1 / 63

Media Monitoring Hari Anti Narkoba Se- Dunia 2012

Media Monitoring Hari Anti Narkoba Se- Dunia 2012. Latar Belakang.

les
Download Presentation

Media Monitoring Hari Anti Narkoba Se- Dunia 2012

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Media Monitoring Hari Anti Narkoba Se-Dunia 2012

  2. Latar Belakang • Memperingati Hari Anti Narkoba se-Dunia pada 26 Juni 2012, Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) melakukan riset media tentang isu tersebut. Riset dilakukan terhadap pemberitaan isu tersebut selama rentang 1 tahun, 15Juni 2011 hingga 15Juni 2012. Riset ini diharapkan dapat memberikan sebuah perspektif tentang dinamika isu narkoba di Indonesia, dalam berbagai perspektif. Hasil riset ini kami olah dalam bentuk rilis.

  3. Metodologi • Penelitianmenggunakanmetodepurposive sampling pada4 media online terkemuka, yakni: Kompas.com, Rakyat Merdeka Online, dan Detik.com, dan Media Indonesia.com • Prosespengumpulan data dilakukandaritanggal 15Juni 2011 – 15Juni 2012. • Teknikpengumpulan data yang digunakanadalahmengumpulkan, mengkategoriisudanmenganalisasemuaberita (content analysis) mengenainarkobadannarkotika.

  4. SebaranIsuNarkobadi Media • Isunarkoba yang paling banyakdiberitakan media dalamwaktu 1 tahuniniadalahpenindakanterhadapkejahatannarkobayaitu 38% dari 1694 berita. Kemudiandisusulpemberantasansebesar 28%, pencegahansebesar 18%, regulasisebesar 13% danrehabilitasisebesar 3%. N=1694

  5. Analisa • Proses penindakan terhadap kasus narkoba masih menjadi primadona pembahasan di media online. Prosentasenya jika diihat cukup besar yaitu 38 % pemberitaan. Terlebih jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencegahan (18 %), regulasi (13 %), dan rehabilitasi (3 %). • Kondisi ini tentu saja sedikit banyak dapat memberikan gambaran bahwa isu-isu narkoba di media lebih cenderung membahas mengenai penindakan terhadap sebuah kasusataupun pemberantasan. Sementara untuk proses pencegahan, media tidak cukup banyak mengangkat tema ini, dimana hal ini cukup disayangkan.

  6. PenempatanBerita • Isu narkoba pada beberapa media selalu menjadi fokus pemberitaan. Hal ini terlihat dari jumlah pemberitaan dengan menggunakan judul “narkoba”atau “narkotika” cukup banyak di media. • Kompas.com, detik.com, dan media Indonesia adalah media-media yang banyak mengangkat isu narkoba menjadi fokus pemberitaan.

  7. Analisa • Dari hasil monitoring beberapa media, terlihat bahwa isu narkoba masih menjadi isu utama dalam sebuah pemberitaan. Hal ini menunjukkan bahwa media masih cukup konsisten turut ambil bagian dalam upaya memerangi narkoba.

  8. Tone Instansi • Untuk tone instansi terkait dengan isu narkoba, pemerintah paling banyak mendapat pemberitaan bernada negatif yaitu sebanyak 268 berita. Sementara untuk pemberitaan positif, pihak kepolisian mendominasi sebanyak 307 berita.

  9. Analisa • Beberapa kebijakan pemerintah terkait dengan isu narkoba selama satu tahun ini nampaknya mendapat respon negatif dari sisi pemberitaan. Hal ini tampak dari sisi tone pemberitaan, pemerintah cenderung mendapat respon negatif. Beberapa kebijakan yang dinilai negatif antara lain, isu grasi yang diberikan kepada Corby, maraknya peredaran narkoba di dalam Lapas, kebijakan Menkumham membatalkan MoU dengan BNN, serta beberapa PNS yang terbukti menjadi pengedar maupun pengguna narkoba. • Sementara untuk pihak kepolisian, walaupun dominasi pemberitaan secara umum adalah positif, tapi beberapa pemberitaan negatif tidak dapat dikesampingkan. Pemberitaan tersebut berkaitan dengan proses pengungkapan kasus narkoba yang dinilai masih belum maksimal. Selain itu, beberapa anggota kepolisian yang turut terjerat kasus narkoba, baik sebagai bandar maupun pemakai, juga turut menyumbang pemberitaan negatif di media. • Tidak jauh berbeda dengan kepolisian maupun pemerintah, BNN juga terdapat pemberitaan negatif terkait dengan upaya penanganan narkoba tidak secara terkoordinir dilakukan. Terutama terkait dengan persoalan narkoba di dalam Lapas. Akibatnya, pihak pemerintah membatalkan MoU dengan pihak BNN. Selain itu, beberapa anggota BNN yang terkait kasus narkoba juga turut menyumbang pemberitaan negatif di media.

