300 likes | 673 Views
LIBERALISASI KEPERAWATAN. Dra. Herawani, M.Kes, M.Kep. Direktur Bina Pelayanan Keperawatan Dibawakan pada Kuliah Program Magister Ilmu Keperawatan FIK-UI 19 April 2006. GLOBALISASI. Terjadi peningkatan aktivitas lintas batas (cross-border)
E N D
LIBERALISASI KEPERAWATAN Dra. Herawani, M.Kes, M.Kep. Direktur Bina Pelayanan Keperawatan Dibawakan pada Kuliah Program Magister Ilmu Keperawatan FIK-UI 19 April 2006
GLOBALISASI • Terjadi peningkatan aktivitas lintas batas (cross-border) • Dapat berdampak langsung atau tidak langsung, peningkatan • Dimulai dengan perkembangan teknologi • Berlaku untuk semua bidang • Yang dibahas khusus berkaitan dengan perdagangan
Globalisasi: peningkatan proses lintas batas (cross border) dari ide, informasi, uang, SDM, teknologi, barang, budaya, jasa & masalah penyakit, dll) Perdagangan Diupayakan untuk membuka pasar AFTA WTO APEC
WTO Organisasi Perdagangan Sedunia (149 anggota) • Bersekretariat di Geneva (Swiss) • Memutuskan berbagai perjanjian multi lateral yang mengayomi perjanjian bilateral (perundingan putaran) • Semua keputusan berdasarkan konsensus • Semua negara mempunyai kedudukan sama
Perjanjian WTO • World Trade Organization mempunyai tiga pilar: • GATT (goods) barang • TRIPS (intelectual property) hak cipta • GATS (jasa) tidak dapat dipegang WTO GATT TRIPS GATS
Prinsip WTO • Tidak membedakan perlakuan antara satu negara dengan negara lain (MFN) • Transparansi perundangan • Tidak membedakan perlakuan antara PMA dan PMDN (Domestic Regulation) • Memberikan akses pasar yang luas (Market-Acces)
Lingkup WTO dalam Kesehatan • Obat-obatan terkait dengan TRIPS, dimana paten obat berlaku internasional • Dalam GATS ada peraturan untuk barang yang berbahaya untuk kesehatan dan sanitasi (insektisida) • GATS berkaitan dengan pelayanan kesehatan, termasuk yang dikaitkan dengan profesionalisme
Prinsip Liberalisasi GATS • Liberalisasi Progresif (dilakukan secara bertahap) • Mengutamakan “kepentingan nasional” kalau merugikan “pasar” boleh ditunda • Mengetahui hak dan kewajiban • Transparansi • Non Public Sector • Bukan mempermasalahkan kependudukan, imigrasi & ketenagkerjaan secara umum
PERDAGANGAN BIDANG JASA • Perdagangan jasa dalam sistem perdagangan multilateral, regional dan bilateral • Diatur secara multilateral sejak Uruguay Round melalui GATS (General Agreement on Trade in Services) • Indonesia sudah meratifikasi perjanjian-perjanjian WTO termasuk GATS dengan UU No.7 tahun 1994 • Sistem perdagangan jasa multilateral : liberalisasi/akses pasar dan aturan-aturan (rules)
LIBERALISASI BIDANG JASA • Menghapuskan atau mengurangi hambatan-hambatan perdagangan (trade barriers) di bidang jasa • Mengembangkan aturan-aturan perdagangan jasa termasuk aturan-aturan domestik (domestic regulations) yang tidak menghambat perdagangan bidang jasa • Hambatan perdagangan menyangkut akses pasar (market access) dan perlakuan nasional (national treatment) • Lingkup perdagangan dan liberalisasi jasa menurut GATS
PERUNDINGAN BIDANG JASA1 • Komitmen liberalisasi berdasarkan GATS : perundingan untuk mencapai tingkat liberalisasi lebih tinggi secara berkelanjutan menuju liberalisasi secara penuh/substansial melalui putaran-putaran perundingan • Putaran Kedua Perundingan Jasa dimulai tahun 2000 • Putaran Perundingan Doha : Liberalisasi dengan dimensi pembangunan (Doha Development Agenda)
PERUNDINGAN BIDANG JASA2 • Mencakup seluruh sektor jasa (kecuali jasa pemerintah) dan semua modes of supply (cross-border, consumption abroad, commercial presence, dan presence of natural persons) • Pemahaman mengenai bentuk-bentuk/cara-cara pemberian jasa (modes of supply) dalam kerangka GATS - Lihat Contoh.
