1 / 34

AKUNTANSI LANJUTAN II

AKUNTANSI LANJUTAN II. LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN - PERSEDIAAN MODUL 5 (PERTEMUAN KE-9) DISUSUN OLEH : SHINTA MELZATIA, S.E., M.Ak. PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA. TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN.

Gabriel
Download Presentation

AKUNTANSI LANJUTAN II

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. AKUNTANSI LANJUTAN II LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN - PERSEDIAAN MODUL 5 (PERTEMUAN KE-9) DISUSUN OLEH : SHINTA MELZATIA, S.E., M.Ak. PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

  2. TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN • Pengaruh transaksi antara perusahaan afiliasi (transaksi antar-perusahaan) harus dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi. • Transaksi antar-perusahaan mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan afiliasi. • Keuntungan dan kerugian dari transaksi antar-perusahaan harus dieliminasi sampai direalisasi melalui penggunaan atau melalui penjualan kepada pihak2 diluar entitas yang dikonsolidasikan. • PSAK No. 4 : Laporan konsolidasi seharusnya tidak memasukkan keuntungan atau kerugian dari transaksi antar-perusahaan dalam grup. Karenanya setiap laba atau rugi antar-perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).

  3. PSAK No. 4 juga menekankan bahwa jumlah laba antar-perusahaan yang dieliminasi tidak dipengaruhi oleh keberadaan minoritas dan harus dieliminasi semuanya. • Alasan pengeliminasian laba dan rugi antar perusahaan adalah bahwa manajemen dari perusahaan induk dapat mengendalikan semua transaksi antar-perusahaan, termasuk otorisasi dan penetapan harga, tanpa tawar menawar antar-perusahaan afiliasi. • Tujuan eliminasi adalah untuk menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan yang seharusnya tampak jika transaksi antar-perusahaan tidak ada. • Kebanyakan transaksi antar-perusahaan yang menyangkut keuntungan dan kerugian dapat dikelompokkan ke dalam persediaan, aktiva tetap, dan obligasi.

  4. Pendapatan diakui (dicatat sebagai pendapatan) ketika pendapatan tersebut direalisasi, yaitu ketika pendapatan tersebut diperoleh. • Pendapatan/penjualan antar-perusahaan2 afiliasi tidak dapat diakui sampai barang dagangan tersebut dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan. • Penjualan persediaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan afiliasi menghasilkan akun resiprokal penjualan dan pembelian jika entitas pembeli mempunyai sistem persediaan periodik dan akun resiprokal penjualan dan harga pokok penjualan jika entitas pembeli menggunakan sistem persediaan perpetual.

  5. Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar-Perusahaan • Jika sistem persediaan periodik digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah : D Penjualan K Pembelian * Jika sistem perpetual yang digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah : D Penjualan K Harga Pokok Penjualan

  6. ILUSTRASI : ELIMINASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN ANTAR-PERUSAHAAN • PT Prima mendirikan perusahaan anak, PT Sarana, tahun 2001 untuk menjual lini produk PT Prima. • Semua pembelian PT S berasal dari PT P dengan harga 20% diatas harga perolehan PT Prima. • Selama tahun 2001 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 20.000 kepada PT S dengan harga Rp 24.000. • PT S menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000. • Selama tahun 2001, penjualan PT P termasuk yang dijual ke PT S adalah Rp 24.000

  7. Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh PT P dan PT S : Buku PT Prima • Mencatat pembelian kredit dari entitas lain Persediaan 20.000 Utang dagang 20.000 2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana Piutang dagang – PT S 24.000 Penjualan 24.000 • Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana HPP 20.000 Persediaan 20.000

  8. Buku PT Sarana • Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima Persediaan 24.000 Utang dagang – PT Prima 24.000 2. Mencatat penjualan ke pelanggan diluar entitas yang dikonsolidasikan Piutang dagang 30.000 Penjualan 30.000 • Mencatat HPP atas penjualan ke pelanggan HPP 24.000 Persediaan 24.000

  9. Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi • Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah penjualan dan harga pokok penjualan yang sama dieliminasi, dan gabungan laba bruto adalah sama dengan laba bruto konsolidasi.

  10. ILUSTRASI : ELIMINASI LABA YANG BELUM DIREALISASI DALAM PERSEDIAAN AKHIR • Selama tahun 2002 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 30.000 kepada PT S dengan harga Rp 36.000. • PT S menjual kembali semuanya kecuali Rp 6.000, dengan harga Rp 37.500 (Dari HPP 30.000, karena yang 6.000 belum terjual).