  10. Tone KebijakanPemerintah • Tone pemberitaan terkait kebijakan pemerintah lebih banyak netral, yaitu sebanyak 85 berita. Sementara itu, tidak jauh berbeda, tone negatif juga tergolong cukup tinggi yaitu sebanyak 73 berita.

  11. Analisa • Selama rentang waktu setahun, kebijakan pemerintah terkait dengan narkoba dianggap ‘’biasa” oleh media. Tentu saja ini sangat erat kaitannya dengan kecenderungan media yang lebih tertarik dengan isu-isu seputar penangkapan atau pemberantasan. Namun, tidak dapat dipungkiri, ada beberapa kebijakan yang mendapat perhatian tersendiri dari media, seperti kasus pemberian grasi kepada Corby.

  12. JenisNarkoba • Sabu adalah jenis narkoba yang paling banyak dimuat di media, yaitu sebanyak 738 berita. Sementara untuk ekstasi sebanyak 314 berita dan ganja sebanyak 296 berita.

  13. Analisa • Sabu-sabu masih menjadi jenis narkoba paling favorit di kalangan pemakai atau pengedar di Indonesia. Perbandingannya juga cukup mencolok jika dibandingkan antara Indonesia dengan luar negeri. • Sebagai perbandingan, harga sabu-sabu di Malaysia bisa dibandrol dengan harga Rp 300.000,00. Sementara di Indonesia harga sabu-sabu bisa mencapai harga Rp 2 juta.

  14. SubjekPencegahanNarkoba • Pemerintah masih cukup dominan disorot media dalam upaya pencegahan narkoba yaitu sebanyak 121 berita. • Untuk BNN dan Polisi masing-masing sebanyak 80 dan 79 berita. • Pihak LSM adalah pihak yang paling sedikit mendapat sorotan media dalam pencegahan narkoba. Hanya sebanyak 21 berita.

  15. Analisa • Dalam upaya pencegahan bahaya narkoba, media nampaknya lebih condong melihat Pemerintah, BNN dan kepolisian sebagai garda terdepan. • Sementara untuk LSM, perannya tidak begitu banyak diangkat oleh media. Kondisi yang sama juga dialami oleh pihak swasta, dimana media tidak banyak mengulas mengenai sepakterjang swasta dalam pencegahan bahaya narkoba.

  16. Cara PencegahanNarkoba • Pemberitaan di media melihat bahwa kecenderungan metode yang sering dipakai adalah melalui sosialisasi/kampanye. Jumlahnya sebanyak 201 berita. • Sementara untuk pemberdayaan masyarakat, media tidak banyak mengulas. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pemberitaan yang hanya sebanyak 82 berita.

  17. Analisa • Metode sosialisasi/kampanye, nampaknya masih dianggap sebagai metode yang cukup efektif untuk dilakukan dalam rangka pencegahan bahaya narkoba. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak banyak perubahan metode dalam rangka pencegahan bahaya narkoba. • Sementara itu, untuk pemberdayaan masyarakat, cukup disayangkan masih sedikit mendapat pemberitaan di media. Padahal pemberdayaan masyarakat cukup penting untuk dilakukan. Dengan membangun masyarakat menjadi pribadi yang tangguh dan unggul, seperti program “KampungBebasNarkoba” maka kekhawatiran akan bahaya narkoba sedikit banyak akan teratasi.

  18. MetodeSosialisasi/ Kampanye • Metodesosialisasi yang paling banyakdilakukanyaitumelaluipemberitaan di media dansosialisasi di lembaga-lembagapendidikan.

