1 / 19

PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN

PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN. PANEN. Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik: hortikutura Hortikutura: sayuran, buah, dan tanaman hias Kualitas produk hortikultura: ketepatan waktu panen Waktu panen yang tepat: saat masak fisiologis.

kiaria
Download Presentation

PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN

  2. PANEN • Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik: hortikutura • Hortikutura: sayuran, buah, dan tanaman hias • Kualitas produk hortikultura: ketepatan waktu panen • Waktu panen yang tepat: saat masak fisiologis

  3. Kualitas produk hortikultura setelah dipanen: tidak bisa dinaikkan, hanya bisa dipertahankan • Pada saat dipanen: kualitasnya harus maksimal, dengan penanganan yang baik, dapat dipertahankan untuk waktu yang lama • Indikator/penanda yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis, komputasi

  4. Indikator Visual • Paling banyak dipergunakan, baik pada komoditas buah maupun sayuran • Dasarnya: perubahan warna, ukuran, dan lain-lain • Sifatnya sangat subyektif, keterbatasan dari indra penglihatan manusia • Sering salah: pemanenan dilakukan terlalu muda/awal atau terlalu tua/sudah lewat panen

  5. Indikator Fisik • Sering digunakan, khususnya pada beberapa komoditas buah • Indikatornya: mudah tidaknya buah dilepaskan dari tangkai buah, uji ketegaran buah (penetrometer) • Uji ketegaran buah lebih obyektif, karena dapat dikuantitatifkan • Prinsip: buah ditusuk dengan suatu alat, besarnya tekanan yang diperlukan untuk menusuk buah menunjukkan ketegaran buah • Semakin besar tekanan yang diperlukan: buah semakin tegar, proses pengisian buah sudah maksimal/masak fisiologis dan siap dipanen

  6. Analisis Kimia • Terbatas pada perusahaan besar (relatif mahal), lebih banyak dipergunakan pada komoditas buah • Indikator pengamatan: kandungan zat padat terlarut, kandungan asam, kandungan pati, kandungan gula • Metode analisis kimia lebih obyektif dari pada visual, karena terukur • Dasarnya: terjadinya perubahan biokimia selama proses pemasakan buah • Perubahan yang sering terjadi: pati menjadi gula, menurunnya kadar asam, meningkatnya zat padat terlarut

  7. Komputasi • Yang dihitung: jumlah dari suhu rata-rata harian selama satu siklus hidup tanaman (derajad hari) mulai dari penanaman sampai masak fisiologis • Dasarnya: adanya korelasi positif antara suhu lingkungan dengan pertumbuhan tanaman • Dapat diterapkan baik pada komoditas buah maupun sayuran

  8. Indikator Fisiologis • Indikator utama: laju respirasi • Sangat baik diterapkan pada komoditas yang bersifat klimakterik (kurang cocok pada komoditas yang non klimakterik) • Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik (paling tinggi) • Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas sudah mencapai klimakterik, siap dipanen

  9. Ketepatan saat panen: sangat menentukan kualitas produk • Produk yang dipanen tidak tepat waktu: kuantitas dan kualitasnya menurun • Pemanenan terlalu muda/awal: menurunkan kuantitas hasil, pada banyak komoditas buah menyebabkan proses pematangan tidak sempurna sehingga kadar asam justru meningkat (buah terasa masam) • Pemanenan terlalu tua/lewat panen: kualitas menurun dengan cepat saat disimpan, rentan terhadap pembusukkan, pada beberapa komoditas sayuran menyebabkan kandungan serat kasarnya meningkat, tidak renyah lagi

  10. Pemanenan: secara manual menggunakan tangan maupun mekanisasi • Cara panen yang dipilih ditentukan oleh: ketersediaan tenaga kerja, luasan areal pertanaman • Yang perlu diperhatikan saat panen: sedapat mungkin menghindarkan komoditas dari kerusakan fisik (seperti memar, luka, lecet, dll) • Adanya kerusakan fisik pada komoditas: memacu pembusukkan, memacu transpirasi dan respirasi (cepat layu dan menurun kualitasnya), menginduksi serangan hama/penyakit pasca panen

  11. PASCA PANEN • Setelah komoditas dipanen, perlu penanganan pasca panen yang tepat supaya penurunan kualitas dapat dihambat • Komoditas hortikultura kebanyakan dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga perlu penanganan pasca panen yang ekstra supaya tetap segar • Yang dapat dilakukan setelah pemanenan hanyalah mempertahankan kualitas dalam waktu selama mungkin bukan meningkatkan kualitas • Perlakuan utama dalam pasca panen: tujuannya menghambat laju transpirasi dan respirasi dari komoditas

  12. Komoditas hortikultura, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup • Jaringan hidup: menjalankan aktifitas fisiologis yaitu transpirasi dan respirasi • Transpirasi: menyebabkan hilangnya air dari komoditas, berpengaruh terhadap kesegaran/kerenyahan komoditas • Respirasi: menyebabkan berkurangnya cadangan makanan (dalam bentuk pati, gula, dll) dalam komoditas, mengurangi rasa dari komoditas (terasa hambar), memacu senescence komoditas, memacu pembusukkan • Transpirasi dan respirasi merupakan penyebab utama kerusakan pada komoditas hortikultura setelah dipanen

  13. Penanganan Pasca Panen • Pendinginan pendahuluan: menurunkan suhu komoditas menjadi lebih rendah dari suhu di lapangan, sehingga suhu komoditas mendekati suhu ruang simpan • Pencucian: membersihkan komoditas dari kotoran yang melekat, menghilankan bibit-bibit penyakit yang masih melekat • Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan pada permukaan komoditas • Pelapisan dengan lilin: khususnya untuk komoditas buah, tujuannya: mengurangi suasana aerobik dalam buah, memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap organisme pembusuk • Sortasi mutu/grading menurut ukuran • Pengepakan/pengemasan

  14. Keuntungan Pengemasan • Merupakan unit penanganan yang efisien • Merupakan unit penyimpanan yang mudah disimpan dalam gudang • Melindungi dari kerusakan mekanik maupun kehilangan kadar air • Memungkinkan penggunaan udara termodifikasi • Menjaga kebersihan barang selama pengiriman • Mengefisienkan proses pengiriman • Menarik perhatian konsumen

  15. Unit Pengemasan • Skala kecil: kemasan plastik polietilen, selofan, pliofilm,poli vinil klorida, • Skala besar: peti, anyaman bambu (keranjang), kotak, krat, dll • Yang perlu diperhatikan dari alat pengemas: keberadaan ventilasi untuk sirkulasi udara

  16. Ruang Simpan (baik di gudang maupun selama proses pengangkutan ke pasar) • Sanitasi ruang simpan: bebas hama dan penyakit gudang • Suhu ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi dan respirasi) • Kelembaban udara ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi) • Komposisi udara ruang simpan (untuk menghambat laju respirasi)

  17. Pemasaran • Domestik: pasar tradisional dan non tradisional • Ekspor

  18. Pasar Tradisional

  19. Pasar Non Tradisional

More Related