1 / 28

akuntansi pajak AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PASAL 11 , 11A

akuntansi pajak AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PASAL 11 , 11A. UU PAJAK PENGHASILAN NO. 38 TAHUN 2008. Definisi (PSAK 16).

lalo
Download Presentation

akuntansi pajak AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PASAL 11 , 11A

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. akuntansipajak AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAPPASAL 11 , 11A UU PAJAK PENGHASILAN NO. 38 TAHUN 2008 Lili Syafitri--D-7134

  2. Definisi (PSAK 16) • Aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu periode. Kecuali tanah, semua jenis aset tetap mempunyai umur terbatas

  3. Pembelianasettetap • 1. Pembelian dalam negeri • Contoh : pada tanggal 1 Jan 2009, PT. Sisi membeli kendaraan operasinal sebesar Rp 200.000.000 belum termasuk PPN 10%. Jurnal yang dibuat o/ PT. Sisi, adalah : • a. Jika PT. Sisi adalah PKP • Kendaraan Rp200 jt • PPN Masukan Rp 20 jt • Kas/Bank Rp 220 jt • b. Jika PT. Sisi Bukan PKP : • Kendaraan Rp 220 jt • Kas/Bank Rp 220 jt

  4. Pembelianasettetap (lanjutan) • 2. Impor dari luar negeri : • 1 Jan 2009, PT. Sisi mengimpor komputer dari Taiwan dengan nilai impor sebesar Rp 150 jt dan PPN sebesar 10%. Jurnal yang dibuat o/ PT.Sisi adalah : • a. Jika PT. Sisi adalah PKP yang mempunyai API : • Peralatan Kantor Rp 150 jt • PPN Masukan Rp 15 jt • PPh psl 22 dbyr dmuka Rp 3,75 jt* • Kas/Bank Rp 168,75 jt • *) 2,5% x Rp 150 jt

  5. Pembelianasettetap (lanjutan) • b. PT. Sisi non-PKP yang mempunyai API : • Peralatan Kantor Rp 165 jt • PPh psl 22 dbyr dmuka Rp 3,75 jt • Kas/Bank Rp168,75 jt • c. PT. Sisi adalah PKP yg tdk mempunyai API : • Peralatan Kantor Rp150 jt • PPN Masukan Rp 15 jt • PPh psl 22 dbyr dmukaRp 11,25 jt* • Kas/Bank Rp 176,25 jt • *) 7,5% x Rp 150 jt

  6. Pembelianasettetap (lanjutan) • d. PT. Sisi non PKP dan tidak mempunyai API • Peralatan kantor Rp 165 jt • PPh psl 22 dbyr dmuka Rp 11,25 jt • Kas/Bank Rp 176,25 jt

  7. PenyusutanAktivaTetap Pengeluaranuntukmendapatkan, menagih, dan memeliharapenghasilan yang mempunyaimasa manfaatlebihdarisatutahuntidakbolehdibebankansekaligus, melainkanmelaluipenyusutanatauamortisasi . HartaBerwujud yang tidakdapatdisusutkanRumahmilikperusahaan (bukandaerahterpencil ) yang ditempatipegawaimerupakanpemberiankenikmatan, sehinggatidakdapatdisusutkankecualipegawai yang menempatidiberikantunjanganperumahansebesarbiayapenyusutanrumahtersebut Lili Syafitri--D-7134

  8. MetodedanTarifPenyusutan(AktivaTetapBerwujud)Pasal 11 (6) UU no. 36 tahun 2008 Lili Syafitri--D-7134

  9. MetodedanTarifAmortisasi( AktivaTetapTidakBerwujud)Pasal 11A (6) UU no. 36 tahun 2008 Lili Syafitri--D-7134

  10. Cara Menghitung Penyusutan Fiskal • Penyusutandimulaipadabulandilakukannyapengeluaran, kecualiuntukharta yang masihdalamprosespengerjaan, penyusutannyadimulaipadabulanselesainyapengerjaanhartatersebut. • Penyusutandimulaipadabulandilakukannyapengeluaranuntukhartaberwujud yang diperolehsetelahtanggal 1 Januari 2001, sedangkanuntuksebelumnyadimulaipadatahunsaatdigunakanaktivatersebut. Lili Syafitri--D-7134

  11. Cara Menghitung Penyusutan Fiskal 3. Dengan persetujuan Direktur Jendral Pajak (KPP), WP dapat memulai penyusutan sejak harta tersebut digunakan atau menghasilkan (bulan produksi komersial) 4. Dasar penyusutan fiskal adalah harga perolehan tanpa dikurangi taksiran nilai residu 5. Penyusutan fiskal dilakukan perjenis aktiva tetap Lili Syafitri--D-7134

  12. Penyusutan Alat-alat Kecil Small tools /perlengkapan yang sama atau sejenis dapat disusutkan dalam satu golongan, misal sendok untuk usaha hotel, pembebanan biaya dapat berdasarkan jumlah pengantian atau pembelian baru Lili Syafitri--D-7134

