1 / 58

I I . 6 Diagnosis (Kesehatan Keluarga-Holistik)

I I . 6 Diagnosis (Kesehatan Keluarga-Holistik). Diagnosis Kesehatan Keluarga Masalah internal keluarga Masalah Keluarga: - Masalah biologis: TB C dan hipertensi grade 1 tekanan darah tidak terkontrol Masalah psikososial: - Masalah sosial: -.

tobit
Download Presentation

I I . 6 Diagnosis (Kesehatan Keluarga-Holistik)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. II.6 Diagnosis (Kesehatan Keluarga-Holistik) Diagnosis Kesehatan Keluarga Masalah internal keluarga • Masalah Keluarga: - • Masalah biologis: TBC dan hipertensi grade 1 tekanan darah tidak terkontrol • Masalah psikososial: - • Masalah sosial: -

  2. Masalah ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: masih lebih besarnya pengeluaran dibandingkan pendapatan dan belum adanya alokasi dana untuk kesehatan • Masalah perilaku kesehatan keluarga: • Keluarga tidak berolah raga • Keluarga Pasien merokok • Diet tinggi garam • Perilaku berobat kuratif • Perilaku self-medication

  3. Masalah eksternal keluarga • Masalah Masalah pelayanan kesehatan: - • Lingkungan rumah (tempat tinggal) • Rumah pada lingkungan yang padat dan kumuh • Ventilasi dan pencahayaan kurang • Letak barang tidak teratur • MCK, tempat mencuci dan dapur yang berdekatan • Kebersihan lingkungan kurang

  4. Diagnosis Holistik

  5. Aspek personal Keluhan • Batuk berdahak sejak satu bulan sebelum ke puskesmas kelurahan Kayu Putih Kekhawatiran • Khawatir mengalami kebocoran paru atau berkembang menjadi penyakit yang lebih berat bila tidak diobati dengan benar • khawatir istri dan anak pasien tertulari penyakit pasien

  6. Harapan • Berharap penyakitnya dapat sembuh total dari penyakitnya dan tidak menulari keluarganya.

  7. Aspek klinik • TB paru rontgen positif, BTA negatif kasus baru • Hipertensi grade 1 dengan tekanan darah tidak terkontrol

  8. Aspek risiko internal • Kebiasaan makan (diet tinggi garam dan konsumsi kopi) • Perilaku berobat kuratif • Perilaku self-medication • Perilaku jarang berolahraga

  9. Aspek psikososial keluarga dan lingkungan • Kurangnya partisipasi keluarga dalam penatalaksanaan kesehatan pasien. • Kesadaran akan kesehatan yang rendah pada istri dan anak ketiga pasien. • Terdapat resiko tinggi penularan pada keluarga • Kurangnya pengetahuan Istri sebagai pelaku rawat • Rumah pada lingkungan yang padat dan kumuh • Ventilasi dan pencahayaan kurang • Kebersihan lingkungan kurang

  10. Derajat fungsional : 2

  11. II.7 Rencana Penatalaksanaan Dan Pembinaan Keluarga

  12. Rencana Diagnosis • Pemeriksaan sputum BTA ( istri dan anak ketiga) • Foto roentgen thoraks (istri dan anak ketiga ) • Cek fungsi hati • Cek gula darah sewaktu • Cek profil lipid • Cek EKG

  13. Rencana Terapi Medikamentosa: • Obat anti tuberculosis kategori 1 ( 2RHZE/4 R3H3) • Captopril 1 x 12,5 mg

  14. Nonmedikamentosa (Edukasi pasien dan keluarga): • Edukasi: • Menjelaskan bahwa batuk berdahak yang dirasakan berasal dari gangguan paru dan kekhawatiran mengenai komplikasi penyakitnya dapat dicegah bila pasien berobat dan kontrol secra teratur,dan tidak putus obat. Menjelaskan pentingnya penatalaksanaan secara holistic ( terutama preventif dan kuratif) untuk keluhannya itu agar harapan pasien tercapai • Edukasi tentang penyakit tuberculosis (etiologi, gejala, terapi, pencegahan dan penularan)

  15. Edukasi mengenai hipertensi dan modifikasi gaya hidup dengan diet rendah garam, mengurangi konsumsi kopi, olahraga dan berhenti merokok. • Edukasi istri pasien, pentingnya pelaku rawat dalam tatalaksana penyakit pasien • Memotivasi istri pasien agar lebih meningkatkan taraf kesehatannya

