1 / 43

S U V E I L A N S D I F T E R I

S U V E I L A N S D I F T E R I. APAKAH DIFTERI ..?. D I F T E R I Penyakit infeksi toksik akut , menular Penyebab : Corynebacterium diphtheriae Tanda : pseudo membran pada kulit dan / atau mukosa. PATOGENESIS. C diphtheriae masuk melalui hidung & mulut

idalee
Download Presentation

S U V E I L A N S D I F T E R I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SUVEILANS DIFTERI bwk keren

  2. APAKAH DIFTERI ..? • D I F T E R I • Penyakitinfeksitoksikakut, menular • Penyebab :Corynebacteriumdiphtheriae • Tanda :pseudomembranpadakulitdan/ataumukosa bwk keren

  3. PATOGENESIS C diphtheriaemasukmelaluihidung & mulut Tipe : GRAVIS, MITIS, INTERMEDIUS, BELFANTI Basil tetappadapermukaanmukosasalurannafas, kadangmukosamata/genitalia Setelahmasa tunas 2 - 4 haristrain lysogenizedmenghasilkantoksin Bakterimembuat toxin (racun) bilaterinfeksioleh virus (pembawatox gen) bwk keren

  4. GEJALA KLINIS • Bervariasidaritanpagejala fatal • Demam < 38 C (tidak tinggi) • Nyeritelan, Tenggorokansakit, Kelenjarlimfemembesar & melunak. penyumbatanjalannafas / sesaknafas • PSEUDOMEMBRAN , Lesikhassebagaisuatumembranasimetrikkeabu-abuandikelilingiolehdaerahinflamasi • BULLNECK :Oedema & pembengkakandileherpd kasussedang & berat bwk keren

  5. GEJALA KLINIS • Faktor-faktor: • PRIMER: imunitas, virulensi • TOXIGENESITAS : lokasi anatomis • LAIN2X: umur, penyakit sistemikpenyerta, • kepadatan hunian, penyakit pd nasofaring bwk keren

  6. GEJALA KLINIS • Keluhandangejalatergantung : • tempatinfeksi • status imunitaspenjamu • distribusitoksinkedalamsirkulasi bwk keren

  7. P s e u d o m e m b r a n PSEUDOMEMBRAN bwk keren

  8. PENULARAN • Penyakit “ re emerging “ (meningkat kembali) • Masa penularan beragam, tetap menular sampai hilangnya bakteri di lesi (2 minggu atau kurang). • Carrier kronis ( pengidap tapi tak sakit ) dapat menularkan penyakit sampai 6 bulan bwk keren

  9. KOMPLIKASI • PARALISA SYARAF LOKAL (pallatummolleparalisis) • PARALISA NERVE CRANIALIS (Strabismus, diplopia) KOMPLIKASI YG LAIN : • Endocarditis • Arthritis • osteomyelitis PARALISA NERVE PERIFER (paresetangan& kaki,) • Myocarditis • BLOCK Mggu ke 1 10 2 3 4 5 6 7 8 9 AKUT KIDNEY INJURI SUMBATAN JALAN NAFAS bwk keren

  10. DEFINISI OPERASIONAL • KONFIRM • orangkasusprobableyang hasilisolasiternyatapositivC difteriaeyangtoxigenic(dariusaphidung, tenggorok, ulcuskulit, jaringan, conjunctiva, telinga, vagina) • atau • serum antitoxin meningkat 4 kali lipatataulebih (hanyabilakeduasampel serum diperolehsebelumpemberiantoxoiddifteriatau antitoxin) • PROBABLE • Adalah orang dengan suspek difteri ditambah salah satu dari : • Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu) • Ada didaerah endemis difteria • Stridor , Bullneck • Pendarahan Submucusa atau petechiae pada kulit • Gagal jantung toxic, • Gagal ginjal akut • Myocarditis and/or kelumpuhan motorik 1 s/d 6 • minggu setelah onset • Mati • SUSPEK • adalahorangdengangejalaLaringitis, NasofaringitisatauTonsilitisditambahpseudomembraneputihkeabuan yang takmudahlepasdanmudahberdarahdi faring, laring, tonsil. bwk keren

  11. BAGAIMANA SITUASI DIFTERI SAAT INI ...? bwk keren

  12. kebijakan & strategi penanggulangan difteri di Jatim bwk keren

  13. strategi • Penyelidikan epidemiologi saat terjadinya kasus Difteri • Memperkuat surveilans epidemiologi Diphteri • Mencegah kematian akibat Diphteri melalui penemuan dan penatalaksanaan kasus secara dini • Rujukan kasus Difteri ke Rumah Sakit Rujukan • Menghentikan transmisi dengan cara pemberian prophilaksis terhadap kontak dan pemberian imunisasi (ORI) pada yang berisiko bwk keren

