1 / 25

PRINSIP KERJA PROSEDUR ANALISIS PROKSIMAT

PRINSIP KERJA PROSEDUR ANALISIS PROKSIMAT. ANALISIS FRAKSI AIR. PRINSIP MENGUAPKAN AIR YANG TERDAPAT DALAM BAHAN DENGAN OVEN DENGAN SUHU 105 o C DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU (3 – 24 JAM) HINGGA SELURUH AIR YANG TERDAPAT DALAM BAHAN MENGUAP ATAU PENYUSUTAN BERAT BAHAN TIDAK BERUBAH LAGI.

sumana
Download Presentation

PRINSIP KERJA PROSEDUR ANALISIS PROKSIMAT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PRINSIP KERJA PROSEDUR ANALISIS PROKSIMAT

  2. ANALISIS FRAKSI AIR • PRINSIP MENGUAPKANAIR YANG TERDAPAT DALAM BAHAN DENGAN OVEN DENGAN SUHU 105oC DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU (3 – 24 JAM) HINGGA SELURUH AIR YANG TERDAPAT DALAM BAHAN MENGUAP ATAU PENYUSUTAN BERAT BAHAN TIDAK BERUBAH LAGI Analisis AIR

  3. KELEMAHAN 1. TIDAK HANYA AIR YANG MENGUAP, TETAPI TERDAPAT JUGA SENYAWA-SENYAWA ASAM-BASA ORGANIK SEDERHANA (BM RENDAH) YANG IKUT MENGUAP ( MIS: ASAM ASETAT, BUTIRAT, PROPIONAT, ESTER ATSIRI, DLL) SEHINGGA TERHITUNG SEBAGAI KOMPONEN AIR. 2. AIR YANG TERIKAT DALAM SENYAWA SUKAR UNTUK MENGUAP, SEHINGGA MENGURANGI TOTAL AIR. Analisis AIR

  4. KOMPONEN FRAKSI AIR, ASAM DAN BASA ORGANIK YANG MUDAH MENGUAP Analisis AIR

  5. RUMUS BERAT AWAL BAHAN - BERAT AKHIR BAHAN SEBELUM DIOVEN (gram) SETELAH DIOVEN (gram) AIR (%) = ------------------------------------------------------------------------------ X 100 BERAT AWAL BAHAN SEBELUM DIOVEN (gram) Analisis AIR

  6. ANALISIS FRAKSI ABU • PRINSIP MEMBAKAR BAHAN DALAM TANUR/TUNGKU (FURNACE) DENGAN SUHU 600oC SELAMA WAKTU TERTENTU (6 – 8 JAM) SEHINGGGA SELURUH UNSUR UTAMA PEMBENTUK SENYAWA ORGANIK (C, H, O, N) HABIS TERBAKAR DAN BERUBAHMENJADI GAS. SISANYA ADALAH ABU (BERWARNA DARI PUTIH SAMPAI ABU ABU) YANG MERUPAKAN KUMPULAN DARI MINERAL-MINERAL . DENGAN PERKA-TAAN LAIN BAHWA ABU ADALAH TOTAL MINERAL DALAM BAHAN Analisis ABU

  7. KELEMAHAN • TIDAK SELURUHNYA UNSUR UTAMA PEMBENTUK SENYAWA ORGANIK DAPAT TERBAKAR DAN BERUBAH MENJADI GAS. OKSIGEN ADA YANG MASIH TINGGAL DALAM ABU SEBAGAI OKSIDA (MIS : CaO) DAN KARBON SEBAGAI KARBONAT (CO3) • SEBAGIAN MINERAL TERTENTU MENGUAP MENJADI GAS ( MIS : SULFUR SEBAGAI H2S) Analisis ABU

  8. KOMPONEN FRAKSI MINERAL (Ca,P, Fe, dll), OKSIDA, KARBONAT Analisis ABU

  9. RUMUS BERAT ABU (gram) ABU (%) = ---------------------------------------------------------------------- X 100 BERAT AWAL BAHAN SEBELUM DIBAKAR (gram) Analisis ABU