  16. Edukasi pentingnya upaya prefentif dalam menunjang kesehatan • Edukasi bahaya dari prilaku self-medication kepada kesehatan • Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya alokasi dana khusus untuk kesehatan keluarga • Edukasi tentang pentingnya ventilasi dan pencahayaan yang baik untuk menciptakan rumah yang sehat • Edukasi tentang lingkungan sehat dan bersih untuk meningkatkan taraf kesehata

  17. II. 7 Tindak Lanjut & Hasil Intervensi

  18. Kedatangan PertamaPuskesmas Kelurahan Kayu Putih(16 November 2009) • Perkenalan dengan pasien serta membina rapport • Pengumpulan data melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penegakkan diagnosis • Pemberian medikamentosa serta meminta kontrol 1bulan lagi • Edukasi mengenai penyakit pasien ( etiologi, gejala, penularan, pencegahan dan pengobatan)

  19. Persamaan persepsi mengenai apa yang dimaksud dengan sembuh • Permintaan persetujuan untuk melakukan intervensi terhadap masalah pasien • Permintaan persetujuan untuk melakukan kunjungan rumah

  20. TINDAK LANJUT I(25 november 2009) • Aspek personal (keluhan, kekhawatiran, dan harapan) S: Batuk pasien sudah berkurang, pasien tetap khawatir bila istri dan anak ke 3 nya yang tinggal serumah tidak memeriksakan diri dan mendapat pengobatan akan dapat menulari pasien O: terdapat keluhan batuk lama (3 minggu) pada istri dan anak pasien yang tidak sembuh dengan obat batuk A: kekhawatiran pasien akan penyakitnya yang akan terus berulang bila istri dan anaknya tidak berperan serta dalam pengobatan

  21. P: Memberikan motivasi edukasi kepada istri dan anak pasien mengenai kekhawatirannya terhadap penyakit yang dialami sekarang. Bahwa penyakit ini merupakan penyakit menular melalui droplet ( air liur). Yang walaupun bisa disembuhkan. Pasien dapat terjangkit kembali bila ada orang disekitarnya yang memiliki penyakit yang sama dan tidak mendapat pengobatan. Untuk itu dibutuhkan peran serta seluruh keluarga untuk memutuskan rantai penularannya.

  22. Aspek Klinis: TBC paru S: • batuk sudah berkurang • dahak encer • keluhan seperti sesak, demam, keringat malam, nafsu makan berkurang sudah tidak dirasakan pasien • berat badan pasien telah naik 1 kg dalam 10 hari • Pasien sudah dapat beraktivitas seperti biasa • Pasien minum obat secara teratur dan saat ini obat minum sudah hampir habis dan tanggal 29 november pasien bermaksud untuk mengambil obat kembali.

  23. O: keadaan umum : tampak tidak sakit kesadaran : compos mentis, TD :140/80 frekuensi nafas : 20 kali/ menit, kedalaman cukup,teratur, frekuensi nadi : 90 kali /menit status paru : Inspeksi : gerakan simteris dalam statis-dinamis Palpasi : benjolan (-), fremitus kanan < kiri ,perkusi: redup/redup Auskultasi : bronkovesikuler+/+, ronkhi basah kasar pada lapang paru atas kanan dan lapang paru bawah kanan-kiri

  24. A: TBC paru BTA (-) dalam pengobatan OAT kategori 1(10 hari) dengan perbaikan P: Rencana diagnosis : -Pemeriksaan fungsi hati Rencana terapi : - Medikamentosa: OAT kategori I ( 2 RHZE/ 4R3H3) - Nonmedikamentosa: - motivasi kepatuhan berobat dan kontrol - edukasi perilaku pencegahan terhadap orang sekitar - memberikan susu tinggi protein - kontrol 1 bulan kemudian - rencana edukasi penyakit TBC

  25. Hipertensi grade 1: S: sakit kepala (-), pusing (-), tengkuk terasa berat (-), tidak ada kelemahan pada ekstremitas, gangguan penglihatan (-). Obat diminum teratur, mengurangi mengkonsumsi kopi O:TD 140/80 mmHg A: hipertensi grade 1 tekanan darah belum terkontrol