  14. strategi • Klasifikasi penderita yang sesuai dengan tingkat keparahan penderita • Manajemen kasus yang ketat • Fasilitasi keperawatan termasuk ruang isolasi • Mengambil dan memeriksa specimen usap tenggorok dan hidung penderita serta usap hidung kontak erat penderita dan dikirim ke BBLK Surabaya bwk keren

  15. BAGAIMANA SITUASI DIFTERI DI INDONESIA SAAT INI ...? bwk keren

  16. DISTRIBUSI PROBABLE &KASUS KONFIRMDIPHTERI DAN JML KEMATIAN DI JATIM TH 2000–2013( 22 Agustus 2013 ) bagaimana situasi DIFTERI di jawa timur bwk keren bwk keren Tahun

  17. DISTRIBUSI PROBABLE&KASUS KONFIRM DIPHTERI DAN KAB/KOTA DI JATIM TH 2000–2013(22 Agustus 2013 ) Jml kasus Jml Kab/Ko bwk keren bwk keren Tahun

  18. TREND BULANAN KASUS PROBABLE DIFTERI DI JATIM 2012 – 2013 (22 Agust) (427 kasus / 18 mati) SUB PIN -1 SUB PIN - 2 SUB PIN - 3 ....? bwk keren

  19. TREND BULANAN KASUS DIFTERI DI JATIM 2012 - 2013 (mggu ke 8) PADA KELOMPOK USIA <15 TAHUN& >=15 TAHUN (233 kasus) SUB PIN <15 th >15 th bwk keren

  20. TREND MINGGUAN KLB DIFTERI DI JATIM TH 2011 – 2012 -2013( Kasus 422 - Tgl. 2 Agust 2013 – minggu ke 31) ORI – BLF (2011) SUB PIN-2 ( Juni 2013) STATEMENT KLB (okt 2011) SUB PIN-1 (Okt 2012) Minggu ke bwk keren TH 2011 = 664 kasus TH 2012 = 954 KASUS TH 2013 = 321 KASUS

  21. DISTRIBUSI PENDERITA DIFTERI MENURUT “ GOL UMUR “ DI JAWA TIMUR TAHUN 2005 – 2013 (28 Juni – 314 ks >15 TH 10-14 TH 5 - 9 TH 1 - 4 TH <1 TH bwk keren

  22. PEMETAAN LOKASI KLB DIPHTERI DI JATIM TH 2002 – 2007 Th.2003 Th.2002 Th.2005 Th.2004 LOKASI KLB Th.2006 Th.2007 KLB 5 ks 11 ks 55ks 15 ks 43 ks 86 ks bwk keren bwk keren

  23. SEBARAN DIPHTERI DI JATIM TAHUN 2012 21/2 23/1 8 69/4 38/2 7 1 6 77/1 13/1 21 95/11 33 6 4 17 6 3 8 129/7 6 25/1 10 29 29/2 16 19/1 2 42 8 23 16 58/3 7 8 23/1 18 8 22 Jmlkasus= 955 Jml mati = 37 Jmlkab/ko = 38 WIL SUB PIN 2012 bwk keren

  24. SEBARAN DIPHTERI DI JATIM TH. 2013 (2 Agustus 2013) 7 2 15 3 2 70/3 8/1 49/1 5/1 15 1 20 10 5 4 12 1 1 2 22 14/1 4 5/1 1 5 11 5 2 12 10 15 27/5 3 29/2 2 4 7 8 Jml kasus = 422 Jml mati = 18 Jml kab/ko = 38 bwk keren

  25. SEBARAN “ C difteriae – Toxigenic “ PADA KLB DIPHTERI DI JATIM s/d 23 Juli 2013 bwk keren

  26. Mapping Area C. diphtheria Patogenic & Toxigenic in East Java 2011 -2012 SEBARAN “ C difteriae – Toxigenic “ PADA KLB DIPHTERI DI JATIM s/d 5 Juli 2013 M+B M+I M+G M M M+B M M M M M M M+B M M M M+B M+B G M + G + B M • C difteri var. • Mitis (M) • Gravis (G) • Intermedius (I) • Belfanti (B) bwk keren

  27. SUMBER LAPORAN PENEMUAN KASUSDIFTERI TAHUN 2010 - 20123 DARI MANAKAH LAPORAN ADANYA “ KASUS DIFTERI “ bwk keren

  28. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLB DIFTERI DI JAWA TIMUR TH. 2012 bwk keren

  29. KASUS DIFTERI VS SPESIMEN TAHUN 2012 DI JATIM bwk keren

  30. HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN DIFTERI DI JATIM TAHUN 2012 bwk keren

  31. GEJALA KLINIS & HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KLB DIFTERI DI JATIM TAHUN 2012 bwk keren

  32. DISTRIBUSI PENDERITA DIPHTERI MENURUTSTATUS IMUNISASI DI JAWA TIMUR TAHUN 2009– 2012 TAK IMM Bagaimana Status imunisasi Penderita ...? TAK LENGKAP IMM • Keterangan : • IMM LENGKAP : Status IMM sesuai umur dan ada bukti catatan • IMM TAK LENGKAP : Pernah IMM atau IMM sesuai umur berdasarkan ingatan • TAK IMM : Tak pernah mendapatkan IMM bwk keren