Business Communication Constructio0n & engineering Distribution Education Environment Financial Health Tourism & travel Recreation, cultural and sporting Transportation ‘others’ Sektor dalam GATS
A di Negara X menerima jasa konsultansi dari B di Negara Y melalui media internet/elektronik A dari Negara X menerima jasa kesehatan di Negara Y A dari Negara X membuka usaha patungan jasa keuangan di Negara Y A dari Negara X membuka praktek jasa akuntansi di Negara Y MODES OF SUPPLY • Cross-border Supply • Consumption Abroad • Commercial Presence • Movement of Natural Person
Posisi Indonesia • Indonesia telah mengajukan request ke beberapa negara (Badan PPSDM) • Sudah banyak permintaan/request dari USA, Jepang, Eropa untuk membuka pasar • Offer hanya di bidang RS (tertiary care, 400 tt, Jakarta dan Surabaya) • Tanpa diminta kita sudah membuka pasar untuk (autonomous liberalization): • RS, check up clinic, transportasi, dan evakuasi, serta balai komunikasi
PROSES NEGOSIASI • Lintas Sektor • Lingkup kerja • Kebijakan bersama Regulasi Indonesia Anggota WTO SEKTOR (Depkes) • Tim Nasional • Tim BJ • Tim Sektor Masyarakat Profesi & Pemodal
Masalah Kita1 • Kriteria pelayanan kesehatan/medik : Apa saja, bagaimana, dll • Keriteria kemitraan (manajemen, struktur, dll) • Kebijakan yang mendukung profesionalisme: • Sistem dan regulasi perijinan • Disusun Competency Based Learning dan Exam • Sistem pengawasan mutu • Besarnya peran swasta dalam pelayanan medik
Masalah Kita2 • Peningkatan kemampuan • Harmonisasi standar • Koordinasi dengan BKPM/BKPD??? Inpres No. 18/2000 • Pengawasan (tenaga asing, RS tradisional, dll)
Aturan-aturan/ Disiplin yang berkaitan dengan Kualifikasi, Standar Teknis, dan Perijinan (terkait dengan Profesi)1 • Aturan/disiplin yang tidak menciptakan hambatan yang tidak perlu atau berlebihan • Aturan-aturan yang “no more trade restrictive than necessary” • Pengertian “necessary” dan penerapan “necessity test” • Pengembangan disiplin didasarkan pada kriteria yang obyektif & transparan (seperti dalam hal kompetensi dan kemampuan memberikan jasa), tidak memberatkan selain yang diperlukan untuk menjamin kualitas jasa yang diberikan, serta tidak dimaksudkan untuk membatasi pemberian jasa itu sendiri
Aturan-aturan/ Disiplin yang berkaitan dengan Kualifikasi, Standar Teknis, dan Perijinan (terkait dengan Profesi)2 • Pengembangan disiplin diarahkan/didorong untuk mengadopsi standar-standar internasional atau diakui secara internasional • Pengembangan disiplin yang diperlukan dilakukan oleh WTO • Aturan/disiplin yang telah disusun untuk profesi Akuntan oleh WTO ditawarkan menjadi pedoman/acuan • GATS membuka kemungkinan melakukan MRA (Mutual Recognition Arrangement/Agreement) dengan negara lain berkaitan dengan persyaratan pendidikan, pengalaman, perizinan, sertifikasi, dll.