  10. ANALISIS FRAKSI PROTEIN KASAR • PRINSIP PENETAPAN NILAI PROTEIN KASAR DILAKUKAN SECARA TIDAK LANGSUNG, KARENA ANALISIS INI DIDASARKAN PADA PENENTUAN KANDUNGAN NITROGEN YANG TERDAPAT DALAM BAHAN. KANDUNGAN NITROGEN YANG DIPEROLEH DIKALIKAN DENGAN 6,25 SEBAGAI ANGKA KONVERSI NILAI NITROGEN MENJADI NILAI PROTEIN. NILAI 6,25 DIPEROLEH DARI ASUMSI BAHWA PROTEIN MENGANDUNG 16 % NITROGEN ( PERBANDINGAN PROTEIN:NITROGEN = 100:16 = 6,25:1) Analisis PROTEIN KASAR

  11. PENENTUAN NITROGEN MELALUI 3 TAHAPAN ANALISIS KIMIA • DESTRUKSI/DIGESTI, YAITU TAHAP PENGHANCURAN BAHAN MENJADI KOMPONEN SEDERHANA, SEHINGGA NITROGEN DALAM BAHAN TERPISAH DARI IKATAN ORGANIKNYA. NITROGEN TERSEBUT KEMUDIAN DIIKAT OLEH H2SO4 MENJADI (NH4)2SO4. • DESTILASI, YATU TAHAP PEMISAHAN. PENGIKATAN KOMPONEN ORGANIK TIDAK HANYA KEPADA NITROGEN SAJA JUGA TERHADAP KOMPONEN LAIN, SEHINGGA NITROGEN HARUS DIISOLASI / DIPISAHKAN. Analisis PROTEIN KASAR

  12. UNTUK MELEPASKAN NITROGEN DALAM LARUTAN HASIL DESTRUKSI ADALAH MERUBAH NITROGEN DALAM BENTUK (NH4)2SO4MENJADI GAS NH3 DENGAN PEMBERIAN NaOH JENUH. AGAR PERUBAHAN ITU SEMPURNA MAKA DILAKUKAN PEMANASAN. GAS NH3 YANG TERBENTUK SELANJUTNYA DIKONDENSASI DENGAN KONDENSOR, SELANJUTNYA NH3 DIIKAT OLEH H3BO3 MEMBENTUK (NH4)3BO3 3. TITRASI, YAITU TAHAP PENETAPAN NILAI NITROGEN. NITROGEN DALAM (NH4)3BO3 DITENTUKAN JUMLAHNYA DENGAN CARA DITITRASI DENGAN HCl. Analisis PROTEIN KASAR

  13. KELEMAHAN 1. NITROGEN YANG TERDAPAT DALAM BAHAN, SELAIN TERDAPAT DALAM PROTEIN, JUGA TERDAPAT DALAM SENYAWA ORGANIK LAIN, SEHINGGA TERHITUNG SEBAGAI KOMPONEN FRAKSI PROTEIN KASAR. SENYAWA BUKAN PROTEIN YANG MENGANDUNG NITROGEN DISEBUT SENYAWA NPN (NON PROTEIN NITROGEN). Analisis PROTEIN KASAR

  14. 2. NILAI 6,25 TIDAK SELALU TETAP, TERGANTUNG BAHAN YANG DIANALISIS. UMUMNYA PROTEIN NABATI KURANG DARI 6,25 SEDANGKAN HEWANI LEBIH DARI 6,25. BILAMANA ANDA MENDAPAT DATA MENGENAI ANGKA KONVERSI YANG TEPAT UNTUK BAHAN YANG ANDA ANALISIS, MAKA PAKAILAH ANGKA TERSEBUT. Analisis PROTEIN KASAR

  15. KOMPONEN FRAKSI PROTEIN, ASAM AMINO BEBAS, AMINE NITRAT, GLIKOSIDA YANG MENGANDUNG N, VITAMIN B, ASAM NUKLEAT, HCN, ALKALOID, UREA. Analisis PROTEIN KASAR

  16. RUMUS ml HCl X N HCl X 6,25 X 14 X 0,001 PROTEIN KASAR (%) = ------------------------------------------------------- X 100 BERAT AWAL BAHAN (gram) ml HCl = VOLUME HCl YANG DIGUNAKAN UNTUK TITRASI (ml) N HCl = NILAI NORMALITAS LARUTAN HCL YANG DIGUNAKAN TITRASI 6,25 = ANGKA KONVERSI NITOGEN KE PROTEIN KASAR 14 = BERAT ATOM NITROGEN 0,001 = KONVERSI SATUAN ml KE LITER Analisis PROTEIN KASAR

