1 / 13

METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1. ERY AGUS KURNIANTO, M.HUM. rykkurnianto@yahoo.co.id. PARADIGMA DAN ASUMSI DALAM PENELITIAN SOSIOLINGUITIK. MASYARAKAT HOMOGEN. SETIAP KELOMPOK MANUSIA, BAHKAN INDIVIDU BERBEDA. MASYARAKAT HETEROGEN.

melba
Download Presentation

METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1 ERY AGUS KURNIANTO, M.HUM. rykkurnianto@yahoo.co.id

  2. PARADIGMA DAN ASUMSI DALAM PENELITIAN SOSIOLINGUITIK MASYARAKAT HOMOGEN SETIAP KELOMPOK MANUSIA, BAHKAN INDIVIDU BERBEDA MASYARAKAT HETEROGEN pilihan kode bahasa itu menjadi bermacam-macam. Ada bentuk yang ringkas, ada yang lengkap, ada yang formal, ada pula yang informal, ada bentuk yang santun ada pula yang kasar

  3. Dua Asumsi pokok dalam penelitian sosiolinguistik penjelasan tentang bahasa tidak memadai tanpa melibatkan unsur-unsur di luar bahasa bahasa selalu mempunyai variasi. Masyarakat heterogen, bukan homogen Ancangan penelitian sosiolinguistik seharusnya kontektual Tidakadavariasibahasa Variasi bahasa muncul karena adanya kesalahan berbahasa

  4. DIMENSI PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK dimensipemerian (to describe the object) dimensipenjelasan (to explain the object) dimensipengkondisiansituasi (to situate the object within the contexts) TEMPORAL MATERIAL LOKATIF BIOLOGIS KOSMIS

  5. A. DIMENSI DESKRIPTIF Dimensideskriptifcederungmelihatbahasasecarasinkronis, yaitubahasaadapadawaktudiamati. Padaprinsipnyahasilpengamatanbahasadalamdimensiinidigambarkansecaraobjektifberdasarkanapa yang dilihat (what you see) bukansepertiapa yang diharapkan (not what you expect to). Hasilpenelitiandeskriptifsering pula disebutetnografi (komunikasiatauberbicara). Dalamkaitanini, penelitiakanmelihatsifat-sifatobjek yang diamati, yaitusifatumumbahasa (kesemestaan/universalitas), dansifatkhususbahasa (kekhususan/ partikularitas).

  6. B. DIMENSI EKSPLANATIF Dimensieksplanatifmelihatbahasatidakan sichpadaapa yang dilihat, tetapilebihdariitu. Dalam dimensi ini, peneliti berusaha menjelaskan mengapa objek yang diamati demikian faktanya. Peneliti harus menjelaskan sebab-akibat (lantaran-tujuan) mengapa objek itu tampak demikian. Untuk menjelaskan objek kajian ini, peneliti bisa menarik bahasa ke luar dari titik waktu yang ia lihat, artinya bisa secara diakronis dan bisa pula secara sinkronis.

  7. C. DIMENSI PENGKONDISIAN SITUASI • ASPEK TEMPORAL • temporal menyangkut waktu kosmis Pertama, ketika sebuah objek diamati, objek itu bisa dilihat dari realitas waktu kosmis yang bergulir dari waktu lampau, kekinian, dan masa datang. Untuk kasus permaafan, orang bisa meminta maaf karena peristiwa yang telah terjadi (mis. Maaf kemarin saya lupa...), atau karena peristiwa kekinian (maaf numpang tanya), dan karena peristiwa yang akan terjadi (misalnya maaf besok nggak bisa datang, dsb.). Dari aspek kosmis semacam ini, peneliti bisa mengkategorisasikan jenis apologi ke dalam 3 jenis, misalnya apologi normatif, apologi permisif, dan apologi antisipatif.

  8. b. Temporal Menyangkut Biologis yaitu berdasarkan perkembangan waktu yang dijalani manusia, dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan lansia. Ketika orang mengamati pemakaian kelompok penutur balita, bahasa akan dijelaskan berdasarkan konteks waktu biologis ini.

  9. 2. AspekLokatif Dimensi pengkondisian situasi dengan aspek lokatif berkaitan dengan pemakaian ruang komunikasi (spasial). Ada pemakaian bahasa yang dipengaruhi oleh aspek lokatif ini, misalnya objek pemakaian bahasa pada kampanye dengan percakapan keluarga akan menempati ruang yang berbeda, yang satu pada ruang publik yang yang lain pada ruang domestik.

  10. 3. Aspek Material Dimensi pengkondisian situasi dengan aspek material menyangkut satuan pengisi ruang dan waktu di atas, yaitu bagaimana bahasa menjadi interaksional dalam wacana atau teks. Pengisinya adalah bahasa (dalam wujud teks) itu sendiri dan penuturnya (sebagai pengguna teks).

  11. Aspek pengisi ruang dan waktu komunikasi ini sangat signifikan menentukan pilihan kode tuturan, orang yang berbeda akan memilih kode yang berbeda atau sama, demikian pula bahasa yang berbeda akan berdampak sama atau berbeda pada makna, maksud, dan fungsinya.

  12. Karena begitu banyak aspek-aspek yang dapat membantu analisis pemilihan varian bahasa, Dell Hymes (1972) mengajukan instrumen analisis yang apik dan mudah diingat dalam bentuk singkatan SPEAKING (masing-masing setting-scene, participants, ends, act sequence, key, instruments, norms, dan genre).

  13. PENELITI KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH PASCA PENELITIAN PERUMUSAN MASALAH KETERBATASN pemahaman tentang masyarakat bahasa yang terpilih, pemerian etnografi komunikasi hingga etnografi berbicara, pengamatan terhadap situasi tutur, peristiwa tutur dan kemudian tindak tutur yang dipakai PEKAHAMAN TERHADAP KONSEP MAKRO DALAM SOSIOLINGUISTIK PEKAHAMAN TERHADAP KONSEP MIKRO DALAM SOSIOLINGUISTIK satuan bahasa berupa tindak tutur itu dilihat sebagai satuan lainnya, yaitu satuan bentuk, makna, informasi, maksud dan fungsi.

More Related