520 likes | 904 Views
TS4435 Transportation Planning. Mode Split. The Conventional “Four Step” Modelling Process Hutchinson, 1973. Shall I travel somewhere? The Trip Generation Step Where shall I go? The Trip Distribution Step Which mode of transport shall I use? The Modal Choice Step
E N D
TS4435 Transportation Planning Mode Split
The Conventional “Four Step” Modelling ProcessHutchinson, 1973 • Shall I travel somewhere? • The Trip Generation Step • Where shall I go? • The Trip Distribution Step • Which mode of transport shall I use? • The Modal Choice Step • Which route shall I take? • The Traffic Assignment Step
Model Pemilihan Moda Bertujuan untuk memperkirakan proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda tertentu. Proses ini dilakukan dengan mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar untuk mengetahui peubah bebas (x) yang akan mempengaruhi pemilihan moda.
Model Pemilihan Moda Setelah dikalibrasi, model dapat dipergunakan untuk meramalkan pemilihan moda dengan mempergunakan nilai peubah bebas (x) pada masa mendatang. Pemilihan moda juga mempertimbangkan pergerakan yang menggunakan lebih dari satu moda dalam suatu perjalanan (multimoda).
Model Pemilihan Moda Pemodelan pemilihan moda merupakan bagian yang tersulit untuk dimodelkan dari keempat tahapan model perencanaan transportasi.
Total Pergerakan Bergerak Tidak Bergerak Berjalan Kaki Berkendaraan Umum Pribadi Bermotor Tidak Bermotor Tidak Bermotor Bermotor Mobil Motor Jalan Rel Jalan Raya Bus Paratransit
Moda Transportasi • PRIVATE TRANSPORTATION Moda transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu bebas memakainya kemana saja, dimana saja dan kapan saja dia mau, bahkan mungkin juga dia tidak memakainya sama sekali (mobilnya disimpan di garasi).
Moda Transportasi • PUBLIC TRANSPORTATION Moda transportasi yang diperuntukkan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan tersebut.
Karakteristik Sistem Transportasi • Lama perjalanan (relative travel time) berjalan ke terminal, menunggu kendaraan, selama berada didalam kendaraan. • Biaya perjalanan (relative travel cost) tiket, bahan bakar, toll, dlsb. • Tingkat pelayanan kenyamanan, kepuasan, dlsb. • Kemudahan pencapaian tujuan • Keandalan angkutan umum tepat waktu, ketersediaan ruang parkir, tarif, dlsb.
Faktor Karakteristik Perjalanan (Travel Characteristics) • Tujuan perjalanan (trip purpose) kerja, sekolah, dlsb. • Waktu perjalanan (time of trip made) pagi, sore, hari libur, dlsb. • Panjang perjalanan (trip length) jarak tempuh dan waktu tempuh.
Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler Characteristics) • Pendapatan (income). • Kepemilikan kendaraan (car ownership). • Kondisi kendaraan pribadi. • Kepadatan pemukiman (density of residential development). • Struktur dan ukuran keluarga.
Pelaku Perjalanan (TRIP MAKER) • CAPTIVE jumlah terbesar di negara berkembang golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan angkutan umum karena ketiadaan kendaraan pribadi masyarakat miskin atau ekonomi lemah
Pelaku Perjalanan (TRIP MAKER) • CHOICE jumlah terbanyak di negara maju golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke kendaraan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi masyarakat kaya atau ekonomi kuat.
Karakteristik Kota dan Zona (Spasial Characteristics) • Jarak kediaman dengan tempat kegiatan. • Kepadatan penduduk (population density).
Contoh Penggunaan Model Logit-Biner • X1waktu tempuh selama berada di dalam kendaraan (dalam satuan menit). • X2waktu menunggu (dalam satuan menit). • X3biaya operasi kendaraan (dalam satuan uang). • X4biaya terminal (dalam satuan uang). • Nilai Waktu X1 2 satuan uang/menit • Nilai Waktu X2 4 satuan uang/menit
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
Analisis Uji Kepekaan • Kasus 1 • peningkatan BBM +50% X3 x 1,5. • Kasus 2 • penurunan waktu tempuh –40% X1 x 0,6. • Kasus 3 • peningkatan pelayanan KA waktu tempuh –40% X1 x 0,6 dan X2 x 0,6. • Kasus 4 • biaya terminal bus ditiadakan X4 = 0.
Contoh Penggunaan Model Logit-Biner • X1waktu tempuh selama berada di dalam kendaraan (dalam satuan menit). • X2waktu menunggu (dalam satuan menit). • X3biaya operasi kendaraan (dalam satuan uang). • X4biaya terminal (dalam satuan uang). • Nilai Waktu X1 2 satuan uang/menit • Nilai Waktu X2 4 satuan uang/menit