  19. Analisa • Kemajuan teknologi informasi nampaknya tidak cukup banyak membuat perubahan dalam metode sosialisasi/kampanye pencegahan narkoba. Hal ini terbukti dari masih minimnya penggunaan internet sebagai salah satu cara atau bentuk sosialisasi.

  20. KerjasamaAntarInstitusi • Pihak yang paling aktifmelakukankerjasamaataukoordinasidalammencegahnarkobaadalahpemerintah. • Begitujugapihak yang paling banyakdiajakkerjasamaolehpihak-pihak lain adalahpemerintah. • Akantetapipihak LSM, AkamdemikdanSwastalebihbanyakbekerjasamadenganpihakswastadibandingpihakpemerintah.

  21. Analisa • Pemerintah masih menjadi acuan dalam upaya pemberantasan narkoba. Hal ini terlihat dari upaya dan koordinasi yang sering kali dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah juga selalu diajak kerjasama oleh berbagai pihak baik swasta maupun instansi terkait seperti kepolisian dan BNN.

  22. SubyekPemberantasanNarkoba • Pihak polisi adalah pihak yang paling aktif dalam pemberantasan narkoba, yaitu sebanyak 280 berita. • Sementara untuk pemerintah dan BNN , masing-masing sebesar 132 dan 126 berita.

  23. Analisa • Dalam proses pemberantasan narkoba, dari hasil pantauan di media, pihak kepolisian paling banyak menjadi pelaku atau pionir. Jumlah ini cukup jauh jika dibandingkan pemerintah maupun BNN. • Hal ini tentu cukup menggembirakan, namun di satu sisi juga cukup mengkhawatirkan. Upaya pemberantasan narkoba masih sangat bergantung dengan peran aktif dari kepolisian. Padahal dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Dan tidak hanya dalam proses pemberantasan saja, akan tetapi juga pencegahannya.

  24. PemberantasanNarkoba • Kegiatanpemberantasannarkoba yang paling banyakdilakukanadalahpembongkaranjaringansidikat. • Kemudiandisusulpengungkapankasusbaiksecara internal maupuneksternaldariinstitusimasing-masingpihak.

  25. Analisa • Jika dilihat dari jumlah berita yang ada, pemberantasan jaringan sindikat narkoba dominan diberitakan oleh media. Hal ini mengindikasikan bahwa cukup banyak jaringan sindikat narkoba di Indonesia baik yang sudah terungkap, maupun yang masih dalam proses pengungkapan.

  26. PengungkapanSindikat/ JaringanNarkoba • Jaringan yang paling banyakdiungkapadalahjaringannasional, akantetapijaringaninternasionlajugabanyakdiungkapolehpihak BNN, KepolisiandanPemerintah.

  27. Analisa • Jaringan nasional maupun internasional dari sindikat narkoba cukup banyak mendapat pemberitaan di media. Pengungkapan kasusnya juga lebih banyak pada jaringan nasional. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa sel – sel jaringan narkoba di tingkat nasional cukup dominan walaupun dalam bentuk yang tidak besar.

  28. SubyekPenindakanKasusNarkoba • Kepolisianmerupakanpihak yang paling aktifdalampenindakankasusnarkobadi Indonesia. • Kemudiandisusulpihakpemerintahmelalui Bea danCukaidan BNN.

  29. Analisa • Tidak jauh berbeda dengan proses pemberantasan, pihak kepolisian juga masih cukup dominan perannya dalam penindakan kasus narkoba. Sebagai aparat penegak hukum, kepolisian menjadi tumpuan dalam upaya memerangi narkobaselaindidukung pula oleh BNN danPemerintah.

  30. PenindakanKasusNarkoba • Media lebihbanyakmemberitakanpenangkapanterhadappenjahatnarkoba. Hal inisesuaidengansubyek yang paling banyakdiberitakanyaitukepolisan. • Proses penyelidikansampaihukumanterhadappelakukejahatannarobaternyatatidakbanyakdiberitakan media.