  26. P: Rencana terapi : - Medikamentosa: captopril 1 x12,5 mg - Nonmedikamentosa: - edukasi untuk berolahraga rutin min. 3x/minggu selama 30 menit - edukasi untuk mengurangi konsumsi garam dan kopi - memotivasi untuk meminum obat secara teratur - rencana edukasi penyakit hipertensi Rencana diagnosis: - cek GDS, profil lipid dan EKG

  27. Aspek risiko Internal S: pasien hanya berobat ke dokter jika ada keluhan saja namun untuk upaya pencegahan (preventif) belum pernah dipikirkan dan dilakukan pasien,istri dan anak. Apabila pasien atau keluarganya sakit maka pasien akan membeli obat sendiri di apotik tanpa pemeriksaan dahulu ke dokter. Sehingga di rumah pasien terdapat berbagai macam obat. Saat ini pasien sudah mengurangi konsumsi kopi (1x/sehari,setiap pagi) dan makanan asin (3 sendok teh garam dan ikan asin 4 x/seminggu). Pasien belum menjalani olahraga rutin karena ia merasa selama ini berpergian dengan bersepeda sudah seperti olahraga.

  28. O: - A: - perilaku berobat kuratif - perilaku self- medication - kurang berolahraga - diet tinggi garam dan kopi P: • Memotivasi akan perilaku pasien untuk berobat ke dokter (keasadaran berobat) namun perlu pula didukung dengan upaya pencegahan (preventif) pasien dan istri telah mengerti • Rencana edukasi tentang bahaya prilaku self- medication • Edukasi untuk berolahraga rutin min. 3x/minggu selama 30 menit (tercakup di aspek klinis hipertensi) • Edukasi untuk mengurangi konsumsi garam dan kopi (tercakup di aspek klinis hipertensi)

  29. Identifikasi masalah dalam keluarga dan melengkapi berkas pasien • Meminta izin pasien dan keluarga untuk kembali dikunjungi untuk mengevaluasi kembali masalah medis dan nonmedis pasien serta keluarga

  30. TINDAK LANJUT II(09 Desember 2009) Aspek personal (keluhan, kekhawatiran, dan harapan) S: • pasien sudah tidak mengeluh batuk • pasien khawatir terhadap bila istri dan anak ke 3 nya yang tinggal serumah yang belum memeriksakan diri ke puskesmas O: terdapat keluhan batuk lama (3 minggu) pada istri dan anak pasien yang tidak sembuh dengan obat batuk

  31. A: Kekhawatiran pasien akan penyakitnya yang akan terus berulang bila istri dan anaknya tidak berperan serta dalam pengobatan P: • Edukasi mengenai penularan dan pengobatan secara tuntas penyakit TBC terutama kepada istri pasien. • Edukasi pentingnya peran serta seluruh keluarga dalam penatalaksanaan penyakit pasien ( memutuskan rantai penularanya sehingga didapatkan kesembuhan total)

  32. Aspek Klinis: TBC paru S: batuk berdahak (-),sesak (-), demam (-), keringat malam (-), nafsu makan meningkat, berat badan pasien telah naik 2 kg dalam 18 hari. Pasien sudah dapat beraktivitas seperti biasa. Pasien minum obat secara teratur dan tanggal 28 desember pasien bermaksud untuk mengambil obat kembali. O: keadaan umum : tampak tidak sakit kesadaran : compos mentis TD :130/80 frekuensi nafas : 20 kali/ menit, kedalaman cukup, teratur frekuensi nadi : 86 kali /menit, status paru : Inspeksi: gerakan simteris dalam statis-dinamis, palpasi: benjolan (-), fremitus kanan < kiri perkusi: redup/redup, auskultasi : bronkovesikuler+/+, ronkhi basah kasar pada lapang paru atas kanan dan lapang paru bawah kanan-kiri

  33. A: TBC paru BTA (-) dalam pengobatan OAT kategori 1(24 hari) dengan perbaikan P: Rencana diagnosis : • Pemeriksaan fungsi hati Rencana terapi : • Medikamentosa: OAT kategori I ( 2 RHZE/ 4R3H3) • Nonmedikamentosa: - edukasi penyakit TB (flip chart,leaflet) - motivasi kepatuhan berobat dan kontrol - memberikan susu tinggi protein - anjuran kontrol 1 bulan kemudian