  13. PerlakuanPPhatasPengeluaran/BiayaperolehanPerangkatLunak (Software) Komputer a. PerangkatLunakKomputeradalahsemua program yang dapatdigunakanpadasistemoperasikomputeratasbiayapengeluarandan up grade berupa program aplikasiumum : • Dapatdibebankansebagaibiayapadatahunpengeluaran • Dikapitalisasipadahargaperolehankomputer, pembebanannyamelaluipenyusutanfiskal (kel 1) Lili Syafitri--D-7134

  14. Perlakuan PPh atas Pengeluaran/Biaya perolehan Perangkat Lunak (Software) Komputer b. Program aplks khusus (kel 1) adalah program yang dirancang khusus untuk keperluan otomatisasi sistem administrasi, pekerjaan, kegiatan usaha tertentu, misalnya perbankan, asuransi, rumah sakit dsb, pembebanannya melalui penyusutan fiskal kelompok 1 Penyusutan komputer, printer, scanner, dan sejenisnya, yang diperoleh sebelum 8 April 02, disusutkan berdasarkan kel 2 (April 02), dan sesudahnya disusutkan kelompok 1. Lili Syafitri--D-7134

  15. Penyusutan Kendaraan Sedan 1. Kendaraan sedan atau yang sejenis termasuk juga kendaraan jenis minibus sepanjang digunakan untuk seorang pegawai tertentu karena jabatannya atau pekerjaannya, dan penggunaannya full time baik untuk kepentingan perusahaan maupun keperluan pribadi dan keluarga pegawai yang bersangkutan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan dan perbaikan rutin termasuk pengeluaran rutin untuk pembelian atau pemakaian bahan bakar, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan (deductible) sebesar 50% 2. Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan (deductible) sebagai 50% melalui penyusutan fiskal kel 2 3. Yang dimiliki sebelum tanggal 18 April 2002, dihitung Nilai Sisa Buku Fiskal Kel.2 tanggal 30 April 2002, 50% nya dapat dibebankan sebagai biaya peruahaan melalui penyuutan fiskal Lili Syafitri--D-7134

  16. Penyusutan Fiskal merupakan Penyusutan Dipercepat Masa manfaat penyusutan fiskal lebih pendek dibandingkan masa penyusutan komersial mengakibatkan pada awal tahun investasi, penyusutan fiskal lebih besar dibanding penyusutan komersial, laba fiskal lebih kecil dibandingkan laba komersial dan PPh terhutang menurut fiskal lebih kecil dari beban PPh menurut akuntansi, dengan PSAK No. 46 akan dibukukan dalam Kewajiban Pajak Tangguhan (Deffered Tax Liabilities) Lili Syafitri--D-7134

  17. Penjualan asset tetap • Sebuahmobilboks yang diperolehperusahaanpadatanggal 12 Juli 2007 denganhargaRp 48.000.000. estimasimasamanfaatmobilboksmenurutakuntansiadalah 6 tahun, sedangkanmenurutpajakadalah 8 tahun. Padatanggal 31 Desember 2008, mobilbokstersebutdijualdenganhargaRp 40.000.000. metodepenyusutanmenurutakuntansidanpajakadalahgarislurustanpanilairesidu. • Diminta : • 1. hitunglahlabaataurugiataspenjualanmobilboks, baik • secaraakuntansimaupunpajak • 2. Buatlahjurnalataspenjualanasettersebut • 3. Hitunglahbesarnyakoreksifiskalpadasaatpengisian • SPT

  18. pembahasan • 1. laba atau rugi penjualan mobil boks : (Rp000) • KeteranganAkuntansiPajak • Harga perolehan 48.000 48.000 • Akumulasi penyusutan (12.000) (8.500) • Nilai buku 36.000 39.500 • Harga pasar 40.00040.000 • Laba penjualan aset 4.000500 • Akumulasi penyusutan : • Akuntansi  Rp 48.000.000 : 6 x 18/12 = Rp 12.000.000 • Perpajakan  Rp 48.000.000 : 8 x 17/12 = Rp 8.500.000

  19. 2. Jurnalpenjualanmobilboks • Kas/Bank Rp44.000.000 • Akum penyust kend Rp12.000.000 • Kendaraan Rp48.000.000 • PPN 16D Rp 4.000.000 • Laba penjualan kend Rp 4.000.000 • Sesuai pasal 16D UU PPN atas penyerahan aset o/ PKP yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak untuk diperjualbelikan terutang PPN, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan. • PPN 16 D Rp 4.000.000 • Kas/Bank Rp 4.000.000

  20. Contohpenjualanasettetapimpor • PT. Asia adalah PKP yang mempunyai API. Pada tanggal 17 Maret 2007, PT. Asia mengimpor sebuah mesin dengan harga faktur sebesar $10.000. Biaya asuransi dan biaya angkut masing-masing sebesar 2% dan 4 % dari harga faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10% dari CIF. Mesin tersebut juga dikenakan PPN 10%. Kurs MenKeu pada saat itu adalah $1 = Rp 10.000. • Selain itu perusahaan juga mengeluarkan biaya pelatihan untuk operator mesin tersebut sebesar Rp 22.200.000, termasuk biaya untuk teknisi dari Taiwan selama melatih operator mesin tersebut. • Menurut akuntansi, mesin tersebut mempunyai estimasi umur 5 tahun, sementara estimasi umur menurut pajak adalah 4 tahun. Metode penyusutan, baik menurut akuntansi maupun pajak, adalah metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember 2008 perusahaan memutuskan untuk menjual aset tetapnya dengan harga Rp 100.000.000.

