1 / 18

III. PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

III. PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI. Perkembangan gamet jantan , dimulai dari pembentukan polen dalam anter . Pembentukan anter melalui perkembangan yang karakteristik demikian juga pembentukan polen yang dimulai dari pembentukan mikrosporangium (kantung polen).

mele
Download Presentation

III. PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. III. PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI • Perkembangan gamet jantan, dimulai dari pembentukan polen dalam anter. Pembentukan anter melalui perkembangan yang karakteristik demikian juga pembentukan polen yang dimulai dari pembentukan mikrosporangium (kantung polen). • Perkembangan gamet betina, dimulai dengan pembentukan kantung embrio (gametofit betina) kemudian membentuk gamet betina (telur).

  2. Proses pembentukannya melalui: MIKROSPOROGENESIS 3.1.GAMET JANTAN Mikrosporogenesis adalah pembentukan :mikrospora (polen) yang terjadi di dalam anter. Pembentukan polen diawali oleh pembentukan mikrosporangium( kantung polen ).

  3. Gambar mikrosporogenesis

  4. MIKROSPORANGIUM • Mikrosoprangiumkantung spora/kotaksari : fungsinya menghasilkan mikrospora atau polen. • Mikrosporangium terbentuk dari adanya: jaringan sporogen, lokulus kantung spora dan lapisan dinding khusus.  pembentukan jaringan mengikuti perkembangan mikrosporangium KEMUDIAN  membentuk anter.

  5. Anter : - umumnya bercuping dua, dihubungkan oleh konektivum. - membentuk kotak sari disebut teka,terdiri dari : # jaringan tapetum, # jaringan endotesium # sporogonium (pollen sac), yang diisi polen

  6. Gambar umum dari anter epidermis endotesium konektivum tapetum endotesium sporogonium

  7. PROSES PEMBENTUKAN DINDING ANTHER • Jaringan meristem pada lapisan pertama dibawah protoderm disebut arkesporial yang terdiri dari bagian luar dan dalam, kedua lapisan membelah secara periklinal. • Lapisan luar arkesporium menurunkan lapisan yang terdiri dari sel-sel parietal primer, kemudian membentuk 3 lapisan sel-sel parietal sekunder. • Lapisan luar dari lapisan parietal, membentuk lapisan endotesium, lapisan tengah dan tapetum.

  8. Jaringan meristem membentuk jaringan pemula yang membelah secara periklinal membentuk arkespora yang kemudian membentuk lapisan sporogen dan sel parietal. Lapisan sporogen akan membentuk sel induk serbuk sari dan Lapisan parietal yang membelah secara antiklinal dan periklinal akan membentuk tapetum. Lapisan luar dari sel parietal disebut endotesium yang nantinya berfungsi untuk pembukaan kantung sari.

  9. Perkembangan selanjutnya adalah: Lapisan dalam arkesporium menurunkan sel-sel sporogen primer, kemudian berubah membentuk sel-sel sporogen sekunder yang kemudian akan membesar dan berfungsi sebagai sel induk spora, yang akan membesar dan akan membelahmeiosis menghasilkan mikrospora haploid.  SEL INDUK SPORA = MIKROSPOROSIT = SEL INDUK POLEN.

  10. SKEMA Perkembangan Dinding Anter Arkesporium Epidermis Sel parietal primer Sel sporogen primer Sel parietal sekunder Sel parietal sekunder Sel sporogen sekunder Endotesium Lap..tengah atas Lap..tengah bawah Tapetum Lap.tengah Lap.tengah Lap.tengah Sel induk Mikrospora Tapetum Endotesium Meiosis Epidermis

  11. POLEN PADA STADIUM BERINTI SATU DISEBUT MIKROSPORA Epidermis dibentuk dari pembelahan-pembelahan secara antiklinal, yang akan bertambah besar dan akan berfungsi sebagai pelindung. Dapat dijelaskan pada bagan di slide berikutnya:

  12. PERKEMBANGAN MIKROSPORANGIUM MIKROSPOROGENESIS Lapisan luar Sel sporogen primer JARINGAN MERISTEM DI BAWAH PROTODERM ARKESPORANGIUM / ARKESPORIAL Lapisan dalam Sel parietal primer SEL PERIETAL PRIMER SEL-SEL SPOROGEN PRIMER SEL PARIETAL SEKUNDER SEL-SEL SPOROGEN SEKUNDER ENDOTESIUM LAPISAN TENGAH SEL INDUK MIKROSORA TAPETUM

  13. . POLEN PADA STADIUM BERINTI SATU DISEBUT MIKROSPORA. keluar nya serbuk sari apabila endotesium sudah kehilangan air, yaitu: endotesium akan mengecil/mengkerut, maka anther akan terbuka. (mengenai polen diuraikan pada bagian lain) . Epidermis dibentuk dari pembelahan-pembelahan secara antiklinal, yang akan bertambah besar dan akan berfungsi sebagai pelindung. Epidermis dibentuk dari pembelahan-pembelahan secara antiklinal, yang akan bertambah besar dan akan berfungsi sebagai pelindung

  14. Endotesium: - Sel-selnya memanjang, - Terdiri dari fibrous - Sel-selnya berdinding tebal, mengandung selulosa, makin dewasa akan berlignin, yang akan membuat anter menjadi kaku selama perkembangan polensehingga terhindar dari perubahan volume. Lapisan tengah: - sel-selnya pipih - setelah polen bermeiosis, lapisan tengah akan hancur

  15. Tapetum: Sel-selnya homogen dan mempunyai 2 tipe sel, yaitu: tipe amoeboid dan tipe sekresi. 1.Tipe amoeboid = periplasmodial terdiri dari :organel-organel yang tidak larut dan mengisi ruang anter, selama polen berkembang akan bergerak dan diduga mengandung enzim.

  16. 2.Tipe sekresi=glandular terdiri dari :sel-sel yang mengandung sekresi dari organel retikulum endoplasmik dan diktiosom, yang akan bertahan selama polen dewasa, akan hancur apabila polen matang dan akan mengeluarkan tryfin yang mengandung lipid. Fungsi tapetum: untuk mengalirkan nutrisi selama polen berdiferensiasi

  17. Proses-proses yang terjadi dalam tapetum: Sebelum polen masak, sel-sel tapetum mengalami penebalan. Bersamaan dengan terbentuknya tetrad, sel tapetum membesar membentuk pro-orbikula. Pada tahap tetrad akhir, sporopelenin yang tersimpan di bakula seksin menyelubungi pro-orbikula membentuk orbikula

  18. Pada Tumbuhan Heleborus, orbikula bebas didalam anter. Pada Sorghum bicolor, dinding orbikula menutupi permukaan tangensial bagian tapetum yang akan utuh walaupun protoplasmanya hancur (autolisis) yang akan masuk ke dalam mikrospora untuk sekresi selanjutnya atau untuk disimpan dan dipolimerisasi secara in situ didalam dinding polen.  menunjukkan adanya sintesis prekursor sporopelenin, polimerisasi dan menyimpan sporopelenin

More Related