  34. Hipertensi grade 1: S: sakit kepala (-), pusing (-), tengkuk terasa berat (-), tidak ada kelemahan pada ekstremitas, gangguan penglihatan (-). Obat diminum teratur, mengurangi mengkonsumsi kopi O: TD 130/80 mmHg GDS 118 mg/dl A: hipertensi grade 1 tekanan darah terkontrol

  35. P: Rencana terapi : - Medikamentosa: captopril 1 x12,5 mg - Nonmedikamentosa: - edukasi penyakit hipertensi dan tips mengatasinya (flip chart, leafleat) - edukasi untuk berolahraga rutin min. 3x/minggu selama 30 menit - edukasi untuk mengurangi konsumsi garam dan kopi - memotivasi untuk meminum obat secara teratur Rencana diagnosis: - cek profil lipid dan EKG

  36. Aspek risiko Internal S: Pasien masih melakukan pengobatan kuratif dan mngkonsumsi obat-obat warung.Saat ini pasien masih konsumsi kopi (1x/sehari,setiap pagi) dan makanan asin. Pasien mulai berolahrga yaitu jogging 4 x/seminggu, megitari komplek selama satu jam. O: - A: - perilaku berobat kuratif - perilaku self- medication - kurang berolahraga - diet tinggi garam dan kopi

  37. P: • Menigkatkan motivasi akan keasadaran berobat dengan upaya pencegahan (preventif) pasien dan istri telah mengerti  kurang kooperatif, dengan alas an keterbatasan dana • Edukasi mengenai bahaya prilaku self- medication • Memotivasi pasien agar terus mempertahankan kebiasaan berolahraga rutin • Edukasi untuk mengurangi konsumsi garam dan kopi (tercakup di aspek klinis hipertensi)

  38. Aspek Psikososial keluarga dan lingkungan S: Istri dan anak pasien belum mau memeriksakan diri ke dokter untuk keluhan batuk serupa dengan pasien. Istri pasien sebagai pelaku rawat telah mengingatkan pasien bentuk mengurangi konsumsi kopi. Namun istri dan pasien masih megkonsumsi makanan asin walau porsi pasien lebih sedikit dibandingkan istri. Istri dan anak pasien belum mengurangi kebiasaan merokoknya. Pasien ingin memasukkan anak ketiganya ke dalam kartu gakin di karenakan brlum menikah dan masih tinggal satu rumah. Hanya terdapat 2 jendela di lantai 2 dan satu pintu yang menghadap ke dinding rumah tetangga. Penerangan juga dirasa kurang

  39. O:- A: - Kurangnya partisipasi keluarga dalam pengobatan pasien - Kebiasaan merokok - Belum adanya alokasi dana kesehatan keluarga - kurangnya ventilasi dan peneragan P: - Memotivasi istri pasien sebagai pelaku rawat mengerti akan penyakit yangpasien alami - Edukasi bahaya merokok dan tips menguranginya  dengan slide - Menjelaskan pentingnya alokasi dana kesehatan dalam keluarga - mengedukasi pentingnya ventilasi dan penerangan yang baik

  40. TINDAK LANJUT III(23 Desember 2009) Aspek personal (keluhan, kekhawatiran, dan harapan) S: keluhan (-),istri dan anak pasien akan memeriksakan diri ke puskesmas saatpasien mengambil obat. O: terdapat keluhan batuk lama (3 minggu) pada istri dan anak pasien yang tidak sembuh dengan obat batuk

  41. A: Kekhawatiran pasien akan penyakitnya yang akan terus berulang bila istri dan anaknya tidak berperan serta dalam pengobatan P: • Motivasi istri pasien untuk memeriksakan diri ke puskesmas. • Edukasi kembali pentingnya peran serta seluruh keluarga dalam penatalaksanaan penyakit pasien ( memutuskan rantai penularanya sehingga didapatkan kesembuhan total)

