1 / 29

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

ETIKA PROFESI AKUNTANSI. BENY SUSANTI., SE., MM. PRINSIP ETlKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA .

umay
Download Presentation

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ETIKA PROFESI AKUNTANSI BENY SUSANTI., SE., MM

  2. PRINSIP ETlKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA • KeanggotaandalamIkatanAkuntan Indonesia bersifatsukarela. Denganmenjadianggota, seorangakuntanmempunyaikewajibanuntukmenjagadisiplindiridiatasdanmelebihi yang disyaratkanolehhukumdanperaturan. • PrinsipEtikaProfesidalamKodeEtikIkatanAkuntan Indonesia menyatakanpengakuanprofesiakantanggungjawabnyakepadapublik, pemakaijasaakuntan, danrekan. Prinsipinimemanduanggotadalammemenuhitanggung-jawabprofesionalnyadanmerupakanlandasandasarperilakuetikadanperilakuprofesionalnya. Prinsipinimemintakomitmenuntukberperilakuterhormat, bahkandenganpengorbanankeuntunganpribadi

  3. PrinsipPertamaTanggungJawabProfesi Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

  4. PrinsipPertamaTanggungJawabProfesi • Sebagaiprofesional, anggotamempunyaiperanpentingdalammasyarakat. Sejalandenganperanantersebut, anggotamempunyaitanggungjawabkepadasemuapemakaijasaprofesionalmereka. Anggotajugaharusselalubertanggungjawabuntukbekerjasarnadengansesamaanggotauntukmengembangkanprofesiakuntansi, memeliharakepercayaanmasyarakat, danmenjalankantanggung-jawabprofesidalammengaturdirinyasendiri. Usaha kolektifsemuaanggotadiperlukanuntukmemeliharadanmeningkatkantradisiprofesi.

  5. PrinsipKeduaKepentinganPublik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

  6. PrinsipKeduaKepentinganPublik • 01. Satuciriutamadarisuatuprofesiadalahpenerimaantanggung-jawabkepadapublik. Profesiakuntanmemegangperanan yang pentingdimasyarakat, dimanapublikdariprofesiakuntan yang terdiridariklien, pemberikredit, pemerintah, pemberikerja, pegawai, investor, duniabisnisdankeuangan, danpihaklainnyabergantungkepaclaobyektivitasdanintegritasakuntandalammemeliharaberjalannyafungsibisnissecaratertib. Ketergantunganinimenimbulkantanggung-jawabakuntanterhadapkepentinganpublik. Kepentinganpublikdidefinisikansebagaikepentinganmasyarakatdaninstitusi yang dilayanianggotasecarakeseluruhan. Ketergantunganinimenyebabkansikapdantingkahlakuakuntandalammenyediakanjasanyamempengaruhikesejahteraanekonomimasyarakatdannegara.

  7. PrinsipKeduaKepentinganPublik • 02. Profesiakuntandapattetapberadapadaposisi yang pentinginihanyadenganterusmenerusmemberikanjasa yang unikinipadatingkat yang menunjukkanbahwakepercayaanmasyarakatdipegangteguh. Kepentinganutamaprofesiakuntanadalahuntukmembuatpemakaijasaakuntanpahambahwajasaakuntandilakukandengantingkatprestasitertinggidansesuaidenganpersyaratanetika yang diperlukanuntukmencapaitingkatprestasitersebut.

  8. PrinsipKeduaKepentinganPublik • 03. Dalammememuhitanggung-jawabprofesionalnya, anggotamungkinmenghadapitekanan yang salingberbenturandenganpihak-pihak yang berkepentingan. Dalammengatasibenturanini, anggotaharusbertindakdenganpenuhintegritar, dengansuatukeyakinanbahwaapabilaanggotamemenuhikewajibannyakepadapublik, makakepentinganpenerimajasaterlayanidengansebaik-baiknya. • 04. Mereka yang memperolehpelayanandarianggotamengharapkananggotauntukmemenuhitanggungjawabnyadenganintegritas, obyektivitas, keseksamaanprofesional, dankepentinganuntukmelayanipublik. Anggotadiharapkanuntukmemberikanjasaberkualitas, mengenakanimbalanjasa yang pantas, sertamenawarkanberbagaijasa, semuanyadilakukandengantingkatprofesionalisme yang konsistendenganPrinsipEtikaProfesiini.