  31. Analisa • Kasus penangkapan pemakai maupun pengedar narkoba selalu menjadi tema utama yang diangkat oleh media. Namun, hal yang cukup menarik adalah media ternyata tidak terlalu concern dengan proses persidangan, maupun penuntutan. Hanya pada kasus-kasus tertentu saja yang menjadi perhatian media. Terutama yang melibatkan pemerintah dan instansi terkait.Situasiinilah yang menimbulkankerawananadanyakasus-kasus yang menguapditengahprosespenyelidikan.

  32. JenisKejahatanNarkoba • Kejahatan yang paling banyakterbongkarmaupuntertangkapadalahpengedar/ penyelundupandibandingpemakaidanproduksi.

  33. Analisa • Pengungkapan kasus narkoba selama ini nampaknya tidak banyak menyentuh pada tingkatan produksi narkoba. Tentu saja kondisi ini patut menjadiperhatian. Sudah sejauh apa proses penyelidikanatauinvestigasi yang sudah dilakukan oleh pihak terkaitdalammengungkapkejahatandi level produksinarkoba. • Untuk penangkapan pihak pemakai maupun pengedar, kinerja ini cukup patut diacungi jempol. Walaupun tidak dapat dipungkiri, dengan kondisi perekonomian yang serba sulit di Indonesia, sangat mudah untuk mencari penggantinya.

  34. PemakaiNarkobaBerdasarkanProfesi • Masyarakat yang tidakjelasprofesinya (pengangguran) ternyatamerupakankonsumenterbesarnarkoba. • Polisiternyatamasukdalamtigabesarpemberitaanpengkonsumsinarkoba. Hal inisangatdisayangkan, apalagiadabeberapapihak lain terkaitpenegakhukum.

  35. Analisa • Cukup menjadi peringatan, jika melihat frekuensipemberitaansiapa yang paling banyak mengkonsumsi narkoba di Indonesia. Dilihat dari 3 besar, terdapat masyarakat, swasta, dan Polisi. Dari list tersebut, masyarakat menjadi konsumen terbesar narkoba. Tentu saja kondisi ini cukup memprihatikan. Terlebih jika melihat aparat kepolisian juga masuk daftar pengkonsumsi narkoba. • Salah satu penyebab yang dapat diidentifikasi adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait. Fokus utama yang ditetapkan adalah pada bagian pencegahan, bukan penindakansemata.

  36. PemakaiBerdasarkanJenisKelamin • Laki-lakimerupakanpihak yang paling banyakmengkonsumsinarkoba. • Akantetapi, sangatmenghawatirkanapabiladibandingkanantaralaki-lakidanperempuanyaitu 2:1.

  37. Analisa • Laki-laki masih menjadi konsumen utama narkoba dibandingkan perempuan. Terdapat beberapa alasan yang dapat dijadikan sebab mengapa hal tersebut terjadi. Mulai dari proses pencarian jati diri, kondisi rumah yang tidak harmonis, serta faktor himpitan ekonomi.

  38. Pemakai Berdasarkan Umur • Umur 30 tahunkeatasmerupakankonsumen yang paling banyak. • Yang paling memprihatinkanadalahsudahbanyaknyaremajausiadibawah 15 tahun yang mengkonsumsinarkoba.

  39. Analisa • Usia pemakai lebih banyak diatas 30 tahun. Hal ini disebabkan para pemakai narkoba merupakan para pekerja profesional. Para pekerja profesional seperti artis, pilot, dan pegawai swasta yang bekerja dengan tekanan tinggi lebih banyak mengkonsumsi narkoba. • Namun yang lebih dikhawatirkan adalah anak usia sekolah, dibawah 20 tahun, juga menjadi konsumen narkoba yang jumlahnya juga sangat banyak.

  40. PengedarBerdasarkanJenisProfesi • Masyarakat yang mempunyaiprofesitidakjelas (pengangguran) banyakmenjadipengedarnarkobadi Indonesia, kemudiandisusul WNA. • Akantetapi yang memprihatinkanadalahbanyaknyaoknumPetugasLapasdanPolisi yang sebagaipengedarnarkoba.