  11. Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh PT P dan PT S : Buku PT Prima • Mencatat pembelian kredit dari entitas lain Persediaan 30.000 Utang dagang 30.000 2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana Piutang dagang – PT S 36.000 Penjualan 36.000 • Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana HPP 30.000 Persediaan 30.000

  12. Buku PT Sarana • Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima Persediaan 36.000 Utang dagang – PT Prima 36.000 2. Mencatat penjualan ke pelanggan diluar entitas yang dikonsolidasikan Piutang dagang 37.500 Penjualan 37.500 • Mencatat HPP atas penjualan ke pelanggan HPP 30.000 Persediaan 30.000

  13. Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi • Ayat jurnal kertas kerja konsolidasi : • Mengeliminasi penjualan dan pembelian atar perusahaan • Penjualan 36.000 • HPP 36.000 • Mengeliminasi laba antar-perusahaan dari HPP dan persediaan • HPP 1.000 • Persediaan 1.000

  14. Seluruh laba antar-perusahaan atas penjualan antara perusahaan2 afiliasi direalisasi dan diakui oleh entitas yang dikonsolidasikan pada periode dimana barang dagangan tersebut dijual kembali kepada entitas2 luar. • Sampai barang dagangan tersebut terjual kembali, setiap laba/rugi atas penjualan antar-perusahaan yang belum direalisasi harus dieliminasi dalam proses konsolidasi. • Setiap laba/rugi yang belum direalisasi atas penjualan antar-perusahaan direfleksikan dalam persediaan akhir dari afiliasi pembeli karena persediaan tersebut merefleksikan harga transfer antar-perusahaan bukan biaya bagi entitas yang dikonsolidasikan.

  15. ILUSTRASI : PENGAKUAN LABA YANG BELUM DIREALISASI DALAM PERSEDIAAN AWAL • Selama tahun 2003 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 40.000 kepada PT S dengan harga Rp 48.000. • PT S menjual 75% dari barang dagang tersebut seharga Rp 45.000. • PT S juga menjual barang dagang dari persediaan awalnya (yang Rp 6.000) dengan harga Rp 7.500.

  16. Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh PT P dan PT S : Buku PT Prima • Mencatat pembelian kredit dari entitas lain Persediaan 40.000 Utang dagang 40.000 2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana Piutang dagang – PT S 48.000 Penjualan 48.000 • Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana HPP 40.000 Persediaan 40.000

  17. Buku PT Sarana • Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima Persediaan 48.000 Utang dagang – PT Prima 48.000 2. Mencatat penjualan sebesar Rp 45.000 dan Rp 7.500 Piutang dagang 52.500 Penjualan 52.500 • Mencatat HPP (dari pembelian Rp 48.000x75%, dan dari persediaan awal Rp 6.000) HPP 42.000 Persediaan 42.000

  18. Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

  19. Ayat jurnal kertas kerja konsolidasi : a. Mengeliminasi penjualan dan pembelian atar perusahaan Penjualan 48.000 HPP 48.000 b. Mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan Investasi pada PT S 1.000 HPP 1.000 c. Menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir HPP 2.000 Persediaan 2.000

  20. PENJUALAN ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS • Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anak disebut dengan penjualan arus ke bawah. • Penjualan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk disebut dengan penjualan arus ke atas. • Dalam kasus penjualan arus ke bawah, pendapatan terpisah perusahaan induk meliputi seluruh jumlah laba yang belum direalisasi (termasuk dalam akun penjualan dan harga pokok penjualannya), dan pendapatan perusahaan anak tidak terpengaruh.

  21. Pendapatan hak minoritas mungkin terpengaruh jika laba bersih perusahaan anak memasukkan laba yang belum direalisasi (situasi arus ke atas). • Sebaliknya pendapatan hak minoritas tidak terpengaruh jika pendapatan terpisah perusahaan induk memasukkan laba yang belum direalisasi (situasi arus ke bawah). • Jika laba bersih perusahaan anak disajikan terlalu besar (dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan), karena perusahaan anak memasukkan laba yang belum direalisasi, pendapatan yang dialokasikan kepada hak minoritas seharusnya didasarkan pada pendapatan perusahaan anak yang telah direalisasi.

  22. Laba dan rugi yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas dialokasikan secara proporsional antara laba bersih konsolidasi (hak mayoritas) dan pendapatan hak minoritas (hak minoritas).