  9. 05. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus-menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

  10. PrinsipKeduaKepentinganPublik • 06. Tanggung-jawabseorangakuntantidaksemata-matauntukmemenuhikebutuhanklien individual ataupemberikerja. Dalammelaksanakantugasnyaseorangakuntanharusmengikutistandarprofesi yang dititik-beratkanpadakepentinganpublik, misalnya: • auditor independenmembantumemeliharaintegritasdanefisiensidarilaporankeuangan yang disajikankepadalembagakeuanganuntukmendukungpemberianpinjamandankepadapemegangsahamuntukmemperoleh modal; • eksekutifkeuanganbekerjadiberbagaibidangakuntansimanajemendalamorganisasidanmemberikankontribusiterhadapefisiensidanefektivitasdaripenggunaansumberdayaorganisasi; • auditor intern memberikankeyakinantentangsistempengendalian internal yang baikuntukmeningkatkankeandalaninformasikeuangandaripemberikerjakepadapihakluar. • ahlipajakmembantumembangunkepercayaandanefisiensisertapenerapan yang adildarisistempajak; dan • • konsultanmanajemenmempunyaitanggung-jawabterhadap • kepentinganumumdalammembantupembuatankeputusan • manajemen yang baik.

  11. PrinsipKetigaIntegritas • Untukmemeliharadanmeningkatkankepercayaanpublik, setiapanggotaharusmemenuhitanggungjawabprofesionalnyadenganintegritassetinggimungkin. • 01. Integritasadalahsuatuelemenkarakter yang mendasaritimbulnyapengakuanprofesional. Integritasmerupakankualitas yang melandasikepercayaanpublikdanmerupakanpatokan (benchmark) bagianggotadalammengujisemuakeputusan yang diambilnya. • 02. Integritasmengharuskanseoranganggotauntuk, antara lain, bersikapjujurdanberterusterangtanpaharusmengorbankanrahasiapenerimajasa. Pelayanandankepercayaanpubliktidakbolehdikalahkanolehkeuntunganpribadi. Integritasdapatmenerimakesalahan yang tidakdisengajadanperbedaanpendapat yang jujur, tetapitidakdapatmenerimakecuranganataupeniadaanprinsip.

  12. PrinsipKetigaIntegritas • 03. Integritasdiukurdalambentukapa yang benardanadil. Dalamhaltidakterdapataturan, standar, panduankhususataudalammenghadapipendapat yang bertentangan, anggotaharusmengujikeputusanatauperbuatannyadenganbertanyaapakahanggotatelahmelakukanapa yang seorangberintegritasakanlakukandanapakahanggotatelahmenjagaintegritasdirinya. Integritasmengharuskananggotauntukmenaatibaikbentukmaupunjiwastandarteknisdanetika. • 04. Integritasjugamengharuskananggotauntukmengikutiprinsipobyektivitasdankehati-hatianprofesional.

  13. PrinsipKeempatObyektivitas • Setiapanggotaharusmenjagaobyektivitasnyadanbebasdaribenturankepentingandalampemenuhankewajibanprofesionalnya. • 01. Obyektivitasadalahsuatukualitas yang memberikannilaiatasjasa yang diberikananggota. Prinsipobyektivitasmengharuskananggotabersikapadil, tidakmemihak, jujursecaraintelektual, tidakberprasangkaatau bias, sertabebasdaribenturankepentinganatauberadadibawahpengaruhpihak lain.

  14. PrinsipKeempatObyektivitas • 02. Anggotabekerjadalamberbagaikapasitas yang berbedadanharusmenunjukkanobyektivitasmerekadalamberbagaisituasi. Anggotadalampraktikpublikmemberikanjasaatestasi, perpajakan, sertakonsultasimanajemen. Anggota yang lain menyiapkanlaporankeuangansebagaiseorangbawahan, melakukanjasa audit internal danbekerjadalamkapasitaskeuangandanmanajemennyadiindustri, pendidikandanpemerintahan. Merekajugamendidikdanmelatihorang-orang yang inginmasukkedalamprofesi. Apapunjasaataukapasitasnya, anggotaharusmelindungiintegritaspekerjaannyadanmemeliharaobyektivitas. • 03. Dalammenghadapisituasidanpraktik yang secaraspesifikberhubungandenganaturanetikasehubungandenganobyektivitas, pertimbangan yang cukupharusdiberikanterhadapfaktor-faktorberikut:

  15. PrinsipKeempatObyektivitas • a. Adakalanyaanggotadihadapkankepadasituasi yang memungkinkanmerekamenerimatekanan-tekanan yang diberikankepadanya. Tekananinidapatmenggangguobyektivitasnya. • b. Adalahtidakpraktisuntukmenyatakandanmenggambarkansemuasituasidimanatekanan-tekananinimungkinterjadi. Ukurankewajaran (reasonableness) harusdigunakandalammenentukanstandaruntukmengindentifikasihubungan yang mungkinataukelihatandapatmerusakobyektivitasanggota. • c. Hubungan-hubungan yang memungkinkanprasangka, bias ataupengaruhlainnyauntukmelanggarobyektivitasharusdihindari. • d. Anggotamemilikikewajibanuntukmemastikanbahwaorang-orang yang terilbatdalampemberianjasaprofesionalmematuhiprinsipobyektivitas. • e. Anggotatidakbolehmenerimaataumenawarkanhadiahatau entertainment yang dipercayadapatmenimbulkanpengaruh yang tidakpantasterhadappertimbanganprofesionalmerekaatauterhadaporang-orang yang berhubungandenganmereka. Anggotaharusmenghindarisituasi-situasi yang dapatmembuatposisiprofesionalmerekaternoda.

  16. PrinsipKelimaKompetensidanKehati-hatianProfesional • Setiapanggotaharusmelaksanakanjasaprofesionalnyatkngankehati-hatian, kompetensidanketekunan, sertamempunyaikewajibanuntukmempertahankanpengetahuandanketerampilanprofesionalpadatingkat yang diperlukanuntukmemastikanbahwaklienataupemberikerjamemperolehmatifaatdarijasaprofesional yang kompetenberdasarkanperkembanganpraktik, legislasidanteknik yang paling mutakhir.

  17. PrinsipKelimaKompetensidanKehati-hatianProfesional • 01. Kehati-hatianprofesionalmengharuskananggotauntukmemenuhitanggungjawabprofesionalnyadengankompetensidanketekunan. Hal inimengandungartibahwaanggotamempunyaikewajibanuntukmelaksanakanjasaprofesionaldengansebaik-baiknyasesuaidengankemampuannya, dernikepentinganpenggunajasadankonsistendengantanggung-jawabprofesikepadapublik.

  18. PrinsipKelimaKompetensidanKehati-hatianProfesional • 02. Kompetensidiperolehmelaluipendidikandanpengalaman. Anggotaseyogyanyatidakmenggambarkandirinyamernilkikeahlianataupengalaman yang tidakmerekapunyai. Dalamsemuapenugasandandalamsemuatanggung-jawabnya, setiapanggotaharusmelakukanupayauntukmencapaitingkatankompetensi yang akanmeyakinkanbahwakualitasjasa yang diberikanmemenuhitingkatanprofesionalismetinggisepertidisyaratkanolehPrinsipEtika.

  19. PrinsipKelimaKompetensidanKehati-hatianProfesional • Kompetensiprofesionaldapatdibagimenjadi 2 (dua) fase yang terpisah: • a. PencapaianKompetensiProfesional. Pencapaiankompetensiprofesionalpadaawalnyamemerlukanstandarpendidikanumum yang tinggi, diikutiolehpendidikankhusus, pelatihandanujianprofesionaldalamsubyek-subyek yang relevan, danpengalamankerja. Hal iniharusmenjadipolapengembangan yang normal untukanggota. • b. PemeliharaanKompetensiProfesional. • • Kompetensiharusdipeliharadandijagamelaluikornitmenuntukbelajardanmelakukanpeningkatanprofesionalsecaraberkesinambunganselamakehidupanprofesionalanggota. • • Pemeliharaankompetensiprofesionalmemerlukankesadaranuntukterusmengikutiperkembanganprofesiakuntansi, termasukdiantaranyapernyataan-pernyataanakuntansi, auditing danperaturanlainnya, baiknasionalmaupuninternasional yang relevan. • • Anggotaharusmenerapkansuatu program yang dirancanguntukmemastikanterdapatnyakendalimutuataspelaksanaanjasaprofesional yang konsistendenganstandarnasionaldaninternasional.

  20. PrinsipKelimaKompetensidanKehati-hatianProfesional • 03. Kompetensimenunjukkanterdapatnyapencapaiandanpemeliharaansuatutingkatanpemahamandanpengetahuan yang memungkinkanseoranganggotauntukmemberikanjasadengankemudahandankecerdikan. Dalamhalpenugasanprofesionalmelebihikompetensianggotaatauperusahaan, anggotawajibmelakukankonsultasiataumenyerahkanklienkepadapihak lain yang lebihkompeten. Setiapanggotabertanggung-jawabuntukmenentukankompetensimasing-masingataumenilaiapakahpendidikan, pengalamandanpertimbangan yang diperlukanmemadaiuntuktanggung-jawab yang harusdipenuhinya.