  17. ANALISIS FRAKSI LEMAK KASAR • PRINSIP MELARUTKAN (EKSTRAKSI) LEMAK YANG TERDAPAT DALAM BAHAN DENGAN PELARUT LEMAK (ETHER) SELAMA BEBERAPA WAKTU (3-8 JAM). EKTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKHLET. BEBERAPA PELARUT YANG DAPAT DIGUNAKAN ADALAH KLOROFORM, PETROLEUM BENZEN, HEKSANA, ASETON. LEMAK YANG TER TEREKSTRAKSI DALAM (LARUT DALAM PELARUT) AKAN TERAKUMULASI DALAM WADAH PELARUT (LABU SOKHLET) KEMUDIAN DIPISAHKAN DARI PELARUTNYA DENGAN CARA DIPANASKAN DENGAN OVEN 105oC. Analisis LEMAK KASAR

  18. PELARUT AKAN MENGUAP SEDANGKAN LEMAK TIDAK (TITIK DIDIH LEMAK LEBIH TINGGI DARI 105oC), SEHINGGA TIDAK MENGUAP DAN TINGGAL DALAM WADAH). LEMAK DALAM WADAH DITENTUKAN BERATNYA. Analisis LEMAK KASAR

  19. KELEMAHAN • TIDAK HANYA LEMAK YANG DAPAT LARUT DALAM PELARUT LEMAK, TETAPI TERDAPAT PULA KOMPONEN SENYAWA ORGANIK LAIN YANG BUKAN LEMAK LARUT DALAM PELARUT LEMAK ( MIS : PIGMEN, ASAM ORGANIK, KLOROFIL, STEROL, VITAMIN ADEK) SEHINGGA TERHITUNG SEBAGAI KOMPONEN FRAKSI LEMAK. • LEMAK DENGAN BOBOT MOLEKUL BESAR SERTA KOMPLEKS (MIS : FOSFOLIPID, LIPOPROTEIN) SULIT LARUT DALAM ETHER, SEHINGGA BAHAN YANG DEMIKIAN (UMUMNYA DARI HEWANI) HARUS DIDEKSTRUKSI DULU AGAR BISA LARUT (MISALNYA DENGAN HCl). Analisis LEMAK KASAR

  20. KOMPONEN FRAKSI LEMAK, MINYAK, MALAM (LILIN), PIGMEN, ASAM ORGANIK, KLOROFIL, STEROL, VITAMIN ADEK, CURCUMIN, KAROTEN. Analisis LEMAK KASAR

  21. RUMUS BERAT LEMAK (gram) LEMAK KASAR (%) = -------------------------------------------- X 100 BERAT AWAL BAHAN (gram) Analisis LEMAK KASAR

  22. ANALISIS FRAKSI SERAT KASAR • PRINSIP KOMPONEN DALAM SUATU BAHAN YANGTIDAK LARUT DALAM PEMASAKAN /PEREBUSAN (RESIDU) DENGAN ASAM ENCER DAN BASA ENCER SELAMA 30 MENIT ADALAH SERAT KASAR DAN ABU. UNTUK MENDAPATKAN NILAI SERAT KASAR, MAKA BAGIAN YANG TIDAK LARUT TERSEBUT (RESIDU) DIBAKAR SESUAI PROSEDUR ANALISIS ABU. SELISIH ANTARA RESIDU DENGAN ABU ADALAH SERAT KASAR. Analisis SERAT KASAR

  23. KELEMAHAN TERDAPAT SEBAGIAN KECIL SENYAWA ORGANIK YANG TERGOLONG FRAKSI SERAT MASIH DAPAT LARUT DALAM ASAM DAN BASA ENCER, SEHINGGA MENGURANGI NILAI KANDUNGAN SERAT (MIS : SELULOSA, HEMISELULOSA) Analisis SERAT KASAR

  24. KOMPONEN FRAKSI SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN Analisis SERAT KASAR

  25. RUMUS BERAT RESIDU (gram) – BERAT ABU (gram) SERAT KASAR (%) = --------------------------------------------------------------- X 100 BERAT AWAL BAHAN (gram) Analisis SERAT KASAR

More Related