  21. Contohpenjualanasettetapimpor • Diminta : 1. Buatlahjurnal yang dibuat PT Asia untukperolehanasettetap 2. Buatlahjurnalpenyusutanasettetappadaakhirtahun 2007 olehperusahaandantentukanbesarnyakoreksifiskal yang harusdilakukan 3. Hitunglahlabaataurugiataspenjualanasettetapnya, baiksecaraakuntansimaupunpajak 4. Buatlahjurnalataspenjualanasettetaptersebut 5.Tentukan besarnyakoreksifiskal yang harusdilakukan

  22. Pembahasan1. jurnalperolehanasettetap • Harga faktur (cost) $ 10.000 • Biaya asuransi (insurance) : 2% x $10.000 = 200 • Biaya angkut (freight) : 4% x $10.000 = 400 • CIF (cost, insurance, freight) = $ 10.600 • CIF dalam Rupiah : $10.600 x Rp 10.000 = Rp106.000.000 • Bea masuk : 20% x Rp106.000.000 = Rp 21.200.000 • Bea masuk tambahan : 10% x Rp 106.000.000 = Rp 10.600.000Nilai impor mesin = Rp137.800.000 • Biaya pelatihan = Rp 22.200.000 Harga Perolehan mesin = Rp160.000.000

  23. Jurnalperolehanasettetap • Mesin Rp 160.000.000 • PPN Masukan Rp 13.780.000 • PPh 22 dibyr dmk Rp 3.445.000 • Kas/Bank Rp 177.225.000 • PPN Masukan = 10% x Rp137.800.000 • = Rp 13.780.000 • PPh psl 22 = 2,5% x Rp 137.800.000 • = Rp 3.445.000

  24. 2. Jurnalpenyusutanmesinakhirtahun 2007 • BebanpenymesinRp 26.666.667 • Akumpeny – mesinRp 26.666.667 • Bbnpnystmesin (akt) = Rp160 jt : 5 x 10/12 = Rp 26,67 jt • Bbnpnystmesin (pjk) = Rp 160 jt : 4 x 9/12 = Rp 30 jt • Atasperbedaanpengakuanbesarnyalabapenjualanaset yang terjadiantaraakuntansidanpajak, makaperusahaantidakperlumembuatjurnalpenyesuaian. Perbedaanpengakuanbesarnyalabapenjualanasettersebutmenimbulkanbedatetap/bedapermanenantarapajakdanakuntansi. Olehkarenaitu, perusahaanharusmelakukankoreksinegatifpadarekonsiliasifiskalsaatpengisian SPT sebesar • Koreksinegatif = Rp 26.666.667 – Rp 30.000.000 = Rp 3.333.333

  25. 3. Laba / Rugipenjualanmesin Akum penyusutan mesin menurut : Akuntansi = Rp160.000.000/5 x 21/12 = Rp 56.000.000 Perpajakan = Rp 160.000.000/4 x 21/12 = Rp70.000.000

  26. 4. Jurnalpenjualanmesin Sesuai pasal 16D UU PPN atas penyerahan aset o/ PKP yang menurut tujuan semula aset tersebut tidak untuk diperjualbelikan terutang PPN, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan. PPN 16 D Rp 10.000.000 Kas/Bank Rp 10.000.000

  27. 5. Koreksifiskal • Atas perbedaan pengakuan besarnya laba atau rugi penjualan aset yang terjadi antara akuntansi dan pajak, maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal penyesuaian. Perbedaan pengakuan besarnya laba penjualan aset tersebut menimbulkan beda tetap/beda permanen antara pajak dan akuntansi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan koreksi positif pada rekonsiliasi fiskal saat pengisian SPT sebesar • Koreksi positif = Rp 70.000.000 – Rp 56.000.000 • = Rp 14.000.000

  28. Sebuah gedung dibeli tanggal 1 Jan 2000 dengan harga Rp 600.000.000. estimasi masa manfaat gedung tersebut menurut akuntansi adalah 30 tahun, sedangkan menurut pajak 20 tahun. • Beban penyusutan gedung Rp 20 jt • Akum Penyusutan gedung Rp 20 jt • Menurut pajak penyusutan gedung adalah 5%xRp 600 jt = Rp 30 jt. • atas perbedaan perhitungan tsb, perusahaan tdk perlu membuat jurnal penyesuaian. Perbedaan estimasi masa manfaat tsb menimbulkan beda waktu/temporer antara pajak dan akuntansi. Dengan demikian, perusahaan harus melakukan koreksi negatif pada rekonsiliasi fiskal saat pengisian SPT Tahunan badan Rp 10.000.000.

More Related