  23. ILUSTRASI : PENGARUH ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS PADA PERHITUNGAN PENDAPATAN • Pendapatan terpisah perusahaan induk dan 80% kepemilikannya pada perusahaan anak tahun 2005 sbb : Induk (Rp) Anak (Rp) Penjualan 600.000 300.000 HPP 300.000180.000 Laba Bruto 300.000 120.000 Beban2 -100.000- 70.000 Pendapatan terpisah induk 200.000 Pendapatan bersih anak 50.000 • Penjualan antar perusahaan selama 2005 Rp 100.000. • Pada 31 Desember 2005, dalam persediaan termasuk Rp 20.000 laba yang belum direalisasi.

  24. Perhitungan Pendapatan Hak Minoritas • Penjualan arus ke bawah : Laba yang belum direalisasi Rp 20.000 direfleksikan dalam akun ‘penjualan’ dan ‘HPP’ induk, dan laba bersih anak = pendapatan realisasinya. Sehingga, perhitungan pendapatan hak minoritas tidak dipengaruhi oleh transaksi antar-perusahaan dan dihitung : Laba bersih anak Rp 50.000 x 20% = Rp 10.000 • Penjualan arus ke atas : Laba yang belum direalisasi Rp 20.000 direfleksikan dalam akun ‘penjualan’ dan ‘HPP’ anak, dan pendapatan yang direalisasi anak Rp 30.000. Perhitungan pendapatan hak minoritas : Laba bersih anak 50.000 Yang belum direalisasi 20.000 Pendapatan yang direalisasi 30.000 Pendapatan hak minoritas Rp 30.000 x 20% = 6.000

  25. Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi Catatan : Perbedaan dalam perhitungan laba bersih konsolidasi berdasarkan asumsi arus ke atas dan arus ke bawah hanya terletak pada perhitungan pendapatan hak minoritas.

  26. PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAKLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI31 DESEMBER 2005

  27. LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE BAWAH • Karena seluruh jumlah laba bruto atas barang dagangan yang dijual secara arus ke bawah dan sisanya yang terdapat pada persediaan perusahaan anak meningkatkan pendapatan perusahaan induk, maka seluruh jumlah tersebut harus dieliminasi dari laporan laba bersih perusahaan induk berdasarkan metode ekuitas. • Konsisten dengan metode konsolidasi satu baris, hal ini dilakukan dengan mengurangi pendapatan investasi dan akun investasi. • Dalam laporan konsolidasi, laba bruto yang belum direalisasi dieliminasi dengan meningkatkan HPP konsolidasi dan mengurangi persediaan atas dasar harga perolehan bagi entitas yang dikonsolidasikan.

  28. ILUSTRASI : PENANGGUHAN LABA ANTAR-PERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN ANTAR-PERUSAHAAN • PT Perkasa mempunyai 90% saham berhak suara PT Sakti. • Laporan L/R terpisah PT P dan PT S tahun 2007, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi:

  29. Penjualan PT P termasuk Rp15.000 yang dijual ke PT S dengan laba Rp 6.250. • Dalam persediaan PT S 31 Des 2007, termasuk 40% barang dagangan dari transaksi antar-perusahaan. Laba yang belum direalisasi dalam persediaan PT S Rp 2.500 (harga transfer 6.000 – harga pokok 3.500) direfleksikan dalam laba operasi PT P. • Pengakuan bagian atas pendapatan PT S dan penangguhan pengakuan laba yang belum direalisasi : Investasi pada PT S 9.000 Pendapatan dari PT S 9.000 Pendapatan dari PT S 2.500 Investasi pada PT S 2.500

  30. PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTISEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI31 DESEMBER 2007

  31. ILUSTRASI : LABA ANTAR-PERUSAHAAN SAAT PENJUALAN KEPADA ENTITAS LUAR • Barang dagangan yang diperoleh dari PT P selama 2007, dijual oleh PT S selama 2008, dan tidak ada transaksi antar-perusahaan sepanjang 2008. • Laporan L/R terpisah PT P dan PT S tahun 2008, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi:

  32. Dari sudut pandang PT P, laba yang belum direalisasi dari tahun 2007 direalisasi tahun 2008 dan pendapatan investasinya dicatat dan disesuaikan : Investasi pada PT S 13.500 Pendapatan dari PT S 13.500 Investasi pada PT S 2.500 Pendapatan dari PT S 2.500

  33. PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTISEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI31 DESEMBER 2008

  34. LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE ATAS • Penjualan arus ke atas meningkatkan penjualan, HPP, dan laba bruto anak, tetapi tidak mempengaruhi laba operasi induk sampai barang dagangan dijual oleh induk ke entitas lain. • Laba bersih induk dipengaruhi, karena induk mengakui bagiannya atas pendapatan anak atas dasar ekuitas. • Induk menangguhkan laba yang belum direalisasi sebesar persentase kepemilikannya pada perusahaan anak.

More Related