  42. Aspek Klinis: TBC paru S: batuk berdahak (-),sesak (-), demam (-), keringat malam (-), nafsu makan meningkat, berat badan pasien telah naik 2, 5 kg dalam 1 bulan. Pasien sudah dapat beraktivitas seperti biasa. Pasien minum obat dan susu secara teratur dan tanggal 28 desember pasien bermaksud untuk mengambil obat kembali. O: keadaan umum : tampak tidak sakit, kesadaran : compos mentis, TD :130/80, frekuensi nafas : 20 kali/ menit, kedalaman cukup, teratur, frekuensi nadi : 92 kali /menit, status paru : Inspeksi : gerakan simteris dalam statis-dinamis, Palpasi : benjolan (-), fremitus kanan < kiri , Perkusi : redup/redup, Auskultasi : bronkovesikuler+/+, ronkhi basah kasar pada lapang paru atas kanan dan lapang paru bawah kanan-kiri

  43. A: TBC paru BTA (-) dalam pengobatan OAT kategori 1(39 hari) dengan perbaikan P: Rencana diagnosis • Pemeriksaan fungsi hati Rencana terapi : - Medikamentosa: OAT kategori I ( 2 RHZE/ 4R3H3) - Nonmedikamentosa: - edukasi penyakit TB ( motivasi melakukan pemeriksaan sputum BTA setelah pengobatan 2 bulan ) - memotivasi untuk mempertahankan kepatuhan berobat dan kontrol, walau keluhan sudah tidak dirasakan pasien - anjuran kontrol 1 x/bulan

  44. Hipertensi grade 1: S: sakit kepala (-), pusing (-), tengkuk terasa berat (-), tidak ada kelemahan pada ekstremitas, gangguan penglihatan (-). Obat diminum teratur, mengurangi mengkonsumsi kopi ( 3x/seminggu) O: TD 130/80 mmHg A: hipertensi grade 1 tekanan darah terkontrol

  45. P: Rencana terapi : - Medikamentosa: captopril 1 x12,5 mg - Nonmedikamentosa: - edukasi tentang penyakit hipertensi dan tips mengatasinya (pentingnya minum obat teratur) - motivasi untuk tetap rutin berolahraga ( min. 3x/minggu selama 30 menit) - motivasi untuk mengurangi konsumsi garam (1-2 sendok teh) dan kopi ( 1x/seminggu) Rencana diagnosis: - cek profil lipid dan EKG

  46. Aspek risiko Internal S: Pasien masih berobat bila terdapat keluhan, hanya saja saat ini pasien melakukan control tekanan darah setiap bulan bersamaan dengan pengambilan obat. masih mngkonsumsi obat-obat warung yang ada di rumah.Pasien telah mengurangi konsumsi kopi (3x/minggu) dan makanan asin ( 3x seminggu). Pasien masih rutin berolahrga yaitu jogging 4 x/seminggu, mengitari komplek selama satu jam. O: - A: - perilaku berobat kuratif - perilaku self- medication - diet tinggi garam dan kopi P: • Memotivasi akan perilaku pasien untuk berobat ke dokter (kesadaran berobat) setidaknya yang terkait dengan penyakitnya • Memotivasi pasien agar terus mempertahankan kebiasaan berolahraga rutin. • Edukasi untuk mengurangi konsumsi garam ( 1-2 sendok teh/hari dan konsumsi ikan asin 1 x/seminggu) dan kopi (1 x/seminggu)

  47. Apsek Psikososial keluarga dan lingkungan S: Istri dan anak pasien akan memeriksakan diri ke puskesmas saat pasien akanmengambil obat. istri dan pasien masih megkonsumsi makanan asin walau frekuensinya sudahdikurangai ( 3x seminggu). Istri dan anak pasien belum mengurangi kebiasaan merokoknya. Pasien akan mengurus kartu Gakinnya saat kembali ke puskesmas. Jendela rumah di buka setiap pagi O:- A: - Kebiasaan merokok - Belum adanya alokasi dana kesehatan keluarga P: - Memotivasi untuk mengurangi merokok dan tidak merokok di dalam rumah atau disekitaranak-anak - Menjelaskan pentingnya alokasi dana kesehatan dalam keluarga

  48. II. 8 Diagnosis Holistik Akhir (Pembinaan Pertama) Aspek personal • Keluhan : batu berdahak sudah tidak ada • Kekhawatiran: Pasien tidak lagi khawatir tentang penyakitnya ini • Harapan : Pasien berharap dapat sembuh secara tuntas

  49. Aspek klinik • TBC paru rontgen positif, BTA negatif kasus baru dalam pengobatan OAT kategori 1 bulan pertama • Hipertensi grade 1 tekanan darah terkontrol

More Related