110 likes | 395 Views
Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi : Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. Merancang, Merencana Lapangan Terbang, Ir. Heru Basuki Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE. ( LAPANGAN TERBANG ).
E N D
Materi : Perencanaan Lapangan Terbang • Buku Referensi : • Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, • Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. • Merancang, Merencana Lapangan Terbang, • Ir. Heru Basuki • Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE. ( LAPANGAN TERBANG ) LESSON - 7
LaluLintasUdara • Daerah HukumSistemPengontrolPenerbangan • Alat Bantu Navigasi Topic SevenPengawas Lalu Lintas Udara
Lalu Lintas Udara • Lalu lintas udara dlm dunia penerbangan mendasarkan • pada dua tipe, yaitu : • a) VFR → Visual Flight Rules, penerbangan dilakukan • secara visual, dalam keadaan cuaca baik, • tanggung jawab penerbangan ditangan pilot. • b) IFR → Instrument Flight Rules, penerbangan dilaku • kan dengan bantuan instrument, dalam kea- • daan cuaca buruk / lalu lintas udara ramai, • tanggung jawab penerbangan ada pada petu- • gas Air Traffic Control (ATC). • Sedang peraturan untuk fasilitas penerbangan dapat di • lakukan secara Colored airways dan Victor airways.
Colored airways → jalur penerbangan diberi warna I II Victor airways → jalur penerbangan menggunakan gelombang radio LF (Low Frequency) dan MF (Medium Frequency) • Daerah Hukum Sistem Pengontrol Penerbangan • Daerah hukum penerbangan dibedakan menjadi 3 bag. • berdasarkan sistem pengontrolan penerbangan, yaitu : Merah (Barat-Timur) Hijau (Utara-Selatan) Biru (Selatan-Utara) Jingga (Timur-Barat)
- Airport, dengansistempengontrolan Airport-traffic Control Tower (ACT), padajarak radius sebesar 5 mile - Terminal, dgnsistempengontrolan Approach Control Facility (ACF), padajarak radius sebesar 25-50 mile. ACF → bisaberupa ACT → bisaberupa TRACON (Terminal Radar – Approach CONtrol) - Enroute, dgnsistempengontrolan Air Route Traffic Control Centers (ARTCC), padajarak radius sebesar lebihbesardari 50 mile. Ketigadaerahhukumtersebutdapatdigambarkan sepertiberikut :
Airport Enroute Terminal Terminal • Alat Bantu Navigasi Alat bantu navigasi untuk penerbangan meliputi : a) External Aids, alat bantu navigasi diluar pesawat / di airport, dimana untuk external aids dibedakan, - External Overland Enroute Aids, peralatannya ter- diri dari : DME (Distance Measuring Equipment) → pengukur jarak.
VOR (Very-hight frequency Omni Range) → gelombang radio magnet elektronik u/ perjalanan TACAN (TACtial Air Navigation)→ azimuth & jarak VORTAC (VOR and TACAN) VOR-DMET (VOR, DME and TACAN) ARSR (Air Route Surveillance Radar) - External Overland Terminal Aids, peralatannyater- diridari : ILS (Instrument Landing System), berupa : 1) Localizer, menginformasikanposisipesawatterha- dap centerline runway, lokasi localizer beradadi sisiluarperpanjangan runway ± 1000 feet drujung runway → “ketepatanposisipesawatthd runway”
2) Glide-Slope, menginformasikan sudut approach pesawat terhadap runway, lokasi glide-slope berada di kanan dan kiri runway dengan jarak 750-1250 ft dari awal runway dan 400-650 ft dari tepi runway → “sudut approach yg diizinkan 2° - 3°” 3) LOM (Landing Outer Marker), menginformasikan progress pada waktu approach (mengetahui berapa jauh dengan runway), lokasi LOM dipasang ± 4-5 nautical mile dari ujung akhir runway. 4) MM (Middle Marker), menginformasikan progress pada waktu approach, lokasi MM dipasang ± 3.000 feet dari ujung akhir runway di daerah clearway (Extended Safety Area).
5) IM (Inner Maker), menginformasikan pada jarak tersebut pilot sudah dapat melihat landasan. lokasi IM dipasang ± 1.000 feet dari ujung akhir runway, peralatan IM diperlukan untuk daerah yang visibi- litynya jelek → “jika pada kondisi tersebut tidak dipenuhi (landasan tidak terlihat), maka pesawat harus terbang lagi / landing dibatalkan. MLS (Microwave instrument Landing System), berupa 1) Localizer, mengontrol pesawat pada bidang horison- tal (dengan sudut 20° - 60° dari centerline). 2) Glide-Slope, mengontrol pesawat pada bidang verti- kal / ketinggian pesawat (dengan sudut 1° - 15°).
- External Overwater Enroute Aids, peralatan exter- nal pada daerah enroute lokasi lautan. b) Internal Aids, alat bantu navigasi di dalam pesawat / dicockpit pesawat, dimana u/ internal aids dibedakan - Internal Overland Enroute Aids, peralatan internal saat berada pada daerah enroute lokasi daratan. - Internal Overland Terminal Aids, peralatan internal saat berada pada daerah terminal lokasi daratan. - Internal Overwater Enroute Aids, peralatan internal saat berada pada daerah enroute lokasi lautan. Semua peralatan internal terpasang pada cockpit pe- sawat dan pengoperasiannya juga dari cockpit (pilot).