  33. Distribusi kematian difteri menurut umurtahun 2009 – 2012 di Jatim( 28 Juni 2013) bwk keren

  34. Analisis data kematian th 2012 kematian bwk keren

  35. PerluDicermati Saat ini perlu di kelompokkan dengan jelas short time carrier atau long term carrier , yg terus masih menularkan Kasus dengan status imunisasi lengkap validasi kualitas Masih ditemukan titer IgG rendah setelah vaksinasi ORI Masih ditemukan pasca profilaksis masih positip Vaksinasi rutin yg memenuhi standart hanya memberikan daya lindung selama 4-5 tahun bwk keren

  36. MASALAH • Kematian masih terus meningkat • Keterlambatan penemuan kasus (laporan kasus dari Rumah Sakit) • Kasus dewasa tinggi (deteksi oleh klinisi sulit ) • Penemuan kasus terlambat sehingga ADS tidak efektiv ( mustinya sebelum hari ke 5, px sudah harus mendapatkan ADS) • Kematian pada orang dewasa sebagian besar sebelum hari ke 7 (adanya penyakit kronis yang lain menjadi memperberat difterinya ) bwk keren

  37. Diagnosis penderita & deteksi KLB • Hanya10% (...?) penderitadgnkultur positiv, ok : • Mendapatantibiotika • Salahcarapengambilan ( swab ),misal :ditengahbeslag • Salah media pertumbuhan • Salahtatacarakirim • Adanyakuman GAS • Adanyakasusygterlambat, sudahdengankomplikasi (miokarditis), beslag sudah hilang • Culture proven dantoxigenicity test • PCR toksindengan swab • Makin langkanya expertise • Overdiagnosiskasusterutamakasusdewasa bwk keren

  38. M A S A L A H (1) • PROFILAKSIS TAK OPTIMAL • Hanya sebagian kecil kontak yg kena profilaksis • Pemantauan minum obat sulit • Efek samping obat • Kemungkinan DO besar • KASUS MASIH TINGGI • sosialisasi aktif  kasus meningkat • Intervensi terbatas  tidak optimal • Kerier sudah menyebar dimana-mana • Profilaksis tidak optimal • Masih muncul kasus baru di wil. Non ORI  wil.ORI kurang luas • Masih muncul kasus baru di wil. ORI status “D“ MASIH < 3X bwk keren

  39. M A S A L A H (2) • KEMATIAN MASIH TINGGI • Penemuan terlambat  PETUGAS TAK TAHU • Tak merujuk PETUGAS TAK PEDULI • Nosokomial  TAK ADA RUANG ISOLASI • Status imunisasi “D” NEGATIV • Terjadi di daerah sulit  WIL.KEPULAUAN • Pengetahuan masy.masih kurang  TERLAMBAT bwk keren

  40. STRATEGI OPERASIONAL 2012 • MENURUNKAN KESAKITAN • Temukan kasus dg cepat & lakukan profilaksis yg • benar • Pemantauan Minum Obat harus benar • ORI dilakukan minimal wilayah Desa • ORI dilakukan pd semua golongan umur ( <60 th ) • Skrining dengan benar saat ORI • Lengkapi dengan benar sesuai status “ D “ nya • Semua petugas Kesehatan harus tahu “ Gejala • Klinis Difteri “ • Perhatian khusus untuk daearah “ Kantong “ bwk keren

  41. STRATEGI OPERASIONAL 2012 • MENURUNKAN KESAKITAN • Ketersediaan logistik obat “ Difteri “ • Ketersediaan Ruang khusus penderita ( Ruang • “Isolasi “ ) • Penggunaan “ APD “ petugas Kesehatan • PENGUATAN IMUNISASI RUTIN & TAMBAHAN • Advokasi kepada SpTHT, Sp Interna, dokter IRD • Advokasi kepada Bupati/Walikota  langsung • Optimalkan SBM (Surveilans Berbasis Masy.) bwk keren

  42. STRATEGI OPERASIONAL 2012 • MENURUNKAN KEMATIAN • Ketersediaan logistik obat “ Difteri “ • Ketersediaan Ruang khusus penderita ( Ruang • “Isolasi “ ) • Penggunaan “ APD “ petugas Kesehatan • PENGUATAN IMUNISASI RUTIN & TAMBAHAN • Advokasi kepada SpTHT, Sp Interna, dokter IRD • Advokasi kepada Bupati/Walikota  langsung • Optimalkan SBM (Surveilans Berbasis Masy.) bwk keren

  43. Thank’s bwk keren

More Related