruh kebutaan pada anak) • Indonesia: ~ 50% anak pra sekolah kekurangan vit A subklinik ~ 34% wanita hamil keku rangan vit A subklinik

  24. Kekurangan Vitamin A Sebab: • Keadaan sosial ekonomi • Ketidaktahuan • Akibat infeksi • Kekurangan ASI

  25. Program intervensi • Distribusi kapsul vitamin A pada anak-anak  kematian berkurang • Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian • Perubahan warna makanan

  26. 4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY) Akibat GAKI: • Pembesaran kelenjar gondok • Gangguan pertumbuhan (cebol, bisu, tuli) • Gangguan mental • Gangguan neuro motor

  27. Besarnya masalah • Didaerah endemik: pegunungan di beberapa propinsi di Indonesia • Didaerah pesisir

  28. PREVALENSI TGR KOTA PADANG TAHUN 2006

  29. Program intervensi • Program iodisasi garam • Program penyuntikan preparat beriodium • Penyuluhan Program lain (taraf penelitian) • Iodisasi air • Tetes iodium

  30. Masalah Gizi lain • Transisi epidemiologis • Masalah gizi ganda • Defisiensi masih tetap ada • Penyakit Kronik Non Infeksi telah muncul

  31. Masalah gizi ganda Gizi lebih DI INDONESIA TAHUN 2002, 165.000 ANAK BALITA DENGAN GIZI BURUK TINGKAT BERAT Gizi kurang

  32. Masalah Gizi lain • Muncul Obesitas • Prevalensi: wanita diatas usia 40 tahun  mencapai 30% overweight dan obese

  33. Akibat obesitas: • PJK • Kanker • diabetes melitus • hipertensi • Angkanya meningkat tajam setelah tahun 1992

  34. the end

More Related