  41. Analisa • Peredaran narkoba juga didominasi oleh masyarakat yang tidak jelas profesinya. Lalu disusul oleh WNA. Kemudian disusul oleh Petugas Lapas dan Aparat Kepolisian. • Faktor ekonomi menjadi alasan utama bagi pelaku peredaran narkoba baik itu masyarakat biasa dan WNA. Karena tidak ada pekerjaan yang pasti, masyarakat akhirnya memilih menjadi pengedar narkoba dengan keuntungan yang berlipat ganda. Begitu juga dengan WNA, kebanyakan mereka adalah kurir yang dikirim ke Indonesia dengan bayaran yang tinggi. • Yang menjadi kekhawatiran utama adalah peredaran narkoba yang dilakukan oleh petugas lapas dan aparat kepolisian yang seharusnya menjadi tameng dalam pemberantasan korupsi. Jumlahnya masih sangat besar. Dari riset IMMC, terdapat 94 berita yang melibatkan petugas lapas dan aparat kepolisian sebagai pengedar narkoba.

  42. PengedarBerdasarkanJenisKelamin • Pengedarnarkobamasihdidominasiolehlaki-laki. • Meskipunhanya 1/3 nya, perempuansangatdisayangkanmasukdalamjaringanpengedarnarkoba.

  43. Analisa • Laki-laki masih menjadi pelaku utama dalam peredaran narkoba. Secara umum hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi. Akan tetapi secara psikologis, laki-laki dianggap lebih siap menerima resiko dalam melakukan kejahatan ini. • Meskipun demikian, profesi sebagai pengedar narkoba juga banyak dilakonai oleh perempuan meski tidak sebanyak laki-laki.

  44. Jalur Peredaran Narkoba • Jalurlautmerupakanjalur yang favoritbagiperedarannarkobamengingatbanyaknyapelabuhanilegaldi Indonesia. • Jalurudaraternyatajugabanyakdigunakanparapengedar/penyelundupnarkobauntukmemasarkanbarangharamtersebut.

  45. Analisa • Laut menjadi primadona bagi peredaran narkoba. Luasnya wilayah lautan yang ditunjang dengan minimnya pengawasan menjadi alasan utama bagi pelaku peredaran narkoba. Selain itu, banyaknya pelabuhan-pelabuhan illegal juga semakin mendukung aktivitas peredaran narkoba lewat jalur laut. • Sementara untuk wilayah darat dan udara, penjagaan yang dilakukan ketat, baik itu melalui razia di jalan raya atau melalui pemeriksaan berlapis di airport.

  46. 10 Besar Negara AsalPengedarNarkoba • Penyelundupannarkobadariluarnegeriternyatadidominasidarinegaratetanggayaitu Malaysia danaustralia. • Kemudiandisusuldarinegara China, irandanAfrika.

  47. Analisa • Malaysia dan Australia menjadi dua negara yang menjadi asal penyelundupan narkoba. Malaysia menjadikan Jakarta sebagai Daerah Tujuan dan Australia menjadikan Bali sebagai Daerah Tujuannya. • Kedua negara tersebut merupakan negara tetangga Indonesia yang berbatasan secara langsung. Sehingga penyelundupan bisa dilakukan dengan mudah baik lewat laut maupun udara. • Malaysia juga menjadi negara transit dari negara-negara lain seperti Iran dan beberapa negara Afrika seperti Nigeria dalam penyelundupan narkoba.

  48. Daerah Asal Narkoba • Dari dalamnegeri, Jakarta merupakandaerahasalnarkoba yang paling banyak, baiksebagaitempatproduksimaupunsebagaitempat transit. • Daerah lain yang mempunyaipotensibesarproduksinarkobaadalah Aceh yaituproduksi Ganja.

  49. Analisa • Narkoba yang berasal dari luar negeri didistribusikan kebeberapa kota besar di Indonesia lewat Jakarta. Di Jakarta juga terdapat beberapa pabrik pembuatan narkoba yang dipasok ke kota-kota lain di Indonesia. • Selain Jakarta, Aceh juga merupakan daerah pemasok narkoba khusunya ganja. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya ladang-ladang ganja yang masih beroperasi di wilayah Aceh.

  50. Daerah TujuanPeredaranNarkoba • Selaindaerahasal, Jakarta jugamerupakandaerahpotensialtujuanperedarannarkoba. • Sebagaidaerahwisata, Bali jugamenjadidaerah yang potensialperedarannarkoba.

More Related