  21. PrinsipKelimaKompetensidanKehati-hatianProfesional • 04. Anggotaharustekundalammemenuhitanggung-jawabnyakepadapenerimajasadanpublik. Ketekunanmengandungartipemenuhantanggung-jawabuntukmemberikanjasadengansegeradanberhati-hati, sempurnadanmematuhistandarteknisdanetika yang berlaku. • 05. Kehati-hatianprofesionalmengharuskananggotauntukmerencanakandanmengawasisecaraseksamasetiapkegiatanprofesional yang menjaditanggung-jawabnya.

  22. PrinsipKenamKerahasiaan Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya

  23. PrinsipKenamKerahasiaan • 01. Anggotamempunyaikewajibanuntukmenghormatikerahasiaaninformasitentangklienataupemberikerja yang diperolehmelaluijasaprofesional yang diberikannya. Kewajibankerahasiaanberlanjutbahkansetelahhubunganantaraanggotadanklienataupemberikerjaberakhir. • 02. Kerahasiaanharusdijagaolehanggotakecualijikapersetujuankhusustelahdiberikanatauterdapatkewajiban legal atauprofesionaluntukmengungkapkaninformasi. • 03. Anggotamempunyaikewajibanuntukmemastikanbahwastafdibawahpengawasannyadanorang-orang yang dimintanasihatdanbantuannyamenghormatiprinsipkerahasiaan.

  24. PrinsipKenamKerahasiaan • 04. Kerahasiaantidaklahsemata-matamasalahpengungkapaninformasi. Kerahasiaanjugamengharuskananggota yang memperolehinformasiselamamelakukanjasaprofesionaltidakmenggunakanatauterlihatmenggunakaninformasi terse but untukkeuntunganpribadiataukeuntunganpihakketiga. • 05. Anggota yang mempunyaiaksesterhadapinformasirahasia ten tang penerimajasatidakbolehmengungkapkannyakepublik. Karenaitu, anggotatidakbolehmembuatpengungkapan yang tidakdisetujui (unauthorized disclosure) kepadaorang lain. Hal initidakberlakuuntukpengungkapaninformasidengantujuanmemenuhitanggung-jawabanggotaberdasarkanstandarprofesional.

  25. PrinsipKenamKerahasiaan • 06. Kepentinganumumdanprofesimenuntutbahwastandarprofesi yang berhubungandengankerahasiaandidefinisikandanbahwaterdapatpanduanmengenaisifatdanluaskewajibankerahasiaansertamengenaiberbagaikeadaandimanainformasi yang diperolehselamamelakukanjasaprofesionaldapatatauperludiungkapkan. • 07. Berikutiniadalahcontohhal-hal yang harusdipertimbangkandalammenentukansejauhmanainformasirahasiadapatdiungkapkan.

  26. PrinsipKenamKerahasiaan • a. Apabilapengungkapandiizinkan. Jikapersetujuanuntukmengungkapkandiberikanolehpenerimajasa, kepentingansemuapihaktermasukpihakketiga yang kepentingannyadapatterpengaruhharusdipertimbangkan. • b. Pengungkapandiharuskanolehhukum. Beberapacontohdimanaanggotadiharuskanolehhukumuntukmengungkapkaninformasirahasiaadalah: • • untukmenghasilkandokumenataumemberikanbuktidalamproseshukum; danuntukmengungkapkanadanyapelanggaranhukumkepadapublik. •  c. Ketikaadakewajibanatauhakprofesionaluntukmengungkapkan: • • untukmematuhistandarteknisdanaturanetika; pengungkapansepertiitutidakbertentangandenganprinsipetikaini; • • untukmelindungikepentinganprofesionalanggotadalamsidangpengadilan; • • untukmenaatipeneleahanmutu (ataupenelaahansejawat) IAI ataubadanprofesionallainnya;.dan . untukmenanggapipermintaanatauinvestigasioleh IAI ataubadanpengatur.

  27. PrinsipKetujuh - PerilakuProfesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi: 01. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi hams dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Prinsip Kedelapan - Standar Teknis

  28. PrinsipKedelapan - StandarTeknis • Setiapanggotaharusmelaksanakanjasaprofesionalnyasesuaidenganstandarteknisdanstandarproesional yang relevan. Sesuaidengankeahliannyadandenganberhati-hati, anggotamempunyaikewajibanuntukmelaksanakanpenugasandaripenerimajasaselamapenugasantersebutsejalandenganprinsipintegritasdanobyektivitas. • Standarteknisdanstandarprofesional yang hams ditaatianggotaadalahstandar yang dikeluarkanolehlkatanAkuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badanpengatur, danperaturanperundang-undangan yang relevan.

More Related