Aturan-aturan/ Disiplin yang berkaitan dengan Kualifikasi, Standar Teknis, dan Perijinan (terkait dengan Profesi)3 • Substansi disiplin/aturan kualifikasi, standar teknis, dan perizinan (licensing), antara lain: • Persyaratan bagi seseorang untuk memperoleh kualifikasi profesi tertentu (pendidikan, ujian, pelatihan, pengalaman, kemampuan bahasa, dll) • Prosedur yang harus ditempuh bagi calon untuk memperoleh kualifikasi termasuk persyaratan administratif • Standar teknis yang menyangkut karakteristik dari jasa dimaksud, atau definisinya serta bagaimana dilaksanakan
Aturan-aturan/ Disiplin yang berkaitan dengan Kualifikasi, Standar Teknis, dan Perijinan (terkait dengan Profesi)4 • Persyaratan perizinan bagi seseorang untuk memperoleh izin/lisensi untuk berpraktek atau melakukan kegiatan usaha (tempat tinggal, keanggotaan pada suatu asosiasi, uang jaminan, karakter yang baikm posisi keuangan, keharusan audit oleh Badan Pemerintah, dsb; juga langkah adminstratif dan proses penerbitan izin tersebut
Kondisi Indonesia khususnya DepKes1 • Pertemuan yang pernah dihadiri oleh Tim Departemen Kesehatan RI: • Pertemuan tingkat WTO di Jakarta • Pertemuan tingkat ASEAN • Pertemuan tingkat APEC • Pertemuan antar Negara • Pertemuan antar Departemen dan inter Departemen/Profesi
Kondisi Indonesia khususnya DepKes2 • Kesepakatan ASEAN: • Kesepakatan Mode 1 dan 2 “None” • Kesepakatan ode 3 dengan 2 alternatif: • Agar melibatkan sektor nasional dan Veterinary services • Pada prinsipnya Indonesia tidak menyetujui masuknya tenaga kesehatan asing melalui/digabung dalam Mode 3 (investasi) • Membuka investasi bagi ASEAN untuk RS Spesialistik dengan 200 TT di Medan dan Surabaya (Direktur Utama harus WNI)
Kondisi Indonesia khususnya DepKes3 • Kesepakatan WTO • Membuka investasi RS Spesialistik dengan 400 TT di Medan & Surabaya (Direktur Utama harus WNI) • Tenaga kesehatan sesuai kesepakatan • Kesepakatan APEC • Penawaran investasi RS sama dengan WTO dan ASEAN • Kerjasama dalam penanggulangan bencana (bencana alam, penyakit, spt flu burung, dll) • Tukar menukar informasi dan keahlian
Kebijakan DepKes Bidang Jasa Kesehatan • Membuka perdagangan Bidang Jasa Kesehatan tentang Perumah Sakitan: • ASEAN: RS Spesialistik dengan 200 TT di Medan & Surabaya • WTO: RS Spesialistik dengan 400 TT dgn lokasi Medan & Surabaya • Dengan ketentuan Direktur Utama harus WNI • Tenaga kerja asing berdasarkan peraturan yang masih berlaku atau perjanjian antar Negara • Untuk perdagangan yang bersifat Cross Border (Tele health/ Mode 1) dan pasien berobat ke LN (Mode 2) tidak bisa diatur dan tetap terbuka
PERAWAT • MODE 1 • Dalam Mode 1 tidak ada komitmen dalam Jasa Kesehatan (Unbound) karena sampai saat ini belum ada instrumen yang handal yang dapat menghambat masuknya jasa pelayanan kesehatan melalui cross border supply • MODE 2 • Dalam Mode 2 belum ada komitmen (Unbound), karena tidak ada batasan untuk menghambat misalnya seorang pasien untuk berobat ke luar negeri • MODE 3 • Pada Mode 3 berlaku hal-hal sbb: • Untuk Jasa Manajemen Keperawatan (Ners) dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) akan dinyatakan terbuka pada tahun 2010 • Diperlukan kriteria pelayanan keperawatan pada tahun 2005
Mode 3 (lanjutan) • Diperlukan Ners Council pada tahun 2007 • Diperlukan Sertifikasi Nasional pada tahun 2006 • Diperlukan Serifikasi Internasional pada tahun 2006/2007 • Diperlukan Lisensi pada tahun 2006 • Diperlukan System Akreditasi pada tahun 2005 • Mode 4 • Pada mode 4 yang menyangkut tenaga keperawatan asing berlaku hal-hal sbb: • Diperlukan Konsil Keperawatan pada tahun 2007 • Diperlukan Standar Profesi pada tahun 2005 • (Standar Pendidikan, Standar Pelayanan, Standar Kompetensi, Standar Etik) • Diperlukan Sistem Perijinan pada tahun 2005
Penutup • Perundingan menganai Liberalisasi Jasa sudah digelar sejak tahun 2000 termasuk Jasa Profesi • Persiapan harus sudah dimulai terutama berkaitan dengan Regulasi dan Institusi (Regulatory and Institutional) untuk memperkuat dan meningkatkan kemampuan jasa profesi masing-masing • Pengembangan aturan/disiplin profesi untuk masa akan datang akan berdampak pada pengurangan secara signifikan kebebasan/autonomi regulator Nasional melalui penerapan “necessity test” dalam konteks WTO • Perlu penanganan segera dan tanggung jawab kita bersama • Start now, wisely, involve everybody and looking for opportunity